MUCOCELE
I.
II.
Identitas pasien
Nama pasien
Tempat/tanggal lahir
Suku
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Alamat
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Peserta asuransi kesehatan
Rekam medis
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Alia M Zahri
Tanah abang-OKI/ 10-10-1953
Palembang
Wanita
menikah
Islam
Komplek kenten Indah blok E No 09
Diploma
Guru
0001880
Anamnesa
Keluhan utama :
Pasien datang mengeluh ada benjolan di ujung lidahnya sejak kurang lebih 10 hari
yang lalu awalnya pernah tergigit lama-lama menjadi benjolan, tetapi tidak nyeri dan
pasien ingin di rawat.
Keluhan tambahan
:-
:: Simetris
Bibir
Kelenjar getah bening submandibula
Kanan
Kiri
IV.
Pemeriksaan intraoral
Debris
Plak
Kalkulus
Perdarahan papila interdental
Gingiva
Mukosa
Lidah
Hubungan rahang
Kelainan gigi
Keadaan gigi geligi
- Lesi D3
- Tumpatan GIC; 25
- Hilang
V.
: Sehat
: ada di regio a, c, d, e, f
: ada di regio a, c, d, e, f
: d,e,f
: tidak ada
: kemerahan pada regio d, e, f
: sehat
: ditemukan lesi berupa vesikel, diameter 7mm,
bulat, berwarna merh muda, lunak, berbatas tegas,
tidak sakit di anterior lidah.
: orthognati
: tidak aada
:
: 16, 34, 44
: 38, 37, 36, 46, 47, 48.
Diagnosa sementara
Diagnosa banding :
1. mucocele
2. lipoma
Diagnosa sementara : mucocele
VI.
Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan histopatologis
Hasil
:
Sediaan berasal dari region ujung lidah sebelah dalam, dinding dilapisi jaringan
ikat kolagen, subkapsuler terdiri dari acini-acini seromukous yang masih dalam batas
normal terbagi menjadi lobules-lobulus oleh jaringan ikat, dijumpai stroma
oedematous berisi sel-sel radang limfosit dan massa amorf mucinus, pembuluh darah
dilatasi dan proliferasi, terdapat pula focus-fokus necrotic yang luas. Dijumpai
struktur kistik dengan epitel pelapis pipih. Tidak dijumpai tanda-tanda ganas pada
sediaan ini.
Kesan : mucocele
VII.
Tinjauan pustaka
Mucocele merupakan keadaan akibat dilatasi suatu lubang yang berisi
timbunan seresi lender. Atau akibat ekstravasasi mucus dari duktus eksretori kelenjar
saliva minor ke jaringan ikat sekitarnya dan juga dikenal sebagai kista retensi mukus.
Mucocele berasal dari kelenjar saliva minor tipe mukus, terjadi karena cairan mukus
keluar dari salurannya dan mengisi ruangan dalam jaringan ikat.1,2
Mucocele sering terjadi pada bibir bawah (60 % kasus) selain itu terjadi juga
di mukoasa bukal , anterior lidah, dan dasar mulut 1,2,3,4,5. Mucocele disebabkan oleh
trauma local, misalnya pada bibir sering kali karena tergigit pada saat makan ataupun
karena kebiasaan buruk menggigit bibir yang mungkin kadang tidak disadari. 1,2
Gambaran klinis mucocele biasanya tanpa ada gejala serius, tidak sakit, lunak dan
fluktuasi serta kebanyakan berukuran kurang dari 1 cm. 3 Mucocele dapat terjadi pada
semua golongan umur, namun kejadian paling sering terjadi pada anak- anak. 1
Mucocele dapat pecah karena trauma tergigit dan mengeluarkan cairan kuning jernih,
namun dapat membesar lagi.1,2,6
Patogenesis mucocele yaitu saliva yang dialirkan dari glandula saliva menuju
duktus terhambat oleh adanya penyumbatan di ujung duktus yang menyebabkan
saliva terkumpul di dalam saluran dan terjadi pembengkakan karena tidak ada jalan
keluar. Selain karena penyumbatan, tertahannya saliva di dalam duktus dapat juga
dikarenakan trauma pada duktus yang menyebabkan duktus terputus.1,2
Ada 2 tipe mucocele: yang pertama tipe kista ekstravasasi mukus, dimana
tidak ada epitel yang membatasinya. Kista tipe ini biasanya dibatasi oleh jaringan
granulomatosa yang berasal dari suatu trauma yang memutuskan atau memotong
duktus sehingga saliva tertahan tidak ada saluran keluar dan menyebabkan
pembengkakan (ekstravasasi saliva). Tipe kedua yaitu kista retensi mukus, dimana
kista dibatasi oleh epitel duktus, berasal dari ujung duktus yang tersumbat sehingga
saliva terkumpul di dalam saluran dan tidak bisa mengalir keluar dan terjadilah
pembengkakan.4,5,6,
VIII. Diagnosa
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis terhadap pasien dimana ada kelainan
berupa benjolan lunak berwarna merah transparent ukuran 0.7 x 0.7 x 0.3 mm, tidak
sakit serta didukung oleh hasil PA, maka dapat ditegakkan diagnosa kelainan ini
adalah mucocele.
IX.
Rencana perawatan
Fase I
:
- Kontrol plak, DHE,
Fase II
-
Fase III
-
X.
Perawatan restoratif gigi geligi yaitu tambalan GIC pada gigi 16, 34, 44
Fase IV
-
kontrol
Pembahasan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang pada pasien. Yaitu terdapat lesi diujung ventral lidah, diameter 7mm,
lunak, bulat, batas tegas.
Etiologi mucocele pada pasien ini adalah karena bagian ujung lidah sering
tergigit. Pada pemeriksaan histopatologis yang mendudkung bahwa lesi ini adalah
mucocele yaitu terdapatnya lumen yang berisi makrofag dan mucin.
Perawatan pada pasien ini meliputi ; Pemberian DHE (pre dan post bedah) ;
Pemberian medikasi post eksisi berupa
amoksisilin 500 mg 3 kali sehari dan vitamin C
50
mg berupa tablet hisap 1 kali sehari ;
Bedah eksisi mucocele ; Medikasi
dengan amoksisilin 500 mg 3 kali
sehari, parasetamol 500mg 3 kali sehari
dan vit. C 50 mg 1 kali sehari.
Foto awal
Foto kontrol
XI.
Kesimpulan
Mucocele bila kecil tidak mengganggu dan tidak menimbulkan gejala yang serius
pada pasien serta tidak menimbulkan rasa sakit. Dalam hal ini perawatan cukup diberikan
medikasi berupa antibiotik dan instruksi agar si pasien menghilangkan kebiasaan buruk
menggigit bibir serta menjaga kesehatan rongga mulut. Namun bila mucocele menimbulkan
gangguan dan rasa sakit atau bertambah besar ukurannya dan tidak dapat ditolerir oleh si
pasien maka tindakan bedah eksisi adalah pilhan perawatannya.
1. Greenberg, MS.2003. Burkets Oral Medicine Diagnosis and Treatment. 10th ed. Ontario:
BC Decker.
2. Pindborg, JJ. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Jakarta : Binarupa Aksara.
3. Dunne, SM. 2009. Diagnosis Kelainan dalam Mulut. Jakarta : EGC.