Anda di halaman 1dari 28

MUKOKEL

Rhian Surya Permana


Pembimbing :
drg. Yongki Tamigoes Sp.PM
Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada bibir
bawah sebelah kanan sejak 1 bulan lalu. Benjolan
pada bibir pasien muncul dikarenakan pasien tidak
SKENARI sengaja tergigit bibirnya ketika sedang makan.
Pasien merasakan sakit pada benjolan tersebut
O KASUS ketika sedang makan. Pasien merasa tidak nyaman
dengan kondisi tersebut dan ingin benjolan
tersebut dirawat.
Pemeriksaan
intra oral
MUKOKEL

Mukokel merupakan lesi mukosa


oral yang terbentuk akibat
rupturnya duktus glandula saliva
minor dan penumpukan mucin
pada sekeliling jaringan lunak.
Umumnya sering diakibatkan oleh
trauma lokal atau mekanik.
Prevalensi lesi mukokel adalah
EPIDEMIOLOGI 2,5/1000 populasi
Terjadi pada usia 20-30an
 diakibatkan trauma, baik trauma lokal atau
mekanik pada duktus glandula saliva minor
(Biasanya akibat pengunyahan, atau kebiasaan
buruk seperti menghisap mukosa bibir diantara
dua gigi yang jarang, menggigit-gigit bibir,
kebiasaan menggesek-gesekkan bagian ventral
lidah pada permukaan gigi rahang bawah)

Etiologi  Dapat juga akibat trauma pada proses kelahiran


bayi, misalnya trauma akibat proses kelahiran
bayi yang menggunakan alat bantu forceps,
trauma pada saat dilakukan suction untuk
membersihkan saluran nafas sesaat setelah bayi
dilahirkan, ataupun trauma yang disebabkan
karena ibu jari bayi yang dilahirkan masih berada
dalam posisi sucking (menghisap) pada saat bayi
melewati jalan lahir
klasifikasi

 Berdasarkan etiologi, patogenesis, dan secara umum


mukokel dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
 mukokel ekstravasasi mukus yang sering disebut
sebagai mukokel superfisial dimana etiologinya
trauma lokal atau mekanik, dan
 mukokel retensi mukus atau sering disebut kista
retensi mukus dimana etiologinya plug mukus
akibat sialolith atau inflamasi pada mukosa mulut
yang menyebabkan duktus glandula saliva tertekan
dan tersumbat secara tidak langsung.
 Beberapa Literatur lain mengklasifikasikan
mukokel menjadi tiga, yaitu
 superficial mucocele yang letaknya tepat di
bawah lapisan mukosa dengan diameter 0,1-
0,4 cm,
 classic mucocele yang letaknya tepat di atas
klasifikasi lapisan submukosa dengan diameter lebih
kecil dari 1 cm, dan
 deep mucocele yang letaknya lebih dalam
dari kedua mukokel sebelumnya. Dikenal
pula tipe mukokel kongenital yang
etiologinya trauma pada proses kelahiran
bayi.
LOKASI : Bibir bawah dan
bawah lidah
warna : pink seperti
mukosa sehat
tetapi terkadang
kebiruan
ukuran : 1mm-1cm
KONSISTENSI : massa atau
pembengkakan
lunak yang
berfluktuasi
HISTOPATOLOGI

 Gambar 1 histopatologi mukokel tipe ekstravasasi mukus yang terletak di bibir bawah
 Gambar 2 histopatologi mukokel yang bagian duktusnya mengalami dilatas
 Anamnesa, pemeriksaan kelenjar limfe,
pemeriksaan keadaan abnormal dengan
memperhatikan konsistensi, warna, dan jenis
Penegakkan lesinya.
diagnosis  Saat dipalpasi perhatikan perubahan warna,
dan sakit apa tidak, kemudian pemeriksaan
laboratorium dan radiografi.
Diagnosis
diferensiasi
Fibroma adalah tumor jinak yang terdiri
dari jaringan ikat atau fibrosa. berwarna
menyerupai warna kulit atau coklat
muda, berbentuk kubah atau bertangkai
dan paling sering muncul pada leher dan
ketiak. Sedangkan dermatofibroma
adalah tumor dengan ukuran 3-10 mm,
berwarna cokelat keunguan, terkadang
disertai nyeri tekan dan paling sering
muncul pada bagian ekstremitas pada
orang dewasa.
 Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada bibir bawah
sebelah kanan sejak 1 bulan lalu. Benjolan pada bibir
pasien muncul dikarenakan pasien tidak sengaja tergigit
bibirnya ketika sedang makan. Pasien merasakan sakit pada
benjolan tersebut ketika sedang makan. Pasien merasa tidak
nyaman dengan kondisi tersebut dan ingin benjolan tersebut
dirawat.
 Keluhan Tambahan
Tidak ada keluhan lain.

