Oleh:
Rima Fitriani
G4B017014
Supervisor:
drg. Rinawati Satrio, M.Si
A. Gambaran umum
Cheek biting merupakan suatu kondisi adanya perubahan pada
mukosa rongga mulut yang diakibatkan kebiasaan menggigit mengunyah
atau mengisap pipi. Kebiasaan menggigit atau mengunyah pipi ini
biasanya disebabkan karena adanya stress psikologis. Awalnya, akan
muncul plak putih yang sedikit menonjol dan tidak teratur dalam pola
difus yang menutupi daerah trauma. Bertambahnya cidera akan
menimbulkan respon hiperplastik yang memperbesar ukuran plak,
terkadang ditemukan pola striae ataupun linear, yang terdiri atas daerah
yang kasar dan tebal dan zona eritema berada di antaranya. Lesi dapat
terlihat secara unilateral ataupun bilateral dan dapat timbul pada semua
usia. Diagnosis dapat ditegakan dengan pemeriksaan subjektif dan
pemeriksaan objektif. Cheek biting tidak berpotensi menjadi lesi yang
ganas, namun pasien tetap harus di edukasi mengenai kebiasaan menggigit
atau menguyah pipinya tersebut (Langlais et al., 2013).
Cheek biting dilaporkan tampak pada 0,5% - 1,12% populasi. Lesi
ini 3 kali lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Cheek
biting memiliki gambaran klinis yang khas dan penegakkan diagnosisnya
relatif mudah, sehingga tidak memerlukan adanya pemeriksaan tambahan.
Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan adanya hyperkeratosis dan
akantosis (Greenberg et al., 2008)
Accidental cheek biting biasanya mudah ditemukan dan mengarah
pada pendarahan mukosa dan ulserasi yang sakit. Lesi biasanya sembuh
dalam hitungan hari tanpa adanya komplikasi. Namun, apabila cheek
biting dilakukan secara rutin atau habitual, maka lesi akan tetap ada pada
mukosa yang berbentuk patches putih. Chronic biting disebut juga sebagai
nibbling pada mukosa bukal biasanya terlihat sebagai area desquamatif
pada permukaan mukosa. Lesi disebut sebagai morsicatio buccarum
apabila terlihat pada mukosa bukal, morsicatio labiorum apabila terlihat
pada mukosa labial, dan mosicatio linguorum apabila terlihat pada lingual.
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Pasien yang mengalami gangguan psikologis ataupun sedang
stress, secara tidak sadar menggigit mukosa bukal. Gigitan tersebut
menyebabkan trauma kronis dan ringan pada mukosa bukal. Trauma
kronis menginduksi terbentuknya keratin pada mukosa bukal, sehingga
pembentukan keratin meningkat dan terjadi hyperkeratosis. Selain itu,
inflamasi yang terjadi juga membuat sitokin pro inflamasi meningkat dan
merangsang mitogenesis sel (Kang et al, 2012).
D. Manifestasi oral
Cheek biting merupakan lesi yang sering ditemukan dengan
karakteristik poorly demarcated, kasar, terkelupas, papula putih, serta plak
pada mukosa bukal yang mudah diakses atau dekat dengan gigi yang
dicurigai sebagai penyebab lesi (Woo dan Lin, 2009).
Lesi paling sering ditemukan pada mukosa bukal secara bilateral,
namun tidak menutup kemungkinan lesi muncul secara unilateral. Lesi
dapat muncul pada bagian lain seperti lidah dan bibir. Terlihat adanya
penebalan berupa area berwarna putih dengan adanya eritema, erosi, fokal
traumatik, serta permukaan lesi tampak kasar dan irregular (Scully, 2013).
Gambaran klinis lain yang mirip dengan cheek biting ialah
leukoplakia dan kandidiasis. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan
adanya epitelium yang matang dan normal dengan adanya permukaan
parakertosis yang menebal dan peradangan subepitelial yang ringan
(Langlais et al., 2013).
E. Differential diagnose
1. Linea alba
yang bervariasi dan terletak pada garis oklusi di mukosa pipi. perubahan
yang sering terjadi pada mukosa bukal yang berhubungan dengan adanya
Miller, 2012).
gejala ini berukuran 1-2 mm dan memanjang dari mukosa pipi daerah
molar kedua sampai ke kaninus. Lesi ini biasanya dijumpai bilateral dan
yang biasanya dijumpai pada waktu lahir atau pada anak kecil dan
menetap seumur hidup (Langlais dan Miller, 2012). Ditandai oleh lesi
– lesi mukosa yang tanpa gejala, putih, berkerut dan seperti busa.
bibir, lingir alveolar, palatum lunak, dan dasar mulut. Keadaan ini
diperlukan dan lesi tersebut sama sekali tidak berbahaya (Langlais dan
Miller, 2012).
F. Tatalaksana
Tatalaksana pada kasus cheek biting berupa edukasi pada pasien
bahwa lesi tersebut muncul karena kebiasaan pasien menggigit pipi ketika
sedang stress baik disadari atau tidak dan lesi tidak berpotensi menjadi
ganas. Lesi dapat sembuh apabila kebiasaan dihilangkan. Lesi juga dapat
muncul kembali apabila kebiasaan menggigit pipi terjadi lagi (Greenberg
et al., 2008).
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasien
Nama : Nn. F A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 22 Tahun
Tanggal Pemeriksaan : 28 Juni 2019
Keadaan Umum : Compose mentis
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 154 cm
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 15 x/menit
Suhu : 36oC
B. Pemeriksaan Subyektif
Anamnesis
Chief Complain : Pasien datang ke RSGM unsoed dengan keluhan
adanya garis berwarna putih pada pipi bagian dalam
kanan dan kiri yang terasa sedikit menonjol dan kasar.
Present Illness : Tidak terasa sakit
Past Dental History : Pasien pernah memeriksakan giginya beberapa bulan
yang lalu.
Past Medical History :-
Family History :-
Social History : Seorang mahasiswa
C. Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan Ekstraoral
Wajah : Simetris
Mata : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada kelainan
Tangan dan jari : Tidak ada kelainan
Lymphonodi : Ln. occipitalis : Tidak teraba
Ln. Post auricular : Tidak teraba
Ln. Pre auricular : Tidak teraba
Ln. Parotid : Tidak teraba
Ln. Submandibula : Tidak teraba
Ln. Submentalis : Tidak teraba
Ln. Superficialis cervical anterior: Tidak teraba
Ln. Cervical posterior : Tidak teraba
Ln. Supraclavicular : Tidak teraba
Pemeriksaan Intraoral:
Terlihat adanya lesi berbentuk garis berwarna putih dengan panjang 2-3 cm
dengan adanya indurasi mengikuti bidang oklusal dimukosa bukal dextra dan
sinistra.
Greenberg, M. S., Glick, M., Ship, J. A., 2008, Burket’s Oral Medicine
11th Edition, BC Decker, Ontario.
Kang, H. S., Ro, Y. S., Lee, C. W., 2012, Three Cases of “Morsicatio
Labiorum”, Ann Dermatol, 24(4) : 455-458.
Langlais, R. P., 2013, Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan,
EGC, Jakarta.
Scully, C., 2013, Oral and Maxillofacial Medicine The Basis of Diagnosis
and Treatment 3rd Edition, Elsevier, London.
Woo, S. B., Lin, D., 2009, Morsicatio Mucosae Oris- A Chronic Oral
Frictional Keratosis, Not a Leukoplakia, J Oral Maxillofacial Surg,
67 : 140-146.