Mucocele
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Indah Rahayu
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang / 12 Januari 2001
Suku : Melayu
Jenis Kelamin : Wanita
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Alamat : Rusun Blok 20 lt 2
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Pelajar
Peserta Asuransi Kesehatan : Jamkesmas
Nomor rekam medik : 300469
B. ANAMNESA
Keluhan Utama
Ibu pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada bibir bawah sebelah dalam
anaknya yang disadarinya 1 bulan yang lalu. Benjolan tersebut semakin lama
semakin membesar, tidak sakit dan tidak mudah berdarah ketika makan dan tersentuh.
Pasien ingin benjolan tersebut diambil karena mengganggu kenyamanan pada saat
makan dan berbicara. Ibu pasien juga khawatir benjolan tersebut terus membesar.
Kebiasaan Buruk
Pasien sering menggigit bibir
Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang pelajar yang tinggal bersama orangtuanya dan ke-2
saudaranya,.
Riwayat Penyakit Sistemik
Pasien tidak memiliki penyakit sistemik.
C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar Getah Bening :
Kanan: tidak teraba dan tidak sakit
Kiri: tidak teraba dan tidak sakit
D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debris : Ada, regio a, c, d, f
Plak : Ada, regio a, c, d, f
Kalkulus : Ada, regio d, f
Pendarahan papila interdental : Ada, regio d, f
Gingiva : terdapat kemerahan pada margin gingival regio d,e,f
Mukosa bibir : Terdapat lesi vesikel tunggal berbentuk bulat di bagian
bibir bawah sebelah kiri dengan ukuran 7 mm
berwarna translusen kemerahan, konsistensi kenyal,
batas jelas, tidak mudah berdarah dan tidak sakit pada
saat palpasi
Palatum : Sehat
Lidah : Sehat
Dasar mulut : Sehat
Hubungan rahang : Orthognati
Kelainan gigi geligi : Tidak ada
OHI-S : 1,1
Pemeriksaan Gigi Geligi :
Lesi D3 (Pulpitis reversible) : Gigi 17 (oklusal), 35 (oklusal)
Lesi D6 (Nekrose pulpa) : Gigi 46 (Oklusal), 36( oklusal)
Malposisi : 11,24,32
E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Mucocele
Diagnosa banding : Fibroma
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan patologi anatomi. Hasil pemeriksaan
patologi anatomi menyatakan bahwa sediaan berasal dari region bibir bawah, dilapisi
epitel skuamous kompleks, subepitel terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen berserbuk sel
radang limfoplasmasitik, pembuluh darah kecil hiperemi, sebagian tampak mengelilingi
rongga berisi massa eosinofilik amorph. Tidak dijumpai tanda-tanda ganas pada sediaan
ini. Kesan yaitu mucocele dapat disokong.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Mucocele merupakan istilah klinis yang dipergunakan untuk pembengkakan
(swelling) pada mukosa oral yang disebabkan karena akumulasi saliva dari kelenjar
saliva minor yang mengalami obstruksi atau terkena trauma.1
Perbedaan antara mucocele tipe retensi mukus dan tipe ekstavasasi mukus2
Tipe retensi mukus Tipe ekstravasasi mukus
- Tipe ini merupakan hasil dari - Tipe ini merupakan hasil dari
obstruksi saluran kelenjar saliva rupturnya duktus kelenjar saliva
minor
- Menghasilkan akumulasi cairan baik - Terjadi akibat tumpahnya atau
berasal dari kelenjar saliva maupun ekstravasasi dari saliva ke jaringan
dari duktus (saluran) kelenjar saliva ikat
- Biasanya terjadi pada orang dewasa - Biasanya terjadi pada anak-anak
- Memiliki ephitelial lining - Tidak memiliki ephitelial lining
- Tipe retensi mukus merupakan kisat - Tipe ekstravasasi mukus merupakan
yang sebenarnya pseudo-cyst
H. DIAGNOSA
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang patologi
anatomi yang dilakukan kepada pasien, maka lesi ini dapat didiagnosa sebagai mucocele.
I. RENCANA PERAWATAN
FASE I
Scalling, kontrol plak, DHE
FASE II
Pro BM : Eksisi & ekstirpasi mucocele
FASE III
Pro konservasi : Perawatan saluran akar gigi 36 dan 46
Tambalan GIC gigi 17 dan 35
Pro Orthodonti : Removable orthodontic appliance
Foto awal
Kontrol I Kontrol II
K. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang patologi
anatomi, maka diagnosa lesi pada mukosa bibir bawah pasien adalah mucocele tipe
ekstravasasi mukus dengan kedalaman superfisial. Lesi ini terjadi akibat trauma yang
dikarenakan kebiasaan pasien yang sering menggigit bibir bawah sehingga menyebabkan
rupturnya duktus kelenjar saliva minor.
Perawatan yang dilakukan pada pasien ini meliputi kontrol plak dan dilakukan
pembedahan massa dengan cara eksisi dan ekstirpasi. Setelah tahapan pembedahan, pasien
diberikan post medikasi berupa antibiotik (Amoxycilin syrup dengan anjuran pemakaian
yaitu 4 kali sehari 1 sendok teh diminum setelah makan), analgesik (Paracetamol syrup
dengan anjuran pemakaian 3 kali sehari 1 sendok teh diminum bila terasa sakit), dan vitamin
(Elkana syrup dengan anjuran pemakaian 3 kali sehari 1 sendok teh). Hasil perawatan baik
dan tidak ditemukan tanda-tanda rekurensi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Greenberg, MS. 2003. Burkets Oral Medicine Diagnosis and Treatment. 10th ed.
Ontario: BC Decker.
2. Purkait Kumar Swapan. 2011. Essentials of Oral Pathology Third Edition. New
Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher.
3. Langlais RP. 1998. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim. Jakarta:
Hipokrates.
4. Ghom Govindran Anil. 2010. Textbook Of Oral Medicine Second Edition. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publisher.
5. Regezi,dkk. 2012. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlations Sixth Edition.
Missouri: Elsevier Saunders