Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN SPACE


OCCUPYNG LESION (SOL)

Oleh
Ns. Angga Arfina, M.Kep
Defenisi

• Menurut Black dan Hawks (2009) tumor otak


merupakan space occupaying lesion yaitu
suatu proses terjadinya desak ruang pada
otak.
• Tumor otak adalah sebuah lesi yang terletak
pada intrakranial yang menempati ruang
didalam tengkorak (Smeltzer, Bare, Hinkle &
Cheever, 2010).
• Tumor otak diklasifikasikan berdasarkan
lokasi atau jenis jaringannya.
• Lesi intrakranial adalah lesi primer yang
berkembang, awalnya di jaringan otak,
ekstensi tumor meningen, saraf kranial,
kelenjar pituitary dan bermetastasi dari
tumor yang berasal dalam system tubuh
lainnya (White, Duncan & Baumle, 2013).
Etiologi
• Penyebab dari tumor otak belum diketahui
atau bersifat idiopatik, walaupun tipe sel
tumor dapat diidentifikasi.
• Pada tumor otak mekanisme penyebab sel
menjadi abnormal belum diketahui (Black &
Hawks, 2009).
Klasifikasi
• Menurut Lewis, Dirksen, Heitkemper dan Bucher
(2011) tumor otak dapat terjadi pada setiap
bagian otak dan sumsum tulang belakang.
• Tumor otak dapat terjadi secara primer maupun
sekunder.
• Tumor otak primer timbul dari jaringan dalam
otak.
• Jaringan ini terdiri dari sel neuroglia, dari neuron
atau sel saraf cranial dan struktur pembungkus
otak.
• Sedangkan tumor otak sekunder dapat
terjadi akibat metastasis neoplasma ganas
di tempat tubuh lain.
• Hal ini dapat terjadi seperti adanya kanker
pada paru-paru, payudara, ginjal yang
mengalami melanoma malignan (Black &
Hawks, 2009).
Lanjutan...
GLIOMA
• Glioma malignan banyak terjadi pada neoplasma otak
dengan jumlah kira-kira 45% dari semua tumor otak.
• Biasanya tumor ini tidak dapat dibuang secara total.
• Hal ini disebabkan karena tumor sudah menyebar dengan
infiltrasi ke dalam jaringan sekitar saraf, sehingga hal ini
tidak dapat dipertimbangkan untuk direseksi tanpa
menyebabkan adanya kerusakan pada struktur vital
(Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2010).
MENINGIOMA
• Meningioma mewakili 15% dari semua tumor otak primer,
biasanya berada di arakhnoid.
• Meningioma tumbuh secara lambat dan paling sering
terjadi pada dewasa setengah baya dan wanita.
• Paling sering terjadi di daerah proksimal sinus vena.
• Manifestasi bergantung pada daerah yang terlibat dan
merupakan hasil kompresi invasi jaringan otak.
Acoustic Neuroma
• Merupakan sebuah tumor pada sraf cranial kedelapan,
yaitu saraf pendengaran dan keseimbangan.
• Biasanya mundul dalam meatus auditori internal dan
berkembang sebelum pengisian serebelopontin berhenti
(Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2010).
• Pada penderita neuroma akustik dapat bermanifestasi
adanya tinnitus, episode vertigo, berjalan sempoyongan,
kehilangan pendengaran pada salah satu telinga atau
total (Black & hawks, 2009).
Hypofisis Adenoma
• Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan kelenjar kecil
yang terletak di sela tursika yang menempel pada
hipotalamus.
• Kelenjar ini terbagi dua lobus anterior (adeno hipofisis)
dan posterior (neurohipofisis).
• Lobus anterior mengeluarkan hormone pertumbuhan,
ACTH, TSH, prolaktin, FSH dan LH.
• Sedangkan lobus posterior menyimpan dan melepaskan
hormone antidiuretik dan oksitosin.
• Tumor hipofisis menunjukkan 8-12% dari semua tumor
otak yang menekan struktur sekitar dan menyebabkan
perubahan fungsi hormone.
Lanjutan....
• Pengaruh tekanan ini dapat menimbulkan gejala berupa
sakit kepala, gangguan fungsi penglihatan, peningkatan
TIK, dan gangguan hipotalamus (Smeltzer, Bare, Hinkle &
Cheever, 2010).
Angioma
• Angioma otak merupakan bentuk pembesaran massa
pada pembuluh darah abnormal yang didapat di dalam
ataupun di luar daerah otak.
• Angioma otak dapat menyebabkan menimbulkan gejala
dan adapula tanpa timbulnya gejala.
• Kadang-kadang diganosa dapat memberikan kesan
adanya angioma dibeberapa tempat di dalam kepala yang
disertai suara bruit (suara abnormal) yang terdengar
sampai di tenggorokan.
• Pada angioma pembuluh darah tipis, dan pasien berisiko
untuk terjadinya cedera vascular serebral (stroke).
• Pada orang berusia di bawah 40 tahun adanya
perdarahan serebral memungkinkan kesan terjadinya
angioma (Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2010).
Astrocytomas
• Menurut Black dan Hawks (2009) tumor ini dapat muncul
dari system saraf.
• Tumor ini merupakan tumor yang paling sering dari tumor
primer dan dapat ditemukan di hemisfer otak.

