1. Torus Mulut
a. Torus Palatinus
Etiologi
Penyebab exostosis ini belum diketahui tetapi pada
beberapa orang diturunkan secara autosomal dominan.
Patogenesis
Patogenesis dari penonjolan (exostosis) ini masih
diperdebatkan, berkisar dari faktor genetik hingga lingkungan
(seperti tekanan kunyah)
Gambaran Klinis
Exostosis tulang tampak sebagai tumor (pembengkakan)
yang kaku dengan permukaan mukosa yang normal. Tonjolan
tulang yang keras di tengah-tengah palatum ini biasanya
berukuran diameter kurang dari 2 cm, namun terkadang
perlahan-lahan dapat bertambah besar dan memenuhi seluruh
langit-langit. Kebanyakan torus tidak menyebabkan gejala dan
biadanya simetris terhadap midline. Bentuk dan ukuran dari
torus palatinus bervariasi, seperti:
Bentuk flat
Dasar luas dan sedikit konveks
Permukaan rata
Meluas simetris melingkupi kedua sisi garis
tengah
Bentuk spindle
Ada midline ridge sepanjang raphe palatal
Kadang-kadang ada median groove
Bentuk nodular
Multiple protuberance
Masing-masing dengan dasar sendiri
Bentuk Lobular
Massa berbentuk lobul
Berasal dari satu dasar
Dapat sessile atau peduculated
Diagnosis banding
Gingival fibrosis
fibroma formation secondary to irritation
granuloma
abses
oral neurofibroma pada palatum
fibrous dysplasia
osteomas
paget’s disease.
Tatalaksana yang diperlukan
Tidak ada menajemen aktif yang wajib dilakukan,
menenangkan pasien bahwa keadaanya merupakan bukan suatu
keganasan. Bila mukosa yang melapisinya tipis dan cenderung
trauma, pasien mungkin membutuhkan antiseptik pencuci
mulut jika terdapat ulcus. Bila tidak ada keluhan, torus
palatinus tidak memerlukan perawatan. Namun pada pasien
yang menggunakan gigi tiruan, torus palatinus ini dapat
mengganjal basis gigi tiruan sehingga harus dihilangkan
dengan tindakan bedah menggunakan conservative surgical
excision.
b. Torus Mandibularis
Etiologi
Penyebab exostosis ini belum diketahui tetapi pada
beberapa orang diturunkan secara autosomal dominan.
Patogenesis
Patogenesis dari penonjolan (exostosis) ini masih
diperdebatkan, berkisar dari faktor genetik hingga lingkungan
(seperti tekanan kunyah)
Gambaran Klinis
Torus mandibularis biasanya simetris dan bilateral
namun dapat juga unilateral, lokasi pada permukaan lingual
mandibula, diatas garis mylohyoid dan pada area premolar. X-
ray akan memberikan gambaran yang lebih radiopaque
dibandingkan tulang-tulang disekitarnya. Pemeriksaan
histopatologi mengungkapkan struktur tulang yang sama
dengan yang dimiliki tulang kompakta normal, juga memiliki
struktur spongious dengan sumsum tulang.
Diagnosis banding
Bucal exotoses
Tatalaksana yang diperlukan
Tidak ada menajemen aktif yang wajib dilakukan,
menenangkan pasien bahwa keadaanya merupakan bukan suatu
keganasan. Bila mukosa yang melapisinya tipis dan cenderung
trauma, pasien mungkin membutuhkan antiseptik pencuci
mulut jika terdapat ulcus.
Bila tidak ada keluhan, torus palatinus tidak
memerlukan perawatan. Namun pada pasien yang
menggunakan gigi tiruan, torus palatinus ini dapat mengganjal
basis gigi tiruan sehingga harus dihilangkan dengan tindakan
bedah menggunakan conservative surgical excision.
2. Bercak-Bercak Fordyce
3. Duktus Stensoni
Etiologi
Muara saluran liur kelenjar parotis
Patogenesis
Tidak muncul pada setiap orang, dapat dengan mudah terkena
iritasi tepi gigi atau tambalan yang tajam
Gambaran Klinis
Penimbulan mukosa pipi yang di dalamnya terdapat muara
saluran liur kelenjar parotis
Letaknya pada mukosa pipi berhadapan dengan M 1 dan 2 atas
kiri dan kanan
Bentuk bervariasi dari berbentuk bintik merah, penimbulan
sampai berbentuk mirip ulkus sehingga di duga ulkus
dekubitalis
Jika menonjol dapat mudah terkena iritasi tepi gigi atau
tambalan yang tajam ( meradang)
Jika tertekan kaca mulut akan meneteskan air liur
Biasa tidak menimbulkan masalah kecuali jika meradang
Diagnosis banding
Fibroma
Tatalaksana yang diperlukan
Tidak memerluka perawatan kecuali jika disertai radang
4. Linea Alba Bukalis
Etiologi
Tertekan otot businator pada cusp gigi geligi belakang atas & kedalam
garis oklusi ( terutam individu dengan pipi tebal)
Patogenesis
Bentuk umum dari hiperkeratosis isiologis yang merupakan kondisi
yang terdiri dari penebalan pada epitel mukosa sebagai respon terhadap
friksi atau gesekan secara berulang
Gambaran Klinis
Garis putih keabuan memanjang anteroposterior, mukosa pipi
setinggi garis oklusi
Biasanya bilateral, asimtomatik dan tidak dapat diseset
Diagnosis banding
Cheek biting, Frictional keratosis, liken planus.
Tatalaksana yang diperlukan
tidak diperlukan perawatan bila terletak bilateral di mukosa bukal,
kecuali ada gambaran yang tidak biasa
5. Papilla foliatae
Etiologi
Iritasi local kronis / infeksi saluran nafas bagian atas
Pathogenesis
Tonjolan tersusun seperti lipatan vertical dengan iritasi yang menyebabkan
elemen vascular superfisial berwarna merah
Gambaran klinis : deskripsi lesi
Terdiri dari 3-4 lipatan vertical dan bilateral pada lateral lidah
daerah molar
Papilla foliatae dapat membesar dua kali ukuran sebenarnya
dan mempunyai outline lobus dengan mukosa yang utuh
Dapat rudimenter (tidak berkembang) atau berupa nodul yang
menonjol
Elemen vascular superfisial dapat menonjol dan berwarna
sangat merah
Teksturnya masih lunak seperti konsistensi lidah pada
umumnya
Diagnosis banding
Squamous Cell Carcinoma
Soft Tissue Tumor
Hiperplastik Lingual Tonsil
Oral hairy leukoplakia
Tatalaksana yang diperlukan
Tidak ada perawatan khusus jika tidak ditemukan tanda
keganasan
6. Papilla circumvallatae
Etiologi
Iritasi akibat makanan / infeksi saluran nafas atas
Pathogenesis
Bisa prominen atau menonjol dengan penurunan jumalh papilla
sirkuvalata seiring bertambahnya usia dan penurunan fungsi
transmisi pada taste bud
Gambaran klinis : deskripsi lesi
Papilla sirkumvalata dapat membesar dua kali ukuran
sebenarnya, terletak pada bagian belakang punggung lidah
berbentuk V terbaik di depan linea terminals kiri dan kanan dari
foramen caecum
Berjumlah 10-15 buah
Diagnosis banding
Kanker
Tatalaksana yang diperlukan
Tidak perlu dilakukan perawatan
Dokter gigi melakukan penyuluhan kepada pasien bahwa
gambaran klinis ini merupakan suatu varian normal
Etiologi
Membesar karena faktor anatomi
Infeksi / radang pada daerah leher-kepala
Pathogenesis
Hiperplasia pada nodul limfe karena adanya proliferasi sel
radang
Gambaran klinis : deskripsi lesi
Pada lateral posterior lidah, terdapat daerah kemerahan yang
menimbul
Bilateral
Umumnya jarang terlihat, kecuali pemeriksaan klinis khusus
untuk mendeteksi keganasan
Diagnosis banding
Hiperplasia limfoid
Limfoma Hodgkin / limfoma non-hodgkin
Tatalaksana yang diperlukan
Jika letaknya menyimpang, perlu dilakukan biopsi untuk
mendeteksi keganasan dan harus diangkat ( tonsilektomi )
karena pasien akan merasakan ketidaknyamanan, seperti susah
menelan
Etiologi
Berkaitan dengan proses menua
Faktor lainnya seperti penyakit katup mitral, hipertensi,
empysema, vena yang rusak, penyakit hati
Pathogenesis
Adanya kemunduran elastisitas dari pembuluh darah vena pada
bagian lingual lidah sehingga pembuluh darah vena hanya bisa
vasodilatasi, dan tidak bisa vasokonstriksi. Akibatnya,
pembuluh darah vena menjadi melebar. Mukosa pada bagian
lingual lidah tipis dan translusen, sehingga pelebaran pembuluh
darah akan terlihat jelas.
Gambaran klinis : deskripsi lesi
Pada bagian lingual lidah, terlihat pembuluh darah vena yang
menonjol dan melebar, berkelok-kelok/mengelompok,
berwarna merah sampai ungu
Bilateral
Simetris
Biasanya terdapat pada lansia diatas 60 tahun
Diagnosis banding
Kelainan vascular terjadi pada usia muda dan tidak bisa
hilang
Hemangioma terjadi pada usia muda dan akan hilang
seiring bertambahnya umur
Tatalaksana yang diperlukan
Tidak memerlukan perawatan bila letaknya ada di lingual lidah
Jika terdapat pada bibir dan bagian lain, dilakukan biopsy untuk
menegakkan diagnosis dan kepentingan estetik
9. Pigmentasi Fisiologis
Etiologi
Pigmentasi fisiologis umumnya terjadi karena faktor genetik,
tapi pada patologis dapat disebabkan karena stimulasi mekanis, kimia,
dan fisik. Dapat pula terjadi karena penyakit sistemik, obat-obatan
(contoh : obat kb), inflamasi berulang, dan lichen planus yang kambuh
beberapa kali.
Patogenesis
Keadaan tersebut merupakan keadaan fisiologis yang
diakibatkan bertambahnya melanin, yaitu suatu pigmen yang terletak
dalam lapisan basal mukosa dan lamina propria. Biasanya terjadi pada
individu yang memiliki kulit gelap.
Gambaran klinis
Tempat predileksi : gingiva, mukosa pipi, palatum durum, dan
lidah
Pada gingiva dan mukosa pipi cenderung bilateral
Pada gingiva biasanya terletak beberapa mm dari tepi free
gingiva
Pada gingiva bervariasi : ada yang seperti ikat pinggang, dan
ada yang berbentuk bercak diskret berwarna cokelat kehitaman
Diagnosis banding
Smoker’s melanosis
Penyakit Addison
Tatalaksana yang diperlukan
Dental Health Education
Dilakukan penyuluhan pada pasien bahwa garis
coklat kehitaman pada gusinya adalah merupakan suatu varian normal
yang tidak perlu dikhawatirkan atau berbahaya dan pasien
diinformasikan bahwa tampilan gusi seperti itu adalah biasa
di kalangan orang Asia(Indonesia).
Instruksi
Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan gigi dan
mulutnya. Pasien juga dianjurkan agar tidak terpapar sinar matahari
terlalu lama agar kondisi tidak semakin parah.
10. Leukoedema
Etiologi
Penyebab leukoedema adalah variasi kondisi normal pada
lapisan mulut. Dengan kata lain leukoedema bukan suatu penyakit.
Meskipun begitu, faktor-faktor seperti merokok, konsumsi alkohol dan
infeksi bakteri diduga dapat memancing timbulnya leukoedema.
Patogenesis
Leukoedema merupakan suatu kondisi dimana terjadi
perubahan lapisan kulit dalam menjadi berwarna keputihan dan seperti
berselaput. Gangguan ini sering ditemui pada kedua sisi kulit pipi
bagian dalam, dan terkadang pada batas lidah. Leukoedema lebih
sering terkena pada orang yang merokok secara aktif.
Gambaran klinis
Lebih banyak pada individu berkulit hitam
Lebih tinggi pada perokok
Bersifat bilateral
Biasanya asimtomatik dan simetris terdapat pada mukosa bukal
Lesi muncul secara menyebar atau difus, berwarna putih
keabuan, filmy, memiliki permukaan seperti susu.
Dalam banyak kasus, terdapat plak keputihan dengan
perubahan tekstur permukaan mukosa, termasuk kerutan.
Jika diregangkan dapat hilang. Namun, pada perokok berat, ada
bagian yang bisa hilang dan tidak. Pada bagian yang tidak
dapat hilang adalah lesi leukoplakia.
Diagnosis banding
Leukoplakia (tidak hilang jika diregangkan)
Tatalaksana yang diperlukan
Kondisi leukoedema tidak diperlukan pengobatan karena
kondisi ini adalah kondisi normal terjadi dan tidak ada komplikasi.
Namun, dapat diberikan instruksi dan penyuluhan agar mengurangi
konsumsi alkohol dan merokok.
11. Fissured Tongue (Scrotal, Plicated Tongue)
Etiologi
Fissured Tongue adalah suatu varian normal lidah.
Herediter memegang peranan penting.
Kondisi ini terlihat saat lahir dan menjadi lebih jelas ketika usia
lanjut. Umur dan faktor lingkungkan dapat mempengaruhi
perkembangannya.
Fissured Tongue juga dapat merupakan manifestasi dari Down
syndrome, Melkersson-Rosenthal syndrome, Sjogren’s
syndrome, dan prosiasis.
Patogenesis
Penderita fissured tongue biasanya tidak menyadari adanya
kelainan tersebut hingga dilakukan pemeriksaan intra oral pada
dokter gigi yang memeriksanya, fissured tongue sering kali
tidak menimbulkan gejala
Jika ada debri yang masuk kedalam celah lidah tersebut
sehingga dapat terasa perih, terjadi peradangan, dan halitosis
(bau nafas yang tidak sedap)
Gambaran klinis
Berbentuk kerutan atau celah pada punggung lidah
Ukurannya bervariasi
Simetris
Kerutan atau celah jalannya dapat :
Sejajar dengan median lingual fissure
Transversal terhadap median lingual fissure
Oblique (miring) terhadap median lingual fissure
Kombinasi
Diagnosis banding
Athropic Candidiasis
Benign migratory glossitis
Tatalaksana yang diperlukan
Tidak membutuhkan perawatan spesifik.
Menjaga oral hygiene dengan baik sangat penting karena
bakteri dari plak dapat ditemukan dalam celah-celah tersebut
sehingga menyebabkan halitosis.
Edukasi pada pasien bahwa fissured tongue merupakan varian
normal yang tidak berbahaya.
Bila pasien mengeluh perih, lidah diulas dengan
hidrogenperioxida 3% untuk menghilangkan debris.
Etiologi
Penyebab belum jelas, diperkirakan faktor herediter, stress, dan alergi.
Patogenesis
Terdapat pada dorsum lidah dan lateral dari 2/3 anterior lidah. Dapat juga
terjadi pada ventral lidah. Dapat berubah dari satu daerah ke daerah lainnya
disertai rasa nyeri dan panas saat mengkonsumsi makanan pedas. Dapat
memburuk pada saat kehamilan ataupun haid.
Gambaran klinis
Bercak – bercak merah bulat yang dikelilingi tepi putih tipis
yang menimbul
Bercak – bercak tersebut biasanya multiple tidak sakit
Ukurannya bervariasi dari beberapa milimeter – beberapa
sentimeter
Bercak kemerahan tersebut disebabkan deskuamasi papilla
filiformis
Papilla fungiformis tetap ada pada daerah deskuamasi
Lesi – lesi ini menetap sebentar pada satu tempat dan sembuh
dan timbul kembali pada tempat lain
Gambaran merah dan putih ini berubah tiap jam / hari dan
menghilang dalam waktu 14 hari
Biasanya ditemukan pada punggung lidah, bagian ventral dan
lateral lidah
Kadang – kadang lesi ini tampak pada mukosa pipi, mukosa
bibir, dan palatum molle (paling jarang). Pada keadaan ini
disebut Erytema migrans / Migratory stomatitis
Diagnosis banding
Candidiasis
Erytroplakia
Lichen Planus
Leucoplakia
Lupus Erythematosus
Etiologi
Kerusakan pada keratinisasi mukosa mulut normal (keratin 4
dan keratin 13 yang secara spesifik terlihat pada lapisan stratum
spinosum) hal ini menyebabkan maturasi dan exfoliasi epitel berubah.
Perubahan keratinisasi mukosa juga dapat terlihat pada mukosa vagina
dan rectum
Patogenesis
mutasi gen keratin 4 dan keratin 13
Pematangan Sel
Epitel dan perubahan pada sel
penebalan epitel
eksfoliasi epitel
meningkat
akantosis
hiperkeratosit dan
parakeratosis
vakuolisasi dari
keratosit pada
lapisan supra basal
Gambaran klinis
Plak putih, lunak, seperti bunga karang pada mukosa mulut
yang tidak berkeratin
Permukaan tebal dan bergelombang
Simetris & bilateral
Asimtomatik
Lesi putih tidak hilan jka mukosa diregangkan
Ditemukan pada mukosa pipi, mukosa bibir, alveolar ridge,
dasar mulut, dan lidah
Diagnosis banding
Leukoedema
Leukoplakia
Lichen Planus
Penyebab glossitis bermacam - macam, bisa lokal dan sistemik. Penyebab glossitis
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Penyebab lokal
- Bakteri dan infeksi virus
- trauma atau iritasi mekanis dari sesuatu yang terbakar, gigi atau peralatan
gigi
- iritasi lokal seperti dari tembakau, alkohol dan makan yang pedas atau
makan makanan yang berbumbu
- alergi dari pasta gigi dan obat kumur
2. penyebab sistemik
- kelainan nutrisi, penyakit kulit dan infeksi sistemik,
- keadaan kurang gizi (malnutrisi) yaitu kurangnya asupan vitamin b
- penyakit kulit seperti oral lichen planus, erythema multiforme, aphthous
ulcers, dan pemphigus vulgaris,
- infeksi seperti syphilis and human immunodeficiency virus (HIV).