Anda di halaman 1dari 141

99 PENYAKIT MULUT

ANGGOTA KELOMPOK
 Ida Ketut Ariwiyasa (29/G/19)
 Indah Nilla Afiyanni (30/G/19)
 Komang Ratna Ningsih (31/G/19)
 Luh Made Sinta Gayatri (32/G/19)
 Luh Putu Intan Sari Prasanti (33/G/19)
 Made Jaya Arbawa (34/G/19)
 Made Yurika Ningsari (35/G/19)
 Maria Jessica Anggakusuma (36/G/19)
 Putu Fellicya Puspita Dharma S. (25/G/20)
AMALGAM TATTOO
 Suatu pigmentasi yang sering terjadi
pada bagian mukosa rongga mulut.
Amalgam tattoo ini terjadi akibat
adanya deposit dari amalgam.
 EtiologiAmalgam tattoo disebabkan
oleh implantasi material amalgam
pada jaringan di rongga mulut
 Gambaran Klinis Lesi dari amalgam
tattoo ini biasanya kecil,
asimtomatik, macular, dan terkadang
tampak abu kebiruan sampai hitam.
 PerawatanSebenarnya amalgam
tattoo tidak berbahaya sehingga tidak
diperlukan pengobatan.
AMELOGENESIS IMPERFECTA
 Amelogenesis imperfekta (AI) adalah
penyakit keturunan berupa gangguan
pembentukan email gigi tanpa adanya
manifestasi sistemik.
 Etiologi
 Faktor herediter seperti autosomal dominan,
resesif, X-linked sehingga jumlah individu
yang terkena dalam suatu keluarga dapat
bervariasi.
 Gambaran Klinis
 Gambaran klinis yang sering terlihat
mempunyai gigi yang berwarna abnormal
antara putih opaque, kuning, coklat sampai
abu-abu
 Perawatan
 Terapi yang bisa diberikan yaitu : DHE,
control plak, perbaiki oral hygiene, aplikasi
fluor dan perbaikan kebiasaan makan dan
kesehatan rongga mulut.
DENTINOGENESIS IMPERFECTA
 Dentinogenesis imperfecta adalah suatu
kelainan genetik yang mempengaruhi struktur
gigi, akibat terjadi gangguan pada tahap
histodiferensiasi pertumbuhan dan
perkembangan gigi.
 Etiologi Herediter yang terjadi saat
embryogenesis, janin memiliki kelainan
kromosom yaitu mutasi gen phosfoprotein
sehingga menyebabkan gangguan pada
pembentukan organ yaitu organ dentin.
 perawatan yang tepat sangat menentukan
keberhasilan perawatan. Terdapat bermacam-
macam restorasi yang dapat digunakan dalam
perawatan ini, seperti resin komposit untuk
gigi anterior, mahkota stainless steel untuk
gigi posterior, mahkota celluloid strip untuk
gigi sulung dan gigi tetap muda anterior,
veneer, dan overdenture untuk gigi dengan
atrisi yang luas.
ANGINA BULOSA HEMORHAGIKA
 Suatu lesi pada membrane mukosa yang
muncul dengan satu atau lebih lepuhan darah
dalam rongga mulut
 Etiologi yang biasanya terjadi idiopatik namun
berdasarkan penelitian munculnya lesi tersebut
apabila mengkonsumsi minuman panas dan
mengunyah yang terlalu keras cedera
traumatis.
 Gambaran Klinis Bula yang terjadi dapat
tunggal atauppun multiple yang pecah secara
spontan dalam beberapa jam atau 1-2 hari,
meninggalkan ulser superfisial yang sembuh
tanpa jaringan parut dalam 5-10 hari.
 Perawatan Belum ada pengobatan pada
umumnya yang diperlukan untuk ABH.
Pengobatan paliatif yang mungkin termasuk
hidroklorida benzydamine dan chlorhexidine
glukonat 0,12% -0,20% obat kumur untuk
mencegah infeksi.
(ANGIODEMA)
 Suatu pembengkakan edematous yang
disebabkan meningkatnya pemeabilitas
vaskuler ,yang pada umumnya mengenai
jaringan subkutan kulit,lapisan mukosa dan
submukosa namun dapat mengenai saluran
pencernaan ataupun saluran pernapasan.
 Etiologi Penyebab yang paling umum adalah
mast sel degranulation, yang memimpin ke
arah pelepasan histamine dan perubahan
klinis yang khas.
 Gejala Klinis Gejala klinis dari angioneurotic
edema yaitu serangan cepat, onsetnya
sedang, jaringan membengkak, dapat soliter
atau multiple dan umumnya melibatkan
wajah, bibir, lidah, faring dan laring.
 Perawatan Perawatan angioedema pada
umumnya terdiri dari obat anti alergi peroral.
ANGULAR CHEILLITIS
 Angular cheilitis merupakan suatu infeksi
yang terlihat pada satu atau kedua sisi sudut
mulut.
 Etiologi Agen infeksi merupakan penyebab
utama dari lesi, dimana sebagian besar adalah
candida albican dan staphylococcus aureus.
 Gambaran Klinis Angular cheilitis dapat
terjadi secara bilateral ataupun unilateral pada
sudut mulut dan berupa inflamasi yang
ditandai dengan eritema dan fisur yang
menyebar dari sudut mulut ke kulit sekitarnya
 Perawatan angular cheilitis mencakup
identifikasi dan mengoreksi faktor etiologi
antara lain memperbaiki gizi buruk,
memperbaiki kehilangan dimensi vertikal,
mengoreksi gangguan sistemik seperti
diabetes dan anemia, serta menjaga
kebersihan ronggga mulut yang optimal.
ANKYLOGLOSSIA
 Angkyloglossia adalah suatu kondisi yang
mengacu pada pendeknya frenulum lingual
secara kongenital atau perlekatan frenulum
yang meluas hingga mencapai ujung lidah,
mengikat lidah ke dasar mulut dan
membatasi pemanjangan lidah tersebut.
 Etiologi dari angkyloglossia yaitu idiopatik,
namun dapat juga dipengaruhi oleh factor
genetik.
 gejala dari ankiloglosia yaitu bentuk lidah
yang seperti hati ketika diangkat, bentuk
lidah bengkok ketika dijulurkan, masalah
periodontal seperti resesi gingiva disekitar
gigi insisifus sentral rahang bawah
 Perawatan Pembedahan dapat dilakukan
sebagai terapi tongue tie adalah frenektomi.
ANTIBIOTIC/DENTURE SORE MOUTH
 Suatu infeksi jamur akibat dari
ketidakseimbangan dalam ekosistem
oral antara Lactobacilllus Achidophilus
dan Candida Albicans.
 Etiologi Penggunaa antibiotic spectrum
luas
 Gambaran Klinis Bercak merah yang
halus pada dorsal lidah, bagian tengah.
Selain pada lidah, inflamasi dapat
terjadi pada bibir dan mukosa pipi.
 Perawatan
 Antifungal
topikal (nystatin)
 Menjaga OH
BELL’S PALSY
 Bell’s palsy atau prosoplegia adalah
kelumpuhan fasialis tipe lower motor
neuron (LMN) akibat paralisis nervus
fasial perifer yang terjadi secara akut
 Etiologi Terdapat lima teori yang
kemungkinan menyebabkan terjadinya,
yaitu iskemik vaskular, virus, bakteri,
herediter, dan imunologi.
 Gambaran Klinis Pada awalnya, penderita
merasakan ada kelainan di mulut pada
saat bangun tidur, menggosok gigi atau
berkumur, minum atau berbicara.
 Perawatan
 Istirahatterutama pada keadaan akut
 Fisioterapi
 Operasi
BURNING MOUTH SYNDROME (BMS)
 Kumpulan hejala dengan karakteristik rasa
sakit atau sensasi terbakar pada mukosa oral,
terutama pada bagian lidah. Umumnya dialami
oleh wanita yang mengalami postmenopause.
 Etiologi
 Faktor lokal : Kontak alergi, Gigi tiruan, Infeksi,
Xerostemia, Oral habit, Iritasi mulut yang
berlebihan, Trigeminal neuralgia
 Faktor sistemik : Psikogenetik, Kecemasan,
depresi, cancerphobia Defisiensi vitamin dan
mineral
 Perawatan
 Pemeriksaan laboratorium : biopsy, kultur
bakteri/jamur , analisa saliva , tes alergi dan kadar
gula darah
 Pemeriksaan hematologi dan imunologi
 Melakukan eliminasi / mengendalikan faktor
penyebab
 Iritasi lokal dihilangkan
 Rasa sakit : kortiko steroid topikal
CHEMICAL/THERMAL BURN
 Luka bakar kimia dapat disebabkan oleh
asam atau basa yang bersentuhan dengan
jaringan.
 Etiologi Bahan-bahan kimia yang bersifat
asam dan basa
 Gambaran klinisnya yaitu berwarna
kehitaman yang terutama terlihat pada
luka bakar kimia dari asam iritasi,
kemerahan, atau terbakar di daerah yang
terkena
 Perawatan antibiotik, obat anti gatal,
debridement, yang melibatkan
pembersihan atau menghilangkan kotoran
dan jaringan mati, pencangkokan kulit,
yang melibatkan melampirkan kulit yang
sehat dan bagian lain dari tubuh untuk
luka bakar
CROHN DISEASE
 Crohn disease adalah jenis penyakit radang usus
(IBD) yang dapat mempengaruhi setiap bagian
dari saluran pencernaan dari mulut ke anus.
 Crohn disease adalah jenis penyakit radang usus
(IBD) yang dapat mempengaruhi setiap bagian
dari saluran pencernaan dari mulut ke anus.
 Gambaran klinis yang biasa dijumpai adalah
merasa sagat melelahkan, sakit perut dank ram,
diare, tinja bercampur lender dan darah,
penurunan selera makan, penurunan berat badan
yang ekstrem, dema
 Perawatan
 Kortikosteroid : Pemberian obat-obatan
corticosteroid (misalnya prednisolone dan
hydrocortisone) untuk mengatasi inflamasi yang
terjadi.
 Imunosupresan
 Operasi
CROHN DISEASE
Penyakit radang usus kronis yang memengaruhi lapisan
saluran pencernaan

Gejala : kram perut, konstipasi, diare, malena,


pendarahan rektal, muntah, penurunan berat badan, lesi
berupa edema, ulkus dan lesi papular polipoid
hiperplastik pada vestibulum, bibir, gingiva, dan
mukosa pipi

Etiologi : Penyebab pasti penyakit Crohn hingga kini


belum diketahui. Akan tetapi, kombinasi faktor genetik,
gangguan pada sistem kekebalan tubuh, dan pengaruh
lingkungan diduga memicu terjadinya kondisi ini.

Pengobatan : Penyakit Crohn tidak bisa disembuhkan.