Metastatic Brain Tumor


• Merupakan metastase dari kanker sistemik yang
menyerang otak dan paling banyak terjadi.
• Gejala yang dapat muncul berupa sakit kepala, gangguan
gaya berjalan, kerusakan penglihatan, ketidakmampuan
mengingat, kelemahan fokal dan paralisis, afasia dan
kejang.
SPACE OCCUPYNG LESION
PATOFISIOLOGI
• Tumor otak akan menyebabkan infiltrasi, menekan dan
menggeser jaringan normal otak.
• Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah seperti
edema serebral atau inflamasi jaringan otak, peningkatan
tekanan intracranial (TIK), defisit fungsi neurologi,
obstruksi cairan serebrospinal (CSF) dan gangguan
fungsi pituitary.
• Edema serebral atau edema vasogenis merupakan
perubahan permeabilitas jaringan kapiler endotel yang
memungkinkan plasma meresap ke dalam ruang
ekstraselular.
• Hal ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan TIK
dan gejala lain tergantung paa lokasi lesi primer.
• Selain itu juga dapat menimbulkan sindrom herniasi otak.
• Defisit neurologis terjadi karena adanya edema, infiltrasi,
distorsi dan kompresi jaringan otak sekitarnya.
• Pembuluh darah otak menjadi kompresi karena edema
dan peningktan TIK.
• Kompresi juga menyebabkan iskemia karena kurangnya
pasokan oleh pembuluh darah.
• Selain itu tumor juga dapat menyebar ke dinding
pembuluh darah otak yang menyebabkan pembuluh
darah di jaringan sekitar pecah dan terjadi perdarahan.
• Sekitar 33% pasien dengan tumor otak akan terjadi
kejang akibat gangguan aktivitas listrik otak yang normal.
• Peningkatan TIK juga berhubungan dengan terjadinya
hidrosefalus akibat obstruksi aliran CSF atau perpindahan
dari ventrikel lateral oleh lesi yang berkembang.
• Tumor menghalangi duktus Sylvius atau salah satu dari
ventrikel di ruang subarachnoid.
• Tumor juga dapat menghambat aliran CSF dari ventrikel
keempat ke foramen Luscka atau Magendie.
• Dengan adanya tumor otak terjadi obstruksi aliran CSF
normal yang menyebabkan hidrocepalus dan akhirnya
mengarah pada peningkatan TIK.
• Disfungsi pituitary terjadi akibat tumor yang menekan
hipofisis dan menyebabkan sindrom antidiuretik hormone
(SIDH) atau diabetes insipidus.
• Gangguan ini mengakibatkan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit yang parah dan dapat mengancam
kehidupan (Ignatavicius & Workman, 2006).
• KMBI III 2018\MINMAPPING REVISI.xlsx
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinis tumor otak tergantung pada lokasi dan
ukuran tumor.
• Laju pertumbuhan dan munculnya gejala tergantung pada
lokasi, ukuran dan tingkat mitosis sel-sel jaringan.
• Gejala umumnya antara lain adalah:
 Sakit kepala menetap dan kadang-kadang berdenyut.
 Kejang
 Mual dan muntah akibat peningkatan TIK.
 Disfungsi kognitif termasuk suasana hati, perubahan
kepribadian
 Kelemahan otot,
 Penurunan sensorik,
 Afasia
 Disfungsi spasial visual
Evaluasi Diagnostik
• Pencitraan CT Scan dapat memberikan informasi
menyangkut jumlah, ukuran dan kepadatan jejas tumor
dan meluasnya edema serebral sekunder.
• MRI digunakan untuk mendeteksi jejas yang kecil,
mendeteksi tumor di dalam batang otak dan daerah
hipofisis yang tidak dapat dilihat dengan CT Scan.
• Biopsy stereotaktik digunakan untuk mendiagnosis
kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan
dasar pengobatan serta informasi prognosis.
Lanjutan...

• Angiografi serebral dilakukan untuk memberikan


gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
serebral.
• Elektroensefalogram (EEG) dapat mendeteksi gelombang
otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
• Menurut Black dan Hawks (2009) pengobatan yang dapat
dilakukan pada pasien dewasa dengan kanker otak yaitu
banyak pilihan.
• Tujuan utamanya adalah menentukan diagnosis dan yang
sering dilakukan adalah pembedahan.
• Tujuan lainnya adalah mengontrol peningkatan tekanan
intrakranial, pengontrolan dan pencegahan kejang,
monitor defisiensi saraf motorik, sensorik dan cranial.
Lanjutan...
Terapi radiasi
• Pada tumor otak primer diberikan kekuatan rasiasi sekitar
6000 Gy diberikan 5 kali dalam seminggu selama 6
minggu.
• Untuk pasien dengan tumor metastase diberikan radiasi
dengan kekuatan kira-kira 3000 Gy.
• Hal ini tergantung pada karakteristik tumor,volume
jaringan yang tidak di radiasi, dan tujuan terapi radiasi.
Kemoterapi
• Kemoterapi dapat diberikan pada saat sebelum, selama
dan sesudah terapi.
• Ada tantangan dalam menggunakan kemoterapi seperti
adanya sawar darah otak yang sulit ditembus.
• Penggunaan deuretik manitol dapat menembus sawar
otak.
• Temozolamide merupakan agen kemoterapi yang efektif
pada tumor otak.

