Gambar 1 histopatologi mukokel tipe ekstravasasi mukus yang terletak di bibir bawah
Gambar 2 histopatologi mukokel yang bagian duktusnya mengalami dilatas
Anamnesa, pemeriksaan kelenjar limfe,
pemeriksaan keadaan abnormal dengan
memperhatikan konsistensi, warna, dan jenis
Penegakkan lesinya.
diagnosis Saat dipalpasi perhatikan perubahan warna,
dan sakit apa tidak, kemudian pemeriksaan
laboratorium dan radiografi.
Diagnosis
diferensiasi
Fibroma adalah tumor jinak yang terdiri
dari jaringan ikat atau fibrosa. berwarna
menyerupai warna kulit atau coklat
muda, berbentuk kubah atau bertangkai
dan paling sering muncul pada leher dan
ketiak. Sedangkan dermatofibroma
adalah tumor dengan ukuran 3-10 mm,
berwarna cokelat keunguan, terkadang
disertai nyeri tekan dan paling sering
muncul pada bagian ekstremitas pada
orang dewasa.
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada bibir bawah
sebelah kanan sejak 1 bulan lalu. Benjolan pada bibir
pasien muncul dikarenakan pasien tidak sengaja tergigit
bibirnya ketika sedang makan. Pasien merasakan sakit pada
benjolan tersebut ketika sedang makan. Pasien merasa tidak
nyaman dengan kondisi tersebut dan ingin benjolan tersebut
dirawat.
Keluhan Tambahan
Tidak ada keluhan lain.
Wajah : Simetris
Bibir : Terdapat nodula tunggal berbentuk kubah pada bibir bawah sebelah kanan di dekat gigi 43, dengan diameter ±
8 mm dan tinggi ± 5 mm , berwarna merah muda kebiruan, konsistensi kenyal, berbatas jelas, tidak sakit saat palpasi.
I. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Mukosa : Sehat
Palatum : Sehat
Lidah : Sehat
OHI-S : 2 (sedang)
Pemeriksaan Gigi Geligi:
Lesi D3 : pada gigi 14 dan 48, tes perkusi (-), tes palpasi (-), tes vitalitas
(+) pulpitis reversible
Atrisi : pada gigi 12,13,22,23,31,32,33,41,42,43
J. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa Sementara : Mucocele
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan histopatologi.
Urutan Prioritas Masalah
• Pro OM : Biopsi Eksisi Mukokel
• Pro Perio : Scalling Rahang atas dan bawah
di sertai dental health education
• Pro Konservasi : Tambalan Resin Komposit
klas 1 pada gigi 14 dan 48
S : Pasien perempuan (49 tahun) datang ke RSKGM mengeluh- kan terdapat
benjolan di bibir bawah kanan sejak ± 1 bulan yang lalu. Pasien mengata-
kan bahwa pernah tergigit lalu setelah itu timbul benjolan yang tidak sakit di
bibir bawah kanan. Ukuran benjolan tersebut awalnya kecil namun lama-
kelamaan menjadi besar hingga sekarang. Pasien merasa tidak nyaman
dengan kondisi bibir tersebut ketika makan dan minum sehingga ingin
dirawat.
O : Terdapat lesi vesikel di bibir bawah kanan, berbentuk bulat, berdiameter
± 8 mm dengan tinggi ± 5 mm, dengan tepi berwarna merah dan benjolan
berwarna kebiruan, konsistensi lunak dan tidak sakit saat dipalpasi.
Kunjungan I A : Mukokel
17 maret
P : - Biopsi Eksisi Mukokel
- Pemberian Obat
Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada bibir bawah sebelah kanan sejak 1 bulan
lalu. Benjolan pada bibir bawah pasien muncul karena pasien tidak sengaja tergigit
bibirnya saat sedang makan. Awalnya muncul benjolan kecil pada bibir bawahnya,
namun lama-kelamaan benjolan tersebut menjadi semakin membesar. Pasien tidak
merasakan sakit pada benjolan tersebut dan hanya sakit saat makan saja, namun
pasien merasa tidak nyaman dan pasien ingin benjolan tersebut dirawat.
Etiologi
penyebab dikarenakan Trauma pasien tidak sengaja mengigit bibir nya
pada saat makan
Patogenesis
Setelah terjadi trauma, duktus glandula saliva minor rusak, akibatnya
saliva keluar menuju lapisan submukosa kemudian cairan mukus
terdorong dan sekresinya tertahan lalu terbentuk inflamasi (adanya
penumpukan jaringan granulasi di sekeliling kista) mengakibatkan
penyumbatan pada daerah tersebut, terbentuk pembengkakan lunak,
berfluktuasi, translusen kebiruan pada mukosa mulut yang disebut
mukokel
Pemeriksaan
objektif
Berdasarkan pemeriksaan klinis
yang telah dilakukan, ditemukan
nodula tunggal berbentuk kubah
pada bibir bawah sebelah kanan di
dekat gigi 43, dengan diameter ± 8
mm dan tinggi ± 5 mm, berwarna
merah muda kebiruan, konsistensi
kenyal, berbatas jelas, tidak sakit
saat palpasi.
Pemeriksaan penunjang
Biopsi