LINEA ALBA
Disusun Oleh :
Amalia Rieska Mauliddya, S.Kg
NIM : J3A019003
LINEA ALBA
Disusun Oleh :
Amalia Rieska Mauliddya, S.Kg
NIM : J3A019003
Disetujui Oleh
Preceptor
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tidak biasa, tetapi berikut ada beberapa gambaran klinis yang merupakan
suatu bukti adanya gambaran klinis dari variasi normal rongga mulut.
bilateral baik lokasi nya atau perluasannya. Gambaran klinis kedua berada
pada lokasi yang dapat diprediksi. Gambaran klinis ketiga adalah biasanya
finding. Gambaran lesi kelima adalah biasanya statis atau tidak berubah .
gambaran klinis ke enam bahwa variasi dari suatu jaringan yang normal
Gambaran yang ketujuh adalah bahwa jaringan normal yang terlihat tidak
lazim biasanya tidak akan mengalami perubahan bila diberi warna empiris,
contoh dari variasi normal rongga mulut adalah Linea Alba, Morscatio
A. IDENTITAS PASIEN
1. N a m a : Tn. PS
2. U m u r : 61 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Pensiunan PNS
6. Alamat : Rembang
7. Diagnosa Medis : Linea Alba
8. No. RM : 003492
B. DESKRIPSI KASUS
1. Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan terdapat garis putih pada pipi bagian
dalam saat bercermin
Pasien datang dengan keluhan terdapat garis putih pada pipi bagian
dalam saat bercermin, garis putih tersebut terdapat di kedua sisi bagian
dalam pipi, pasien menyadari adanya garis putih tersebut sejak sekitar 6
bulan yang lalu saat bercermin. Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa
sakit, gatal atau rasa terbakar pada garis tersebut. Garis putih tersebut
diperparah karena tidak sadar kadang-kadang pasien menggigit-gigit
pipi dalamnya. Pasien belum pernah minum obat-obatan atau ke dokter
untuk menghilangkan garis putih tersebut.
c. Riwayat medis
Pasien memiliki riwayat rawat inap di rumah sakit selama 3 hari
karena mempunyai penyakit jantung sejak 2015 untuk pasang ring
jantung. Saat ini pasien melakukan rawat jalan untuk kontrol
jantungnya dan menggonsumsi obat jantung serta obat gula sejak
2015. Pasien mengaku tidak memiliki alergi obat maupun makanan
dan cuaca.
d. Riwayat gigi geligi terdahulu
Pasien mengaku sudah pernah ke dokter gigi untuk melakukan
perawatan tambal gigi di gigi belakangnya. Pasie mempunyai
kebiasaan buruk mengunyah satu sisi karena sisi kanan berlubang.
Pasien sikat gigi 2x sehari setelah mandi pagi dan sore, dengan sikat
gigi yang digunakan bulu halus dengan teknik horizontal.
e. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak pertama, ayah pasien sudah meninggal karena
penyakit struk. Keadaan gigi geligi ayah, ibu, dan anak-anak pasien
rapi, keluarga tidak pernah mengeluhkan hal yang sama seperti pasien.
f. Riwayat sosial
Pasien merupakan seorang pensiunan PNS, saat ini tinggal bersama
keluarganya dengan aktivitas sehari-hari mengurus kebun. Pasien
tinggal dikawasan perumahan, sehari-hari menggunakan air PAM
untuk kebutuhan sehari-hari dan air mineral untuk minum. Pasien
sering nongkrong bersama temannya, dan mengonsumsi kopi. Pasien
tidak berani beraktivitas berat seperti olahraga lari dan lainnya karena
ada penyakit jantung. Perilaku terhadap perawatan kesehatan apabila
pasien sakit langsung kedokter. Pasien terkadang pergi keluar kota.
2. Pemeriksaan Objektif
Terdapat garis putih memanjang berupa plak pada mukosa bukal kiri
dan kanan, ukuran 1-2mm yang meluas dari gigi premolar 1 sampai molar
3 kanan dan kiri (bilateral), irregular, berbatas jelas, single, tidak terasa
sakit dan konsistensi lunak.
TINJAUAN PUSTAKA
Linea Alba juga dapat diakibatkan karena variasi dalam diet (pola
makan), kebersihan mulut, frekuensi kontak gesekan antara makanan dan
gigi, efek dari merokok, tekstur makanan, tekanan dari musculus buccinators
yang menekan mukosa melalui cusp gigi posterior rahang atas ke dalam garis
oklusi dan trauma friksional dan penyebab iritasi lainnya (bruxism)
(Chynthia, 2008).
PEMBAHASA
Pasien datang dengan keluhan terdapat garis putih di pipi bagian dalam
kanan dan kiri sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Pasien menyadari adanya
garis putih tersebut ketika bercermin. Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa
sakit, gatal atau rasa terbakar pada garis tersebut. Garis putih tersebut diperparah
karena tidak sadar kadang-kadang pasien menggigit-gigit pipi dalamnya. Pasien
belum pernah minum obat-obatan atau ke dokter gigi untuk menghilangkan garis
putih tersebut.
Pemeriksaan objektif didapatkan adanya garis putih memanjang
sepanjang oklusal gigi premolar 1 sampai m3 kanan dan kiri (bilateral) dengan
ukuran 1-2mm, irregular, berbatas jelas, single, tidak terasa sakit dan konsistensi
lunak. Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif diagnosis pasien adalah
Linea Alba Buccalis. Lesi ini merupakan bentuk umum dari hyperkeratosis
fisiologis yang merupakan kondisi yang terdiri dari penebalan pada epitel
mukosa sebagai respon terhadap friksi atau gesekan secara berulang.
Penatalaksanaan terhadap pasien ini hanya dilakukan KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) karena pasien tidak mengalami rasa sakit, tidak
mengalami gangguan fungsi bicara, pengunyahan maupun fungsi rongga mulut
lainnya. Komunikasi yang dilakukan adalah menjelaskan kepada pasien bahwa
garis putih yang terdapat pada pipi bagian dalam tersebut merupakan suatu
variasi normal dari rongga mulut sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Kemudian
menjelaskan kepada pasien bahwa garis putih tersebut disebut linea alba dan
kemungkinan disebabkan karena gesekan, tekanan, iritasi karena kebiasaan
menggigit-gigit pada mukosa bukal dan untuk perawatannya tidak perlu
dilakukan tindakan khusus apabila keadaan tersebut tidak mengganggu fungsi
makan, bicara, pengunyahan serta tidak menimbulkan keluhan apapun. Edukasi
yang diberikan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan
rongga mulut dengan sikat gigi 2x sehari pada pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur, dan mengedukasi untuk menghentikan kebiasaan menggigit-gigit
pipi dalam. Menjelaskan kepada pasien apabila apabila merasa ada rasa sakit
atau gatal pada pipi bagian dalamnya, sebaiknya langsung menghubungi dokter
gigi. Kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bruch JM, Treister NS. Clinical oral Medicine and Pathology. London. Springer.
2010. 43
Cawson RA, Binnie WH, Barret AW, Wright JM. Oral Disease. Edinburgh-
London. Mosbly. 2001. P.1.7.1.12
Chynthia Michelle Anggraini. 2008. Prevalensi dan Distribusi Variasi
Anatomis Normal pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Berdasarkan lokasi, Usia
dan Jenis Kelamin. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Jakarta.
Faride M. Madani, Arthur S, Kupersten. 2014. Normal Variations of Oral
Anatomy and Comon Oral Soft Tissue Lesions. Departement of oral
medicine, University of Pennsylvania school of Dental Medicine.
Philadephia USA.
Langlais, Robert P. et al. 2009. Color Atlas of Common Oral Diseases 4th Ed.
Lippincott Williams and Wilkins.
Neville, Brad W. Doughlas Damm. Carl Allen. Jerry Bouquot. 2002. Oral and
Maxillofacial Pathology. 2rd Edition. Elsevier Saunders : Missouri.