kasus  Riwayat Perawatan Gigi


Penambalan sewarna gigi pada gigi atas kiri belakang ± 2
tahun yang lalu.
 Kebiasaan Buruk
Pasien sering menggemeratakkan giginya ketika sedang tidur
(bruksisme)
 Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang karyawan swasta.
 Riwayat Penyakit Sistemik
 PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL

 Wajah : Simetris

 Bibir : Terdapat nodula tunggal berbentuk kubah pada bibir bawah sebelah kanan di dekat gigi 43, dengan diameter ±
8 mm dan tinggi ± 5 mm , berwarna merah muda kebiruan, konsistensi kenyal, berbatas jelas, tidak sakit saat palpasi.

 Kelenjar Getah Bening :

 Kanan : tidak teraba dan tidak sakit

 Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

  

 I. PEMERIKSAAN INTRAORAL

 Debris : Ada, regio a, c, d, e, f

 Plak : Ada, regio a, b, c, d, e, f

 Kalkulus : Ada, region a, c, d, e, f

 Pendarahan Papila Interdental : Tidak ada

 Gingiva : Terdapat eritema pada margin gingiva regio d, e dan f

 Mukosa : Sehat

 Palatum : Sehat

 Lidah : Sehat

 Dasar Mulut : Sehat

 Hubungan Rahang : Retrognati

 Kelainan Gigi Geligi : Tidak ada

 OHI-S : 2 (sedang)
 Pemeriksaan Gigi Geligi:
 Lesi D3 : pada gigi 14 dan 48, tes perkusi (-), tes palpasi (-), tes vitalitas
(+)  pulpitis reversible
 Atrisi : pada gigi 12,13,22,23,31,32,33,41,42,43
 

 J. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa Sementara : Mucocele
 
 K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan histopatologi.
Urutan Prioritas Masalah
• Pro OM : Biopsi Eksisi Mukokel
• Pro Perio : Scalling Rahang atas dan bawah
di sertai dental health education
• Pro Konservasi : Tambalan Resin Komposit
klas 1 pada gigi 14 dan 48
 S : Pasien perempuan (49 tahun) datang ke RSKGM mengeluh- kan terdapat
benjolan di bibir bawah kanan sejak ± 1 bulan yang lalu. Pasien mengata-
kan bahwa pernah tergigit lalu setelah itu timbul benjolan yang tidak sakit di
bibir bawah kanan. Ukuran benjolan tersebut awalnya kecil namun lama-
kelamaan menjadi besar hingga sekarang. Pasien merasa tidak nyaman
dengan kondisi bibir tersebut ketika makan dan minum sehingga ingin
dirawat.
 O : Terdapat lesi vesikel di bibir bawah kanan, berbentuk bulat, berdiameter
± 8 mm dengan tinggi ± 5 mm, dengan tepi berwarna merah dan benjolan
berwarna kebiruan, konsistensi lunak dan tidak sakit saat dipalpasi.
Kunjungan I  A : Mukokel

