Oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
NIM : J2A01034P
Semarang ,
Disetujui Oleh
Preceptor
A. Latar Belakang
Variasi normal rongga mulut bukan merupakan gambaran klinis yang tidak biasa, tetapi
berikut ada beberapa gambaran klinis yang merupakan suatu bukti adanya gambaran klinis dari
variasi normal rongga mulut.
Gambaran klinis pertama adalah menunjukkan penampakan simetris bilateral baik lokasi nya
atau perluasannya. Gambaran klinis kedua berada pada lokasi yang dapat diprediksi. Gambaran
klinis ketiga adalah biasanya asimptomatik. Gambaran klinis ke empat adalah merupakan
independent finding. Gambaran lesi kelima adalah biasanya statis atau tidak berubah . gambaran
klinis ke enam bahwa variasi dari suatu jaringan yang normal biasanya akan lebih terlihat jelas
seiring dengan bertambahnya usia. Gambaran yang ketujuh adalah bahwa jaringan normal yang
terlihat tidak lazim biasanya tidak akan mengalami perubahan bila diberi warna empiris, contoh
dari variasi normal rongga mulut adalah Fissure Tongue, Geografis Tongue, dan Fordyce
granules.
B. Identitas Pasien
1. N a m a : Nn.DR
2. U m u r : 23 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. Alamat : perumahan kini jaya semarang
7. Diagnosa Medis : Frordyce Granules
8. No. Rekam Medis : 00010
C. Deskripsi Kasus
1. Pemeriksaan Subjektif
Pasien mengeluhkan terasa kasar pada bagian dalam sudut bibir kanan dan kiri sejak 1
tahun yang lalu semakin terasa kasar saat tersentuh dengan lidah, belum dilakukan
perawatan pada kasus ini dan tidak ada rasa sakit.
2. Pemeriksaan Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan obyektif terdapat lesi menonjol berbentuk papula,
multiple, berkelompok, bilateral pada bagian dalam comisura dextra dan sinistra
berwarna putih kekuningan, berbatas jelas, tidak dapat digerakan tidak ada rasa sakit.
3. Assessment
Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif, didapatkan bahwa :
Suspect diagnosis : Fordyce Granules
Differential diagnosis : Kandidiasis, Lichen planus, Leukoplakia
4. Planning
a. KIE
Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi tersebut adalah normal, sehingga
tidak perlu di khawatirkan.
Menjelaskan kepada pasien jika tidak ada tindakan khusus apabila keadaan
tersebut tidak mengganggu fungsi bicara, fungsi pengunyahan atau
menimbulkan keluhan apapun.
Menjelaskan kepada pasien bahwa kelenjar minyak pada rongga mulut yang
disebut fordyce granules dan termasuk dalam varian normal
Menginformasikan kepada pasien bahwa hal ini kemungkinan disebabkan oleh
development dimana terjadi pertumbuhan kelenjar minyak yang abrnormal
pada rongga mulut dan bukan merupakan suatu penyatkit
Mengedukasi pasien untuk tidak perlu khawatir dan tidak diperlukan
perawataan khusus kecuali ada keluhan , menjaga kebersihan rongga mulut,
menyikat gigi minimal setelah makan dan malam sebelum tidur
Kontrol ke dokter gigi enam bulan sekali
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Granula Fordyce adalah kelenjar sebasea ektopik atau Sebaseous choristomas (Jaringan
normal yang terdapat dalam lokasi yang abnormal) di dalam mukosa oral. Granula Fordyce ini
merupakan penyakit menurun, dapat ditemukan di sebagian besar mulut pada keadaan normal,
kelenjar sebasea ini terlihat di dalam dermal adnexa, yang berhubungan dengan folikel rambut.
Diameternya 1 sampai 2 mm.
Epidemiologi
Insiden Fordyce Spot, juga dikenal sebagai kelenjar Fordyce, meningkat berdasarkan usia,
lebih umum terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Prevalensi pada orang
dewasa adalah 70 sampai 80%. Perbandingan antara Laki-laki dan perempuan sekitar 2: 1
3. PatogenesisGranula Fordyce
Granula fordyce yang dipengaruhi oleh kelenjar sebasea yang dapat terjadi di berbagai bagian
tubuh seperti bibir, mukosa mulut, dan, labial. Beberapa penulis berpendapat bahwa bintik-bintik
Fordyce adalah ektopik / heterotopic kelenjar sebasea. Penulis lain menunjukkan bahwa lesi
tidak selalu ektopik / heterotopic.Dalam satu studi, kelenjar sebasea yang normal muncul di
mukosa bukal 80 sampai 95% dari orang dewasa
Granula Fordyce tidak ada hubungannya dengan folikel rambut dan memiliki saluran yang
membuka langsung kepermukaan kulit.Meskipun kelenjar sebaseayang muncul pada saat lahir,
tidak menutup kemungkinan akan muncul kembali pada masa pubertas yang dipengaruhi oleh
hormone androgenik adrenal. Pembesaran kelenjar sebasea membuat hal ini terlihat di seluruh
epitelatasnya
Granules Fordyce muncul dalam bentuk papula berwarna putih kekuningan yang multiple
atau bias juga muncul sebagai papula berwarna putih bilateral maupun unilateral namun lebih
sering bilateral dansimetris. Fordyce Granule ini kadang terlihat menyerupai kumpulan, padat
atauj arang dan paling banyak terdapat pada mukosa bukal dan berupa garis merah terang pada
bibir atas. Adakalanya Fordyce Granules (FG) dapatterlihatpada area Retromolar Pad danpada
pillar tonsil anterior. Prevalensi terjadinya biasanya lebih sering pada laki-laki disbanding
perempuan. Granula cenderung muncul pada masa pubertas dan meningkat dalam jumlah sesuai
dengan meningkatnya usia.,dengan kemunculan maksimal terjadi antara 20 dan 30 tahun. Lesi
tidak menunjukkan gejala dan sering ditemukan secara kebetulan oleh pasien atau oleh dokter
selama pemeriksaan oral rutin. Sebagian besar penduduk-lebih dari 80% dari individu-
dipengaruhi oleh kondisi tertentu. Secara historic, FG ini identic dengan kelenjar sebasea normal
yang ditemukan di dermis.
Gambar1.Granula fordyce.papula berwarna kuning pada vermilion bibiratas.
Granula Fordyce mirip dengan kelenjar sebasea normal yang ditemukan di kulit.Secara
mikroskopis, lobules dari kelenjar sebasea teragregasi di sekitar atau berdekatan dengan saluran
ekskretoris. Kelenjar heterotopic yang terbentuk dengan baik dan muncul secara fungsional dapat
dilihat langsung di bawah permukaan epitel. (Gambar 1- 12). Sel-sel sebasea di lobulus ini
berbentuk busur poligonal. Mengandung persen reli yang terletak diinti dan cytopiasmyang
berbuih banyak.Pemeriksaan histologi dari lesi menunjukkan kelenjar sebasea kulit membesar,
yang terdiri dari kelompok lobus sebasea mature sekitar saluran kecil yang muncul di permukaan
epitel. Kelenjar sebasea tidak memiliki hubungan dengan folikel rambut. Perubahan patologis
jarang terjadi.
Gambar 3.Granula Fordyce beberapa kelenjar sebasea yng ditemukan dibawah permukaan epitel.
Karena granula fordyce merupakan variasi anatomi yang normal dan tidak menunjukkan
gejala. Tidak ada perawatan yang diindikasikan. Biasanya karakteristik tampilan klinis dan
biopsi tidak diperlukan untuk diagnosis. Kadang-kadang granula fordyce dapat menjadi
hiperplastik atau mungkin membentuk pseudocysts yang berisikeratin. Granula Fordyce di
perbatasan vermilion bibir atas mungkin memerlukan pembedahan untuk alasan estetika. Pilihan
pengobatan termasuk operasi mikro-punch, electrodesiccation, cryotherapy, laser yang ablatif,
terapi photodynamic, asambichloracetictopikal, tretinointopikal, danisotretinoin oral; biasanya
dermatologists memberikan perawatan mana yang diminta.
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien mengeluhkan terasa kasar pada bagian dalam sudut bibir kanan dan kiri sejak 1
tahun yang lalu semakin terasa kasar saat tersentuh dengan lidah, belum dilakukan perawatan
pada kasus ini dan tidak ada rasa sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan obyektif terdapat lesi
menonjol berbentuk papula, multiple, berkelompok, bilateral pada bagian dalam comisura dextra
dan sinistra berwarna putih kekuningan, berbatas jelas, tidak dapat digerakan tidak ada rasa sakit.
Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif, didapatkan bahwa Suspect
diagnosis adalah Fordyce Granules Dengan Differential diagnosis Kandidiasis, Lichen planus,
Leukoplakia
Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi tersebut adalah normal, sehingga tidak perlu
di khawatirkan., tidak ada tindakan khusus apabila keadaan tersebut tidak mengganggu fungsi
bicara, fungsi pengunyahan atau menimbulkan keluhan apapun.Menjelaskan kepada pasien
bahwa kelenjar minyak pada rongga mulut yang disebut fordyce granules dan termasuk dalam
varian normal
Menginformasikan kepada pasien bahwa hal ini kemungkinan disebabkan oleh
development dimana terjadi pertumbuhan kelenjar minyak yang abrnormal pada rongga mulut
dan bukan merupakan suatu penyatkit serta Kontrol ke dokter gigi enam bulan sekali
BAB IV
PENUTUP
Granula Fordyce adalah kelenjar sebasea ektopik atau Sebaseous choristomas (Jaringan
normal yang terdapat dalam lokasi yang abnormal) di dalam mukosa oral .Granula Fordyce ini
merupakan penyakit menurun, dapat ditemukan di sebagian besar mulut pada keadaan normal,
kelenjar sebasea ini terlihat di dalam dermal adnexa, yang berhubungan dengan folikel rambut.
Diameternya 1 sampai 2 mm.
Granula fordyce yang dipengaruhi oleh kelenjar sebasea yang dapat terjadi di berbagai bagian
tubuh seperti bibir, mukosa mulut, dan, labial. Beberapa penulis berpendapat bahwa bintik-bintik
Fordyce adalah ektopik / heterotopic kelenjar sebasea. Penulis lain menunjukkan bahwa lesi
tidak selalu ektopik / heterotopic.Dalam satu studi, kelenjar sebasea yang normal muncul di
mukosa bukal 80 sampai 95% dari orang dewasa
Granula Fordyce tidak ada hubungannya dengan folikel rambut dan memiliki saluran yang
membuka langsung kepermukaan kulit.Meskipun kelenjar sebaseayang muncul pada saat lahir,
tidak menutup kemungkinan akan muncul kembali pada masa pubertas yang dipengaruhi oleh
hormone androgenik adrenal. Pembesaran kelenjar sebasea membuat hal ini terlihat di seluruh
epitelatasnya
DAFTAR PUSTAKA
1. Damm, N and Allen B. 2002. Oral and Maxilofacial Pathology, second edition.
USA : Saunders Comp any
2. Laskaris, George. 2006. Pocket Atlas of Oral Diseases. Second edition. New York :
Thieme Stuttgart
3. Greenberg, Martin S and Glick M. 2003. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and
Tretment. Tenth edition. Hamilton : BC Decker Inc
4. Silverman S, Roy Eversole and Edmond L. 2001. Essentiaal of Oral Medicine.
Hamilton : BC Decker Inc
5. Regezi, J.A. J.J. Sciubba.dan R.C.K. Jordan. 2012. Oral Pathologi. Clinical
Pathology Correlations. sixth Edition. USA: Elsevier.
6. Shazad M, Yousuf and Abdul wahab. 2015. Prevalence of Fordyce’s Granules- A
Karachi Sample. Pakistan Oral & Dental Journal Vol 35, No. 2
7. K.C Leung A, and Benjamin B. 2015. Fordyce Spot.Canada Journal Volume 1(6):
121-122