Obat-obatan seperti steroid dan imunosupresan
digunakan untuk memperlambat perkembangan
penyakit.  
CRIPTA TONSILAR

 Cripta merupakan sebuah muara dari saluran jaringan limfoid di


tonsil. Cripta tampak seperti cekungan pada tonsil yang biasanya
akan melebar ketika terjadi radang/infeksi. Seringkali ketika
terjadi radang cripta juga tampak putih karena terisi oleh zat-zat
radang.
 Etiologi : cripta tonsil memberikan lingkungan
bagi bakteri sehingga koloni bakteri dapat membentuk sumbatan
yang disebut tonsillitis.
 Gejala klinis : memiliki bau busuk dan dapat menyebabkan bau
mulut, dan dapat mengiritasi tenggorokan (perasaan bahwa ada
sesuatu yang tersangkut di tenggorokan).
 Pengobatan : Jika penyebabnya bakteri maka diperlukan tambahan
obat berupa antibiotik. Kumur-kumur atau minum air yang agak
hangat cukup ampuh mengatasi radang pada tonsil.
DUCTUS STENSONI PROMINEN

 Duktus stenson merupakan duktus dari kelenjar parotis (antara prossesus


mastoideus dan ramus mandibula) yang berjalan menyilang permukaan
otot masseter. Duktus ini berjalan menembus pipi dan bermuara pada
vestibulum oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapan
molar 2 atas

 Suppurative parotitis merupakan penyakit yang dapat terjadi pada bayi


baru lahir, dengan dehidrasi sebagai faktor predisposisi. Penyebab
umum infeksi antara lain Staphylococcus, Pseudomonas,
Streptococcus, Pneumococcus, and Escherichia.

 Terapi hidrasi dan antibiotic biasanya digunakan untuk merawat infeksi.


Pasien yang salah terdiagnosis atau yang tidak terobati sempurna
terkadang dapat berkembang menjadi abses intraglandular.
DYSGEUSIA/AGEUSIA/HYPOGEUSIA

 Dysgeusia , juga dikenal sebagai parageusia , adalah distorsi


dari indera perasa. Dysgeusia juga sering dikaitkan dengan
ageusia yang sama sekali tidak memiliki rasa, dan hypogeusia
yang merupakan penurunan sensitivitas rasa. 
 Perubahan dalam indra perasa, biasanya rasa logam, dan
kadang-kadang bau adalah satu-satunya gejala
 Penyebab : kemoterapi, pengobatan asma dengan albuterol ,
dan defisiensi seng . Penyakit hati, hipotiroidisme , dan jarang
jenis kejang tertentu juga dapat menyebabkan dysgeusia
 Pengobatan : air liur buatan, pilocarpine, suplementasi seng,
perubahan dalam terapi obat, dan asam alfa lipoat.
EPIDERMOLYSIS BULOSA

 Epidermolysis bulosa (EB) adalah gabungan


berbagai kondisi turunan langka yang berhubungan
dengan jaringan ikat, yaitu kondisi yang
menyebabkan kulit dan membran mukosa
melepuh.
 Etiologi : EB disebabkan oleh mutasi gen pada
setidaknya satu dari 18 gen yang
berbeda. Beberapa jenis dominan autosomal
sementara yang lain resesif autosom. 
 Pengobatan : Penatalaksanaan meliputi perawatan
luka , pengendalian rasa sakit,
pengendalian infeksi , dukungan nutrisi, dan
pencegahan serta pengobatan komplikasi. 
EPULIS FIBROMATOSA

 epulis jenis ini lebih sering dijumpai dan


sering mengalami rekuren (kambuh)
bila operasi pengangkatannya tidak
sempurna. Terjadi pada mukosa mulut
terutama pada tepi ginggiva, pipi dan
lidah
 Etiologi : iritasi kronis

 Klinis : letak antara 2 gigi, bertangkai,


warna agak pucat, konsistensi kenyal
 Pengobatan : eksisi
EPULIS FISURATUM

 Lesi yang tersusun dari jaringan yang berlebihan ini


umumnya berupa lipatan hiperplastik  berwarna merah
muda, keras dan fibrous. Bagian dalam dan luar dari lesi
terpisah oleh cekungan (groove) dalam yang
menandakan tempat di mana tepi gigi tiruan menekan
mukosa
 Etiologi : berkontak dengan tepi gigi tiruan yang
biasanya terlalu cekat dan menekan mukosa.
 Pengobatan : Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi.
Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesiini
harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang
baik namun tidak memberitekanan berat terhadap
mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi
EPULIS GRANULOMATOSA

 Epulis ini terjadi dari suatu reaksi jaringan yang


granulomatik karena iritasi kronik.
 Gambaran klinis : suatu dungkul bertangkai
dengan warna kemerahan atau sama
dengan sekitar dengan permukaan yang granuler,
konsistensi lunak bisa disertai nyeri tekan dan kadang-
kadang dapat diseratai suatu ulserasi. Lokasi terbanyak
digingiva tetapi dapat juga terjadi diseluruh rongga mul
 Etiologi : sisa akar, tepi karies, tumpatan yang
overhanging, atau klamer yang tajam.
 Pengobatan : eliminasi faktor penyebabdan eksisi dapat
memberikan prognosa yang baik untuk perwatan epulis
jenis ini ut,misalnya bibir bawah, lidah dan palatum ali
ditemukan
EPULIS GRAVIDARUM

Epulis gravidarum  adalah tumor jinak pada jaringan lunak


mulut bisa terjadi karena reaksi jaringan granulomatik yang
berkembang pada gusi selama masa kehamilan

•Penyebab primer : Iritasi lokal seperti plak


•Penyebab sekunder : Kehamilan merupakan keadaan
fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan
hormon estrogen dan progesterone yang mempunyai efek
pelebaran pembuluh darah sehingga gingiva menjadi lebih
merah, bengkak,dan mudah mengalami perdarahan.

Pengobatan : Penyakit ini akan kembali normal seperti


sebelum hamil setelah ibu hamil melahirkan dan menjaga
kebersihan serta kesehatan rongga mulutnya.
ERITEMA MULTIFORM

 Gangguan kulit yang ditandai dengan lesi


berbentuk lingkaran bulls-eye.
 Gejala klinis : berupa lesi kulit atau mulut
dengan bagian tengah berwarna merah atau
merah muda yang dikelilingi oleh bagian tepi
pucat dan lingkaran luar berwarna merah-merah
muda. Lesi terkadang bisa menyakitkan atau
gatal.
 Pengobatan : Kondisi ini biasanya sembuh
dengan sendirinya, namun steroid dapat
membantu meringankan gejalanya. Antivirus
terkadang digunakan ketika eritema multiformis
dipicu oleh infeksi virus.
ERITROPLAKIA

 Eritroplakia merupakan  istilah klinis untuk


menggambarkan area eritematosa (merah) pada membran
mukosa
 Patogenesis : Merahnya lesi ini adalah akibat dari atrofi
mukosa yang menutupi submukosa yang banyak
vaskularisasinya. Tepi lesi biasanya berbatas jelas.
 Etiologi : Erythroplakia memiliki penyebab yang tidak
diketahui tetapi para peneliti menganggapnya hal ini
sebagian besar ditemukan pada pria lanjut usia sekitar usia
65-74 tahun. Ini umumnya terkait dengan merokok .
 Pengobatan : melibatkan biopsi lesi untuk mengidentifikasi
tingkat displasia. Eksisi lesi lengkap kadang-kadang
disarankan tergantung pada histopatologi yang ditemukan
dalam biopsi. 
EXFOLLIATIVE CHEILLITIS

 Inflamasi kronis dan ringan, kerusakan pada


vermilion border bibir ditandai dengan adanya
pengelupasan permukaan keratin bibir sedangkan
area yang lain terjadi pembentukan lapisan
keratin.
 Gejala klinis : nyeri, sulit berbicara makan
hingga terjadi pendarahan
 Etiologi : penyebab blm diketahui pasti ,
biasanya terjadi pada individu dengan masalah
psikologi, stress dan riwayat penyakit kulit.
Infeksi candida albicans sekunder mungkin
terjadi
 Pengobatan : Menghindari pemicu stress dan
kebiasaan menjilat bibir bawah
FIBROMA
Suatu neoplasia jinak yang berasal dari jaringan ikat fibrous dan umumnya
digunakan sebagai istilah yang berkaitan dengan lesi jaringan lunak pada mukosa
mulut.
 Gambaran klinis :
Suatu benjolan kenyal, dapat digerakkan, memiliki warna seperti mukosa normal,
tidak menimbulkan rasa sakit, memiliki diameter antara 1-1,5cm dan memiliki
karakteristik tumbuh lambat dalam hitungan bulan atau tahun.
 Etiologi :
Fibroma dapat disebabkan karena faktor
herediter atau faktor eksternal seperti trauma
atau iritasi lokal.
 Perawatan :
Terapi pada fibroma dapat berupa eksisi
menggunakan skalpel, pembedahan
menggunakan mesin elektrik ataupun sinar laser
FISSURE TONGUE
Fissure tongue adalah kondisi lidah yang ditandai dengan adanya
alur bervariasi yang dalam dan panjang pada dorsal dan lateral
lidah.
 Etiologi fissure tongue :

Belum diketahui secara pasti.


 Perawatan:
Menghilangkan faktor lokal
dengan cara membersihkan
rongga mulut terutama lidah
dengan menggunakan obat kumur
antiseptik untuk meredakan
eritema atau ketidaknyamanan.
FORDYCE SPOT

Suatu tonjolan dari kelenjar sebasea


yang bisa muncul di daerah wajah,
alat kelamin dan mulut.
 Etiologi :

Adanya pengeluaran kelenjar


sebasea
 Perawatan :

Hanya dapat diminimalisir dengan


meningkatkan OH dan berkumur
dengan obat kumur antiseptik.
FRIKTIONAL KERATOSIS

Lesi berwarna putih tanpa adanya kemerahan yang biasanya terjadi


pada mukosa yang mengalami peningkatan tekanan ataupun
gesekan.
 Etiologi :
Kebiasaan menggigit pipi, tongue
thrusting, menghisap mukosa, GTL
yang tidak cekat, pemakaian alat
orthodontik, permukaan gigi yang
fraktur atau tidak rata, dan cara
menyikat gigi yang kurang tepat.
 Perawatan :

Eliminasi atau menghilangkan


etiologi.
GEOGRAPHIC TONGUE
Geographic tongue yaitu suatu kelainan inflamasi yang tampak
daerah kemerahan pada dorsum lidah dan dikelilingi daerah sedikit
menonjol dan berbatas tegas dengan tepi tidak teratur dan berwarna
putih kekuningan. Serta dapat berubah-ubah ukuran, bentuk,
intensitas setiap harinya
 Etiologi :

Tidak diketahui, kemungkinan


berhubungan dengan genetic
 Perawatan :

Menjaga OH, berkumur dengan


obat kumur antiseptik,
kortikosteroid untuk mengurangi
peradangan
GRANULAMATOSIS OROFACIAL
Granulamatosis orofacial adalah suatu
kelainan patologis-klinis dimana pasien
memiliki lesi oral yang ditandai dengan
pembesaran labial yang berulang atau
menetap, ulkus oral dan berbagai kelainan
orofasial lainnya.
 Etiologi :
Penyebabnya belum diketahui pasti ,
walaupun terkadang terlihat pada pasien
yang menderita alergi makanan

 Perawatan :
Perawatannya sulit, terutama jika tidak ada faktor etiologi. Tujuan perawatan
adalah untuk meningkatkan penampilan dan kenyamanan klinis pasien.
HAIRY TONGUE
Pemanjangan secara abnormal dari papilla – papilla
filiformis yang membuat dorsum lidah tampak seperti
berambut. Pemanjangan papilla ini dapat putih, kuning,
coklat atau hitam
 Etiologi :

Pada umumnya etiologinya tidak diketahui. Oral


hygiene yang buruk, perokok berat, terapi antibiotik,
terapi radiasi, perubahan PH dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya hairy tongue.
Perawatan :
Debridemen secara mekanis (disikat dengan sikat gigi
berbulu halus 1-2 kali sehari)
Topical podophyllin (5% dalam benzoin) diikuti
dengan debridemen
Eliminasi penyebab jika diketahui
HALITOSIS
 Klasifikasi halitosis :
 True / Genuine halitosis dibedakan menjadi
halitosis fisiologis dan halitosis patologis
 Pseudo halitosis

 Halitophobia

 Etiologi :

 Faktor eksternal : sisa makanan dan OH yang buruk

 Faktor internal : karies, radang kronis, gangguan


pencernaan dan penyakit periodontal.
 Faktor resiko : tembakau, alkohol dan obat – obatan

 Perawatan : Menjaga OH, berkumur dengan obat


kumur antiseptik, menghilangkan faktor resiko
penyebab halitosis
HAND FOOTH AND MOUTH DISEASE
(HFMD)
 Infeksi virus coxsackie A dan B
 Gambaran klinis :

Vesikel-vesikel kecil pada kaki


tangan dan mulut, biasanya tidak
mengenai orofaring.
 Gejala :

Demam, malaise, limfadenopati


 Perawatan :

Perawatan suportif dan batasi kontak


dengan orang lain
HEMANGIOMA
Hemangioma adalah tumor jinak
yang terjadi akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan
pembulih darah dan dapat terjadi
pada setiap jaringan pembuluh
darah.
 Etiologi :

Belum diketahui secara pasti


 Perawatan :

Penatalaksanaan hemangioma ada 2


cara yaitu secara konservatif
(alamiah) dan secara aktif.
HEMIFACIAL HIPERTROFI
Penyakit kongenital langka yang ditandai dengan
adanya pembesaran kepala dan gigi secara
unilateral.
 Etiologi :

Belum diketahui. Namun, beberapa sumber


menyebutkan bahwa kelainan ini berkaitan dengan
ketidakseimbangan endokrin, kelainan neural,
kelainan pada saat pembelahan sel, kelainan
kromosom, kelainan vaskular serta limfatik.
 Perawatan :

Koreksi oklusi, prostodontik untuk menangani gigi


yang hilang, pembedahan ketika pasien telah
dewasa.
HERPANGINA
 Definisi:
Kondisi infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh sekelompok virus disebut
enterovirus.
 Etiologi:
Coxsackie Virus A1-6, A8, A10, A22
Coxackie grup B (strain 1-4).
Penyakit ini ditularkan melalui saliva yang terkontaminasi dan terkadang melalui feses yang
terkontaminasi
 Gejala/tampilan klinis
Ulcer pada faring, tidak ada gingivitis, cervical lymphadenitis sedang, demam, anorexia dan
muntah. Eritema faring yang luas, disfangia, nyeri tenggorokan, demam, lemas, sakit.
 Diagnosa banding
a. Hand foot mouth disease (HFMD)
b. Infeksi HSV primer
c. Chiken pox
d. Infeksi mononukleus (infeksi EBV Primer)
e. Infeksi streptokokus
 Perawatan:
Self limmiting -> perawatan suportif
HERPANGINA Herpetic Gingivostomatitis

HFMD Streptococcal Pharyngitis


HERPES LABIALIS
 Etiologi:
Infeksi virus herpes simpleks VHS 1
 Gejala/tampilan klinis
Gejala prodromal: demam, sakit kepala, malaise dan muntah disertai rasa tidak nyaman di mulut. 1-2
hari -> timbul lesi lokal berupa vesikel kecil berkelompok di mukosa mulut, berdinding tipis yang
dikelilingi oleh peradangan. Vesikel cepat pecah, meninggalkan ulkus dangkal dan bulat yang nyeri di
sekitar RM
 Diagnosa banding:
1. Herpangina
2. Herpes Zoster
 Perawatan:
Terapi kausatif disertai analgesik dan antipiretik, diikuti pemberian terapi suportif (multivitamin, obat
kumur anastetik)
 Resep:
1. Acyclovir
2. vitamin B komplek
3. obat kumur,
4. paracetamol
Herpes simplex virus, blisters on
Herpes labialis
the soft palate

Herpangina, presenting with multiple


ulcers on the soft palate, uvula and
fauces. 
HERPES ZOZTER
 Etiologi:
Reaktivasi Varicella zoster
 Gejala/ tampilan klinis
Gejala prodromal: (gatal, panas, kesemutan, demam) 2-4 hari -> muncul
vesikel sesuai dermatom saraf (unilateral, linear)
 Diagnosa banding
1. Pemphigus vulgaris
2. Mucous membrane pemphigoid
 Perawatan:
Self limiting -> kontrol nyeri, perawatan suportif, antivirus sistemik, ibuprofen
(bila perlu)
 Resep:
Acyclovir
Herpes zoster: clusters of Pemphigoid
vesicles on the palate

Herpes zoster Pemphigus Vulgaris


HIPERPLASIA GINGIVA (LEUKIMIA)
 Etiologi:
Produksi leukosit yang berlebihan

 Gejala/tampilan klinis
Gingiva tampak merah, nyeri, serta bersifat spongiosa. Dengan
berkembangnya penyakit, gingiva membengkak berwarna ungu mengkilap,
perdarahan spontan dari sulkus gingiva

 Perawatan:
Kebersihan mulut yang cermat dikombinasikan dengan kumur-kumur
antimikrobial

 Resep
0.12% chlorhexidine mouth rinses postoperative
Hiperplasia Gingiva
(Acute Leukemia)
HIPERPLASIA GINGIVA (OBAT OBATAN)
 Etiologi:
Efek dari penggunaan obat tertentu. 25-50% px yang mengkonsumsi obat Fenitonin,
dan siklosporin. 1-10% pada px yang mengkonsumsi obat penyekat saluran kalsium
(nifedipine, diltiazem, dan amlodipine).

 Gejala/tampilan klinis
Pembesaran gingiva menyeluruh dimulai dari papila interdental. Pembesaran ini
membentuk nodula yang lunak, merah, menonjol, serta mudah berdarah.

 Perawatan
Perubahan terapi obat dan kontrol plak

 resep
Roxithromycinatau azithromycin
Hiperplasia Gingiva
Karena obat-obatan
HIV (AIDS)
ETIOLOGI:
VIRUS HUMAN IMMUNODEFICIENCY (HIV)

GEJALA/TAMPILAN KLINIS
GEJALA PRODROMAL: FLU 2-6 MINGGU SETELAH INFEKSI; SELANJUTNYA AKAN TERJADI
LIMFADENOPATI MENYELURUH YANG PERSISTEN, DIIKUTI FASE LATEN. FASE LATEN
PADA AWALNYA TIDAK BERGEJALA. NANTINYA AKAN TIMBUL LIMFADENOPATI, INFEKSI
PERNAPASAN, PENURUNAN BERAT BADAN, DEMAM, DIARE KRONIS, LELAH, ANERGI
KULIT, KANDIDIASIS RM, HAIRY LEUKOPLAKIA, PEMBESARAN PAROTIS, DAN INFEKSI
VIRUS HERPES REKUREN.
 Diagnosa banding 6. Herpes labialis rekuren
1. Gingivitis ulseratif nekrotika 7. Hairy leukoplakia
2. Periodontitis ulseratif nekrotika 8. Kondiluma akuminata;
3. Kandidiasis 9. Sarkoma kaposi
4. Eritema gingiva linear 10. Limfoma non-Hodgkin
5. Herpes zoster

Diagnosa banding
Penggunaan terapi antiretrovirus (ARV)

Resep
Terapi suportif (obat kumur iodine)
KANDIDA LEUKOPLAKIA
 Etiologi:
Candida albicans
 Gejala/tampilan klinis
Plak putih, tebal, kasar, iregular dengan dasar eritema. Bila dikerok ->
hilang sebagian
 Diagnosa banding:
1. Leukoplakia;
2. Candidiasis pseudo-membranosa
3. Linchen planus
 Perawatan:
Eliminasi faktor predisposisi, konsumsi buah sayur, vitamin A, terapi
antifungi
 Resep
Ketoconazole; Nystatin
Kandidal Leukoplakia

Candidiasis pseudomembranosa
KANDIDIASIS ERITEMATUS AKUT

 Etiologi
Candida albicans
 Gejala/tampilan klinis

Eritema difus yang perih dan panas, atrofi lidah


 Diagnosa banding

1. Eritroplakia
 Perawatan
Terapi antifungi
 Resep

Ketoconazole; Nystatin
Eritroplakia
Kandidiasis eritematus akut
KANDIDIASIS ERITEMATUS KRONIK
 Etiologi
Candida albicans
 gejala./tampilan klinis
Eritema kronis dan edema disebagian palatum di bawah prostesis maksilaris
 Diagnosa banding
1. Kandidiasis eritematus akut;
2. Eritroplakia
 Perawatan
1. Pencucian GT dengan NaOCl 10%;
2. Nystatin cream sebelum GT dipakai
 Resep
Nystatin
Kandidiasis eritematus akut

Kandidiasis eritematus kronik:


di bawah plat GT

Eritroplakia
KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT
 Etiologi
Candida albicans
 Gejala/tampilan klinis
Plak putih (bila dikerok -> hilang seluruhnya), sakit dan kemerahan
 Diagnosa banding
1. Cheek biting
2. Linchen planus
3. Leukoplakia
4. Fordyce granule
 Perawatan
Terapi antifungi
 Resep

Ketoconazole; Nystatin
Oral Lichen Planus affecting
the tongue & buccal mucosæ

Acute pseudomembranous candidiasis


showing soft, creamy white material

Cheek biting Fordyce granule


KISTA KELENJAR LIUR
(MUCOCEL, RANULA)
 Etiologi
Ranula: pengumpulan salliva di dalam jar. Submukosa atau
setelah adanya trauma pada duktus saliva.
Mukokel:biasanya disebabkan oleh trauma (kemungkinan
iatrogenik) pada duktus kelenjar saliva

 Gejala/tampilan klinis
Ranula: pembengkakan berbentuk kubah, berwarna kebiruan,
translusen, menonjol, tidak terasa sakit, dan berdiameter <1cm.
Mukokel: pembengkakan yang kebiruan atau
bening, dapat muncul pada bibir, dasar mulut, bag. ventral
lidah, palatum atau mukosa bukal, tidak bergejala, berdiameter
<1cm, dasar lesi tidak bertangkai
 Diagnosa banding
 Ranula:
A. Kista dermoid;
B. Sialolithiasis
Mukokel:

A. Hemangioma;
B. Salivary gland neoplasm
 Perawatan
Ranula
Ranula: eksisi atau marsupialisasi
Mukokel: marsupialisasi
 Resep

Ranula: eksisi atau marsupialisasi


Mukokel: marsupialisasi

Mucocel
LEUKOEDEMA

Etiologi Gejala/Tampilan DD Treatment Resep


Klinis

Tidak Lapisan film tipis putih 1. White sponge nevus; Tidak ada Tidak
diketahui keabuan, bilateral, tepi 2. perawatan dan memerlukan
difus. Jika mukosa Linchen planus (jika tidak ada terapi
ditarik, maka lapisan mukosa ditarik: tidak kemungkinan medikasi
hilang hilang); perubahan ke
3. Cheek arah keganasan
biting (belum tentu
bilateral)
LEUKOPLAKIA

Etiologi Gejala/Tampilan DD Treatment Resep


Klinis
PVL: PVL: PVL: PVL: PVL:
1. Linchen hilangkan faktor Methisoprinol 500
tidak plak putih tebal planus; 2. predisposisi, bila lesi mg, 3x selama tiga
diketahui, multipel dengan Cheek biting; tidak membaik 10-14 hari sebelum operasi,
predisposisi: permukaan seperti 3. hari -> biopsi, bila dan 500mg selama
berhubungan papila yang menonjol Frictional keratosis; hasil biopsi mengacu dua bulan setelah
dengan pada leukoplakia -> operasi
tembakau, Hairy: 4. Nicotinic bedah eksisi Hairy:
alkohol, stomatitis; Hairy: acyclovir 800 mg
trauma lesi seperti 5. tidak perlu, (5xsehari);
plak/beludru, Leukoedema; kecuali bila podophyllin resin
Hairy: permukaan kasar, mengganggu estetis 25% solution 2x
Epstein- batas tidak jelas, diberikan terapi pemakaian; asam
Barr virus tidak bisa di kerok Hairy: antivirus retinoik
1.
Leukoplakia;

2. Frictional
keratosis
Cheek biting

Nicotinic stomatitis
Frictional keratosis
LIKEN PLANUS ORAL
 Definisi: penyakit mukokutaneus kronis yang bersifat
autoimun yang biasanya melibatkan mukosa rongga
mulut.

 Etiologi :Tidak diketahui, mungkin karena stress,


mungkin karena hiperimun

 Klinisnya :Peradangan berupa papula pada kulit dan


membrane mukosa bilateral, striae putih, aspmtomatic,
kadang terdapat lesi pada kulit, lesi putih kadang
ditemukan pada lidah, gingival dan palatum

 Differentical diagnosis(DD) : candidiasis atropik,


leuplakia

 Terapi :mengeliminasi faktor pencetus, peningkatan


higiene oral, diberikan obat berupa kortikosteroid kumur
atau topikal.

 Resep :
Topikal : triamcinolone acetonide
Kumur : Dexamethasone
LIKENOID REACTION
 Definisi :
 Etiologi : Reaksi obat

 Gejala klinis : sama


seperti lichen planus
 Treatment : identifikasi
dan eliminasi etiologi,
antihistamin,
kortikostreroid sistemik.
 Resep :
methylprednisolone
LIMFANGIOMA
 Definisi : Pembuhuhan Limfatik  Perawatannya :
abnormal yang bersifat jinak skleroterapi dan reseksi
yang membentuk suatu massa
yang terdiri dari ruang kistik
dengan ukuran yang bervariasi

 Etiologi : tersumbatnya
pertumbuhan normal dari
saluran limfatik primitive
selama embryogenesis dan
tumbuhnya jaringan limfatik
pada lokasi yang salah selama
embriogenesis
LINEA ALBA
 Definisi : alur horizontal pada  Diagnosa banding :
mukosa setinggi bidang oklusal,
meluas, dari lip commissure
Cheek biting, cheek
sampai gigi posterior, biasanya chewing, dan frictional
berhubungan dengan tekanan, keratosis
iritasi, friksional, atau sicking
trauma.

 Etiologi : perubahan mukosa


bukal oleh karena tekanan, iritasi
friksional, trauma menghisap

 Diagnosa banding : Cheek biting,


cheek chewing, dan frictional
keratosis
LINEAR GINGIVAL ERITEMA
 Definisi : salah satu  Diagnosa banding :
kelainan periodontal yang Leukimia, plasma cell
biasa ditemukan pada gingivitis,
penderita HIV/AIDS granulomatosus
 Etiologi : candida gingivitis, desquamative
albicans dan penurunan gingivitis, herpetoic
jumlah CD4 serta gingivitis
peningkatan jumlah virus  Perawatan : kontrol oral
hygiene dan plak,
antifungal sistemik
 Resep : Ketoconazole
GAMBAR LINEAR GINGIVAL ERITEMA
LINEAR IGA DISEASE
 Definisi : penyakit langka berupa  Perawatannya : diberikan
erupsi atau lepuhan pada kulit,
obat seperti sulfonamide,
kondisi ini disebut penyakit
linear IgA karena jenis protein steroid, siklosporin,
yang disebut immunoglobulin A( mofetil mycophenolate
IgA) dapat dilihat pada sampel dan colchicine dan dapat
kulit ketika biopsy
menggunakan antibiotic
oral seperti tetrasiklin
 Etiologi: idiopatik, predisposisi
dapat disebabkan obat-obatan
atau eritromisin
dan infeksi

 Diadnosa banding : Linear


Iga/IgG Bullous Dermatosis
LUPUS ERITEMATOSA
 Definisi : Penyakit
autoimun yang ditandai
dengan adanya adanya
inflamasi atau kerusakan
jaringan.
 Etiologi : autoimun yang
dipengaruhi factor genetik
 Perawatannya : pemberian
NSAID, obat antimalarial,
kortikostreoid, obat
penekan kekebalan tubuh
MAKRO/MIKRO GLOSSIA
 Definisi :  Perawatannya :
 Makroglossia adalah kelainan tergantung dengan
lidah dimana ukuran lidah lebih penyebabnya dan
besar dari normal
 Mikroglossia kelainan lidah
beberapa kasus dapat
dimana ukuran lebih kecil dari dilakukan koreksi bedah
normal

o Etiologi : Pembesaran pasif lidah


akibat gigi-gigi bawah hilang.
Penyakit sistemik seperti
amyloidosis atau neoplasma ganas
yang menutup aliran limfatik dan
membuat lidah bengkak dapat
menyebabkan makroglossia
MEDIAN RHOMBOID GLOSSITIS
 Definisinya : suatu daerah yang  Perawatannya dengan
berbentuk bulat atau mirip ketupat,
lebih tinggi dari jaringan sekitarnya terapi antijamur.
dan terjadi dimidline dorsum lidah
persis disebelah anterior dari papilla
valata.  Resep : antifungi sistemik
untuk 7 hari
 Etiologi : awalnya cacat pertumbuhan
dari turunnya tuberkulum impar yang R/ketoconazole tab 200 mg
tidak tuntas. Seiing berjalannya tab No.X S 1 dd tab 1 p.c.
waktu sering dikaitkan dengan factor
lain seperti merokok dan perubahan Antifungi topical untuk 7
pH dalam mulut. hai
 DD : candidiasis , chemical burns, R/Nystatin oral suspension
geographic tounge, lichen planus fl No III S 4 dd 1 ml
INFEKSI MONONUCLEOSIS
 Definisi : penyakit menular
yang disebabkan oleh virus
Epstein-barr yang berpengaruh
terutama pada anak-anak
 Gejalanya : nyeri kepala,
mailaise, kelelahan dan nyeri
tenggorokan.
 Etiologi : virus Epstein-barr

 DD : leukemia, secondary
syphilis, dipteri, traumatic
hematoma
 Perawatan : perawatannya
tergantung gejala
MORSICATIO BUCCARUM
 Definisi : Menggigit pipi kebiasaan
umum yang membuat meningkatnya
perubahan mukosa

 Etiologi : Trauma mekanik yaitu


kebiasaan menggigit yang
menyebabkan terbentuknya lesi yang
sering terletak dimukosa bukal dan juga
dapat terjadi pada mukosa labial atau
batas lateral lidah.

 Diagnosa banding : white oral mucosa


lesion

 Perawatan : tidak dibutuhkan


penatalaksanaan komplikasi dari
perubahan mukosa.
MUKOSTATIS
a. Definisi
Inflamasi pada permukaan mukosa dapat berupa
eritema dan ulserasi oral yang terjadi pada pasien
yang dirawat dengan kemoterapi dan atau radiasi
di daerah yang berdekatan dengan rongga mulut.

b. Etiologi
 radioterapi atau kemoterapi

c. Diagnosa banding
 denture-related lesion
 oral trush
 aphthous ulcer

d. Perawatan
Asupan nutrisi yang adekuat, kontrol rasa sakit,
control mikroorganisme oral, mengatasi keluhan
mulut kering, mengatasi perdarahan oral, dan
intervensi dengan upaya terapi (oral care protocol,
agen kumur, pelindung mukosa, agen antiseptic,
agen antiinflamasi, agen topical
NECROTIZING SIALOMETAPLASIA

a. Definisi d. Perawatan
Penyakit yang jarang berupa inflamasi pada kelenjar Subakut necrotizing sialadenitis,syphilis gumma,
ludah minor infeksi jamur, neoplasma kelenjar ludah minor,
squamous cell carcinoma
b. Etiologi
Iskemi kelenjar ludah yang diawali oleh trauma e. Resep
local, manipulasi bedah, atau anetesi local R/ Betadine Gargle 190 ml flc
kemudian terjadi infark dan muncul squamous S coll or
metaplasia pada sisa duktus. Kondisi ini diyakini
disebabkan oleh trauma local sehingga terjadi
nekrosis jaringan.

c. Diagnosa Banding
Subakut necrotizing sialadenitis,syphilis gumma,
infeksi jamur, neoplasma kelenjar ludah minor,
squamous cell carcinoma
NECROTIZING ULCERATIVE
STOMATITIS/PERIODONTITIS
a. Definisi c. Diagnosa Banding
Merupakan penyakit imunosupresi parah yang Ulcer pada gingiva yang disebabkan herpes
mempengaruhi struktur periodontal, yang ditandai simplex virus, herpes zoster dan cytomegalovirus
dengan adanya kehilangan perlekatan dan
kehilangan tulang. d. Perawatan
 Primer : antibiotic, manajemen rasa sakit,
b. Etiologi suplemen nutrisi
Idiopatik. Predisposisi : OH yang buruk, penyakit  Maintenance : menghilangkan penyebab,
periodontal sebelumnya, merokok, infeksi virus, mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut
stress psikologis dan malnutrisi
ORAL HAIRY LEUKOPLAKIA

a. Definisi
Lesi putih mukosa (penebalan epitel) menimbulkan
lipatan-lipatan tegak vertical yang putih terutama
terletak pada tepi lateral lidah. Lesi seperti
plak,/beludru, permukaan kasar, batas tidak jelas,
tidak bias dikerok.Dinamakan hairy leukoplakia
karena kupasan seperti rambut dari lapisan
permukaan parakeratotik terbukti ada secara
histologis.

b. Etiologi
 Epstein-Barr Virus

c. Diagnosa Banding
 Leukoplakia
 frictional keratosis

d. Perawatan
 Sistemik : terapi antiviral sistemik
 Lokal : podophyllum resin 25% solution
ORAL MELANOMA MALIGNA
a. Definisi d. Perawatan
Tumor ganas kulit yang berasal dari sel melanosit  Eksisi bedah (stadium I dan II)
dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada  Elective Lymph Node Dessectio (ELND)
mukosa mulut  interferon a 2b
 kemoterapi
b. Etiologi  kemoterapi perfusi
 sinar matahari  terapi radiasi
 nevi(tumor jinak melanosit)
 trauma mekanis berkepanjangan
 faktor genotip

c. Diagnosa Banding
nevus pigmentosus, blue nevus, keratosis sebaroik,
karsinoma sel basal jenis nodula dan berpigmen,
penyakit bowen, Dermafibroma, granuloma
piogenikum, sublingual, hematoma
SIRCUMVALATA DAN FOLIATE PAPILLA
PROMINENT ( ENLARGED)
a. Definisi
Penonjolan atau pembesaran pada papilla
sircumvalata dan papila foliate

b. Etiologi
 lingual papilitis
 Infeksi virus
 Merokok
 Gangguan gastrointestinal
 Iritasi lidah

c. Diagnosa Banding
-

d. Perawatan
Dapat hilang sendiri tanpa perawatan, perawatan
suportif dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
mulut dan kumur-kumur
PAPILOMA DAN KONDILOMA
a. Definisi
 papiloma adalah tumor jinak yang berasal dari
sel epitel
 kondiloma akuminata adalah infeksi menular
seksual dengan kelainan berupa fibroepitelioma
pada kulit dan mukosa

b. Etiologi
 papiloma : Human Papilloma virus (HPV)-6
dan 11
 kondiloma : Human papilloma virus (HPV)-6
dan 11

c. Diagnosa Banding
 papiloma : verucciform xanyhoma, condyloma
acuminatum, focal epithelial hyperplasia
 kondiloma : molluscum contagiosum,
Rhabdomyolysis, papiloma

d. Perawatan
 Bedah eksisi
PEMFIGUS DAN PEMFIGOID
a) Definisi
 Pemfigus merupakan kelainan autoimun berupa bulla atau vesikel di kulit ataupun mukosa, berasal dari
lapisan suprabasal epidermis dan disebabkan oleh proses akantolisis, secara imunopatologi terdapat
imunglobulin yang menyerang sel keratinosit. Pemfigus dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu
pemfigus vulgaris dan pemfigus Foliaceus. Pada pemfigus vulgaris, bulla muncul dari lapisan
suprabasal epidermis, sedangkan pada pemfigus foliaceus,bulla muncul pada lapisan
 Pemfigoid bulosa (P.B) adalah penyakit autoimun kronik yang ditandai oleh adanya bula subepidermal
yang besar dan berdinding tegang diatas kulit yang eritematosa, atau disebut juga dengan penyakit
berlepuh autoimun

b) Etiologi
 Penyebab pasti belum diketahui
 Kelainan Autoimun

c) Diagnosa Banding
 Lupus Eritematosus tipe Bulosa
 Dermatitis Herpetiformis
 Eritema Multiforme Tipe Bulosa
 Pemfigus vulgaris
 Pemfigoid bulosa
d) Perawatan

PEMFIGUS PEMFIGOID
KARAKTERISTIK
VULGARIS BULOSA
UMUR: ≥ 50 tahun ≥ 60 tahun
Daerah lipatan, sela
Mukosa mulut, wajah,
PREDILEKSI: paha, aksila, jarang di
dada, sela paha
mulut
Bula utuh, dinding
Bula lembek, dinding
tegang, letak
TEMUAN kendur, letak
subepidermal,
PEMERIKSAAN: intraepidermal,autoantibo
autoantibodi IgG dan
di IgG
komplemen

Prednison
Prednison 40-60 mg/hari, 1mg/kgBB/hari atau
obat imunosupresan, bila lebih pada fase initial,
PENGOBATAN :
kronik sering kemudian tappering off
ketergantungan steroid dalam beberapa bulan
sampai tahun

90% berespon; efek 90% berespon; sering


PROGNOSIS: samping steroid terjadi remisi dan
bermakna kekambuhan
PENYAKIT ADDISON
Etiologi
Ketidakmampuan memproduksi hormone kortisol yang adekuat disebut juga insufisiensi adrenal terjadi
karena berbagai hal. Keadaan tersebut disebabkan oleh gangguan di kelenjar itu sendiri (insufisiensi
adrenal primer) atau gangguan sekresi hormone ACTH oleh kelenjar hipofisis (insufisiensi adrenal
sekunder).

Diagnosa Banding :
 Acanthosis nigrikans
 Malignancy
 disorder of oral pigmentation/oral melanoma
 iatrogenik oral pigmentation
 lentigo melanoma maligna

Terapi :
 Oral kortikosteroid.
 Dokter mungkin meresepkan fludrocortisone untuk
menggantikan aldosteron.
 Jika Anda muntah dan tidak dapat melanjutkan obat-
obatan oral, maka suntikan mungkin diperlukan.
PIGMENTASI FISIOLOGIS DAN
PATOLOGIS
Etiologi
Keadaan tersebut merupakan keadaan fisiologis yang diakibatkanbertambahnya melanin, yaitu suatu
pigmen yang terletak dalam lapisan basalmukosa dan lamina propria

Diagnosa Banding :
 Smoker’s Melanosis
 Penyakit Addison

Terapi :
 Dental Health Education yaitu penyuluhan
pada pasien bahwa garis coklat kehitaman pada
gusinya adalah merupakan suatu varian normal
yang tidak perlu dikhawatirkan atau berbahaya
dan pasien diinformasikan bahwa tampilan gusi
seperti itu adalah biasa di kalangan orang Asia
(Indonesia)
Post Herpetic Neuralgia (PHN)

Definisi
• merupakan nyeri persisten yang muncul setelah
ruam herpes zoster telah sembuh (biasanya
dalam 1 bulan).

Etiologi
• disebabkan oleh infeksi virus herpes zoster. Virus
varisella zoster merupakan salah satu dari
delapan virus herpes yang menginfeksi manusia.
Gejala Klinis
• nyeri yang hebat menetap seperti terbakar, nyeri tajam atau
menusuk hilang timbul serta sensitif terhadap sentuhan ringan.

Terapi
• Anti depresan
• Analgesik opioid (narkotik) dosis kecil
• Kortikosteroid
• Anti konvulsan, Obat ini digunakan untuk mengatasi spasme otot
yang berat dan efek sedasi pada neuralgia.
• Vaksin
PRIMARY HERPETIC
GINGIVOSTOMATITIS (PHGS)
Definisi
• Bentuk tersering dari infeksi virus herpes simpleks
tipe 1 pada rongga mulut → sering dijumpai pada
anak dan jarang pada orang dewasa.

Etiologi
• Disebabkan oleh infeksi awal dengan virus herpes
simpleks Tipe I

Faktor Predisposisi
• Penurunan imunitas,
• terjadinya epidemi pada pergantian musim,
• defisiensi nutrisi,
• memiliki penyakit sistemik tertentu
(imunokompromis).
Gejala Klinis
• Beberapa vesikel kecil pertama kali hadir pada kulit perioral,
batas vermillion bibir dan mukosa mulut.
• Vesikula segera pecah menjadi daerah yang besar, nyeri
ulserasi.
• Gingiva terasa nyeri, eritematosa, dan bengkak

Terapi
• Pemberian antipiretik, dan analgesik.
• Agen antivirus sistemik dapat diresepkan pada tahap awal
untuk mempersingkat durasi gejala dan pelepasan virus.
PTEKIE/PURPURA/HEMATOMA
DEFINISI
 Petekie : perdarahan fokal berukuran sebesar pentul
 Purpura : multipel, berbentuk tidak beraturan atau lesi ungu oval (2-5 mm atau lebih
besar)
 Hematom : ekimosis meliputi daerah yang luas → Ekimosis (memar) : purpura
konfluen; semuanya menunjukkan perubahan warna berurutan -merah, ungu, coklat
- ketika eritrosit yang terekstavasasi terurai dalam jaringan.

ETIOLOGI :
 disebabkan oleh trauma atau bisa jadi merupakan manifestasi penyakit sistemik
(amyloidosis)

GEJALA KLINIS :
 Terdapat bercak kemerahan pada mukosa rongga mulut berbatas difus dengan
bentuk tidak teratur dan ukuran bervariasi berdasrkan penyebabnya, kadang disertai
pembengkakan dan rasa nyeri

Terapi :
 Pengobatan pertama dapat diberikan obat kortikosteroid untuk meningkatkan jumlah
platelet, apabila pengobatan tidak berhasil dokter merekomendasikan splenectomy
XEROSTOMIA
Definisi
• Keadaan di mana mulut kering akibat pengurangan atau
tidak adanya aliran saliva.
Etiologi
• Xerostomia terjadi ketika jumlah air liur yang menggenangi
selaput lendir mulut berkurang.
• Akibat penurunan volume atau perubahan komposisi saliva
(menjadi pekat, penurunan pH dan kehilangan komponen
organik–inorganik).

Gejala Klinis
• Mengeringnya selaput lendir, mukosa mulut menjadi
kering, mudah mengalami iritasi dan infeksi.

Terapi
• Pendekatan umum terapi pasien hiposalivasi dan xerostomia
adalah terapi paliatif yang berfungsi untuk mengurangi gejala dan
mencegah terjadinya komplikasi oral.
SIFILIS STADIUM 1, 2 & 3

Definisi
• Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Treponema pallidum, sangat kronik dan bersifat sistemik.

Etiologi
• Penyebab Sifilis ialah Treponema pallidum, yang termasuk
ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae dan genus
Treponema
SINDROMA BECHET
Definisi
• Proses inflamasi multisistemik yang tidak diketahui
etiologinya, manifestasi klinis berupa ulkus oral rekuren, ulkus
genital, lesi kulit, lesi mata, dan berbagai sistem organ lain.

Patogenesis
• Cedera Vascular, hiperfungsi neutrofil, dan respon autoimun
merupakan karakteristik dari penyakit behcet. Biopsi pada
penyakit ini mengkonfirmasi adanya lesi vasculitis, termasuk
ulkus oral dan genital, eritema nodosum, posterior uveitis,
epididimitis, enteritis, dan lesi sistem saraf pusat

Terapi
• Pemberian Steroid topikal untuk kasus ringan. Steroid
sistemik, ciclosporin, dan obat imunosupresif lainnya,
thalidomide, colchicine, dapsone untuk kasus yang parah
SINDROMA PEUTZ-JEGHER

Definisi
• Kelainan yang diturunkan secara genetik, jarang
terjadi, memiliki ciri khas berupa pigmentasi
mukokutaneus dan poliposis instestinal.

Etiologi
• Penyebab dari keadaan ini adalah diturunkan secara
autosomal dominan.

Terapi
• Perawatan suportif dan pada beberapa kasus juga
diperlukan tindakan bedah.
SINDROMA SJORGEN

Definisi
• Penyakita autoimun sistemik yang terutama
mengenai kelenjer eksokrin dan biasanya
memberikan gejala kekeringan persisten dari mulut
dan mata akibat gangguan fungsional kelenjer saliva
dan lakrimalis

Etiologi
• Penyebab Sindroma Sjorgen sampai saat ini masih
belum diketahui secara pasti.

Terapi
• Pemberian steroid dan obat imunosupresif, saliva,
dan air mata buatan.
SINDROMA STEVEN JOHNSON

Definisi
• Merupakan bentuk eritema multiforme berat yang
terutama melibatkan membran mukosa.

Etiologi
• Penyakit ini biasanya dipicu oleh penggunan obat-obatan.

Gejala Klinis
• Gejala prodromal berkisar antara 1-14 hari berupa demam,
malaise, batuk, korizal, sakit menelan, nyeri dada, muntah,
pegal otot dan atralgia yang sangat bervariasi dalam derajat
berat dan kombinasi gejala tersebut

Terapi
• Pemberian steroid sistemik dan antibiotika
dipertimbangkan untuk kasus yang berat.
SMOKER MELANOSIS

Definisi
• Merupakan pigmentasi melanin yang abnormal dan jinak
pada mukosa mulut.

Etiologi
• Kandungan nikotin yang terdapat pada rokok.

Terapi
• Tidak ada perawatan yang dianjurkan. Dengan
menghentikan kebiasaan merokok dapat membuat
kondisi pigmentasi mukosa menjadi normal kembali.
RECURRENT APTHOUS
STOMATITIS (RAS)
Suatu peradangan yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan.
Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu.
Etiologi :
 Belum diketahui secara pasti.
 Bersifat multifaktorial : pasta gigi dan obat kumur sodium lauryl sulphate (SLS), trauma, genetik,
gangguan immunologi, alergi dan sensitifitas stres, defisiensi nutrisi, hormonal, merokok, infeksi
bakteri, penyakit sistemik
Gejala Klinis :
 Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang memiliki ciri-
ciri seperti ulser dangkal berbentuk bulat atau oval, berwarna putih kekuningan
Terapi :
 Memberikan edukasi
 Instruksi, agar dapat dilakukan tindakan pencegahan dengan menghindari faktor penyebab
 Pengobatan untuk mengurangi gejala dan mempercepat penyembuhan.
STOMATITIS HERPETIKA
Gingivostomatitis herpetika primer ditandai dengan lesi ulser pada lidah, bibir,
mukosa gingiva, palatum durum dan molle.
Etiologi: infeksi HSV-I (Herples Simplex Virus)  penularan melalui droplet atau
kontak langsung dengan lesi
Faktor predisposisi: sistem imun yang buruk, seringkali menyertai kondisi infeksi
akut seperti pneumonia, meningitis, influenza, tifus, infeksi mononukleusis dan
kondisi stress
Epidemiologi: anak-anak usia (6 bln – 6 th), dewasa (±20 tahun), lansia (±70
tahun)
Gambaran klinis: berupa demam yang muncul tiba-tiba, anoreksia, nyeri iritasi
dan nyeri yang intens pada rongga mulut. Mukosa kemerahan dan edematous
disertai dengann timbulnya lesi di dalam rongga mulut baik pada permukaan
mukosa bergerak maupun tidak bergerak. Lesi awal berupa vesikula yang dengan
cepat akan pecah, menyatu sehingga membentuk ulserasi besar yang sangat perih.
DDx: penyakit ulseratif oral yaitu herpangina, candidiasis oral, hand-foot-and-
mouth disease, stomatitis apthosa, erythema multiforme, dan desquamative
gingivitis
Terapi:
 Supportive care (self-limiting disease)
 Acyclovir untuk menghambat replikasi virus)

Acyclovir 15 mg/kg lima kali sehari pada anak-anak


mengurangi demam.
 Chlorhexidine glukonat 0,2%  3x/sehari sebagai antiseptik sehingga
mempercepat penyembuhan infeksi
 Triamcinolone acetonide 0,1% sebagai antiinflamasi
STOMATITIS ALERGIKA
Stomatitis alergika atau stomatitis venenata merupakan suatu reaksi
hipersensitivitas yang disebabkan oleh alergen.
Etiologi: alergi terhadap obat-obatan, makanan, lipstik, bahan
kedokteran gigi (bahan restorasi, rubber dam, merkuri, akrilik,
cobalt).
Gambaran Klinis: urtikaria,
maculopapular rash,
eritema, vesikel, ulser.
Diagnosis: Diagnosis akut kontak stomatitis relatif mudah ditegakkan,
jika reaksi diamati dalam 30 menit dari kunjungan dental (dental visit)
maka dapat segera diperiksa dan dipastikan alergen penyebab,
sedangkan untuk menegakkan diagnosis kronis contact stomatitis relatif
lebih sulit, pemeriksaan membutuhkan keadaan OH yang baik kemudian
lakukan eliminasi semua etiologi yang mungkin bersamaan dengan
riwayat positif skin test terhadap suspected allergen.
DDx:
 Gingivostomatitis Herpetika Primer : sama-sama adanya burning
sensation, lesi eritema, dan sakit saat makan
 Denture Stomatitis : lesi eritema, edema
 Erithema Multiformis : lesi kemerahan

Terapi:
 Identifikasi & menghilangkan sumber alergen
 Terapi antihistamin dikombinasikan topical anastesi
 Kortikosteroid untuk menghilangkan simptom
STOMATITIS NIKOTINA
Stomatitis Nikotina atau smoker’s palate merupakan salah satu
kelainan pada mukosa mulut sebagai akibat kebiasaan pengunaan
tembakau dalam jumlah besar dan waktu yang lama
Etiologi: panas yang dihasilkan dari menghisap pipa dan cerutu yang
berkepanjangan
Gambaran Klinis: sering berupa keratosis
pada palatum durum. Mula-mula dengan
gejala kemerahan yang difus, kemudian
menjadi keabuan dan kemungkinan
mengalami pengerutan pada waktunya,
terlihat banyak papula. Adanya
micronodules dengan inti yang berwarna
merah, ini merepresentasikan innflamasi
dan dilatasi pada orifice duktus kelenjar
minor
DDx: leukoplakia, discoid lupus erythematosis, candidiasis,
lichen planus
Terapi: Menghilangkan faktor penyebab (merokok atau
menghisap cerutu) dengan penyembuhan setelah ± 2 minggu.
Konsultasi untuk program “berhenti merokok”. Terapi medikasi
(jika perlu).
ORAL SUBMUCOUS FIBROSIS
(OSMF)
OSMF merupakan kondisi dimana terdapat jaringan fibrosis pada
mukosa.Walaupun kadang didahului atau disertai pembentukan vesikel, kondisi
ini selalu berkaitan dengan reaksi inflamasi yang diikuti oleh perubahan
fibroelastis pada lamina propria dengan atrofi epitel yang menyebabkan kekakuan
pada mukosa oral sehingga menyebabkan trismus dan kesulitan saat makan.
Etiologi: belum diketahui secara pasti, tetapi penelitian menunjukkan kerentanan genetik
dan respon fibroblastik terhadap kebiasaan mengunyah pinang (arecanut)
Gambaran Klinis: Gejala awal  sensasi terbakar, mulut kering, mukosa oral memucat
dan ulserasi.

Penentuan Dx:
 Fibrous band yang dapat di palpasi
 Tekstur mukosa keras dan kasar
 Mukosa pucat disertai gambaran histopatologis OSMF
Pemeriksaan histopatologis melalui biopsi memberikan
diagnosis yang yang lebih pasti dan penting dilakukan
berkaitan dengan hubungan OSMF dengan kanker mulut.
DDx: linchen planus, scleroderma dan squamous cell carcinoma.
Perawatan:
 Menghilangkan kebiasaan mengunyah pinang
 Terapi suportif: diet protein tinnggi, kaya Vit B, D, E, iodine
 Kortikosteroid & ekstrak plasenta: menurunkan pembentukan
kolagen
 Fisioterapi: heat therapy
 Operasi: reseksi fibrosis
TRIGEMINAL NEURALGIA
Suatu keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang berulang. Disebut
Trigeminal neuralgia, karena nyeri di wajah ini terjadi pada satu atau
lebih saraf dari tiga cabang saraf Trigeminal.
Etiologi: kompresi oleh salah satu arteri yang mengalami
pemanjangan seiring dengan perjalanan usia, tumor
Epidemiologi: lebih sering pada wanita dan lansia, jarang mengenai
usia <35th
Gambaran Klinis: tic convulsive ditandai dengan kontraksi
selisih dari otot muka yang disertai nyeri yang hebat. Distribusi
nyeri bersifat unilateral dan berlangsung selama beberapa detik
hingga satu menit. Tic convulsive yang disertai nyeri hebat lebih
sering dijumpai di daerah sekitar mata.
DDx: Neuralgia postherpetikum, migraine neuralgia
Perawatan: Pemberiaan obat obatan seperti antikonvulsan,
suntikan botox atau, antispasmodic agent
ULCUS DECUBITUS
Pressure ulcer/ bedsores adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan
aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol,dimana
kulit tersebut mendapatkan tekanan.
Etiologi: trauma mekanik, dapat disebabkan oleh benda asing, malposisi gigi,
supraposisi gigi, sisa akar yang tajam, ataupun perforasi radiks gigi sulung,
trauma kimia, dan trauma termal.
Gambaran Klinis: sering terjadi di lateral lidah, biasanya setelah
cedera di mana pasien sangat menggigit lidah. Ulser juga terdapat
pada mukosa bukal, di bibir, dan kadang-kadang di palatum. Lesi
biasanya tunggal dan sembuh tanpa berbekas.

DDx: squamous cell carcinoma

Perawatan:
 Menghilangkan faktor penyebab
 Kumur chlorhexidine, analgesik
TRAUMATIC ULCER
Traumatic ulcer adalah hilangnya seluruh ketebalan epitel sehingga
jaringan ikat dibawahnya terbuka yang disebabkan oleh peradangan yang
menembus membran mukosa yang disebabkan oleh trauma.
Etiologi: tekanan karena menggigit mukosa, iritasi gigi tiruan, cedera
sikat gigi, ke gigi tajam atau lesi karies tajam, cedera pada mukosa oleh
iritan eksternal
Gambaran Klinis: Ulkus tunggal, warna kuning keabu-abuan,
sedikit cekung, sekitarnya berwarna kemerahan. Mempunyai
riwayat trauma seperti tergigit sendiri saat tidur, berbicara, atau
makan, trauma mekanik baik sebab dari ekstra oral (benturan
dengan benda lain), maupun dari intra oral (malposisi gigi),
trauma kimia dan suhu.
DDx: Stomatitis apthosa rekuren.
Perawatan:
 Menghilangkan faktor penyebab
 Corticosteroid topikal, Aloclair gel
 Kumur chlorhexidine
ULKUS TUBERKULOSIS
Definisi: ulkus tuberculosis merupakan lesi ulseratif. Pada TB
rongga mulut dijumpai pembesaran kelenjar limfe daerah
preaurikular, trismus, trakheitis dan laryngitis. Tipe lesi
tuberkulosis rongga mulut adalah granuloma, fissure, glossitis dan
ulkus.
Etiologi: Mycobacterium tuberculosis

Treatment: Pengobatan lesi


ulseratif secara umum sama dengan
pengobatan tuberkulosis umum
yang terdiri dari INH, Rifampisin,
Pirazinamid, Etambutol dan
Streptomicin.
WHITE SPONGE NEVUS
Lesi oral ini mungkin meluas, sering melibatkan pipi, langit-langit, gingiva, dasar
mulut dan bagian lidah. Mukosa tampak menebal dan terlipat atau bergelombang
dengan tekstur lembut atau kenyal dan warna putih opalescent yang khas. Area
yang putih bisa dihilangkan dengan menggosok lembut tanpa adanya pendarahan
Etiologi: herediter (autosomal dominan)
Epidemiologi: biasanya kongenital, atau muncul pada saat kanak atau bahkan
dewasa.

Terapi: Tidak ada pengobatan


untuk kondisi ini, bersifat jinak
sehingga prognosisnya sangat
baik. Tidak ada komplikasi klinis
yang serius.
OSTEORADIONEKROSIS
Adalah kondisi peradangan pada tulang yang disebut
osteomyelitis karena terpapar radiasi dalam jumlah banyak,
biasanya pada daerah kepala dan leher.
DDx: Osteomyletis kronis
Terapi: Decortication dengan sequestrectomy dan oksigen
hiperbarik dengan antibiotik
ATHROPIC GLOSSITIS
Suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa
karena degenerasi ujung papil

Etiologi
 Virus atau infeksi bakteri (termasuk HSV)

 Iritasi atau cedera luka bakar, trauma lain

 Paparan iritasi: tembakau, alkohol, makanan panas

 Reaksi alergi terhadap pasta gigi, obat kumur, penyegar napas, pewarna
dalam permen, gigi palsu
 Penyakit seperti anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa dan defisiensi
vitamin B lainnya, oral lichen planus7
 Jika lesi berwarna merah terang, dapat disebabkan oleh kekurangan
vitamin B kompleks
 Antibiotik spektrum luas, Infeksi jamur, gastritis
Perawatan
 Menjaga kebersihan mulut.

 Kortikosteroid seperti prednisone dapat diberikan untuk


mengurangi peradangan glositis.
 Antibiotik, obat anti jamur, atau anti mikroba

 Hindari iritasi (seperti makan panas atau pedas, alkohol, dan


tembakau)
ATYPICAL FACIAL PAIN
Nyeri yang persisten di region maxillofacial yang
tidak sesuai dengan kriteria diagnosis dari nyeri
orofacial lain dan dengan penyebab yang tidak
teridentifkasi

Etiologi : stress, psikologis, depresi, dan


neurovascular
Gejala Klinis : nyeri yang bervariasi dengan
lokasi yang bervariasi dari unilateral ke seluruh
wajah dan bersifat continue dengan eksaserbasi
tajam

Epidemiologi : kelompok usia yang dominan adalah 30-50 tahun, dan perempuan
lebih sering terkena dibandingkan laki-laki

Perawatan:
• Analgetik / TCA • Mengatasi stres, depresi dan gangguan
• Fisioterapi tidur.
• Trycylic antidepresan • Auriculotemporal nerve block
ADENOCARCINOMA
Sel kanker yang muncul pada sel organ yang menghasilkan cairan atau kelenjar
yang paling sering ditemukan di paru – paru dan usus besar

Faktor Predisposisi : Penegakan Diagnosa: Anamnesa sesuai etiologi dan


• infeksi tertentu, faktor resiko. dan pemeriksaan penunjang (biopsy, CT
• paparan radiasi akibat scan, MRI)
terapi kanker,
• kelainan hormonal,
• penyakit sistemik
(diabetes dan
obesitas),
• usia tua,
• system imun lemah,
• merokok,
• kebiasaan buruk,
• peminum alcohol,
• penderita GERD
Perawatan : dilakukan bergantung pada
beberapa faktor, yaitu lokasi tumor
malignan, stadium kanker, kondisi
kesehatan pasien keseluruhan, dan
pilihan pasien.
• Operasi (pengangkatan jaringan
glandular kanker),
• Kemoterapi (obat pembunuh kanker,
bisa untuk mengecilkan tumor
sebelum operasi),
• Terapi radiasi (gamma rays, protons
atau electrons disinarkan untuk
merusak sel kanker)
DENTURE FISSURATUM
Pertumbuhan berlebih jaringan ikat fibrosa di daerah mukosa yang berkontak
dengan tepi gigi tiruan yang terlalu cekat dan menekan mukosa

Etiologi : adanya kontak daerah mukosa dengan tepi


gigi tiruan yang terlalu menekan mukosa

Gejala Klinis : adanya lipatan hiperplastik berwarna


merah muda, keras dan fibrous dengan bagian dalam
dan luar dari lesi terpisah oleh cekungan (groove) dalam
yang menandakan tempat di mana tepi gigi tiruan
menekan mukosa.

Perawatan:
• Eksisi Lesi
• Perbaikan gigi tiruan hingga memiliki kecekatan
yang baik namun tidak memberi tekanan berat
terhadap mukosa untuk mencegah iritasi yang
lebih berat lagi
OPEN WOUND INTRAORAL
Luka terbuka yang disebabkan trauma fisik pada rongga mulut meliputi bibir,
frenulum, mukosa, palatum, lidah dan gingiva

Etiologi : dapat terjadi akibat tergigitnya bibir atau pipi secara tidak sengaja,
dan dapat juga dikarenakan oleh benda asing.

Faktor Predisposisi :Protesa, kebiasaan buruk, gigi crowding/tajam.


Perawatan:
• Pembersihan luka agar terhindar dari infeksi,
• Penjahitan pada luka sobek
OPEN WOUND EKSTRAORAL
Luka terbuka yang melibatkan robekan pada kulit/ membran
mukosa di luar rongga mulut.

Etiologi : dapat terjadi akibat terkena benda tajam dan benda tumpul, serta
menghantam permukaan kasar dan keras

Perawatan:
 Pembersihan luka agar terhindar dari
infeksi dengan lembut menggunakan,
 Saat melakukan irigasi, biarkan larutan
mengalir dari area yang kurang
terkontaminasi ke area yang paling
terkontaminasi. Luka diyakini kurang
terkontaminasi dari pada kulit
disekitarnya.
 Penjahitan pada luka sobek
ABSES INTRAORAL
Rongga patologis yang berisi akumulasi pus yang terdapat pada gigi atau
gingiva dan disebabkan oleh infeksi bakteri

Etiologi : Kolonisasi bakteri, plak, kalkulus

Patogenesis : beratnya infeksi tergantung dari


bakteri, daya tahan tubuh dan lokasi anatomi.
Infeksi gigi dapat mengenai pulpa dan
periodontal serta dapat meluas melalui foramen
apikal gigi ke daerah sekitarnya.

Penegakan Diagnosa: Anamnesa, Perawatan:


pemeriksaan intraoral, palpasi dan • Insisi dan drainase
pemeriksaan penunjang (rontgen foto) • Pemberian antibiotik
ABSES INTRAORAL
Rongga patologis yang berisi akumulasi pus yang terdapat pada gigi atau
gingiva dan disebabkan oleh infeksi bakteri

Etiologi : Kolonisasi bakteri, plak, kalkulus

Patogenesis : beratnya infeksi tergantung dari


bakteri, daya tahan tubuh dan lokasi anatomi.
Infeksi gigi dapat mengenai pulpa dan
periodontal serta dapat meluas melalui foramen
apikal gigi ke daerah sekitarnya.

Penegakan Diagnosa: Anamnesa, Perawatan:


pemeriksaan intraoral, palpasi dan • Insisi dan drainase
pemeriksaan penunjang (rontgen foto) • Pemberian antibiotik
ABSES
EKSTRAORAL
Rongga patologis akibat dari adanya infeksi bakteri setempat yang ditandai
dengan pengumpulan pus di luar rongga mulut.

Etiologi : Invasi bakteri, nekrose


jaringan

Gejala Klinis :
• Rasa sakit dengan tekanan
regional yang ekstrem yang
tidak mampu ditangani dengan
obat analgesic biasa dan secara
nyata mengganggu pada waktu
makan, tidur maupun saat
beraktivitas sehari-hari;
• pembengkakan pada ekstra oral; Perawatan:
• Insisi atau drainase
• adanya tanda radang.
• Pemberian antibiotik
SIALADENITIS BAKTERI DAN
SIALADENITIS VIRUS
Radang kelenjar ludah yang dapat bersifat akut maupun kronis yang terlihat sebagai
pembengkakan kelenjar ludah dan menimbulkan sakit akut yang diikuti dengan
keluarnya pus
Faktor Predisposisi: paling sering terjadi pada kelenjar parotis, biasanya terjadi pada pasien
dengan umur 50-an sampai 60-an, pada pasien sakit kronis dengan xerostomia, pasien dengan
sindrom Sjögren, dan pada mereka yang melakukan terapi radiasi pada rongga mulut.

Etiologi :Kolonisasi bakteri dan virus


Penegakan Diagnosa :
• Pembengkakan lokal jaringan lunak;
• Rata intensitas nyeri diperparah dengan mengunyah tindakan
menelan atau memutar kepala;
• Penurunan sekresi dan (atau) pemisahan air liur (setidaknya-
hipersalivasi);
• Air liur heterogenitas (kehadiran serpih atau nanah);
• Hyperemia mukosa di mulut saluran.nyeri
• Telinga pengap (tidak selalu);
Gejala Klinis :
• Terjadi pembengkakan pada kelenjar
yang terkena
• Terdapat benjolan lembut diatas
kelenjar yang terkena, terlihat
kemerahan dan jika ditekan, dapat
mengeluarkan pus
• Nyeri pada wajah dan rasa sakit saat
membuka mulut

Perawatan:
• Pemberian antibiotic (untuk
• Istirahat selama
Sialadenitis Bakteri)
pembengkakan kelenjar saliva
• Terapi pembedahan
• Kompres air hangat
• Meningkatkan kebersihan gigi
dan mulut
SIALOLITHIASIS
Penyakit penyumbatan sekresi air saliva oleh karena adanya batu pada
kelenjar saliva yang berasal dari akumulasi debris dalam lumen duktus
yang terdeposisi garam kalsium

Etiologi : Belum diketahui pasti


penyebab penyakit, teori lain
menyebutkan bahwa penyakit ini
merupakan manifestasi penyakit
sistemik (seperti asam urat)

Penegakan Diagnosa : Pemeriksaan palpasi bimanual di dasar mulut arah


posterior ke anterior didapatkan calculi pada duktus submanibularis, juga dapat
meraba pembesaran duktus dan kelenjar. Perabaan ini juga berguna untuk
mengevalusi fungsi kelenjar saliva (Hypofuctional dan non-functional gland).
Studi imaging sangat berguna untuk diagnosis sialothiasis, radiografi berguna
untuk menunjukkan batu sialolith (radiopak)
Gejala Klinis :
• Adanya pembengkakan secara
intermiten di daerah kelenjar
ludah mayor yang sangat peka
saat dipalpasi,
• Rasa sakit yang hebat pada
saat makan, memikirkan
makanan dan menelan
makanan

Perawatan:
• Pemberian antibiotik
• Nyeri dihilangkan dengan NSAID
• Diet kaya protein dan cairan asam untuk menghindari pembentukan batu
lebih lanjut pada kelenjar saliva
• Bedah (untuk kasus diameter batu besar dan lokasi sialolith sulit)
• Minimal Invasive (Sialendoskopi & Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy)
FLABBY RIDGE
kondisi jaringan lunak yang berlebih diatas alveolar ridge akibat dari tulang
alveolar yang telah mengalami resorbsi yang banyak, digantikan oleh jaringan
fibrous.
Etiologi
• Perubahan soket tulang alveolar saat pencabutan,
• Trauma pemakaian gigi tiruan,
• Penurunan sisa tulang alveolar secara bertahap,
• Kebiasaan dan lama pemakaian gigi tiruan,
• Berbagai tekanan yang menyimpang dan
berlebihan
• Perubahan dalam profil jaringan lunak dan fungsi
sendi temporomandibula
• Perubahan dalam perbandingan relatif dari kedua
rahang

Perawatan:
• Pendekatan konservatif (denture harus dilepas dari mulut minimal 8 jam setiap hari
sebelum membuat cetakan baru),
• Pendekatan prostetik (teknik mencetak gigi tiruan dan pembedahan)
MALIGNANT NEOPLASMA
Pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas, dimana
pembelahan sel sudah tidak terkontrol, penyebarannya meluas, dan sel
tidak akan berhenti membelah selama masih mendapat suplai makanan.

Etiologi :Sel kanker dengan faktor Perawatan secara Umum:


predisposisi bersifat karsinogen • Operasi pengangkatan
(seperti merokok) • Kemoterapi
• Radioterapi
Ciri Khusus • Prosedur Photodynamic
• Tumbuh progresif, invasi dan Therapy (PDT)
infiltrasi ke jaringan sekitarnya. • Terapi Cetuximab (pemberian
• Jaringan berbatas tidak jelas & obat khusus untuk mematikan
tidak berkapsul kecenderungan sel kanker
• Metastasis untuk tumbuh dan
beregenerasi)
MALIGNANT NEOPLASMA OF LIP
Etiologi Perawatan:
• Konsumsi tembakau (baik • Operasi pengangkatan tumor
dikunyah ataupun dihisap ) • Radiasi dan kemoterapi (stadium
• Konsumsi alkohol berlebih
akhir)
• Paparan sinar matahari • Penghentian pengonsumsian
berlebih tembakau dan alkohol (daoat
• Infeksi HPV
berpengaruh terhadap perawatan)
• Usia di atas 40 tahun

MALIGNANT NEOPLASMA OF
TONGUE
Perawatan:
• Pengobatan
Etiologi
• Konsumsi tembakau (baik
(sitostatika) dikunyah ataupun dihisap )
• Pembedahan serta • Konsumsi alkohol berlebih
penyinaran (radiasi) • Oral Hygiene buruk
• Penyinaran dengan • Trauma kronik
pembedahan.

Penegakkan diagnose : dengan melakukan biopsy berupa kultur lesi dan pemeriksaan
foto rontgent pada mandibula dan thorax.
MALIGNANT NEOPLASMA OF GUM
Gejala Klinis :
• Gusi sering berdarah,
• Luka di gusi tidak kunjung sembuh,
• Kesulitan mengunyah makanan,
• Gusi meradang hingga bengkak,
• Kesulitan berbicara,
• Mengalami suara serak berkepanjangan, nyeri pada gusi
Etiologi : Merokok dan konsumsi alkohol berlebih
Perawatan: Pembedahan dan penyinaran (radiasi)

MALIGNANT NEOPLASMA OF
FLUOR OF MOUTH
Etiologi
• Konsumsi tembakau Perawatan:
(baik dikunyah ataupun • Exsisi tumor
dihisap ) • Radiasi
• Virus HPV (Human • Laser
Papilloma Virus tipe 16 • Electrodesiccation
dan 18 ) • Kemotherapi
• HIV
MALIGNANT NEOPLASMA OF PALATE
Etiologi
• Konsumsi tembakau
Perawatan:
• Konsumsi alkohol berlebih •
Pembedahan
• Infeksi HPV • Radiasi dan
• Oral Higiene buruk
kemoterapi

MALIGNANT NEOPLASMA OF SALIVARY


GLAND
Etiologi: Belum diketahui pasti Gejala klinis :
• Terdapat benjolan pada atau dekat rahang atau
Faktor Presdisposisi leher atau mulut,
• Konsumsi tembakau • Mati rasa pada sebagian wajah, kelemahan otot
• Konsumsi alkohol pada satu sisi wajah,
berlebih • Nyeri di daerah kelenjar ludah,
• Paparan radiasi sinar • Kesulitan menelan,
ultraviolet dan radiasi • Masalah membuka mulut
radiografi

Perawatan: Pembedahan serta penyinaran (radiasi)


BENIGN NEOPLASMA
Pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat jinak, dimana sel
tumbuh lambat dan tidak terjadi penyebaran yang meluas.

Etiologi Ciri Khas


• Merokok, • Tumbuh lokal & tidak mempunyai
• Diet tak seimbang (kalori kemampuan untuk menginfiltrasi,
dan lemak berlebih, menginvasi jaringan sekitarnya,
kurang buah, sayur, fiber, • Berbatas jelas dengan jaringan sekitar,
kalsium), mempunyai kapsul,
• Infeksi kronis (jadi • Tidak metastasis
inflamasi kronis,
melepaskan oksidan kuat Perawatan secara Umum:
yang menstimulasi • Operasi pengangkatan tumor
pembelahan sel dan • Kemoterapi dan radioterapi (jika
bersifat mutagen) diperlukan)
BENIGN NEOPLASMA OF MOUTH
Etiologi Perawatan:
• Konsumsi tembakau • Pola makan • Pembedahan
(baik dikunyah yang buruk • Tindakan
ataupun dihisap ) • Kebersihan
berdasarkan :
• Konsumsi alkohol mulut yang
stadium tumor,
berlebih tidak terjaga
posisi tumor,
• berlebih • Mengunyah
status
• Infeksi HPV buah pinang.
kesehatan
pasien)

BENIGN NEOPLASMA OF SALIVARY


GLAND
Sebagian besar tumor kelenjar saliva adalah jinak, dengan yang paling sering ditemukan adalah
adenoma pleomorfik.
Etiologi: Belum diketahui pasti

Faktor Presdisposisi : Faktor


Lingkungan dan Faktor
Genetik
BENIGN NEOPLASMA OF BONE OF SKULL

Etiologi: Belum diketahui pasti

Gejala Klinis : Faktor Presdisposisi :


• pembengkakan daerah kulit kepala, • Faktor genetic,
• nyeri bagian kulit kepala, • Paparan sinar radiasi
• sakit saraf kranial.

Perawatan:
• Pembedahan,
• Observasi,
• Kemotherapy (bila diperlukan)
BENIGN NEOPLASMA OF LOWER JAW
BONE
tumor jinak odontogenik pada mandibula yang mempunyai kecenderungan tumbuh ekspansif dan
progresif, hingga menimbulkan deformitas wajah.

Etiologi Gejala Klinis : Awalnya tidak bergejala, hanya


• Masalah pada mulut, seperti gigi bengkak pada pipi. Jika semakin besar dapat memicu
berlubang, patah, gigi yang tumbuh • sariawan yang tak kunjung sembuh,
di luar jalur • bercak kekemerahan atau putih dalam mulut,
• Trauma rahang, (seperti rahang • benjolan atau penebalan pada dinding dalam
patah atau bruxism) mulut,
• Infeksi sinus, • rasa sakit dalam mulut, terutama lidah,
• Adanya pembengkakan atau infeksi • sulit atau rasa sakit saat menelan serta
di rahang. mengunyah,
• gigi yang goyang tanpa penyebab yang jelas,
• perubahan suara,
• kesulitan saat bicara,
• pembengkakan kelenjar getah bening pada leher,
• rahang yang terasa kaku atau sakit,
• sakit tenggorokan.

Perawatan : Pembedahan dan Rekonstruksi Tulang


LIMFADENITIS
Pembesaran atau inflamasi pada kelenjar limfa dan merupakan tipe inflamatori
(yang paling umum) dari limfadenopati, menghasilkan nodus limfa yang
membengkak atau membesar.
Gejala Klinis : munculnya benjolan pada saluran getah
bening yang terinfeksi lalu membesar dan biasanya
teraba lunak dan nyeri.
Etiologi
• Agen infeksius (karies/abses (bakteri) dan
virus),
• Kelainan imun atau jaringan ikat
• Penyakit utama limfoid atau jaringan
reticuloendothelial
• Sindrom imunodefisiensi,
Diagnosa Banding :
• Obat (mesantoin, hydantoin)
• Acute complications of sarcoidosis,
• Cat scratch disease, brucellosis,
• Histiocytosis, Perawatan:
• Pediatric rubella, • Pemberian antibiotik (jika disebabkan
• Pediatric serum sickness, oleh bakteri)
• Pediatric non-hodgkinlymphoma • Biopsi (untuk mengetahui penyebab jika
terlihat tanda keganasan
LIMFADENOPATI
Pembesaran atau abnormalitas kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar
dari 1 cm.
Etiologi
• Malignancies (keganasan),
• Infections (infeksi),
• Autoimmune disorders (kelainan autoimun),
• Miscellaneous and unusual conditions (lain – lain dan kondisi
tak – lazim),
• iatrogenic causes (sebab- sebab iatrogenik).

Gejala
• Kelenjar getah bening teraba,
• Jika keras dan tidak nyeri kemungkinan penyebab keganasan,
• Jika terjadi bilateral, dapat digerakkan, tidak nyeri dan
berbatas tegas disebabkan oleh virus,
• Jika konsistensinya lunak dan nyeri biasanya disebabkan oleh
inflamasi karena infeksi

Perawatan : Pemberian antibiotic (untuk infeksi akibat bakteri), aspirasi dan biopsi

Anda mungkin juga menyukai