Tindakan pembedahan
• Kraniotomi merupakan pembedahan yang dilakukan pada
tulang tengkorak dengan tujuan memindahkan atau
mengambil jaringan tumor di dalam otak (Black & Hawks,
2009).
Penatalaksanaan Keperawatan
• Pasien dengan tumor otak mempunyai
masalah adanya aspirasi yang
berhubungan dengan disfungsi saraf.
Peran perawat dalam menangani pasien
dengan tumor otak adalah:
Preoperative care
• Pengkajian preoperatif termasuk
pengkajian rutin dari perawat, baik
sebelum operasi, selama operasi dan
sesudah operasi.
Lanjutan...
• Perawat akan memperoleh data berdasarkan:
 Mengkaji manifestasi klinik seperti sakit kepala, mual,
muntah dan deficit fokal.
 Mengkaji tanda vital, tingkat kesadaran, orientasi
(tempat, waktu, dan orang), kemampuan mengikuti
instruksi, pupil (bentuk, ukuran, reaksi terhadap
cahaya dan akomodasi), pergerakan ekstraokuler
mata, serta fungsi saraf cranial.
 Pengkajian sensasi, keterbatasan aktivitas,
dorsofleksi/ plantar fleksi, paralisis, status mental.
Postoperative Care
• Komplikasi umum postoperasi setelah
pembedahan intracranial tidak berbeda
dengan bentuk pembedahan lain.
• Ekimosis dan edema periorbital dapat
muncul sementara.
• Pantau juga tanda peningkatan tekanan
intracranial (Black & Hawks, 2009).
Asuhan Keperawatan
• Identitas pasien
• Riwayat kesehatan apakah klien pernah terpajan zat zat
kimia tertentu, riwayat tumor pada keluarga, penyakit
yang mendahului seperti sklerosis TB dan penyakit
neurofibromatosis, kapan gejala mulai timbul
• Aktivitas / istirahat
 Gejala : kelemahan atau keletihan, kaku, hilang
keseimbangan.
 Tanda : perubahan kesadaran, letargi, hemiparese,
quadriplegi, ataksia, masalah dalam keseimbangan,
perubaan pola istirahat, adanya faktor faktor yang
mempengaruhi tidur seperti nyeri, cemas, keterbatasan
dalam hobi dan dan latihan
• Sirkulasi
 Gejala : nyeri kepala pada saat beraktivitas, perubahan pada
tekanan darah atau normal, perubahan frekuensi jantung.
• Integritas Ego
 Gejala : faktor stres, perubahan tingkah laku atau
kepribadian
 Tanda : cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi,
bingung, depresi dan impulsif.
• Eliminasi
 Gejala : inkontinensia kandung kemih, usus mengalami
gangguan fungsi.
• Makanan / cairan
 Gejala : mual, muntah proyektil dan mengalami perubahan
selera.
 Tanda : muntah (mungkin proyektil), gangguan menelan
(batuk, air liur keluar, disfagia)
• Neurosensori
 Gejala : amnesia, vertigo, synkop, tinitus, kehilangan
pendengaran, tingling dan baal pad aekstremitas, gangguan
pengecapan dan penghidu.
 Tanda : perubahan kesadaran sampai koma, perubahan
status mental, perubahan pupil, deviasi pada mata
ketidakmampuan mengikuti, kehilangan penginderaan, wajah
tidak simetris, genggaman lemah tidak seimbang, reflek
tendon dalam lemah, apraxia, hemiparese, quadriplegi,
kejang, sensitif terhadap gerakan
• Nyeri / Kenyamanan,
 Gejala : nyeri kepala dengan intensitas yang berbeda dan
biasanya lama.
 Tanda : wajah menyeringai, respon menarik dri rangsangan
nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa istirahat / tidur.
• Pernapasan
 Tanda : perubahan pola napas, irama napas
meningkat, dispnea, potensial obstruksi.
• Hormonal : Amenorhea, rambut rontok, dabetes
insipidus.
• Sistem Motorik : scaning speech, hiperekstensi sendi,
kelemahan
• Keamanan
 Gejala : pemajanan bahan kimia toksisk, karsinogen,
pemajanan sinar matahari berlebihan.
 Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi
• Seksualitas
 Gejala : masalah pada seksual (dampak pada
hubungan, perubahan tingkat kepuasan)
• Interaksi sosial : ketidakadekuatan sitem pendukung,
riwayat perkawinan, kepuasan rumah tangga, dukungan,
fungsi peran.
NURSING MANAGEMENT SOL
• D:\ANGGA FILE\KMB\NURSING MANAGEMENT
SOL.docx

Anda mungkin juga menyukai