Anda di halaman 1dari 14

STOMATITIS

A. DEFINISI Suatu inflamasi dari mukosa dan beberapa struktur dari mulut, meliputi pipi, lidah, bibir, dan gingiva. Inflamasi bisa disebabkan dari kondisi mulut itu sendiri misalnya kebersihan mulut yang jelek, bentuk gigi yang tidak beraturan, atau pada suatu keadaan mulut terbakar bisa karena makanan atau minuman, dan bisa juga merupakan suatu reaksi alergi atau suatu infeksi.
1,3

Untuk istilah awamnya yaitu radang pada jaringan lunak


2.3

mulut / sariawan.

B. ETIOLOGI Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan stomatitis, ini merupakan masalah yang umum pada kebanyakan orang dewasa di amerika utara. Pada populasi yang mempunyai oral hygien jelek, mukosa pipi yang sering tergigit atau gigi yang tidak rata bisa menyebabkan iritasi yang menetap pada lapisan mulut.1,3 Bernafas dengan menggunakan mulut lama karena hidung yang tersumbat bisa menyebabkan lapisan mulut menjadi kering dan akan berlanjut menjadi iritasi. Minum yang terlalu panas juga bisa menyebabkan mulut terbakar dan menjadi iritasi dan nyeri. Beberapa penyakit seperti infeksi herpes, gonorrhea, measles, leukemia, AIDS, dan kekurangan vitamin C bisa menimbulkan manifestasi gejala pada mulut .1 Secara umum bisa disebabkan karena infeksi bakteri, virus, jamur dan non infeksi seperti trauma , defisiensi nutrisi , alergi , gangguan imunitas, manifestasi penyakit sistemik di mulut. 2

C. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi pada lesinya sangat bervariasi dalam bentuk dan warna, salah satu sumber menyebutkan bisa meliputi lesi putih, lesi bukan putih (merah, coklat, biru,hitam), lesi yang kehilangan integritas mukosa (erosi, ulserasi, laserasi), pembesaran jaringan lunak tanpa lesi tulang. 2,3

D. DIAGNOSIS Untuk mendiagnosis stomatitis bisa menjadi sulit. Pada pasien yang mempunyai riwayat penyakit sistemik, defisiensi makro maupun mikro nutrien, atau pada pasien dengan reaksi alergi. Pada pemeriksaan fisik dilakukan evaluasi pada lesi di mulut dan kulit yang lain. Pemeriksaan darah boleh dilakukan untuk membedakan jika ada infeksi lain. Kerokan dari lapisan mulut bisa dikirim ke laboratorium untuk mikroskopik atau dilakukan kultur penyebabnya dari infeksi.1 pemeriksaan agen

untuk membedakan jika

E. TREATMENT Pengobatan stomatitis tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Local cleansing dan oral hygiene yang bagus tetap menjadi dasar utama. Sebaiknya menghindari makan makanan yang berbentuk tajam, dan menggunakan sikat gigi yang berbulu lembut serta hati-hati saat menggosok gigi, faktor lokal seperti bentuk dan letak dari gigi bisa dikoreksi oleh dokter gigi, untuk infeksi akibat bakteri diberikan antibiotik, akibat virus diberikan antiviral, untuk penyakit sistemik seperti AIDS, leukimia dan anemia bisa diterapi dengan obat-obatan dari dokter spesialis sesuai bidangnya. Lesi mulut yang kecil akibat terbakar dari makanan atau minuman yang panas bisa sembuh sendiri beberapa minggu, untuk stomatitis yang kronik biasanya akibat dari defisiensi dan diterapi dengan beberapa vitamin B12, besi dan asam folat.1,3

F. KLASIFIKASI 1. Stomatitis angular yaitu erosi pada lapisan superfisial dan fisura pada sudut mulut, biasanya disebabkan oleh adanya defisiensi riboflavin dan bisa akibat dari pemakaian gigi tiruan1

2. denture stomatitis merupakan inflamasi dari mukosa mulut yang terlihat pada beberapa pasien dengan gigi yang baru tumbuh atau gigi yang telah lama yang tidak sesuai atau tidak pas.1,3 sumber lain menyebutkan denture

stomatitis adalah suatu proses inflamasi yang terutama terjadi pada mukosa palatum yang ditutupi oleh gigi tiruan penuh atau sebagian lepasan.6,7 gejala kliniknya berbeda-beda dan paling sering ditemukan di palatum, jarang ditemukan di rahang bawah karena aksi pembersihan saliva.8 gejalanya yaitu kemerahan, ada pembengkakan serta nyeri pada mukosa yang bersentuhan dengan gigi.1 tetapi lebih sering asimptomatis tetapi pasien biasanya akan mengeluhkan halitosis, sedikit perdarahan dan pembengkakan pada daerah yang terlibat, sensasi rasa terbakar dan sedikit perubahan rasa.8

3. Stomatitis medicamentosa yaitu stomatitis yang merupakan akibat dari suatu reaksi alergi yang disebabkan obat, obat yang diabsorbsi melalui mukosa atau obat yang diberikan melalui injeksi.1 Dan stomatitis medicamentosa ini merupakan reaksi alergi yang disebabkan oleh obat secara sistemik.1 Gejala klinik bisa terjadi asma, skin rash, urtikaria, pruritus, leukopenia dan lesi pada mulut seperti vesikel, erosi, ulkus, erithem, purpura, angioderma.1

4. stomatitis arsenical merupakan stomatitis akibat dari manifestasi keracunan arsenic. Pada mukosa mulut tampak kering, merah dan nyeri, disertai ulkus, purpura.1

5. stomatitis Atabrine stomatitis yang disebabkan oleh penggunaan obat antimalaria dan obat antihelmintic (Atabrine) dengan karakteristik perubahan stimulasi pada mulut.1

6. stomatitis bismuth stomatitis yang merupakan hasil dari pemakaian bismut yang lama secara sistemik.1

Sulfid dari bismut akan terdeposit pada jaringan gingiva sehingga berubah warna kehitaman seperti bismuth.1 Manifestasi oral pada keracunan bismuth ini meliputi

gingivostomatitis yang hampir mirip dengan infeksi vincent. Akan tampak garis biru hitam pada sulkus gingiva atau pigmentasi pada mukosa bucal, dan terdapat rasa seperti terbakar pada kavitas oral.1

7. stomatitis gonococcal stomatitis akibat dari inflamasi pada mukosa yang disebabkan oleh kuman gonococci.1

8. stomatitis lead merupakan manifestasi dari keracunan timah.1

9. stomatitis mercurial stomatitis yang merupakan manifestasi dari keracunan dari mercury. Dengan gejala klinik hipersalivation, metalic taste, ulkus dan nekrosis pada gingiva.1

10. stomatitis mycotic merupakan infeksi pada mukosa oral yang disebabkan oleh jamur, yang paling sering disebabkan oleh candida albicans.1 konsentrasi pada saliva orang sehat 200-500/ml.2 faktor predisposisi:2 ekologi mulut berubah iritasi kronis kortikosteroid jangka lama OH buruk Kehamilan Radioterapi pada kepala-leher Usia (bayi dan lansia) Imuno supresi Diabetes militus tak terkontrol

Manifestasi klinik berupa lesi putih atau lesi merah ( karena mukosa atrofi) kadang terasa nyeri.2 Untuk menejemennya yaitu hilangkan faktor predisposisi,

pemberian obat anti jamur topikal, seta bila perlu diberikan terapi suportif dan simtomatis sesuai indikasi.2

11. stomatitis uremic merupakan manifestasi oral dari uremia.1 Dengan gejala klinik perubahan erithem, terdapat eksudat, adantya ulkus, pseudomembran, dengan sensasi terbakar.1

12. stomatitis venenata stomatitis sebagai akibat dari inflamasi mukosa mulut oleh karena kontak alergi.1 Kebanyakan penyebab dari volatil oil, iodida, mouthwashes, denture powder, dan anestesi topikal.1 Dengan gejala klinik eritema, angioneurotic edema, sensasi terbakar, ulkus dan vesiikel.1

13. herpetic stomatitis Herpetic stomatitis adalah infeksi virus pada mulut yang menyebabkan inflamasi.1,4 Penyebabnya herpes virus hominis ( herpes simplex virus, HSV).4 Bisa HSV-1 bisa pula HSV-2. Infeksi primer lebih dari 90% sub klinis dan menjadi laten pada saraf sensoris.2 Gejala klinik:4,2 vesikel berkelompok pada mulut bisa pada lidah pipi, langitlangit, garis bibir ulkus 1-3 mm, dangkal, berkelompok pada mukosa mulut, lidah, pipi terutama yang berkeratin dysphagia demam (1-2 hari sebelum vesikel dan ulkus muncul) edema

nyeri pada mulut

faktor predisposisi yaitu demam, stres, sering terpapar UV, pada wanita yang sedang mengalami menstruasi.2 pengobatan pada herpetic stomatitis yaitu dengan pemberian acyclovir 5x200 mg selama 5hari atau obat golongan antivirus.2,4 Pada mulut yang terasa panas bisa diberikan diet yang cair, dingin, tidak asam. Untuk menghilangkan nyerinya diberikan anestesi topikal oral (lidokain) tetapi pemberiannya harus sangat hati-hati.4 Bisa dengan kumur antiseptik dan anestetikum topikal, serta memelihara kebersihan mulut.2 Untuk prognosisnya bisa sembuh total antara 10 hari tanpa pemberian obat, tetapi jika diberi acyclovir bisa mempercepat penyembuhannya.4

14. Nicotinic stomatitis Yaitu suatu inflamasi pada palatum minor kelenjar ludah yang disebabkan oleh iritasidari tobacco pada rokok atau cairan yang panas.1,5

Nicotinic stomatitis.

Etiologi dari nicotinic stomatitis yaitu peningkatan temperatur lebih banyak terjadi pada perokok tobacco.5

Manifestasi kliniknya yaitu pada mukosa palatum merespon temperatur yang tinggi dengan perubahan warna perlahan menjadi lebih merah-hitam sebagai akibat terjadinya inflamasi pada glandula saliva minor.5 Untuk membuktikan bisa dilakukan pemeriksaan histopatologi. Pengobatan yang diberikan yaitu dengan edukasi unyuk berhenti merokok1,5

15. Stomatitis Aphthous Berulang Stomatitis Aphthous Berulang (RAS) adalah ulkus bulat atau oval pada mukosa mulut yang terjadi berulang. Merupakan salah satu inflamasi mukosa oral yang paling menyakitkan saat makan, menelan dan berbicara.9,10,11,12 Epidemiologi: dialami 15-20% masyarakat, awal mengalami RAS, 80% usia <30 tahun. Etiologi masih belum diketahui.2 Etiopatogenesis:2 Genetik Trauma Alergi makanan Gangguan hormonal Gangguan sistem imun Defisiensi nutrisi Stres

