Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

Terapi Bedah
Mucocele

Oleh:

NAMA PASIEN : Framanto Bin Suryadi


Nama : Hardiyanti Suci
NIM : 04074881719018
PEMBIMBING : drg. Maya Hudiyati, M.Dsc

PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
LAPORAN ORAL MEDICINE
Mucocele

 IDENTITAS PASIEN
Nama : Framanto Bin Suryadi
Tempat/Tanggal Lahir : Manggar / 13 November 1995
Suku : Melayu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan KHA. Dahlan LR. Gubah NO. 1472, Bukit Kecil
Palembang
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Peserta Asuransi Kesehatan : -
Nomor rekam medik : 040877

 ANAMNESA
Keluhan Utama
Pasien laki- laki berusia 22 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan pada
bagian permukaan bawah lidah sekitar 10 hari yang lalu, benjolan terasa nyeri ketika
berkontak pada permukaan gigi bawah, benjolan tersebut pernah pecah sekitar 2 hari
yang lalu disertai rasa nyeri. Kemudian pasien berkonsultasi dengan dokter gigi
puskesmas lalu diberi obat jenis antibiotik serta pereda nyeri. Lalu benjolan tersebut
membesar kembali tetapi tidak terasa sakit lagi.
Riwayat Perawatan Gigi
- Belum pernah
Kebiasaan Buruk
- Mengesek-gesekkan lidah pada gigi depan rahang bawah
Riwayat Sosial
- Tidak ada
Riwayat Penyakit Sistemik
Pasien tidak memiliki penyakit sistemik.
C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar Getah Bening :
 Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
 Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debris : Ada, regio a, b, c, d, e, f
Plak : Ada, regio a, b, c, d, e, f
Kalkulus : Ada, regio a, c, d, e
Pendarahan papila interdental : Ada, regio a, c, d, e
Gingiva : terdapat eritema dan edema pada margin gingival
regio a, c, d, e
Mukosa : terdapat lesi papula berukuran kurang lebih 1 mm
berbentuk teraan gigi sepanjang mukosa bukal gigi
M2-P2 rahang bawah kanan dan kiri berwarna lebih
pucat dari jaringan disekitarnya, lesi tidak dapat
dikerok dan tidak terasa sakit ketika di palpasi.
Palatum : Sehat
Lidah : terdapat lesi nodula tunggal berbentuk bulat pada
bagian ventral lidah dengan diameter ± 5 mm
berwarna putih pada bagian tengah dan dikelilingi
warna merah yang tidak sama dengan jaringan
sekitar, konsistensi kenyal, berbatas jelas tidak
mudah berdarah dan sakit saat dipalpasi.
Perbaikan/ terdapat lesi vesikel tunggal berbentuk
bulat pada bagian ventral lidah dengan diameter ± 5
mm dan tinggi perkiraan ± 2 mm (dalam kasus ini
operator tidak melakukan pengukuran terhadap tinggi
dari lesi sehingga sebaiknya pada pemeriksaan
selanjutnya harus dilakukan pengukuran terhadap
tinggi lesi) berbatas jelas, berwarna putih dikelilingi
warna kemerahan, konsistensi lunak, tidak mudah
berdarah dan terasa sakit ketika dipalpasi.

Dasar mulut : Sehat


Hubungan rahang : Orthognati
Kelainan gigi geligi : Tidak ada
OHI-S : 2,33 (sedang)
Pemeriksaan Gigi Geligi :
 Lesi D3 (Pulpitis reversible) : Gigi 17, 15,14,26,27,37(oklusal), 13 (palatal) dan 36,
46 (bukal-oklusal)

 Lesi D6 (pulpitis ireversibel) : Gigi 45 (disto-oklusal)


 Malposisi : 18,12,11,21,22,23,24,25,35,34,33,32,31,41,42,43 dan
44

E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Mucocele
Diagnosa banding : Fibroma, lipoma

