Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN SOL


(SPACE OCCUPIED LESSION)
DI RUANG HCU FLAMBOYAN BLUD RSUD KOTA BANJAR

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Belajar Klinik)

Keperawatan Gawat Darurat


Dosen Pembimbing : Aap Apipudin, SKP., MM

Disusun oleh:

Dede Gilang Cahyana

1903277056

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS
JLN. K.H AHMAD DAHLAN NO.20
2023
A. DEFINISI
SOL (Space Occupying Lesion) merupakan generalisasi adanya
lesi pada ruang intrakranial khususnya yang mengenai otak. Terdapat
beberapa penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti
kontusio serebri, hematom, infark, abses otak dan tumor pada intrakranial
(Butt et al. 2005; Jindal et al. 2016). SOL disebut juga tumor otak atau
tumor intracranial yaitu proses desak ruang yang timbul didalam rongga
tengkorak baik. Tumor otak adalah pertumbuhan yang abnormal dari sel-
sel jaringan otak baik yang berasal dari otak ataupun meningen/selaputnya
baik bersifat jinak atau ganas yang menyebabkan proses desak ruang.
Pendesakan juga dapat diakibatkan adanya edema disekitar tumor yang
dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
B. KLASIFIKASI
Tumor otak diklasifikasikan menjadi :
1. Tumor yang berkembang di dalam atau di atas saraf kranial Ex. :
neuroma akustik
2. Tumor yang muncul dari pembungkus otak (meningen) Ex. :
meningioma
3. Tumor yang berasal dari jaringan otak Ex. : glioma
4. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya

Berdasarkan jenis tumor dapat dibedakan menjadi :


1. Jinak (benigna)
Ex. : acoustic neuroma, meningioma, pituitang edenoma, astrocitoma
(tingkat I)
2. Ganas (maligna)
3. Ex. : astro cytoma, oligodeudioglioma, apendyoma (tingkat 2, 3, 4)

Berdasarkan lokasinya, tumor dibedakan menjadi:


1. Tumor intra dural
a. Tumor intra kranial extra cerebral
Ex.: neuroma, tumor hypofise, meningioma.
b. Tumor infrakranial intra cerebral
Ex. : glioma, astrocytoma, dan ganglioma
2. Tumor ekstra dural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, paru,
ginjal dan lambung.
C. ETIOLOGI
Penyebab tumor masih sedikit yang diketahui.
Faktor risiko SpACE Occupying Lession (SOL) :
1. Faktor genetik seperti sindrom Gorlin, sindrom Turcot,
neurofibromatosis tipe 1 dan 2
2. Riwayat trauma kepala
3. Riwayat menjalani radioterapi
4. Riwayat memiliki penyakit infeksi seperti penyakit paru obstruktif
kronis yang dapat memicu terjadinya abses serebral, penyakit TB paru
dapat memicu adanya tuberculoma, dll.
5. Berat badan berlebih atau obesitas dapat meningkatkan risiko
meningioma
6. Defisiensi imunologi
D. PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala
terjadi berurutan hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam
pemeriksaan klien. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan vocal terjadi
apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi / inovasi langsung pada
parenkim otak dengan jaringan neuron. Gejala neurologik pada tumor
otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal,
disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal
terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/ invasi
langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Tentunya disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang
tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan
tumor yang bertambah menyebabkan nekrosis jaringan otak.
Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi
sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan avebrovaskuler primer. Sedangkan
kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro
dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai
darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang
juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat
gangguan neurologis fokal.
Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :
bertambahnya masa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar
tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor
menyebabkan bertambahnya masa, karena tumor akan mengambil
ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas
menimbulkan edema dalam jaringan otak. Mekanisme belum
seluruhnya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik
yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang
disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan
kenaikan volume intrakranial. Obstruksi sirkulasi cairan
serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruang subaralinoid
menimbulkan hidrochepalus.
Peningkatan TIK akan membahayakan jiwa, bila terjadi
secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan
sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-
hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak
berguna apabila TIK timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini
antara lain bekerja menurunkan volume darah intrakranial, volume
cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-
sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan
herniasi inkus serebral. Herniasi timbul bila girus medialis lobus
temporal bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh masa
dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mensensefalon
menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ketiga. Pada
herniasi serebelum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui
foramen magnum oleh suatu masa posterior kompresi medulla
oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat, intrakranial yang
cepat adalah bradikardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran
tekanan nadi dan gangguan pernafasan).
E. PATHWAY
F. MANIFESTASI KLINIS
Peningkatan intrakranial
1. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus menerus, tumpul dan kadang-kadang
bersifat hebat sekali, biasanya paling hebat pada pagi hari dan
diperberat saat beraktivitas yang yang menyebabkan peningkatan TIK,
yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.
2. Nausea dan muntah
Akibat rangsangan pada medula oblongata
3. Pappil edema
Statis vena menimbulkan pembengkakan pada papila saraf optikus
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi akibat SOL berupa penurunan berat
badan, nyeri punggung atau nyeri kepala, pembengkakan perut, sulit
bernapas, bentuk wajah dan kepala tidak normal, komplikasi tumor otak
dapat memburuk dengan cepat dan mengancam nyawa. Tumor otak dapat
menimbulkan perdarahan yang memicu peningkatan tekanan dalam otak.
Pada beberapa kasus, tumor otak dapat mendesak bagian otak lain
terdorong ke tulang belakang karena adanya peningkatan tekanan, hal ini
yang disebut dengan herniasi. Tanda herniasi otak berupa napas cepat dan
tubuh menjadi kaku. Kondisi ini sangat berbahaya dan mengancam nyawa.
Komplikasi khusus / spesifik pembedahan intrakranial tergantung pada
area pembedahan dan prosedur yang diberikan, misalnya:
- Kehilangan memory
- Paralisis
- Peningkatan ICP
- Kehilangan / kerusakan verbal / berbicara
- Kehilangan / kerusakan sensasi khusus
Peningkatan TIK yang disebabkan edema cerebral / perdarahan
adalah komplikasi mayor pembedahan intrakranial, memfestasi klinik :
- Perubahan visual dan verbal
- Perubahan kesadaran (level of conciousnes/LOC) berhubungan
dengan sakit kepala
- Kelemahan otot / paralysis
- Perubahan pernafasan
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen tengkorak
Untuk diagnostik sekurang-kurangnya diambil dari 2 arah, ialah
anteroposterior dan lateral.
2. Lumbal fungsi, arteriografi dan pneumoensefalografi
3. EEG
4. CT-scan
5. MRI
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tatalaksana SOL harus dilakukan sejak dini dengan tujuan untuk
mempermudah penanganannya. Apabila tidak segera ditangani, kondisi
dapat memburuh seiring berjalannya waktu. Pada kasus keganasan, tumor
otak primer biasanya tidak menyebar dan hanya diam di satu tempat saja,
tetapi tumor otak bisa memberikan tekanan dan merusak area sekitarnya.
Pengobatan tumor otak bergantung dari berbagai hal seperti ukuran, jenis
dan lokasi tumor tersebut.
1. Tatalaksana utama dari tumor otak adalah radioterapi, kemoterapi atau
operasi. Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk
membunuh sel tumor. Efek samping dari terapi radiasi umumnya
berupa rasa lelah, nyeri kepala, penurunan daya ingat, dan iritasi kulit
kepala.
2. Kemoterapi menggunakan obat untuk membunuh sel kanker. Obat
kemoterapi dapat diminum atau disuntikkan. Obat kemoterapi yang
paling sering digunakan untuk mengatasi tumor otak adalah
temozolomide. Efek samping kemoterapi pada umumnya adalah mual,
muntah, dan rambut rontok.
3. Radiosurgery adalah terapi yang melibatkan pancaran sinar radiasi
untuk membunuh sel tumor pada area yang kecil. Bila tumor otak
memiliki lokasi yang memungkinkan untuk dilakukannya operasi,
dokter akan mengangkat bagian tumor sebanyak mungkin. Risiko
operasi tumor otak antara lain adalah infeksi dan perdarahan.
4. Adapun tatalaksana lainnya dapat dilakukan untuk meredakan gejala
seperti pemberian obat untuk menurunkan tekanan dalam kepala yang
meningkat, obat antikejang, obat antinyeri dan untuk mengatasi gejala
mual-muntah.

J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pemeriksaan fisik
- Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorlektasi, afasia, penurunan
atau kehilangan memori, efek tidak sesuai, berdesis
- Pengliharan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur,
diplopia, halusinasi
- Pendengaran : tinnitus, penurunan pendengaran, halusinasi
- Jantung : bradikardi, hipertensi
- System pernafasan : irama nafas meningkat, dyspnea, potensial,
obstruksi jalan nafas
- System hormonal : aminorhea, rambut rontok, dm
- Motoric : kelemahan sendi, hiperekstensi, disfungsi neuro auskuler,
ataxia
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas inefektif b.d gangguan fungsi otot pernafasan
2. Perubahan perfusi jaringan otak b.d kerusakan sirkulasi vaskuler
serebral
3. Nyeri b.d Peningkatan TIK
4. Kebutuhan nutrisi tidak adekuat b.d anoreksia
5. Perubahan persepsi sensori visual b.d Penurunan ketajaman
penglihatan
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Pola nafas inefektif b.d Setelah dilakukan tindakan  Monitor frekuensi,
gangguan fungsi otot irama, kedalaman
keperawatan selama 1x24 jam
pernafasan pernafasan.
diharapkan pola nafas kembali  Posisikan pasien
efektif semi fowler untuk
memaksimalkan
Kriteria Hasil : ventilasi.
 Respirasi Normal  Berikan instruksi
untuk latihan nafas
 Sesak Nafas Berkurang dalam yang efektif.
 Kolaborasi
pemberian O2
sesuai indikasi
2 Perubahan perfusi Setelah dilakukan tindakan  Tentukan faktor –
jaringan otak b.d faktor yang
keperawatan selama 1x24 jam
kerusakan sirkulasi berhubungan
diharapkan kerusakan jaringan dengan keadaan
vaskuler serebral
tertentu atau yang
cerebral tidak meluas
menyebabkan
Kriteria Hasil : penurunan
perfusi jaringan
 TIK menurun
serebral dan
 Jaringan nekrotik cerebral potencial
peningkatan TIK.
berkurang
 Pantau /catat
 Sirkulasi vaskuler cerebral status neurologis
secara teratur.
normal
 Perhatikan
adanya gelisah
yang meningkat,
 peningkatan
keluhan
 kolaborasi
pemberian obat
deuretik
contohnya manitol
3 Nyeri b.d peningkatan Setelah dilakukan tindakan  Kaji keluhan
TIK keperawatan selama 1x24 nyeri, intensitas,
jam diharapkan nyeri karakteristik,
berkurang/hilang. lokasi, lamanya,
dengan skala 0-
Kriteria Hasil :
10.
 Pasien rileks.
 Berikan
 Skala nyeri turun
lingkungan yang
tenang.
 Berikan kompres
dingin pada
kepala, pakaian
dingin diatas mata
 Kolaborasi
pemberian
analgetik seperti
asetaminofen,
kodein.

4 Kebutuhan nutrisi tidak Setelah dilakukan tindakan  Awasi masukan,


adekuat b.d anoreksia keperawatan selama 2x24 jam berikan makan
diharapkan nutrisi pasien sedikit dalam
terpenuhi. frekuensi sering
Kriteria Hasil :  Berikan perawatan
 Pasien menghabiskan mulut sebelum
porsi makan makan.
 BB bertambah  Anjurkan makan
pada posisi duduk
tegak.
 Kolaborasi
pemberian diet
tinggi kalori atau
protein nabati.
5 Perubahan persepsi Setelah dilakukan tindakan  Evaluasi
sensori visual b.d keadaan pupil,
keperawatan selama 3x24 jam
Penurunan ketajaman catat ukuran,
penglihatan diharapkan papil edema (-) ketajaman,
kesamaan
Kriteria Hasil :
antara kiri dan
 Lapang pandang kembali kanan dan
reaksinya
normal
terhadap
cahaya .
 Gunakan
penerangan
siang atau
malam hari.
 Rujuk pada
ahli fisioterapi,
terapi okupasi,
terapi wicara,
dan terapi
kognitif.

Anda mungkin juga menyukai