KASUS BEDAH
Oleh:
04074821719028
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Mucocele
IDENTITAS PASIEN
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
a. Keluhan Utama
b. Keluhan Tambahan
d. Kebiasaan Buruk
e. Riwayat Sosial
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
regio a, c, d, e, f
Palatum : Sehat
Lidah : Sehat
O D3 MP D3 D3 O
V IV III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V
O D3 D3 MP MP MP MP D3 D3 O
Keterangan:
Lesi D3 gigi 16, 26, 27, 36, 37, 46, 47. → Pulpitis reversible
E. DIAGNOSA SEMENTARA
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang,
maka diagnosis lesi pada mukosa bibir bawah pasien adalah mucocele. Mucocele
adalah istilah klinis untuk pembengkakan (swelling) pada mukosa oral yang
disebabkan oleh akumulasi saliva pada lokasi duktus saliva yang rupture atau
penumpukan mucin di sekeliling jaringan lunak. Mucocele paling sering terjadi
pada bibir bawah, di mana lokasi tersebut sering terjadi trauma. Mukosa bukal,
lidah, dasar mulut dan region retromolar merupakan lokasi lain yang sering terjadi
trauma dan terjadi ekstravasasi mukus.1
1. Tipe retensi mukus, yang disebabkan karena adanya obstruksi pada duktus
kelenjar saliva minor. Hambatan aliran saliva ini menyebabkan akumulasi dari
saliva dan dilatasi dari duktus saliva. Secara histologi, tipe ini menunjukkan
kavitas kista yang kecil di mana terisi dengan mukus dan dilapisi oleh
ephitelial lining berupa sel epitel flattened cuboidal atau columnar dari
kelenjar saliva. Mucocele tipe ini hampir selalu memiliki kelenjar saliva minor
di sekitarnya.
2. Tipe ekstravasasi mukus, yang disebabkan karena adanya trauma pada duktus
kelenjar saliva minor. Lesi tipe ini secara mikroskopis menunjukkan adanya
kavitas kista pada jaringan ikat, di mana terisi oleh mukus tetapi tidak terdapat
ephitelial lining pada kista tersebut. Daerah tersebut biasanya dikelilingi oleh
dinding jaringan ikat yang tertekan atau jaringan granulasi. Daerah jaringan
ikat di dekatnya biasanya mengandung makrofag, PMN, eosinophil dan
limfosit. Terkadang sering terlihat duktus kelenjar saliva yang ruptur.
Perbedaan antara mucocele tipe retensi mukus dan tipe ekstavasasi mukus3
- Tipe ini merupakan hasil dari - Tipe ini merupakan hasil dari
obstruksi saluran kelenjar saliva rupturnya duktus kelenjar saliva
minor
- Terjadi akibat tumpahnya atau
- Menghasilkan akumulasi cairan ekstravasasi dari saliva ke
baik berasal dari kelenjar saliva jaringan ikat
maupun dari duktus(saluran)
kelenjar saliva - Biasanya terjadi pada anak-anak
- Biasanya terjadi pada orang - Tidak memiliki ephitelial lining
dewasa
- Tipe ekstravasasi mukus
- Memiliki ephitelial lining merupakan pseudo-cyst
- Tipe retensi mukus merupakan
kista yang sebenarnya
Antibiotik yang terutama efektif terhadap bakteri gram (+), untuk infeksi
sistemik misalnya, Penisilin, Makrolid. Untuk penggunaan topikal
misalnya, Bacitrasin.
Antibiotik yang terutama efektif terhadap bakteri gram (-), untuk sistemik
misalnya, Sterptomisin dan Aminoglikosida lainnya.
Antibiotik efektif terhadap bakteri gram (+) dan gram (-) : Riketsia dan
Chlamydia adalah Tetrasiklin, Kloramfenikol.
Pada kedokteran gigi keluhan yang paling umum dari pasien adalah rasa sakit.
Rasa sakit pasca pembedahan mucocele dapat diatasi dengan pemberian obat
analgesik. Analgesik adalah obat yang selektif menghilangkan rasa sakit sehingga
memberikan rasa nyaman pada pasien.5
Obat analgesik dibagi kedalam dua kelompok, yaitu obat golongan opioid dan
non opioid. Salah satu golongan non opioid adalah Nonsteroid Antiinflamatory
Drug (NSAID). NSAID dapat digolongkan menjadi:5
H. DIAGNOSIS
I. RENCANA PERAWATAN
PRELIMINARY PHASE
(Perawatan emergensi)
Eksisi mucocele pada mukosa labial
sebelah bawah kiri
FASE I (NONSURGICAL)
(Kontrol plak dan edukasi pasien)
Scaling dan DHE
Removable appliance
FASE II (SURGICAL)
-
FASE IV (MAINTENANCEE)
Foto Kontrol I
Foto Kontrol II
K. KESIMPULAN
1. Olga ACI, Joan AP. Oral Pathology for the Dental Hygienist. 7th ed. Elsevier;
2018: 56.
2. Martin SG, Michael G, Jonathan A. Burket’s Oral Medicine. 11th ed. Decker;
2008: 202-203.