Anda di halaman 1dari 11

Defini Pit Fissure Sealant

 Fissure sealant merupakan material bahan yang diletakkan pada pit dan
fissure gigi untuk mencegah terjadinya karies (Alqarni, 2017).

 Aplikasi bahan sealant sebagai pencegahan konservatif dengan


meletakkan pada pit dan fissure dan perlekatan bahannya secara
micromecanical untuk mencegah pertumbuhan bakteri (Namaan, 2017).

 Fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit dan fisura gigi
yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi (J.H. Nunn et al, 2000).
Bentuk pit dan fisura beragam, akan tetapi bentuk umumnya adalah
sempit, melipat dan tidak teratur. Bakteri dan sisa makanan menumpuk di
daerah tersebut. Saliva dan alat pembersih mekanis sulit menjangkaunya.
Dengan diberikannya bahan penutup pit dan fisura pada awal erupsi gigi,
diharapkan dapat mencegah bakteri sisa makanan berada dalam pit dan
fisura (Sari Kervanto, 2009: 12).

Indikasi dan Kontraindikasi

1. INDIKASI
Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut: (M. John Hick
dalam J.R Pinkham)

a. Dalam, pit dan fisura retentif


b. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal
c. Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnya
d. Tidak adanya karies interproximal
e. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
f. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
Menurut Asnani (2010) :
a. Pit dan fissure yang dalam dan retentif dimana instrumen akan tersangkut
saat di explorer.
b. Pit dan fissure yang memiliki stain dengan minimal dekalsifikasi.
c. Restorasi pada pit fissure atau karies pit dan fissure pada gigi lainnya.
d. Tidak ada gejala klinis secara radiografi menunjukkan karies interproksimal.
e. Penggunaan treatment preventif lainnya seperti TAF untuk menghambat
pembentukan karies.
Memungkinkan untuk di isolasi secara adekuat.
Indikasi Menurut Cameron dan Widmer (2013) :

a. Seluruh molar permanen pada anak yang memiliki resiko karies tinggi dan
sedang. Premolar harus di sealant pada anak yang memiliki resiko karies
tinggi.

b. Pada anak yang memiliki resiko karies rendah hanya fissure yang dalam
dan retentif yang harus di sealant

c. Gigi posterior desidui pada anak yang memiliki resiko karies tinggi.

2. KONTRAINDIKASI
Sedangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah (M. John Hick
dalam J.R Pinkham)

a. Self cleansing yang baik pada pit dan fisura


b. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang
memerlukan perawatan
c. Banyaknya karies interproximal dan restorasi
d. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi
saliva
e. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.
Menurut Dean (2016) :

a. Rampan karies atau adanya lesi interproksimal

b. Permukaan oklusal yang ada karies meliputi dentin yang membutuhkan restorasi

Menurut Asnani (2010):

a. Pit dan fisur yang rapat, self-cleansing yang baik pada pit dan fisur

b. Adanya gejala klinis ataupun radiografi menunjukkan adanya karies


interproksimal yang memerlukan restorasi
c. Adanya banyak restorasi interproksimal atau lesi interproksimal dan tidak ada
tindakan preventif yang diberikan

d. Gigi yang erupsi sebagian dan sulit untuk diisolasi dari kontaminasi saliva

e. Gigi desidui yang akan tanggal

f. Karies dentin yang memerlukan restorasi

PROSEDUR

I. Tahapan Pit Fissure Sealant dengan GIC


1. Surface Cleansing

Dapat menggunakan brush dan pumice maupun tothbrush

2. Isolation

Isolasi daerah kerja dengan menggunakan rubbe dam atau cotton roll

3. Dentin Conditioning

Lakukan dentin conditioning selama 10 detik

4. Masukan adukan GIC ke dalam pit fissure menggunakan carver instrument, tekan
menggunakan jari yang telah di olesi dengan cocoa butter/petrolium jelly untuk
bahan masuk keseluruh fissure selama 3 menit hingga initial setting.

