Anda di halaman 1dari 28

Variasi Normal Mukosa Mulut

Pada keadaan variasi normal mukosa bukal dan


tulang terbagi menjadi 2 jaringan yaitu jaringan
lunak dan jaringan keras
Jaringan lunak
 Leukodema  White Sponge Nevus
 Linea Alba  Duktus Stensen
 Morsicatio Buccarum Prominen
 Friksional Keratosis,  Fordyce granules.
Jaringan keras
 Torus palatinus
 Torus Mandibularis
 Exostosis
Leukodema
• Leukodema -> variasi normal rongga mulut
dimana mukosa tampak berwarna biru, abu-
abu, atau putih, khususnya pada mukosa
bukal.

• Penyebabnya belum diketahui -> sering


ditemukan pada orang berkulit hitam dan
perokok.
Prevalensi Leukodema
• Sandstead dan Lowe menemukan terdapat Leukodema pada 43% pasien
berkulit putih dan 90% pada pasien berkulit hitam berdasarkan survey.

• Mani mengaitkan bahwa merokok dengan tembakau merupakan faktor umum


terjadinya leukoedema.

Perawatan Leukodema
Tidak ada perawatan yang diindikasikan
Prognosis Leukodema : Baik

Differential Diagnosis Leukodema : White sponge nevus, hereditary benign


intraepithelial dyskeratosis, dan dyskeratosis  congenital. Namun, semua
perbandingan tersebut langka.
Linea Alba
• Linea Alba adalah garis horizontal pada
permukaan dalam pipi yang sejajar dengan
bidang oklusal.

• Penyebabnya -> karena tekanan, iritasi


gesekan, atau trauma menghisap permukaan
wajah pada gigi.
Prevalensi Linea Alba
Neville et al., 2009 : Linea Alba sering terjadi pada orang dengan trauma
tekanan, gesekan, atau menghisap pada gigi.

Khan et al., 1998 : Linea Alba lebih sering terjadi pada pasien yang lebih tua dan
pada mereka yang memiliki kelainan parafungsional.

Perawatan Linea Alba


Pengobatan tidak diperlukan.
Morsicatio Buccarum

 Atau cheek biting, iritasi kronis akibat


mengigit/mengunyah mukosa bukal.

 Penyebabnya berupa gigi yang tajam/runcing, erupsi


gigi bungsu, atau penyebab lain seperti stress
(kecemasan).

 Banyak ditemukan pada pasien yang mengalami


kecemasan atau kondisi psikologis tertentu.
 Lesi unilateral/bilateral, tebal, berwarna putih dengan permukaan
kasar dan tidak rata. Sering disertai eritema, erosi dan fokal traumatik
ulcerasi.

 Treatment: menghilangkan bad habit.

 Lesi dapat hilang dalam beberapa minggu setelah penyebab berhasil


dihilangkan.
Friksional Keratosis
 Iritasi karena gesekan atau tekanan dalam mulut.

 Penyebabnya berupa oral bad habit, protesa lepasan yang tidak sesuai,
penggunaan alat ortodontik, trauma saat mengunyah makanan.

 Secara umum ditemukan lebih banyak pada wanita.


 Bentuk lesi asimptomatik putih jelas, fokal, dan translusen hingga
opaque dengan batas tepi tegas. Letak lesi pada bibir, lateral lidah,
mukosa bukal garis oklusal, dan edentulous ridge.

 Treatment: menghilangkan faktor penyebab.

 Lesi hilang 1-3 minggu setelah penyebab dihilangkan.


White Sponge Nervus
 White Sponge Nevus merupakan
perubahan mukosa keratotik yang dapat
dilihat pada esofagus,genital, namun
sebagian besar kasusnya melibatkan
mukosa oral.

 White Sponge Nevus terjadi akibat


gangguan kongenital pada mukosa oral
yang secara genetika ditransmisi oleh
suatu cara autosomal dominan yang
diturunkan, yang bermanifestasi pada
masa anak-anak dan meningkat sepanjang
hidup.
 Prevalensi White Sponge Nervus paling
sering terjadi pada anak anak sejak lahir
atau berkembang selama masa kanak-
kanak. Kebanyakan biasanya, lesi pada
mukosa bukal, tapi kadang-kadang pada
mukosa labial, ridge alveolar, dasar mulut.
 Gambaran klinis White Spnge Nervus
ditandai oleh lesi-lesi mukosa yang tanpa
gejala, putih berkerut dan seperti busa.
Sering kali lesinya memperlihatkan pola.
 White Sponge Nervus sering
di diagnosa banding dengan
Leukoplakia.
 Tidak ada perawatan yang
diperlukan dan tidak ada
pengobatan pada white sponge
nervus karena ini adalah
kondisi jinak tanpa komplikasi
klinis yang serius.
 Prognosis White Sponge
Nervus sangat baik.
Ductus Stensoni Prominen

 Duktus parotid atau Stensen duct adalah duktus


yang dibentuk oleh duktus-duktus yang berasal
dari lobulus-lobulus glandula parotis yang
bermuara ke dalam vestibulum oris pada paila
parotidea yang berhadapan dengan gigi Molar
kedua atas atau Molar pertama atas. Duktus
tersebut yang mengalirkan saliva ke dalam
rongga mulut.
 Duktus ini terbentuk ketika beberapa saluran
interlobular terbesar dalam kelenjar parotid
bergabung. Ini muncul dari kelenjar dan
berjalan ke depan sepanjang sisi lateral dari otot
masseter.
 Jika dalam gambaran klinis
tampak penyumbatan, baik yang
disebabkan oleh batu saluran air
liur atau kompresi eksternal,
dapat menyebabkan rasa sakit
dan pembengkakan kelenjar
parotis (parotitis).
 Tidak ada perawatan yang
diperlukan dan tidak ada
pengobatan pada duktus stenson
prominen
 Prognosa nya baik
Fordyce Granules
 Nama lain : fordyce’s conditions, fordyce’s spots, fordyce
disease

 Fordyce Granules merupakan salah satu dari variasi pada


struktur mukosa rongga mulut. Suatu kondisi dimana terdapat
kelenjar sebasea ektopik atau pada mukosa rongga mulut.
 Penyebabnya terdapat kelenjar sebasea ektopik pada mukosa
rongga mulut. Normalnya, kelenjar sebasea terlihat pada
dermal adnexa.

 Menurut A.L Mathew prevalensi pada pria dan wanita secara


berturut-turut ialah 8,9% dan 2,48%. Orang dewasa lebih sering
terkena daripada anak-anak.
 Gambaran klinis : berupa butiran butiran berwarna putih
kekuning-kuningan yang kecil, berbatas jelas, dan sedikit
terangkat yang dapat bergabung menjadi suatu kesatuan.
Butiran-butiran ini sering terjadi secara bilateral dan simetris.

 Prognosa : Baik

 Perawatanya : tidak dibutuhkan perawatan karena tidak


berbahaya
Exostosis
 Exostosis adalah suatu pertumbuhan
benigna jaringan tulang yang menonjol
keluar dari permukaan tulang

 Penyebab belum diketahui,pada beberapa


kasus terjadi karna genetik

 Sering terjadi pada wanita daripada laki-laki


 Gambaran klinisnya tampak sebagai tumor
(pembengkakan) yang kaku dengan
permukaan mukosa yang normal

 Prognosa : baik namun pada pasien gigi tiruan


harus dilakukan bedah
 Perawatannya bila tidak ada keluhan tidak memerlukan perawatan,
pada pasien yang menggunakan gigi tiruan dapat mengganjal basis
gigi tiruan sehingga harus dihilangkan dengan tindakan bedah
menggunakan conservative surgical excision.
Torus Palatinus
 Torus palatinus adalah perluasan tulang yang terdapat di
pertengahan palatum, ukuran torus dapat besar maupun
kecil dengan bentuk yang bervariasi berupa tonjolan kecil
tunggal ataupun tonjolan multilobuler yang luas.

 Penyebabnya belum diketahui . Tetapi sebagian disebabkan


karna genetik.
 Gambaran Klinis berupa tulang yang keras disepanjang sutura medialis
pada palatum keras. Kebanyakan torus mempunyai ukuran yang kecil
dengan diameter kurang dari 2 cm

 Terjadi 20% pada orang dewasa terutama wanita

 Perawatannya bila tidak ada keluhan, torus palatinus tidak memerlukan


perawatan.

 Prognosis : baik
Torus Mandibularis
 Torus Mandibularis merupakan suatu pembasaran,
penonjolan yang membulat pada rongga mulut di daerah
lingual dari premolar rahang bawah.

 Penyebab belum diketahui dengan pasti. Genetik bisa


merupakan salah satu penyebab namun jarang.
Gambaran klinisnya Asimtomatis Terasa keras, dengan
keadaan mukosanya normal,Mukosanya berwarna normal atau
kekuningan

Torus mandibularis terjadi pada 6-12%. Hal ini sebagian besar


muncul setelah pubertas. Torus mandibularis umumnya pada
laki-laki
Perawatannya pembuangan torus tidak selalu diperlukan.
Alasan pembuangan torus yang paling sering adalah karena
demi kepentingan pembuatan protesa.

Prognosis : Baik. Karena Torus mandibularis merupakan


variasi normal setiap individu.

Anda mungkin juga menyukai