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan patologi anatomi. Hasil pemeriksaan
patologi anatomi menyatakan bahwa:
Dua potong jaringan ukuran 0,3x0,2x0,1 cm dan 0,2x0,1x0,1 cm berwarna putih
kecoklatan. Sediaan berasal dari ventral lidah berbentuk polipoid dilapisi epitel
skuamosa kompleks sebagian erosi. Subepitel dijumpai pembuluh-pembuluh darah
berukuran kapiler proliferasi dilapisi sel-sel endotel dengan inti bulat sampai oval,
kromatin halus, sitoplasma eosinofilik diantaranya tampak ekstravasasi mucin dengan
stroma jaringan ikat fibrokolagen sebagai edematik sel radang PMN dan limfosit. Tidak
dijumpai tanda-tanda ganas pada sediaan ini.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Mucocele merupakan lesi pada mukosa oral yang disebabkan karena
akumulasi saliva dari kelenjar saliva minor yang mengalami obstruksi atau trauma
yang menyebabkan pembengkakan yang terbatas.
Secara histopatologinya mucocele dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
1. Tipe retensi mukus, yang disebabkan karena adanya obstruksi pada duktus
kelenjar saliva minor. Hambatan aliran saliva ini menyebabkan akumulasi dari
saliva dan dilatasi dari duktus saliva. Secara histologi, tipe ini menunjukkan
kavitas kista yang kecil dimana terisi dengan mucus dan dilapisi oleh ephitelial
lining berupa sel epitel flattened cuboidal atau columnar dari kelenjar saliva.
Mucocele tipe ini hampir selalu memiliki kelenjar saliva minor di sekitarnya.
2. Tipe ekstravasasi mukus, merupakan tipe kista yang sering terjadi pada anak-
anak yang disebabkan karena adanya trauma pada duktus kelenjar saliva minor.
Lesi tipe ini secara mikroskopis menunjukkan adanya kavitas kista pada
jaringan ikat, dimana terisi oleh mukus tetapi tidak terdapat ephitelial lining
pada kista tersebut. Daerah tersebut biasanya dikelilingi oleh dinding jaringan
ikat yang tertekan atau jaringan granulasi. Daerah jaringan ikat disekitarnya
biasanya mengandung makrofag, PMN, eosinophil dan limfosit. Terkadang
sering terlihat duktus kelenjar saliva yang ruptur. Mucoccle dengan tipe ini
dikategorikan sebagai pseudo kista.

b. Epidemiologi
Insidensi mucocele pada populasi sekitar 0.4-0.9%, dengan tanpa perbedaan
antara laki-laki dan perempuan. Telah dilaporkan bahwa 55% lesi ditemukan pada
pria. Penelitian lain melaporkan kejadian lesi banyak terjadi pada dekade kedua
atau ketiga kehidupan.6 Penelitian oleh Bagán et al menyatakan dari 25 kasus
mucocele terdapat 5% merupakan mucocele retensi, sedangkan 95% merupakan
mucocele ekstravasasi.
Dua jenis mucocele sering ditemukan pada beberapa lokasi. Mucocele
ekstravasasi sering muncul pada bibir bawah, sedangkan tipe mucocele retensi
sering muncul pada lokasi lain di rongga mulut. Bibir bawah adalah lokasi yang
paling sering terjadi mucocele karena merupakan lokasi yang paling memungkinkan
untuk trauma, terutama pada area premolar. Penelitian dari 312 pasien
menunjukkan 230 lesi terjadi pada bibir bawah (73.7%), kemudian lidah (15.4%)
Lokasi lain adalah mukosa bukal dan palatum dan jarang ditemukan di regio
retromolar dan posterior dorsal lidah.

c. Etiologi
Pembentukan mucocele tipe ekstravasasi merupakan hasil dari trauma pada
duktus kelenjar saliva minor. Laserasi pada duktus menyebabkan saliva terkumpul
pada jaringan submukosa sehingga terjadi pembengkakan. Mucocele tipe retensi
disebabkan oleh obstruksi duktus kelenjar saliva minor akibat adanya sialolith,
periductal scaring, atau tumor. Penyumbatan aliran saliva menyebabkan akumulasi
saliva dan dilatasi duktus.
Beberapa obat dapat menyebabkan pengentalan saliva sehingga terjadi
penyumbatan kelenjar saliva dan terbentuk mucocele. Mucocele juga dapat
terbentuk jika salah satu duktus tersumbat. beberapa keaadaan mucocele dapat
terjadi pada kelenjar blandin-nuhn yang berlokasi pada ventral lidah mucocele tipe
ini merupakan mucocele dengan tipe ekstravasasi. Selain itu ekstravasasi mucocele
yang berlokasi pada dasar mulut yang berasal dari kelenjar sub-lingual yang
mengalami obstruksi pada duktus acini disebut sebagai ranula.

d. Patogenesis
Mucus merupakan substansi paling penting yang di sekresikan oleh kelenjar
saliva mayor dan minor yang. Mucocele dapat terjadi dalam bentuk ekstravasasi
atau retensi. Mucocele ekstravasasi disebabkan oleh trauma fisik yang
menyebabkan kebocoran sekresi saliva ke jaringan submukosa di sekitarnya. Tipe
mucocele ini sering ditemukan pada kelenjar saliva minor. Mucocele ekstravasasi
terbentuk melalui tiga fase :
Fase 1 : Pada fase pertama mucus keluar secara difus dari duktus ekskretoris
ke jaringan ikat.
Fase 2 : Pada fase kedua terjadi fase resopsi dimana terlihat terbentuknya
granuloma yang terdiri dari histiosit, makrofag, dan sel multinukleasi
yang keluar akibat reaksi antibody.
Fase 3 : Pada fase ketiga, terbentuk pseudocapsule tanpa epitelium disekitar
mukosa.
Mucocele retensi terbentuk oleh dilatasi duktus sekunder akibat kerusakan
atau adanya sialolith tumor yang menyebabkan duktus mengalami dilatasi dan
pembengkakan pada permukaan. Mayoritas mucocele tipe retensi terjadi pada duktus
kelenjar saliva mayor.

e. Gambaran Klinis
Secara klinis, tidak ada perbedaan antara mucocele tipe ekstravasasi dan tipe
retensi. Mucocele menampilkan warna kebiruan, lunak dan transparan,
pembengkakan pada mucocele dapat mengalami pecah secara spontan dengan
sendirinya. Warna kebiruan pada mucocele disebabkan karena kongesti pada
vaskularisasi yaitu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan (peningkatan
jumlah sel darah) didalam pembuluh darah dan sianosis yaitu keadaan warna
kebiruan pada kulit dan mukoda yang disebabkan karena kekurangan suplai oksigen
dalam darah pada jaringan lunak yang disertai akumulasi cairan.

f. Perawatan
Ada beberapa teknik perawatan mucocele antara lain eksisi lesi, cryosurgery,
dan laser CO2. Perawatan mucocele yang biasa dilakukan adalah tindakan bedah
dengan insisi bentuk ellips dengan mengambil seluruh kelenjar saliva yang terlibat
untuk membantu mengurangi kehilangan jaringan mukosa serta mengurangi insiden
terbentuknya scar fibrous yang luas dan mencegah terjadinya rekurensi mucocele.

DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang
diagnosis lesi pada bibir bawah adalah mucocele.
I. RENCANA PERAWATAN

FASE I
Scalling, kontrol plak, DHE

FASE II
Pro BM : Eksisi mucocele dan ekstirpasi

FASE III
Pro Konservasi : Perawatan saluran akar gigi 45
Tambalan resin komposit gigi
17,15,14,13,26,27,37,36, dan 46
Pro Orthodonti : Fix orthodontic appliance

FASE IV ( Maintenance & Rehabilitatif )