5. Hilangkan kelebihan bahan menggunakan carver kemudian lakukan pengecekan


oklusi dengan articulating paper

6. Lindungi material dengan selapis petroleum jelly/cocoa butter.

7. Instruksi pada pasien untuk tidak makan selama 1 jam.

8. Finishing dan polishing 24 jam pasca tindakan.

II. Teknik Aplikasi Fissure Sealant Berbasis Resin


1. Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure
sealant menggunakan brush dan pumis
2. Pembilasan dengan air
3. Isolasi gigi
a. Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam
4. Lakukan pengetsaan pada permukaan gigi
a. Lama etsa tergantung petunjuk pabrik
5. Pembilasan dengan air selama 60 detik
6. Pengeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisura
a. Keringkan dengan udara selama 20-30 detik
7. Aplikasi bahan sealant
a. Self curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan
terjadi selama 60-90 detik.
b. Light curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe), aplikasi
penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.
8. Evaluasi permukaan oklusal
a. Cek oklusi dengan articulating paper
b. Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding)
(Donna Lesser, 2001)
TAHAPAN APLIKASI FISSURE SEALANT BERBASIS SEMEN
IONOMER KACA (Gambar 1-6)
(Dr J. Lucas dalam www. gcasia.info, 2008)

(Dr J. Lucas , 2008) Gambar 1. Gigi molar yang baru erupsi setelah
dilakukan penyikatan guna menghilangkan plak dan
debris.

Gambar 2. Pencampuran bahan fissure sealant hingga


merata.

Gambar 3. Pemberian kondisioner setelah gigi


dibersihkan dan dikeringkan.

Gambar 4. Aplikasi bahan pada pit dan fisura.

Gambar 5. Aplikasi bahan varnish segera setelah


aplikasi bahan selesai.

Gambar 6. gigi molar yang telah dilakukan fissure


sealant.
TAHAPAN APLIKASI FISSURE SEALANT BERBASIS RESIN (Gambar 7-
12)

(Dr. Crist Bryant dalam Donna Lesser, RDH, BS. 2001)

Gambar 7. Pit dan fisura pada gigi.

Gambar 8. Gigi molar yang telah dilakukan fissure sealant


dengan fissure sealant berbasis resin.

Gambar 9. Bahan fissure sealant berbasis resin (light cure).

Gambar 10. Aplikasi sinar tampak untuk membantu proses


polimerisasi fissure sealant berbasis resin

Gambar 11. Gigi-gigi yang telah dilakukan fissure sealant


berbasis resin berwarna pink sebelum polimerisasi.

Gambar 12. Gigi-gigi yang telah dilakukan fissure sealant


berbasis resin sewarna gigi setelah polimerisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kervanto, Sari. 2009. Arresting Occlusal Enamel Caries Lesions


with Pit and Fisura Sealants. Academic Dissertation Faculty
of Medicine, University of Helsinki. Diakses dari
https://oa.doria.fi/bitstream/handle/10024/43707/arrestin.pdf?
sequence=1

Pinkham, J.R. 1994. Pediatryc Dentistry, Infancy Trough Adolescence second edition.
Philadelphia: W.B Saunders Co

Departement of Health North Sidney. 2008. Pit and Fissure Sealants: Use of in Oral
Health Service NSW. Diakses dari
http://www.health.nsw.gov.au/policies/pd/2008/pdf/PD2008_028.pdf

Lesser, Donna, RDH, BS. 2001. An Overview of


Dental Sealants. Diakses dari
http://www.adha.org/downloads/sup_sealant.pd
f
Asnani, Kanchan Harikishan. 2010. Essential of Pediatric Dentistry. Jaypee Brothers
Medical Publisher : New Delhi.

Cameron, Angus. Richard Widmer. 2013. Handbooks of Pediatric Dentistry Ed 4. Mosby


Elsevier : Philadelpia.

Dean, Jeffrey. 2016. McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent Ed
10. Elsevier : Missouri.

Naaman, Reem. Azza El Housseiny. Najlaa, Alamoudi. 2017. The Use of Pit and Fissure
Sealant –A Literature Review. Dent J 2017.

Sly, Gabriel. Liliana Missana. Nicolas Nieva . Andrea Kaplan. 2015. Ex Vivo
Microleakage Comparasion Between Glass Ionomer Used as Pit and Fissure Sealants.
Acta Odontol Latinoam 2015.
Welbury, Richard. 2012. Paediatric Dentistry Ed 4. Oxford University Press : United
Kingdom.

Mount, Graham. Wyatt Hume. Hien Ngo. Mark Woff. 2016. Perservation and Restoration
of Tooth Structure. Ed 3. Wiley Blackwell : United Kingdom

Dewi, T. U. S. (2017). PERBANDINGAN RESIN BIS-GMA DAN RMGIC


FISSURE SEALANT PADA GIGI PREMOLAR PASCA EKSTRAKSI TERHADAP
TIMBULNYA MICROLEAKAGE PADA PERUBAHAN SUHU RONGGA MULUT
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

Natalia. (2015). "Pengaruh penggunaan air polisher dan jenis kawat terhadap daya
lenting kawat busur ortodontik setelah direndam dalam saliva buatan." Jurnal
Kedokteran Gigi 6.4 (2015): 347-353.
PEMBAHASAN

Sealant telah terbukti memiliki keefektifan yang tinggi dalam pencegahan


karies oleh bahan sealant didasarkan penutupan pit dan fissure. Retensi yang
adekuat diperlukan untuk menutupi permukaan gigi terutama pada area pit fissure
yang dalam dan tidak teratur. Sealant tersedia dalam bahan berbasis resin dan
glasss ionomer cement. Pemberian resin berbasis resin memerlukan isolasi yang
cukup dan memerlukan teknik khusus. Kooperative pasien dan ketrampilan
operator dan kontaminasi area berpengaruh pada proses sealant. Menghindari
kontaminasi saliva juga berpengaruh dalam proses sealant.
RMGIC memiliki sifat mekanis yang lebih rendah dibandingkan dengan
resin komposit tetapi lebih baik dari GIC. Berbagai kelebihan seperti kemampuan
ikatan dalam jaringan dentin dan email, fluor yang dilepaskan dan kombinasi
waktu kerja yang lebih lama dalam waktu pengerasan yang lebih singkat.
Disamping itu karena dilakukan hanya satu kali penyinaran akan mengurangi
radiasi yang mungkin timbul dari sumber sinar seperti yang dilakukan pada
penambalan dengan resin komposit dengan aktivasi penyinaran. Restorasi yang
dibentuk juga dapat segera dipoles, selain itu kekuatan daya tahan terhadap
lingkungan kelembaban seperti keadaan kering dan pada serangan asam akan
tetap menjadi lebih baik. (Mahyudin & Hermawan, 2016; Sosrosoedirdjo, 2004).
Dalam kasus di atas, RMGIC digunakan pada gigi atas karena sedikitnya
kontaminasi saliva dan. Teknik penambalan sesuai dengan instruksi pabrik, tahap
pertama lakukan pengeringan pada oklusal dan preparasi kavitas bila perlu,
kemudian oleskan cavity conditioner selama 20 detik pada permukaan dengan
menggunakan cotton pelet. Cavity conditioning berisi asam poliakrilat (10%) yang
berfungsi dalam menghilangkan smear layer (Natalia, 2015). Bilas dengan air dan
keringkan lembab dengan cotton pellet atau dengan semprotan angin jangan
sampai terlalu kering. Aduk semen yang dibutuhkan dengan waktu kerja 3 menit
45 detik sejak dimulai pengadukan pada suhu 23⁰C, semakin tinggi suhu maka
akan semakin pendek waktu kerjanya. Masukkan semen ke dalam kavitas dengan
menggunakan instrument kemudian hindari adanya udara terjebak dan bentuk
sesuai kontur pit fissure gigi. Lakukan penyinaran dengan Light curing dengan
panjang gelombang 470 nm selama 20 detik. Letakkan sumber sinar sedekat
mungkin dengan permukaan semen. Lakukan finishing jika terdapat kelebihan
pada daerah oklusal.
Semen ionomer kaca memiliki kemampuan mencegah karies dengan
manipulasi lebih mudah dan aplikasinya lebih cepat terutama bagi pasien yang
kurang kooperatif. Semen ionomer kaca digunakan pada kondisi-kondisi sulit
seperti sulitnya kontrol terhadap kondisi lembab pada gigi yang belum erupsi
sempurna, dan sulitnya manajemen pasien anak. Keuntungan glass ionomer
cement yaitu kemudahan dalam penggunaannya, waktu yang lebih cepat dan
efisien, serta pelepasan flour.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai