Terapi Bedah
Mucocele
Oleh:
IDENTITAS PASIEN
Nama : Framanto Bin Suryadi
Tempat/Tanggal Lahir : Manggar / 13 November 1995
Suku : Melayu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan KHA. Dahlan LR. Gubah NO. 1472, Bukit Kecil
Palembang
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Peserta Asuransi Kesehatan : -
Nomor rekam medik : 040877
ANAMNESA
Keluhan Utama
Pasien laki- laki berusia 22 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan pada
bagian permukaan bawah lidah sekitar 10 hari yang lalu, benjolan terasa nyeri ketika
berkontak pada permukaan gigi bawah, benjolan tersebut pernah pecah sekitar 2 hari
yang lalu disertai rasa nyeri. Kemudian pasien berkonsultasi dengan dokter gigi
puskesmas lalu diberi obat jenis antibiotik serta pereda nyeri. Lalu benjolan tersebut
membesar kembali tetapi tidak terasa sakit lagi.
Riwayat Perawatan Gigi
- Belum pernah
Kebiasaan Buruk
- Mengesek-gesekkan lidah pada gigi depan rahang bawah
Riwayat Sosial
- Tidak ada
Riwayat Penyakit Sistemik
Pasien tidak memiliki penyakit sistemik.
C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar Getah Bening :
Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
Kiri : tidak teraba dan tidak sakit
D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debris : Ada, regio a, b, c, d, e, f
Plak : Ada, regio a, b, c, d, e, f
Kalkulus : Ada, regio a, c, d, e
Pendarahan papila interdental : Ada, regio a, c, d, e
Gingiva : terdapat eritema dan edema pada margin gingival
regio a, c, d, e
Mukosa : terdapat lesi papula berukuran kurang lebih 1 mm
berbentuk teraan gigi sepanjang mukosa bukal gigi
M2-P2 rahang bawah kanan dan kiri berwarna lebih
pucat dari jaringan disekitarnya, lesi tidak dapat
dikerok dan tidak terasa sakit ketika di palpasi.
Palatum : Sehat
Lidah : terdapat lesi nodula tunggal berbentuk bulat pada
bagian ventral lidah dengan diameter ± 5 mm
berwarna putih pada bagian tengah dan dikelilingi
warna merah yang tidak sama dengan jaringan
sekitar, konsistensi kenyal, berbatas jelas tidak
mudah berdarah dan sakit saat dipalpasi.
Perbaikan/ terdapat lesi vesikel tunggal berbentuk
bulat pada bagian ventral lidah dengan diameter ± 5
mm dan tinggi perkiraan ± 2 mm (dalam kasus ini
operator tidak melakukan pengukuran terhadap tinggi
dari lesi sehingga sebaiknya pada pemeriksaan
selanjutnya harus dilakukan pengukuran terhadap
tinggi lesi) berbatas jelas, berwarna putih dikelilingi
warna kemerahan, konsistensi lunak, tidak mudah
berdarah dan terasa sakit ketika dipalpasi.
E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Mucocele
Diagnosa banding : Fibroma, lipoma
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan patologi anatomi. Hasil pemeriksaan
patologi anatomi menyatakan bahwa:
Dua potong jaringan ukuran 0,3x0,2x0,1 cm dan 0,2x0,1x0,1 cm berwarna putih
kecoklatan. Sediaan berasal dari ventral lidah berbentuk polipoid dilapisi epitel
skuamosa kompleks sebagian erosi. Subepitel dijumpai pembuluh-pembuluh darah
berukuran kapiler proliferasi dilapisi sel-sel endotel dengan inti bulat sampai oval,
kromatin halus, sitoplasma eosinofilik diantaranya tampak ekstravasasi mucin dengan
stroma jaringan ikat fibrokolagen sebagai edematik sel radang PMN dan limfosit. Tidak
dijumpai tanda-tanda ganas pada sediaan ini.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Mucocele merupakan lesi pada mukosa oral yang disebabkan karena
akumulasi saliva dari kelenjar saliva minor yang mengalami obstruksi atau trauma
yang menyebabkan pembengkakan yang terbatas.
Secara histopatologinya mucocele dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1. Tipe retensi mukus, yang disebabkan karena adanya obstruksi pada duktus
kelenjar saliva minor. Hambatan aliran saliva ini menyebabkan akumulasi dari
saliva dan dilatasi dari duktus saliva. Secara histologi, tipe ini menunjukkan
kavitas kista yang kecil dimana terisi dengan mucus dan dilapisi oleh ephitelial
lining berupa sel epitel flattened cuboidal atau columnar dari kelenjar saliva.
Mucocele tipe ini hampir selalu memiliki kelenjar saliva minor di sekitarnya.
2. Tipe ekstravasasi mukus, merupakan tipe kista yang sering terjadi pada anak-
anak yang disebabkan karena adanya trauma pada duktus kelenjar saliva minor.
Lesi tipe ini secara mikroskopis menunjukkan adanya kavitas kista pada
jaringan ikat, dimana terisi oleh mukus tetapi tidak terdapat ephitelial lining
pada kista tersebut. Daerah tersebut biasanya dikelilingi oleh dinding jaringan
ikat yang tertekan atau jaringan granulasi. Daerah jaringan ikat disekitarnya
biasanya mengandung makrofag, PMN, eosinophil dan limfosit. Terkadang
sering terlihat duktus kelenjar saliva yang ruptur. Mucoccle dengan tipe ini
dikategorikan sebagai pseudo kista.
b. Epidemiologi
Insidensi mucocele pada populasi sekitar 0.4-0.9%, dengan tanpa perbedaan
antara laki-laki dan perempuan. Telah dilaporkan bahwa 55% lesi ditemukan pada
pria. Penelitian lain melaporkan kejadian lesi banyak terjadi pada dekade kedua
atau ketiga kehidupan.6 Penelitian oleh Bagán et al menyatakan dari 25 kasus
mucocele terdapat 5% merupakan mucocele retensi, sedangkan 95% merupakan
mucocele ekstravasasi.
Dua jenis mucocele sering ditemukan pada beberapa lokasi. Mucocele
ekstravasasi sering muncul pada bibir bawah, sedangkan tipe mucocele retensi
sering muncul pada lokasi lain di rongga mulut. Bibir bawah adalah lokasi yang
paling sering terjadi mucocele karena merupakan lokasi yang paling memungkinkan
untuk trauma, terutama pada area premolar. Penelitian dari 312 pasien
menunjukkan 230 lesi terjadi pada bibir bawah (73.7%), kemudian lidah (15.4%)
Lokasi lain adalah mukosa bukal dan palatum dan jarang ditemukan di regio
retromolar dan posterior dorsal lidah.
c. Etiologi
Pembentukan mucocele tipe ekstravasasi merupakan hasil dari trauma pada
duktus kelenjar saliva minor. Laserasi pada duktus menyebabkan saliva terkumpul
pada jaringan submukosa sehingga terjadi pembengkakan. Mucocele tipe retensi
disebabkan oleh obstruksi duktus kelenjar saliva minor akibat adanya sialolith,
periductal scaring, atau tumor. Penyumbatan aliran saliva menyebabkan akumulasi
saliva dan dilatasi duktus.