Kontrol plak dan DHE


J. PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang
terdapat perbedaan diagnosa lesi antara pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang. pada hasil pemeriksaan klinis lesi diduga adalah Mucocele sedangkan
pada hasil pemeriksaan penunjang lesi didiagnosa sebagai Ranula tipe ekstravasasi.
Mucocele merupakan lesi mukosa oral yang ditandai dengan akumulasi saliva
dari kelenjar saliva minor yang mengalami Ekstravasasi mucus akibat trauma
(rupture) atau bentuk Retensi akibat adanya penyempitan (obstruksi) yang
menyebabkan pembengkakan yang terbatas. Ranula adalah obstruksi glandula saliva
mayor yang berlokasi pada dasar mulut berasal dari kelenjar sub-lingual yang
mengalami obstruksi pada duktus acini.1,4,6
Mucocele paling sering terjadi pada bibir bawah dimana lokasi tersebut sering
terjadi trauma. Mukosa bukal, lidah, dasar mulut, dan region retromolar merupakan
lokasi lain yang sering terjadi trauma dan terjadi ekstravasasi mukus.1,4,5
Lesi pada kasus ini mucocele berada pada daerah ventral lidah dikenal dengan
sebutan mucocle Blandin-nuhn. kelenjar saliva blandin-nuhn merupakan kelenjar
saliva yang berlokasi dekat dengan ventral tip lidah dan rata-rata membentuk massa
seperti bentuk sepatu kuda. Selain itu kelenjar blandin-nuhn menempel pada otot
ventral dekat dengan midline. Mucocele blandin-nuhn sangat jarang terjadi pada
orang dewasa dan paling sering terjadi pada orang-orang berusia muda.6
Salah satu penyebab terjadinya trauma yang memicu timbulnya mucocele
pada pasien ini diduga karena pasien memiliki kebiasaan menggesek-gesek lidah ke
arah anterior gigi rahang bawah yang sering dilakukan berulang-ulang tanpa disadari.
Keadaan ventral lidah yang sering bergesekan dengan gigi anterior rahang bawah
yang berjejal (tidak rapih) ini diduga menyebabkan rupturnya duktus glandula saliva
minor pada bagian ventral lidah, sehingga kelenjar saliva yang ruptur menghasilkan
mucocele.
Gambaran klinis dari mucocele harus dapat dibedakan dengan fibroma dan
lipoma. Fibroma secara klinis berupa nodul berwarna merah muda yang serupa
dengan mukosa di sekitarnya, sedangkan mucocele berupa vesikel berwarna kebiruan.
Mucocele juga harus dibedakan dengan lipoma. Lipoma adalah tumor jinak yang
berasal dari sel lemak. Secara klinis, lipoma berupa nodul berwarna kekuningan dan
dilapisi selapis tipis epitelium, dan terlihat pola halus pembuluh darah pada
permukaannya. Lipoma biasa ditemukan pada mukosa bukal dan lidah.1,2
Perawatan mucocele pada kasus ini meliputi edukasi untuk menghilangkan
faktor penyebab berupa kebiasaan menggigit bibir, kontrol plak dan DHE lalu
dilakukan pembedahan massa dengan cara eksisi & ekstirpasi. Setelah tahapan
pembedahan, pasien diberikan post medikasi berupa antibiotik (Amoxycilin tablet
dengan anjuran pemakaian yaitu 3 kali sehari 1 tablet sediaan 500 mg setelah makan),
analgesik (asam mefenamat tablet sediaan 500 mg dengan anjuran pemakaian 3 kali
sehari 1 tablet bila terasa sakit), dan vitamin (Elkana syrup dengan anjuran pemakaian
3 kali sehari 1 sendok teh). Kemudian pasien diminta kembali 1 minggu kemudian
untuk melakukan kontrol.
Pada kontrol pertama, pasien diintruksikan untuk mengambil hasil
pemeriksaan patologi anatomi (PA) dan hasil tersebut ditunjukkan ke dokter gigi
spesialis bedah mulut. Hasil pemeriksaan PA menyatakan bahwa massa jaringan
tersebut adalah Ranula tipe ekstravasasi. Setelah itu, operator mengangkat jahitan
pasien, dari hasil pemeriksaan subjektif pasien tidak ada keluhan dan pasien tidak
merasa sakit. Pada pemeriksaan objektif, kondisi luka pasca eksisi cukup baik,
peradangan minimal, bekas luka masih sedikit kemerahan tetapi tidak sakit saat
palpasi. Pasien diintruksikan untuk menjaga oral hygiene, tidak menggesek-gesek
lidah dengan permukaan gigi rahang bawah dan diharapkan datang kembali satu
minggu kemudian untuk melakukan kontrol kedua.
Pada kontrol kedua, dari hasil pemeriksaan subjektif pasien tidak ada keluhan
dan tidak ada rasa sakit, hasil pemeriksaan objektif yaitu luka bekas pembedahan
sudah sembuh serta tidak ada rekurensi. Pasien diintruksikan untuk tetap menjaga oral
hygiene dan menghentikan kebiasaan menggigit bibir.
Foto Klinis

Foto awal sebelum pembedahan


(12 Februari 2018)

Foto kontrol 1 pasca bedah


(8 Maret 2018)

Foto kontrol 2 pasca bedah


(18 Maret 2018)
K. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang patologi
anatomi, maka diagnosa lesi pada mukosa bibir bawah pasien adalah mucocele tipe
ekstravasasi mukus dengan kedalaman superfisial. Lesi ini terjadi akibat trauma pada
glandula saliva minor blandin-nuhn yang diduga akibat gesekan pada gigi bawah pasien yang
berjejal pada ventral lidah sehingga menyebabkan rupturnya duktus kelenjar saliva minor.

Perawatan yang dilakukan pada pasien ini meliputi pembedahan massa dengan cara
eksisi dan ekstirpasi. Setelah tahapan pembedahan, pasien diberikan post medikasi berupa
antibiotik (Amoxycilin 500 mg dengan anjuran pemakaian yaitu 3 kali sehari 1 tablet setelah
makan), analgesik (Asam mefenamat 500 mg dengan anjuran pemakaian 3 kali sehari 1 tablet
setelah makan dan hanya dikonsumsi bila terasa sakit dan vitamin (Elkana syrup dengan
anjuran pemakaian 3 kali sehari 1 sendok teh), tetapi pasca bedah obat ini harus dikonsumsi).
Hasil perawatan baik dan tidak ditemukan tanda-tanda rekurensi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ata-Ali J, Carrillo C, Bonet C, Balaguer J, Peñarrocha M, Peñarrocha M. Oral


mucocele: review of the literature. J Clin Exp Dent. 2010;2(1):18-21.
2. Cawson RA, Odell EW. Cawson’s essentials of oral pathology and oral medicine. 9th
Ed. Elsevier;2017
3. Indiarti IS, Ariawan D. A case report of mucocele. International Journal of Clinical
Preventive Dentistry. 2013;9(4):253-256
4. Paraye SS, Deivanayagi M, Suresh BJ, Swarnalatha C, Susanthi R, Nayyar AS.
Mucocele: a case report with literature review. Med J Clin Trials Case Stud.
2018;2(9):1-5
5. Shirodkar GM, Tungare SS. Oral mucocele: a report of two cases and
literature review. IJSS Case Reports & Reviews. 2016;3(1):7-11
6. Paulopaulos, A. Salivary Mucocele in Children and Adolescent: A Clinical
Pathological Study. Departemen Oral medicine and Pathology. University of
Thessaloniki. 2017: 11-14.
7. S. Paraye, Swasti. Mucocele: A Case Report With Literature Review. Departemen Of
Oral Medicine And Pathology. Saraswati-Dhanwantari Dental College And Hospital.
2018,2(9).
8. Chaitanya. P . Mucocele On Lower Lip: A Case Series. Departemen of Pedodontics
And Preventive Dentistry. Indian Dermatology Online Journal. 2017. 205-207.

Anda mungkin juga menyukai