Gambaran klinis: a) Aphthae minor Terjadi pada 75-85% dari seluruh kasus RAS. Aphthae minor adalah setiap mukosa rongga mulut yang tidak terkeratinisasi ( biasa terjadi pada mukosa bibir dan buccal, dasar mulut dan permukaan ventral atau lateral lidah), ukuran kurang dari 8-10 mm dan sembuh dalam 10-14 hari tanpa menimbulkan jaringan parut.11 Aphthae minor sembuh lebih lambat dari luka-luka oral lainnya. Infiltrasi limfositikyang intensif mempengaruhi fase penyembuhan ini.11 b) Aphthae mayor Aphthae mayor kadang disebut sebagai periadenitis mukosa nekrotika berulang atau penyakit sutton cenderung melubatkan mukosa diatas kelenjar ludah minor. Kira-kira 1015% dari kasus RAS adalah Aphthae mayor. 11 Aphthae mayor bisa muncul setelah pubertas berbentuk bulat atau oval dengan tepi yang jelas. Gejala prodormal lebih berat daripada Aphthae minor. Ulkus lebih dalam, lebih lebar, dan lebih lama dari pada Aphthae minor. Batas meninggi, irregular diameter lebih dari 1cm, nyeri, dan cenderung muncul pada bibir, langit-langit lunak, dan tenggorokan. Aphthae mayor dapat berlangsung selama beberapa minggu atau beberapa bulan dan sering meninggalkan jaringan parut setelah sembuh. Demam, disfagia, dan malaise dapat terjadi pada awal proses penyakit.11 c) Ulkus herpetiform Ulkus herpetiform jarang terjadi hanya 5-10% dari semua kasus RAS. Ulkus multipel (5-100) berukuran 1-3 mm, kecil, bulat, nyeri menyerupai ulkus pada herpes simplek, terlihat diberbagai tempat dimukosa, Ulkus herpetiform cenderung menyatu dan membentuk banyak ulkus besar, berlangsung 10-14 hari.11

Ulkus ini cenderung terjadi pada wanita dan umumnya onset pada usia lebih tua dari pada RAS tipe lain.9 Kebanyakan pasien memiliki 1-3 ulkus dan beberapa kambuh 2-4 kali dalam setahun.11

Untuk diagnosis RAS ditegakkan berdasarkan kriteria riwayat dan klinis karena tidak ada tes laboratorium spesifik yang tersedia. Riwayat medik harus ditanyakan untuk menyingkirkan kondisi dan gangguan ulseratif lain seperti penyakit crohn, celiac disease, neutropenia, infeksi HIV, dan sindroma behcet.9,11 Manajemen RAS disesuaikan dengan frekuensi RAS yaitu: 2 Tipe A: durasi hanya beberapa hari, kekambuhan setahun hanya beberapa kali, cari predisposisi dan kumur antiseptik Tipe B : durasi 3-10 hari, kambuh tiap bulan. cari predisposisi dan kumur antiseptik dan berikan kortikosteroid topikal Tipe C : seakan tak pernah sembuh, karena satu ulser sembuh timbul ulser baru, perlu pemeriksaan laboratorium komprehensif. Untuk terapinya atasi kondisi medis sesuai penemuan

laboratorium dan diberikan kortikosteroid atau imunosupresan sistemik

Kondisi yang menyerupai aphthae klasik Aphthaelike ulcer, onset lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Berhubungan dengan pajanan terhadap obat tertent, defek imun atau defek lainnya 1) Paparan terhadap obat tertentu Nicorandil ( sebuah Ca channel bloker yang digunakan pada penyakit jantung, OAINS, dan beberapa obat lain dapat menyebabkan Aphthaelike ulcer, tetapi onsetnya khas pada orang dewasa dan berhubungan dengan

penggunaan obat. Hal ini yang membedakan dengan Aphthae yang sesungguhnya.9

2) Gangguan sistem imun Aphthaelike ulcer dapat terjadi pada pasien dengan jumlah limfosit T CD4 <100 sel/ml, pasien HIV positif, pasien non infeksi HIVdengan imunodefisiensi lainnya, syndrom myelodisplastik, neutropenia benigna, dan bentuk neutropenia lain seperti neutropenia siklik.13

3) Defisiensi hematin Meskipun beberapa studi menyangkal adanya

hubungan etiologi antara RAS dengan defisiensi asam folat atau besi, ditemukan adanya defisiensi vitamin B1, B2, B6, B12, asam folat dan besi pada 18-28% kasus RAS klasik dibandingkan dengan pada 8% orang sehat. Pemberian suplemen dapat memperbaiki RAS pada beberapa pasien.14

4) Penyakit gastrointestinal Celiac disease, gluten-sensitive enteropathy, tampak pada lebih dari 4% pasien yang pernah mengalami RAS klasik. RAS pada pasien dengan celiac disease berkurang dengan diet bebas gluten. Sebuah penelitian melaporkan bahwa diet bebas gluten memberikan respon yang baik pada pasien RAS tanpa celiac disease, namun penelitian lain melaporkan bahwa pemberian diet bebas gluten pada pasien RAS yang sehat tidak menunjukkan respon yang signifikan dibanding dengan plasebo. Penyakit crohn dan colitis ulceratif kadang disertai oleh RAS atau ulkus lain pada mulut.10,11

5) Sindrom behcet Manifestasi sindrom behcet berupa RAS klasik dan beberapa komplikasi sistemik, terutama yang berhubungan dengan mata, sendi , sistem syaraf dan kulit.10,11

6) Demam periodik, aphthae, sindrom faringitis dan adenitis Demam periodik, aphthae, sindrom faringitis dan adenitis terkadang terjadi pada anak kecil dengan RAS.10,11

7) Sindrom Sweet Sindrom sweet atau akut fenrile neutrophilic

dermatosis, ditandai dengan adanya demam, leukositosis neutrofil, plak atau nodul,eritematosa pada kulit dan sering terdapat RAS klasik. Kondisi ini dapat berhubungan dengan keganasan seperti leukemia.10,11

TINJAUAN PUSTAKA

1. MedicalDictionary, 2011, Stomatitis-definition of stomatitin in the medical dictionary by the free online medical dictionary, thesaurus and ensyclopedia http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Stomatitis (24 July 2011)

2. Harum

Sasanti,

2010,

Stomatitis

yang

sering

dijumpai

diklinik,

http://staff.ui.ac.id/internal/130611236/material/STOMATITIS.pdf (24July 2011)

3. Anonim

2010,

stomatitis,

http://kesehatangigi.blogspot.com/search/label/GIGI (24July 2011)

4. Medlineplus,

2011,

herpetic herpetic

stomatitis, (24July

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ 2011)

stomatitis.html

5. Dentist BD, 2011, nicotinic stomatitis, http://gr.dentistbd.com/nicotinicstomatitis-ppt.html (24July 2011)

6. Dental School university of milan, 2005, Denture Related Stomatitis. http://www.eanom.net/app/prvt/VediNotizia.d/Notizia-72 (24 July 2011)

7. Sciubba

JJ,

2005,

Denture

stomatitis,

http://www.emedicine.com/derm/topic642.htm (24 July 2011)

8. Penha SS, Birman EG, Silveira FRX, Paula CR, 2000, Frequency and enzymatic activity (proteinase and phospolipase) of candida albicans from edentulous patients, with and without denture stomatitis. Pesq Odont Bras pp:119

9. Plewa M, 2010, Aphthous Ulcer: Diferential Diagnosis dan Workup http://www.emedicine.com (24 July 2011)

10. Scully

C,

2006,

Clinical

Practice

Aphthous

Ulceration.

http://www.nejm.org ((24 July 2011)

11. Zunt S, 2001, Recurrent Aphthouse Ulcers: Prevention and treatment. http://www.nejm.org (24 July 2011)

12. Ship I, 1965, Inheritance of Aphthouse Ulcers of the Mouth. http://www.jdr.sagepup.com (24 July 2011)

13. Jacobson JM, et all, 1997, Thalidomide For The Treatment Of Oral Aphthous Ulcer In Patients With Human Immunodefisiensy Virus Infection. http://www.nejm.org (24 July 2011)

14. Wray D, et al, 1975, Recurrent Aphthae : treatment With Vitamin B12, Folic Acid And Iron, http://www.nejm.org (24 July 2011)

TUGAS UJIAN

STOMATITIS AND RELATED LESIONS

Oleh : HENI HASTUTI G0005108

Penguji : Drg. Widia Susanti

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA 2011

Anda mungkin juga menyukai