Beberapa obat dapat menyebabkan pengentalan saliva sehingga terjadi
penyumbatan kelenjar saliva dan terbentuk mucocele. Mucocele juga dapat
terbentuk jika salah satu duktus tersumbat. beberapa keaadaan mucocele dapat
terjadi pada kelenjar blandin-nuhn yang berlokasi pada ventral lidah mucocele tipe
ini merupakan mucocele dengan tipe ekstravasasi. Selain itu ekstravasasi mucocele
yang berlokasi pada dasar mulut yang berasal dari kelenjar sub-lingual yang
mengalami obstruksi pada duktus acini disebut sebagai ranula.
d. Patogenesis
Mucus merupakan substansi paling penting yang di sekresikan oleh kelenjar
saliva mayor dan minor yang. Mucocele dapat terjadi dalam bentuk ekstravasasi
atau retensi. Mucocele ekstravasasi disebabkan oleh trauma fisik yang
menyebabkan kebocoran sekresi saliva ke jaringan submukosa di sekitarnya. Tipe
mucocele ini sering ditemukan pada kelenjar saliva minor. Mucocele ekstravasasi
terbentuk melalui tiga fase :
Fase 1 : Pada fase pertama mucus keluar secara difus dari duktus ekskretoris
ke jaringan ikat.
Fase 2 : Pada fase kedua terjadi fase resopsi dimana terlihat terbentuknya
granuloma yang terdiri dari histiosit, makrofag, dan sel multinukleasi
yang keluar akibat reaksi antibody.
Fase 3 : Pada fase ketiga, terbentuk pseudocapsule tanpa epitelium disekitar
mukosa.
Mucocele retensi terbentuk oleh dilatasi duktus sekunder akibat kerusakan
atau adanya sialolith tumor yang menyebabkan duktus mengalami dilatasi dan
pembengkakan pada permukaan. Mayoritas mucocele tipe retensi terjadi pada duktus
kelenjar saliva mayor.
e. Gambaran Klinis
Secara klinis, tidak ada perbedaan antara mucocele tipe ekstravasasi dan tipe
retensi. Mucocele menampilkan warna kebiruan, lunak dan transparan,
pembengkakan pada mucocele dapat mengalami pecah secara spontan dengan
sendirinya. Warna kebiruan pada mucocele disebabkan karena kongesti pada
vaskularisasi yaitu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan (peningkatan
jumlah sel darah) didalam pembuluh darah dan sianosis yaitu keadaan warna
kebiruan pada kulit dan mukoda yang disebabkan karena kekurangan suplai oksigen
dalam darah pada jaringan lunak yang disertai akumulasi cairan.
f. Perawatan
Ada beberapa teknik perawatan mucocele antara lain eksisi lesi, cryosurgery,
dan laser CO2. Perawatan mucocele yang biasa dilakukan adalah tindakan bedah
dengan insisi bentuk ellips dengan mengambil seluruh kelenjar saliva yang terlibat
untuk membantu mengurangi kehilangan jaringan mukosa serta mengurangi insiden
terbentuknya scar fibrous yang luas dan mencegah terjadinya rekurensi mucocele.
DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang
diagnosis lesi pada bibir bawah adalah mucocele.
I. RENCANA PERAWATAN
FASE I
Scalling, kontrol plak, DHE
FASE II
Pro BM : Eksisi mucocele dan ekstirpasi
FASE III
Pro Konservasi : Perawatan saluran akar gigi 45
Tambalan resin komposit gigi
17,15,14,13,26,27,37,36, dan 46
Pro Orthodonti : Fix orthodontic appliance
Perawatan yang dilakukan pada pasien ini meliputi pembedahan massa dengan cara
eksisi dan ekstirpasi. Setelah tahapan pembedahan, pasien diberikan post medikasi berupa
antibiotik (Amoxycilin 500 mg dengan anjuran pemakaian yaitu 3 kali sehari 1 tablet setelah
makan), analgesik (Asam mefenamat 500 mg dengan anjuran pemakaian 3 kali sehari 1 tablet
setelah makan dan hanya dikonsumsi bila terasa sakit dan vitamin (Elkana syrup dengan
anjuran pemakaian 3 kali sehari 1 sendok teh), tetapi pasca bedah obat ini harus dikonsumsi).
Hasil perawatan baik dan tidak ditemukan tanda-tanda rekurensi.
DAFTAR PUSTAKA