17 maret
 P : - Biopsi Eksisi Mukokel
- Pemberian Obat

2022 R/ Amoxilin tab 500mg no X


S 3 dd 1 tab pc
R/ Asam Mefenamat tab 500mg no X
S 3 dd 1 tab pc prn
KIE
- Intruksi kontrol 1 minggu kemudian
 S : Pasien perempuan (49 tahun) datang ke
RSKGM dengan tidak ada lagi benjolan di bibir
bawah kanan. Pasien juga tidak memiliki keluhan
pada daerah bekas benjolan yang telah dilakukan
perawatan bedah pada satu minggu lalu. Pasien
merasa nyaman dengan kondisi bibirnya
Kujungan sekarang.
 O : Lesi vesikel di bibir bawah kanan telah
24 maret hilang, serta masih ada rasa sakit saat dipalpasi.
Hasil histopatologi : sediaan tampak berupa kista
2022 dilapisi epitel skuamous kompleks, dinding
jaringan ikat fibrokolagen, tampak juga adanya
kelenjar salivary.
 A : Bibir bawah kanan dalam masa penyembuhan
 P : Buka Benang jahit pada bibir bawah kanan
dalam pasien. K I E
 S : Pasien perempuan (49 tahun) datang ke
RSKGM dengan tidak ada lagi benjolan di
bibir bawah kanan. Pasien juga tidak memiliki
keluhan pada daerah bekas benjolan yang
telah dilakukan perawatan bedah pada dua
Kunjungan minggu lalu. Pasien merasa nyaman dengan
kondisi bibirnya sekarang.
30 Maret  O : Tidak terdapat kelainan pada bibir bawah
kanan bekas pembedahan, sewarna dengan
2022 jaringan sekitar, serta tidak sakit saat
dipalpasi.
 A : Bibir bawah kanan telah sembuh
 P : KIE, Intruksi lakukan pemeriksaan ke
dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
pembahasan
Pemeriksaan Subjektif

 Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada bibir bawah sebelah kanan sejak 1 bulan
lalu. Benjolan pada bibir bawah pasien muncul karena pasien tidak sengaja tergigit
bibirnya saat sedang makan. Awalnya muncul benjolan kecil pada bibir bawahnya,
namun lama-kelamaan benjolan tersebut menjadi semakin membesar. Pasien tidak
merasakan sakit pada benjolan tersebut dan hanya sakit saat makan saja, namun
pasien merasa tidak nyaman dan pasien ingin benjolan tersebut dirawat.

Etiologi
penyebab dikarenakan Trauma pasien tidak sengaja mengigit bibir nya
pada saat makan

Patogenesis
Setelah terjadi trauma, duktus glandula saliva minor rusak, akibatnya
saliva keluar menuju lapisan submukosa kemudian cairan mukus
terdorong dan sekresinya tertahan lalu terbentuk inflamasi (adanya
penumpukan jaringan granulasi di sekeliling kista) mengakibatkan
penyumbatan pada daerah tersebut, terbentuk pembengkakan lunak,
berfluktuasi, translusen kebiruan pada mukosa mulut yang disebut
mukokel
Pemeriksaan
objektif
 Berdasarkan pemeriksaan klinis
yang telah dilakukan, ditemukan
nodula tunggal berbentuk kubah
pada bibir bawah sebelah kanan di
dekat gigi 43, dengan diameter ± 8
mm dan tinggi ± 5 mm, berwarna
merah muda kebiruan, konsistensi
kenyal, berbatas jelas, tidak sakit
saat palpasi.
Pemeriksaan penunjang

 Biopsi

 Hasil histopatologi : sediaan tampak berupa kista dilapisi epitel


skuamous kompleks, dinding jaringan ikat fibrokolagen, tampak
juga adanya kelenjar salivary.
 Bedah Eksisi Mukokel
 Pemberian obat
R/ Amoxilin tab 500mg no X
S 3 dd 1 tab pc

Terapi R/ Asam Mefenamat tab 500mg no X


S 3 dd 1 tab pc prn
 KIE
 Prognosis pada kasus mukokel tergantung pada
kebiasaan buruk pasien seperti mengigit bibir
prognosis atau mengesek-gesakkan bibir.
 Pada kasus ini Prognosisnya baik
 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
pemeriksaan penunjang patologi anatomi, maka
diagnosis lesi pada mukosa bibir bawah pasien
adalah mucocele. Lesi ini terjadi akibat trauma
yang dikarenakan pasien tidak sengaja menggigit
Kesimpulan bibir bawah sehingga menyebabkan terjadinya
obstruksi duktus kelenjar saliva minor, sehingga
terjadinya akumulasi cairan saliva. Perawatan
yang dilakukan pada pasien ini adalah berupa
edukasi agar berhati-hati terhadap bibirnya agar
jangan sampai tergigit lagi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai