Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH APLIKASI KLINIK GIGI PENCEGAHAN

“CARIES RISK ASSESSMENT”

Disusun Kelompok 5:

Angelia Rosalina Anwar 15/382619/KG/10293


Cindy Rozza Bella 15/382623/KG/10197
Farah Salsabila 15/382637/KG/10301
Maudina Pamela Raishahusna 15/382632/KG/10306
Merrinda Augustina 15/382633/KG/10307

PROGRAM STUDI HIGIENE GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Saat ini mayoritas masyarakat di Indonesia belum mempertimbangkan kesehatan gigi


dan mulut, angka kesakitan gigi juga cenderung meningkat setiap dasawarsa (Sintawati, 2007
sit. Nurhidayat dkk, 2012). Penyakit periodontal dan karies gigi merupakan penyakit gigi dan
mulut yang paling banyak diderita oleh masyarakat Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Depkes tahun 2007 menunjukkan 72,1% penduduk punya pengalaman karies dan
sebanyak 46,5% diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat (Matram, 2009 sit
Rizka dan Abi, 2012).
Karies gigi merupakan penyakit mulut yang paling umum pada kedokteran gigi
meskipun ilmu pengetahuannya berkembang dan selalu menjadi perhatian. Manajemen
penyakit ini terus menjadi tantangan dan memerlukan tenaga profesional. Secara historis,
kedokteran gigi telah manajemen penyakit karies gigi melalui pendekatan bedah-restoratif.
Lesi karies dapat diperbaiki tetapi gigi yang memiliki karies tidak sepenuhnya dirawat karena
penyebab sebenarnya adalah faktor risiko yang diperbaiki (Hurlbutt, 2011).
Untuk mencegah terjadinya karies dengan menghilangkan faktor resiko kita harus
mengetahui penyebab utama terlebih dahulu. Mengetahui penyebabnya merupakan hal
penting agar mengerti bagaimana melakukan pencegahan atau edukasi pada masing-masing
individu dengan tepat. Proses diagnosis karies melibatkan penilaian risiko dan penerapan
kriteria diagnostik untuk menentukan status penyakit dengan tujuan utama mengidentifikasi
pasien dengan lesi yang memerlukan perawatan operatif (restorasi) maupun yang tidak
memerlukan perawatan operatif, dan pasien yang berisiko tinggi mengalami perkembangan
lesi karies sehingga dapat memberikan kesempatan dalam implementasi strategi pencegahan
yang lebih spesifik terhadap terjadinya karies (Putri dkk , 2009).

Caries Risk Assessment (CRA) merupakan komponen penting dalam menejemen


karies gigi untuk mengetahui resiko penyebab karies pada masing-masing individu. Terdapat
berbagai metode untuk melakukan pemeriksaan risiko karies, di antaranya American
Academy of Pediatric Dentistry Caries-risk Assessment Tool (CAT), Simulator Irene’s Donut,
Caries Management by Risk Assessment (CAMBRA), Cariogram, ICDAS dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi meliputi email, dentin dan
sementum. Penyakit ini dapat terjadi akibat terjadinya suatu aktivitas jasad renik pada
karbohidrat yang diragukan. Tanda-tanda terjadinya karies adalah adanya demineralisasi
jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.. Walaupun
demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini
penyakit ini dapat dihentikan (Kidd dan Joyston-Bechal, 1991).

Risiko karies dapat diukur untuk mengidentifikasi faktor yang berkontribusi pada
peningkatan risiko karies gigi (Bird dan Robinson, 2012). Pengukuran risiko karies
merupakan suatu proses pengumpulan data berdasarkan beberapa faktor seperti level bakteri
dan indikator seperti pengalaman karies untuk memprediksi aktivitas karies nantinya
(Limeback, 2012). Pengelolaan risiko karies dapat dilakukan dengan menggunakan metode
penilaian risiko karies berupa cariesrisk assessment, caries-risk assessment tool, CAMBRA,
kariogram dan ICDAS

A. Caries Risk Assessment (CRA) - American Dental Association (ADA)

Caries Risk Assessment (CRA) merupakan suatu proses pengumpulan data terkait
dengan berbagai macam faktor dan indikator untuk memprediksi aktivitas karies dalam
waktu tertentu. Caries Risk Assessment(CRA) memiliki tujuan utama pada bidang
kedokteran gigi yaitu untuk memberikan perawatan preventif maupun restoratif secara
lebih spesifik kepada pasien. Formulir penilian resiko karies American Dental
Association (ADA) dapat digunakan sebagai alat bantu pada dokter gigi dalam menilai
resiko individu terhadap terjadinya karies. Formulir ini terbagi menjadi dua jenis
berdasarkan kategori umur pasien yaitu, formulir penilaian resiko karies untuk usia 0-6
tahun dan formulir penilaian karies untuk usia di atas 6 tahun. Formulir ini juga dapat
digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pasien dalam menyoroti faktor resiko yang
potensial terhadap terjadinya karies. Pada formulir ini memuat faktor resiko yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada pasien yang dapat membantu di dalam
menurunkan resiko karies dari waktu ke waktu.
Formulir penilaian resiko karies dirancang untuk memuat berbagai faktor yang mudah
diamati atau ditemukan selama evaluasi kesehatan mulut secara rutin. Pada bagian
Contributing Conditions dan General Health Conditions dalam form ini dapat dilengkapi
oleh anggota dental team, sedangkan bagian Clinical Conditions harus ditentukan sendiri
oleh dokter gigi. Di dalam formulir ini warna yang digunakan mengindikasikan tingkat
resiko, warna hijau untuk mengindikasikan resiko tingkat rendah, warna kuning untuk
tingkat sedang dan warna merah untuk tingkat tinggi. Masing-masing faktor resiko diisi
dengan cara melingkari atau memberikan tanda checklist sesuai dengan kolom tingkat
resiko. Manajemen Caries Risk Assessment by ADA (American Dental Association), yaitu
: low risk apabila berada dalam kondisi yang termasuk di dalam kolom low risk.
Moderate risk apabila berada dalam kondisi yang termasuk di dalam kolom low risk dan
atau moderate risk. Sedangkan untuk high risk apabila berada dalam satu atau lebih
kondisi yang termasuk dalam high risk.
Selain itu, terdapat beberapa informasi tambahan terkait dengan faktor resiko spesifik,
yaitu :
a. Paparan Fluoride
Pasien dapat ditanyakan mengenai paparan fluor yang pernah diterima. Pasien yang
belum pernah mendapatkan paparan fluor maka dapat diindikasikan memiliki risiko pada
tingkat sedang (moderate risk) terhadap kejadian karies.
b. Makanan dan Minuman yang Mengandung Gula
Makanan yang mengandung gula dapat mempengaruhi perkembangan karies. Gula
dapat terkandung dalam makanan, minuman dan obat. Pasien mungkin tidak menyadari
akan adanya kandungan gula dalam suatu produk. Tabel berikut berisi daftar berbagai
bentuk gula yang digunakan dalam olahan dalam makanan.

c. Pasien dengan Kebutuhan Khusus


Pasien dengan kebutuhan khusus memiliki keterbatasan dalam rutinitas perawatan
kesehatan mulut, hal ini menyebabkan mereka lebih berisiko terhadap karies.
d. Medikasi yang Dapat Menurunkan Curah Saliva
Berkurangnya laju aliran saliva akan menyebabkan mulut kering. Mulut kering akan
menimbulkan iritasi jaringan lunak dalam mulut yang dapat menyebabkan timbulnya
inflamasi dan rentan terhadap infeksi. Karies gigi atau permasalahan mulut lain akan
banyak dijumpai apabila self cleansing saliva tidak ada.

Tabel 1. Formulir Penilaian Risiko Karies untuk Usia 0-6 Tahun


Tabel 2. Formulir Penilaian Risiko Karies untuk Usia di Atas 6 Tahun
Tabel 3.
Manajemen CRA oleh ADA

B. CAMBRA
CAMBRA merupakan singkatan dari Caries Management by Risk Assessment, adalah
sebuah metode untuk mencegah atau merawat lubang gigi pada tahap awal berdasarkan
penilaian faktor (ADHA, 2009). Penilaian resiko karies pada usia 6 tahun sampai dewasa
menggunakan metode yang dilakukan melalui 2 tahap. Tahap pertama, dasar penilaian faktor
berdasarkan indikator penyakit gigi berlubang setiap pasien, faktor risiko dan faktor
proteksi/pencegah mengenai terjadinya gigi berlubang pada saat ini dan masa yang akan
dating yang dinilai melalui tanya jawab langsung ke pasien dan pemeriksaan klinis (Hurlbutt,
2011). Tahap kedua, dokter atau petugas kesehatan menentukan level resiko karies pasien
( low, moderate, high, or extreme ) berdasarkan adanya indikator penyakit karies dan
keseimbangan antara patologis dan faktor pencegah ( Darby ML dan Walsh MM, 2010).

Menurut Darby ML dan Walsh MM (2010), Indikator penyakit karies :

1. Gigi dengan lubang pada gambaran radiografi yang berpenetrasi ke dalam dentin
2. Gambaran radiografi lesi approximal hanya pada enamel
3. Terlihat adanya white spots pada permukaan halus
4. Terdapat restorasi 3 tahun terakhir

Menurut Darby ML dan Walsh MM (2010), terdapat 9 faktor resiko yang


teridentifikasi berkaitan mengenai penilaian resiko karies yaitu :

1. Medium or high mutans streptococci and lactobacilli


2. Terlihat adanya plak pada gigi
3. Frekuensi snacking lebih dari 3 kali sehari diantara waktu makan
4. Pit dan fissure yang dalam
5. Penggunaan obat yang berlebihan
6. Aliran saliva yang inadequate hasil dari observasi atau pengukuran
7. Faktor berkurangnya saliva ( medikasi, radiasi, dan kondisi sistemik )
8. Akar yang terbuka
9. Penggunaan ortodontik

Faktor pencegah karies merupakan faktor biologis atau terapeutik yang bisa
digunakan untuk mencegah atau memicu patologi dari faktor risiko karies. Semakin tinggi
keparahan faktor risiko, semakin tinggi pula intensitas faktor pelindung yang diperlukan
untuk melawan proses karies (Darby ML dan Walsh MM, 2010). Faktor pencegah
karies yang termasuk didalam formulir pemeriksaan resiko karies:
1. Tinggal, bekerja, dan sekolah dilingkungan yang baik kandungan flournya
2. Menggunakan pasta gigi berflouride minimal dua hari sekali
3. Menggunakan obat kumur berflouride (0,05% NaF) setiap hari

4. Menggunakan 5000 ppm pasta gigi berflouride setiap hari


5. Varnish Fluoride pada 6 bulan terakhir
6. Mengunjungi dokter gigi untuk topikal aplikasi flour 6 bulan sekali
7. Peresepan / penggunaan chlorhexidine perhari dalam 1 minggu selama 6 bulan
terakhir

8. Xylitol gum / lozenges 4x sehari dalam 6 bulan terakhir

9. Menggunakan pasta supplement kalsium dan fosfat sampai 6 bulan


10. Aliran saliva yang adekuat ( 1 mL / min stimulated) (Darby ML dan Walsh MM,
2010).

 Kategori Risiko Karies menurut CAMBRA


1. Low risk : Seseorang masuk dalam kategori low risk caries apabila protective factors
lebih tinggi daripada risk factors.

2. Moderate risk : Seseorang masuk dalam kategori moderate risk caries apabila risk
factors lebih tinggi daripada protective factors.

3. High risk : Seseorang masuk dalam kategori high risk caries apabila terdapat 1 atau
lebih indikator penyakit.

4. Extreme risk : Seseorang masuk dalam kategori extreme risk caries apabila terdapat 1
atau lebih indikator penyakit (high risk caries) ditambah adanya hiposaliva.

 Prosedur :
1. Ambil rincian pasien, riwayat pasien (termasuk obat-obatan) dan melakukan
pemeriksaan klinis. Kemudian melakukan CRA.
2. Lingkari kategori “YES” pada tiga kolom pada formulir
3. Jika jawabannya adalah"ya" untuk salah satu dari empat indikator penyakit pada panel
pertama, maka kultur bakteri harus diambil dengan menggunakan Caries Risk Test
(CRT) marked by Vivadent, (Amherst, N.Y.)
4. Membuat overall judgment, apakah pasien berada pada risiko high, moderate atau low
pada keseimbangan, bergantung pada keseimbangan antara indikator penyakit/faktor
risiko dan protective factor menggunakan the caries balance concept
5. Jika ada seorang pasien high risk dan memiliki hipofungsi kelenjar ludah yang parah
atau kebutuhan khusus, maka mereka berada di"extrim risk" dan memerlukan terapi
yang sangat intensif.
6. Lengkapi bagian therapeutic recommendations seperti yang telah dijelaskan dalam
form oleh Jensonetal. masalah ini, berdasarkan assessed level of risk untuk lesi karies
di waktu mendatang dan aktivitas karies berkelanjutan. Gunakan rekomendasi
terapheutik sebagai titik awal untuk rencana pengobatan.
7. Menyediakan pasien dengan therapeutic and home care recommendations in the form
of a letter, berdasarkan observasi klinis and hasil Caries Risk Assessment (CRA).
8. Berikan pasien lembar yang menjelaskan bagaimana karies terjadi dan surat dengan
rekomendasi anda. Surat sampel diberikan.
9. Salin lembar rekomendasi, dan surat untuk grafik pasien (atau jika Anda memiliki
electronic records berbagai bentuk dan rekomendasi dapat dihasilkan untuk dicetak
custome untuk setiap pasien).
10. Menginformasikan pasien dari hasil dari setiap tes. Misalnya, menunjukkan pasien
bahwa bakteri tumbuh dari mulut mereka (hasil uji CRT *) bisa menjadi motivator
yang baik sehingga dengan memiliki culture tube or digital photograph dari slide uji
akan berguna pada kunjungan berikutnya (atau menjadwalkan satu kali pertemuan
untuk tujuan ini, untuk terus memuaskan pasien dalam beberapa minggu), atau
memberikan/mengirim mereka gambar(kamera digital dane-mail).
11. Setelah pasien telah mengikuti rekomendasi Anda selama tiga sampai enam bulan,
pasien dipersilakan kembali untuk menilai lagi seberapa baik instruksi yang telah
mereka jalankan. Tanyakan kepada mereka jika mereka mengikuti instruksi Anda dan
seberapa sering.
Jika level bakteri yang awalnya moderate or high, maka ulangi kultur bakteri untuk
melihat apakah level bakteri telah berkurang.

Tabel 3. Formulir pengisian untuk umur 0 sampai 5 tahun (Hurlbutt, 2011)


Tabel 4. Form pengisian untuk usia 6 tahun keatas (Gomez dkk, 2010)
Tabel 5. Managemen resiko karies untuk usia 0 sampai 5 tahun (Gomez dkk, 2010)
Tabel 6. Managemen resiko karies untuk usia 6 tahun ke atas (Gomez dkk, 2010)

C. Caries-Risk Assessment Tool (CAT) – The American Academy of Pediatric


Dentistry

Ada 3 indikator penilaian risiko karies (CRA) pada anak yaitu:


1. Kondisi klinik
2. Karakteristik lingkungan, dan
3. Kondisi kesehatan umum.
Tabel 7. Penilaian resiko karies menurut American Academy of Pediatric Dentistry
Indikator Resiko rendah Resiko sedang Resiko tinggi
Resiko karies
Kondisi-klinis - Tidak ada yng -Ada karies selama 24 - Ada karies selama 12
karies selama 24 bulan terakhir bulan
bulan terakhir -Terdapat satu area Terakhir
- Tidak ada demineralisai - Terdapat satu area
demineralisai Enamel (karies demineralisasi enamel
enamel (karies enamel white spot (karies enamel white spot
enamel white spot lesion) lesion)
lesion) -Gingivitis - Secara radiografi
- Tidak dijumpai dijumpai karies enamel
plak, tidak ada - Dijumpai plak pada gigi
gingivitis Anterior
- Banyak jumlah S. mutans
−Menggunakan alat
ortodontik
Karakteristik - Keadaan optimal - Keadaan yang − Penggunaan topikal fluor
Lingkungan dari penggunaan suboptimal pengguna yang suboptimal
fluor secara fluor secara sistemik - Sering memakan gula
sistemik dan dan optimal pada atau
topikal penggunaan topikal makanan yang sangat
- Mengkonsumsi aplikasi berhubungan dengan karies
sedikit gula atau - Sekali-sekali (satu di antara waktu makan
makanan yang atau dua) diantara - Status sosial ekonomi
berkaitan erat waktu makan terkena yang rendah
dengan permulaan gula simpel atau - Karies aktif pada ibu
karies terutama makanan yang sangat - Jarang ke dokter gigi
pada saat makan berkaitan terjadinya
- Status sosial karies
ekonomi yang tinggi - Status sosial ekonomi
- Kunjungan berkala menengah
ke dokter gigi secara - Kunjungan berkala ke
teratur dokter gigi
- tidak teratur
Keadaan -Anak-anak dengan
kesehatan membutuhkan pelayanan
umum kesehatan khusus
- Kondisi yang
mempengaruhi aliran saliva
Tabel 8. Form CRA AAPD 0-3 tahun

Tabel 9. Formulir CRA AAPG umur 0-5 tahun


Tabel 10. form CRA AAPD umur ≥ 6 tahun

Tabel 11. Contoh managemen karies umur 1-2 tahun


Tabel 12. Contoh managemen karies umur 3-5 tahun

Tabel 13. Contoh managemen karies umur ≥ 6 tahun

D. Cariogram
Telah banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi prevalensi karies
gigi, di antaranya dengan melakukan pengukuran resiko karies. Risiko karies
merupakan peluang seseorang untuk mempunyai beberapa lesi karies yang akan
menjadi karies selama kurun waktu tertentu. Resiko karies setiap orang tidak sama,
oleh karena itu tiap pasien pun juga berbeda dalam melakukan tindakan pencegahan
terhadap karies gigi. Salah satu metode pengukuran resiko karies yaitu menggunakan
kariogram(Kawung dkk, 2014).
Pada tahun 1997, kariogram diperkenalkan oleh Dr. Bratthal untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang karies gigi. Cariogram merupakan
sebuah perangkat lunak pada computer yang bertujuan untuk menunjukkan latar
belakang karies gigi dengan mengambarkan interaksi yang berhubungan dengan 10
faktor penyebab karies (Marya, 2011).
Tujuan kariogram menurut Vishnani dan Anup (2014), yaitu:

1. Untuk menentukan risiko karies secara grafis yang ditampilkan dengan


mengedepankan kesempatan untuk menghindari risiko karies baru di masa
depan.

2. Untuk menunjukan sejauh mana faktor yang berbeda mempengaruhi


kesempatan ini.

3. Untuk mendorong pengukuran preventif untuk diperkenalkan sebelum


kavitas baru berkembang.

A. Klasifikasi Kariogram
Kariogram merupakan sebuah diagram lingkaran, dibagi menjadi lima sektor
dalam beberapa warna, yaitu hijau, biru tua, merah, biru muda, dan kuning yang
mengindikasikan kelompok faktor resiko terjadinya karies gigi.

a. Sektor hijau menunjukkan peluang untuk mencegah karies.

b. Sektor biru tua menunjukkan diet berdasarkan kombinasi kandungan dan


frekuensi diet.

c. Sektor merah menunjukkan sektor bakteri berdasarkan skor plak.

d. Sektor biru muda menunjukkan kerentanan berdasarkan kombinasi program


fluoride, sekresi saliva, dan kapasitas buffer saliva.

e. Sektor kuning menunjukkan faktor keadaan yang berdasarkan kombinasi riwayat


pengalaman karies dan penyakit yang terkait.

B. Cara Penggunaan Kariogram

1. Start program

Program kariogram hanya dapat digunakan pada komputer berbasis Windows.


Kemudian ikuti petunjuk yang diberikan pada halaman tersebut.

2. Fungsi

Dengan cara mengklik ikon yang terdapat pada ujung kiri atas layar terdapat
beberapa informasi yang memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Keluar, digunakan jika ingin menutup program.

b. Pasien baru, digunakan jika ingin membuat halaman (pasien) baru.

c. Mengenai, digunakan untuk mengetahui tujuan program.


d. Bantuan, digunakan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang
penggunaan program.

e. Catatan, digunakan untuk mendaftar dan menulis komentar pasien.

f. Rekomendasi secara umum, digunakan untuk mengetahui tindakan


preventif dan klinis yang berdasarkan nilai yang telah dimasukkan.

g. Cetak, digunakan untuk mencetak kariogram.

3. Mendaftar pasien

Untuk mendaftar pasien baru, dapat dilakukan dengan mengklik ikon


catatan yang terdapat pada ujung kiri atas program. Untuk mendaftar pasien,
diperlukan beberapa data, yaitu nama, nomor, tanggal, dan pemeriksa.
Untuk memasukkan informasi data pasien pada program, dapat dilakukan
dengan mengklik ikon catatan. Kemudian mengisi informasi data pasien dan
dapat juga memberi beberapa komentar pada halaman tersebut.

4. Pengaturan untuk Negara atau Daerah

Faktor risiko karies pada setiap negara atau daerah berbeda-beda


tergantung latar belakangnya. Begitu juga dalam menentukan tingkat resiko
karies sedang, rendah, atau risiko tinggi.

5. Pengaturan Kelompok
Seorang pasien kemungkin dikategorikan dalam kelompok risiko yang
lebih tinggi atau lebih rendah berhubungan dengan populasi umum di daerah
tersebut.

6. Contoh Hasil Kariogram

Memasukkan skor yang relevan berdasarkan parameter dengan klik tanda


panah naik atau turun dengan mengatur skor 0-3 atau 0-2 tergantung dari batas
maksimum skor. Ketika minimal 7 program dimasukkan maka hasil diagram pie
akan muncul.

7. Rekomendasi Pasien
Serangkaian saran bisa dilihat setelah data angka yang diinput ke dalam
perangkat lunak dan kariogram telah tampak di tengah layar dengan mengklik
ikon, “Preliminary Interpretation” di pojok kiri atas. Perlu dicermati bahwa yang
diterangkan hanya saran, tidak menggambarkan kemungkinan. Pemeriksa kondisi
pasien dengan kariogram secara bijak harus memutuskan apakah tindakan yang
disarankan atau tidak disarankan akan dilanjutkan atau tidak.

8. Cetak

Pilihan untuk mencetak dibagi menjadi dua, hitam-putih dan berwarna.


Data registrasi pasien yang dimasukan akan dicetak bersamaan dengan hasil
kariogram atau Preliminary Interpretation untuk menghindari tercampurnya
dengan data pasien lain. Sebagai pengingat sebelum mencetak, sebaiknya
memasukan nama pasien, nomor KTP, dan tanggal pemeriksaan untuk setiap
pasien.
C. Parameter Kariogram

Menurut Bratthall et al. (2004), ada 10 parameter yang harus diisi dan diberi
skor (0-3) pada kotak yang tersedia dengan meng-klik tanda panah ke atas atau ke
bawah. Untuk semua parameter, skor 0 berarti nilai paling baik dan 3 adalah nilai
paling buruk. Parameter tersebut yaitu :

1. Pengalaman karies (DMFT)


Skor Keterangan
0 = Bebas karies dan tidak ada Bebas dari karies, tidak ada
tambalan tambalan sebelumnya, tidak ada
gigi berlubang atau gigi hilang
karena karies
1 = Lebih baik dari normal Lebih baik dari normal – lebih baik
statusnya dibanding normal, untuk
kelompok usia di area tertentu
2 = Normal untuk kelompok usia Status normal untuk kelompok usia
tersebut
3 = Buruk dari normal Statusburuk darinormal
untukkelompok usia tersebut, atau
ada beberapa lesi karies barudi
tahun terakhir.

Sebenarnya tidak ada tingkat karies "normal“ yang akurat, populasi yang berbeda,
prevalensi karies juga berbeda. Dalam menggunakan Cariogram, survei epidemiologi
lokal dapat digunakan. Berikut contoh di Swedia dan dari Inggris
Example:
A 30-year-old man with a DMFT = 11 will be as normal for his age
A 45-year-old with a DMFT = 13 is ‘better than normal’
A 55-year-old with a DMFT = 25 is ‘worse than normal’

2. Penyakit general
Skor Keterangan
0 = Tidak ada penyakit Tidak ada tanda-tanda dari penyakit
general yang berhubungan dengan
karies gigi. Pasien sehat.
1 = Ada penyakit / kondisi Ada penyakit general yang secara
dengan derajat ringan tidak langsung dapat mempengaruhi
proses karies, atau kondisi lain yang
dapat menyebabkan risiko karies
yang lebih tinggi. Misalnya
penglihatan terbatas,
ketidakmampuan untuk bergerak.
2 = Derajat berat, jangka Pasien yang terbaring di tempat tidur
panjang atau membutuhkan obat secara
terus-menerus. Misalnya yang bisa
mempengaruhi sekresi saliva.

3. Diet karbohidrat
Skor Keterangan
0 = Fermentasi karbohidrat Fermentasi karbohidrat sangat
sangat rendah rendah, diet yang sangat baik dari
sudut pandang karies.
1 = Fermentasi karbohidrat Karbohidrat difermentasi rendah,
rendah, diet non kariogenik diet'non-kariogenik', diet yang tepat
dari perspektif karies. Gula atau
karbohidratlain yang merangsang
kariespadatingkat rendah.
2 = Fermentasi kandungan Fermentasi kandungan karbohidrat
karbohidrat sedang sedang. Diet dengan kandungan
yang relatif tinggi gula atau
karbohidrat lain yang merangsang
karies.
3 = Asupan karbohidrat tnggi, Diet yang tidak baik dari perspekti
diet yang tidak tepat. fkaries. Asupan tinggi gula atau
karbohidrat lainnya merangsang
karies.

Dukungan yang baik untuk konseling diet adalah penggunaan uji saliva, seperti uji
lactobacillus. Jumlah lactobacillus yang tinggi dapat mengindikasikan karbohidrat
yang tinggi. Dentocult LB adalah metode dip-slide untuk memperkirakan jumlah
laktobasilus. Metode ini terdiri dari slide dengan substrat selektif untuk Lactobacillus
1. Biarkan pasien mengunyah pellet parafin selama setidaknya satu menit (jika
air liur belum terkumpul untuk penilaian tingkat sekresi)
2. Kumpulkan saliva terstimulasi dalam tabung reaksi.
3. Keluarkan medium nutrisi dari vial biakan tanpa menyentuh permukaan agar-
agar.
4. Tuangkan air liur dari tabung reaksi pada kedua permukaan agar, pastikan
bahwa mereka benar-benar dibasahi.
5. Biarkan air liur berlebih menetes, kemudian kencangkan slide dengan kuat
kembali untuk dilakukan kultur jaringan.
6. Beri label nama pasien dan tanggal pengambilan
7. Tempatkan tabung reaksi dalam posisi tegak dalam inkubator selama empat
hari 35 ºC / 95 ºF.

Setelah inkubasi - lepaskan slide dari nutrien agar setelah empat hari. Bandingkan
densitas koloni pada permukaan agar-agar dengan kepadatan dari bagan model.

4. Frekuensi diet
Skor Keterangan
0 = maksimal tiga kali per hari Frekuensi asupan diet yang sangat
(termasuk makanan ringan) rendah, maksimal tiga kali per 24
jam sebagai rata-rata di bawah
periode waktu lebih lama.
1 = maksimal lima kali per hari Frekuensi asupan diet rendah,
maksimal lima kali setiap 24 jam.
2 = maksimal tujuh kali per hari Frekuensi asupan diet tinggi,
maksimal tujuh kali per 24 jam.
3 = lebih dari tujuh kali per hari Frekuensi asupan diet sangat tinggi,
rata-rata lebih dari tujuh kali per 24
jam.
5. Skor plak (indeks Plak, Loe & Sillness)
Skor Keterangan
0 = oral hygiene sangat baik, Tidak ada plak, seluruh permukaan
Plaque Index (PI) < 0,4 gigi sangat bersih, pasien sangat
sadar akan kebersihan mulut, rajin
menyikat gigi dan menggunakan
pembersih interdental.
1 = oral hygiene baik, PI = 0.4- Terdapat plak yang menempel pada
1.0 margin gingiva bebas dan daerah
yang berdekatan gigi. Plak dapat
dilihat hanya setelah diaplikasikan
disclosing solutio atau dengan
menggunakan probe pada
permukaan gigi.
2 = oral hygiene yang kurang Akumulasi deposit lembut sedang,
baik, PI = 1,1-2,0 dapat dilihat dengan mata secara
langsung.
3 = oral hygiene buruk, PI> 2.0 Banyaknya material lembut di dalam
poket gingiva dan / atau pada gigi
dan margin gingiva. Pasien tidak
tertarik dalam membersihkan gigi
atau menyebabkan kesulitan dalam
membersihkan. Anda merasa seperti
ingin segera membersihkan giginya
secara menyeluruh dan profesional.

Indeks plak Loe dan Silness digunakan untuk mengukur plak berdasarkan pada lokasi
dan kuantitas plak yang berada dekat dengan margin gingiva. Gigi yang diperiksa
meliputi empat permukaan yaitu: mesial, distal, lingual dan fasial, kemudian dihitung
skornya.Untuk menghitung keseluruhan gigi jumlah skor indeks plak dibagi jumlah
gigi yang ada
 0 - 1 baik
 1,1 - 2 sedang
 2,1 - 3 buruk

6. Jumlah S. Mutans (uji S. Mutans)


Skor Keterangan
0 = Strip mutans kelas 0 Jumlah yang sangat rendah atau nol
S. mutans< 104/mL saliva dari Streptococcus mutans dalam
saliva. Hanya sekitar 5% dari
permukaan gigi dikolonisasi oleh
bakteri.
1 = Strip mutans kelas 1 Rendahnya tingkatStreptococcus
S. mutans < 106/mL saliva mutans dalam saliva. Sekitar 20%
dari permukaan gigi dikolonisasi
oleh bakteri.
2 = Strip mutans kelas 2 Tingginya jumlah Streptococcus
S. mutans < 107/mL saliva mutans dalam saliva. Sekitar 60%
dari permukaan gigi dikolonisasi
oleh bakteri.
3 = Strip mutans kelas 3 Jumlah yang sangat tinggi
S. mutans > 107/mL saliva Streptococcus mutans dalam saliva.
Lebih dari 80% dari permukaan gigi
dikolonisasi oleh bakteri.
Jika menggunakan indeks %, misalnya menyatakan% (persentase) berapa banyak
permukaan gigi ditutupi dengan plak, maka digunakan nilai-nilai skala berdasarkan
empat kelas.

Dentocult SM adalah salah satu tes aktivitas karies yang membantu diagnosis
adanya karies dan perkembangannya berdasarkan hitungan Streptococcus mutans.
Dentocult SM digunakan untuk memperkirakan jumlah Streptococcus mutans dalam
air liur.
1. Ambil disk bacitracin dari botol menggunakan tang atau jarum. Jangan lupa tutup
kembali tutup rapat.
2. Masukkan disk bacitracin ke dalam tabung kultur biakan dan biarkan selama
setidaknya 15 menit.
3. Berikan pasien pelet parafin untuk dikunyah setidaknya selama satu menit.
Mengunyah menghasilkan bakteri mutan yang bergerak dari permukaan gigi ke air
liur.
4. Ambil satu tes strip mutans dari wadah, hanya menyentuh ujung strip. Masukkan
2/3 strip ke mulut pasien dan putar sekitar 10 kali. Strip itu tidak boleh dioleskan di
lidah, hanya dibasahi dengan baik.
5. Lepaskan Strip mutans dari lidah, tarik di antara bibir tertutup untuk
menghilangkan sisa air liur.
6. Tempatkan Strip mutans dalam medium kultur. Tutup harus 1/4 terbuka. Pegang
botol itu tegak.
7. Beri label pasien dan tempelkan ke botol
8. Tempatkan media kultur dalam inkubator pada suhu 35-37 ºC (95-99 ºF) dan
inkubasi selama 48 jam
Setelah inkubasi biarkan strip mengering lalu lakukan evaluasi. Jumlah streptokokus
mutan per ml saliva diperoleh dengan membandingkan strip uji dengan bagan
evaluasi dan diklasifikasikan

7. Program fluor
Skor Keterangan
0=Mendapat program fluoride Pasta gigi berfluoride ditambah
secara maksimal penggunaan konstan langkah-
langkah tambahan seperti tablet atau
pembersihan dan varnis. Program
fluoride maksimal
1=F tindakan tambahan, jarang Pasta gigi berfluoride ditambah
beberapa langkah tambahan seperti
tablet atau pembersihan dan varnis
jarang.
2 = hanya Fluoride dari pasta Hanya pasta gigi berfluoride
gigi
3=tidak ada penggunaan Tidak menggunakan pasta gigi
fluoride fluoride atau tindakan fluoride
lainnya.

8. Sekresi saliva
Skor Keterangan
0=sekresi salivanormal Sekresi saliva normal,lebih dari 1,1
ml stimulated saliva per menit.

1=Rendah, 0,9-1,1ml stimulated Rendah, dari 0,9 menjadi kurang


saliva /menit dari1,1ml stimulated saliva per
menit.

2=Rendah, 0,5-0,9 ml saliva/ Rendah, dari 0,5 sampai kurang dari


menit 0,9 ml stimulated saliva per menit.

3=Sangat rendah, Xerostomia, Sekresi saliva yang sangat rendah,


<0,5 mlsaliva/ menit mulut kering, kurang dari 0,5ml
saliva per menit, masalah dinilai
tidak lama.

Bahan yang diperlukan untuk tes: Parafin dan gelas ukur atau gelas.
1. Pasien tidak boleh makan atau merokok selama satu jam sebelum pengambilan
sampel.
2. Pasien harus duduk dalam posisi yang tegak dan rileks.
3. Pelet parafin diberikan kepada pasien untuk dikunyah selama 30 detik,
kemudian mengeluarkan ludah yang terakumulasi.
4. Pasien kemudian terus mengunyah selama lima menit, dengan akumulasi air
liur yang dikumpulkan terus menerus ke gelas ukur. Waktu dapat dikurangi jika
tingkat tinggi, berkepanjangan jika tingkatnya rendah
5. Setelah 5 menit, jumlah air liur diukur dan laju sekresi dihitung. Contoh: 3,5
ml dalam 5 menit = 0,7 ml / menit

Jika semua tes dilakukan pada saat yang sama, dapat dilakukan urutan praktis berupa:
1. mengukur tingkat sekresi
2. menggunakan beberapa air liur yang dikumpulkan untuk kapasitas buffer
3. Uji Strip mutans
4. gunakan ludah yang tersisa untuk tes lactobacillus

9. Kapasitas bufer saliva


Skor Keterangan
0=memadai, Dentobuff biru Normal atau kapasitas bufer baik,
pH akhirSaliva ≥ 6.0
1=bekurang, Dentobuff hijau kapasitas bufer kurang baik, pH
akhirSaliva -4,5-5,5
2=Rendah, Dentobuff kuning Kapasitas buffer rendah, pH akhir
Saliva-<4.0
Dentobuff Strip adalah cara cepat dan mudah untuk menentukan kapasitas buffer air
liur. Dan sistem indikator yang tergabung dalam strip tes berubah warna, jelas
menunjukkan kapasitas buffer dari air liur.
1. Tempatkan strip tes Dentobuff, tes pad menghadap ke atas, tanpa menyentuh test pad.
2. Gunakan pipet tertutup untuk menerapkan setetes air liur terstimulasi (lihat perkiraan
laju aliran saliva) ke test pad sudah cukup untuk menutup seluruh bantalan.
3. Setelah 5 menit, bandingkan warna yang telah Anda kembangkan pada test pad
dengan Strip Warna Dentobuff Strip (lihat gambar).
Ketika setetes air liur menyentuh test strip, air liur mulai melarutkan zat warna yang
sensitif terhadap pH pada test pad. Sistem pengujian ini membedakan antara kapasitas
buffer rendah (kuning), sedang (hijau) dan tinggi (biru)
10. Penilaian klinis dari operator
Skor Keterangan
0=Lebih positif Lebih positif dari apa yang
ditunjukkan cariogram berdasarkan
pada nilai yang masuk
1 =pengaturan normal Risiko sesuai dengan nilai-nilai
yang masuk
2 = buruk Lebih buruk daripada apa yang
terdapat pada Cariogram
berdasarkan pada nilai yang masuk.
3 =resiko karies sangat tinggi,. Pemeriksa yakin bahwa karies akan
berkembang, terlepas dari apa yang
terdapat pada Cariogram
berdasarkan pada nilai yang masuk.
E. ICDAS (International Caries Detection and Assesment System)

ICDAS adalah sistem penilaian klinis yang digunakan untuk mendeteksi dan menilai

karies gigi. ICDAS dihasilkan untuk digunakan dalam pendidikan kedokteran gigi, aplikasi

klinis, penelitian dan studi epidemiologi.Sistem penilaian dapat digunakan pada permukaan

koronal dan permukaan akar dan dapat diterapkan untuk karies enamel,karies dentin, lesi

non-kavitas dan lesi kavitas. Tujuan ICDAS adalah untuk mendapatkan informasi tentang

diagnosis yang tepat, prognosis dan manajemen klinis karies gigi pada tingkat kesehatan

individu dan publik. Jadi, ICDAS menyediakan lembar kerja yang dapat memungkinkan

pengelolaan karies yang diperlukan untuk mencapai hasil jangka panjang yang sehat

(Dikmen, 2015)

Karena karies gigi merupakan proses yang dinamis, pengkategoriannya sulit. Proses

ini terus menerus dan dapat diukur sebagai tahapan yang mewakili kehilangan struktur gigi

yang saat ini tidak terdeteksi menggunakan teknologi terbaru yang tersedia untuk digunakan

secara in vivo. Karena itu kita bergantung pada tanda-tanda visual yang mencerminkan proses

karies relatif ICDAS mengukur perubahan permukaan dan kedalaman histologist potensial

lesi karies dengan mengandalkan karakteristik permukaan. Kriteria ICDAS dibagi menjadi

dua kategori: karies koronal primer dan karies akar.

A. Karies Koronal Primer

Sistem ICDAS II memiliki dua kode digit untuk kriteria deteksi karies koronal

primer. Digit pertama memiliki pengkodean yang berkisar dari 0 hingga 9.


Kode Keterangan

0 Gigi sehat, permukaan dengan kelainan perkembangan seperti enamel

hypoplasia, fluorosis, gigiaus (gesekan, abrasi), dan noda ekstrinsik atau

instrinsik dicatat gigi sehat


1 Opasitas atau perubahan warna (putih atau coklat) muncul di dalam pit /

fissure atau pada permukaan lain yang tidak konsisten

2 Ketika basah, opacity (seperti Kode 1) lebih lebar dari pit / fissure atau

diameter 2mm di permukaan lain dan tetap terlihat setelah pengeringan

udara selama 5 detik.


3 Seperti kode 2 setelah pengeringan udara selama 5 detik, terdapat kerusakan

email.

4 Ketika basah atau kering, terdapat bayangan biru, abu-abu, atau coklat pada

dentin yang terlihat melalui permukaan enamel yang tampak utuh atau

marginal ridge yang mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan

email.
5 Kavitas opak atau perubahan warna pada email melibatkan dentin (1mm).

6 Kavitas luas, hilangnya struktur gigi yang luas (>2mm)

A. Karies akar

Kode untuk deteksi dan klasifikasi lesi karies di permukaan akar :

Kode Keterangan
E Jika permukaan akar tidak dapat divisualisasikan secara langsung,
maka itu dikecualikan.
0 Permukaan akar tidak menunjukkan perubahan warna yang tidak
biasa yang membedakannya dari daerah akar di sekitarnya atau tidak
menunjukkan cacat permukaan pada sambungan pertanaman atau
permukaan akar. Permukaan akar memiliki kontur anatomi alami.
1 Ada area dengan batas yang jelas pada permukaan akar atau pada CEJ
yang berubah warna tetapi tidak ada kavitasi (hilangnya konturan
atomis <0,5 mm).
2 Ada daerah dengan batas-batas yang jelas pada permukaan akar atau
pada CEJ yang berubah warna(coklat terang / gelap, hitam) dan ada
kavitasi (kehilangan kontur anatomi ≥; 0,5 mm).
Radiografi bitewing
Kriteria skor radiografi bitewing :

Kode Gambar Keterangan


C0 Tidak ada radiolusen yang jelas (tidak tercatat)
C1 Radiolusensi pada ½ bagian luar dari enamel

C2 Radiolusensi memanjang ke ½ bagian dalam dari enamel


dan dapat mencapai DEJ
C3 Radiolucency meluas tepat di luar DEJ

C4 Radiolusen jelas dalam 1/3 bagian luar dentin

C5 Radiolusensi meluas ke 2/3 bagian dalam dentin dan dapat


mencapai pulpa
KriteriaResikoKaries
Manajemen Resiko Karies
BAB III
PENUTUP

Karies gigi merupakan penyakit mulut yang paling umum pada kedokteran gigi
meskipun ilmu pengetahuannya berkembang dan selalu menjadi perhatian. Penilaian dan
pengontrolan faktor-faktor karies sangat diperlukan dalam upaya pencegahan
berkembangnnya karies. Pemeriksaan faktor resiko akan menunjukkan status faktor resiko
pada masing-masing individu. Tahap pengontrolan faktor-faktor resiko karies tersebut dapat
dilakukan setelah ditentukannya status risiko karies dari masing-masing individu. Dalam
pengontrolan risiko karies memerlukan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan seperti
halnya faktor umum yang mampu membantu dalam penilaian resiko karies berupa informasi
pasien serta hasil pemeriksaan umum klinis.

Caries Risk Assessment (CRA) merupakan komponen penting dalam menejemen


karies gigi untuk mengetahui resiko penyebab karies pada masing-masing individu. Beberapa
instrument dalam pengukuran risiko karies antara lain caries risk assessment (CRA), caries-
risk assessment tool (CAT), CAMBRA, kariogram, Hasil dari pengukuran risiko karies
kemudian akan menentukan perawatan therapeutic yang dapat dilakukan pada masing-masing
individu pasien serta menjadi iinformasi dasar bagi tenaga kesehatan gigi untuk dapat
mengedukasi dan memotivasi pasien untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan gigi dan
mulutnya secara optimum.
DAFTAR PUSTAKA

American Dental Association., 2009, 2011, Caries Risk Assesment Form


Bird, D.L., Robinson, D.S., 2012, Modern Dental Assisting, 10th ed., St. Louis: Elsevier
Saunders
Bratthall, D., Petersson, G.H., Stjernward, JR., 2004, Cariogram Manual: A New and
Interactive Way of Illustrating The Interaction of Factors Contributing to The
Development of Dental Caries, Cariogram Internet Version, Hal. 1-51.

Darby, ML.,Walsh, MM., 2010, Dental Hygiene : Theory and Practice, Canada: Saunders

Dikmen, B., 2015, ICDAS II Criteria (International Caries Detection And Assessment
System), J-Istanbul UnivFac Dent 2015;49(3):63-72

Evans, R. W., Dennison, PJ., 2009, The Caries Management System: an evidence-based
preventive strategy for dental practitioners. Application for children and adolescents,
Australian Dental Association54: 381–389.

Featherstone, J.D.B., dkk. Caries Risk Assessment in Practice for Age 6 through Adult, CDA
Journal., 35(10)

Gomez, F.R.J., dkk., 2010, Caries Risk Assessment Appropriate for the Age 1 Visit (Infants
and Toddlers), CDA Journal, 35(10), h: 687-782.

Gugnani, N., Pandit, K., Srivastava., N., Gupta, M., Sharma M., 2011, International Caries
Detection and Assessment System (ICDAS): A New Concept, International Journal of
Clinical Pediatric Dentistry 4(2):93-100.

http://www.ada.org/~/media/ADA/Public
%20Programs/Files/topics_caries_educational_over6.ashx diakses pada 07/01/2015
16:43

http://www.ada.org/~/media/ADA/Public
%20Programs/Files/topics_caries_educational_over6.ashx diakses pada 07/01/2015
16:43

Hurlbutt, Michelle, 2011, CAMBRA: Best Practices in Dental Caries Management, PenWell,
h: 95-107
Kawung, R., Wicaksono, D., Soewantoro, J.S., 2014, Gambaran Resiko Karies Gigi pada
Mahasiswa Angkatan 2008 di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Kedokteran Unsrat dengan Menggunakan Kariogram,Jurnal e-GiGi (eG)., 2(2).

Kidd, EAM., Joyston-Bechal, S., 1991, Dasar-Dasar Karies: Penyakit dan Penanggulangan
(alih bahasa: Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk), Jakarta: EGC

Limeback, H., 2012, Comprehensive Preventive Dentistry, Oxford: A John Wiley & Sons
Putri, M.H., Herijulianti, E.,Nurjannah, N., 2009, Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras
dan Jaringan Pendukung Gigi, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai