KAJIAN TEORI
3. Etiologi
Stomatitis dapat terjadi pada anak dan bayi. Pada anak stomatitis
dapat disebabkan oleh:
a. Etiologi yang berasal dari dalam mulut
1) Daya tahan tubuh anak yang rendah
Daya tahan tubuh yang rendah akan berakibat bakteri
atau virus dapat dengan mudah masuk dan menginfeksi
tubuh.
2) Kondisi mulut anak seperti kebersihan mulut yang
buruk
Kebersihan mulut berhubungan dengan keadaan gigi
pasien. Apabila higiene gigi pasien buruk, sering dapat
menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.
3) Luka pada mulut karena tergigit
Bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa
menimbulkan ulsersehingga dapat mengakibatkan
stomatitis aphtosa.
4) Makanan atau minuman yang terlalu panas.
Makanan atau minuman yang pedas atau panas dapat
berpengaruh terhadap mukosa yang ada didalam mulut
yang berfungsi sebagai alat pertahanan dalam melawan
infeksi. Selain itu, juga bserpengaruh terhadap
bermacam-macam kuman yang merupakan bagian
daripada flora mulut dan tidak menimbulkan
gangguan apapun dan disebut apatogen. Daya tahan
mulut dapat menurun karena termik. Jika daya tahan
mulut atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang
apatogen itu menjadi patogen dan menimbulkan
gangguan atau menyebabkan berbagai penyakit/infeksi.
5. Patofisiologi
Pathway
6. Komplikasi
Dampak gangguan pada kebutuhan dasar manusia:
a. Pola nutrisi : nafsu makan menjadi berkurang, pola makan menjadi
tidak teratur.
b. Pola aktivitas : kemampuan untuk berkomunikasi menjadi sulit
c. Pola Hygine : kurang menjaga kebersihan mulut
d. Terganggunya rasa nyaman : biasanya yang sering dijumpai adalah
perih
7. Penatalaksanaan
a. Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai
b. Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya.
c. Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi
yang cukup, terutama makanan yang mengandung vitamin 12 dan
zat besi.
d. Hindari stress
e. Pemberian Atibiotik
Harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya, selain
diberikan emolien topikal, seperti orabase, pada kasus yang ringan
dengan 2 3 ulcersi minor. Pada kasus yang lebih berat dapat
diberikan kortikosteroid, seperti triamsinolon atau fluosinolon
topikal, sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang
tidur. Pemberian tetraciclin dapat diberikan untuk mengurangi rasa
nyeri dan jumlah ulcerasi. Bila tidak ada responsif terhadap
kortikosteroid atau tetrasiklin, dapat diberikan dakson dan bila
gagal juga maka di berikan talidomid.
f. Terapi
Pengobatan stomatitis karena herpes adalah konservatif. Pada
beberapa kasus diperlukan antivirus. Untuk gejala lokal dengan
kumur air hangat dicampur garam (jangan menggunakan antiseptik
karena menyebabkan iritasi) dan penghilang rasa sakit topikal.
Pengobatan stomatitis aphtosa terutama penghilang rasa sakit
topikal. Pengobatan jangka panjang yang efektif adalah
menghindari faktor pencetus.
Digunakan satu dari dua terapi yang dianjurkan yaitu:
1) Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan
pertama dan kemudian 1000 mcg per bulan) untuk pasien
dengan level serum vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, pasien
dengan neuropathy peripheral atau anemia makrocytik, dan
pasien berasal dari golongan sosioekonomi bawah.
2) Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari. Tidak ada
perawatan lain yang diberikan untuk penderita RAS selama
perawatan dan pada waktu follow-up. Periode follow-up mulai
dari 3 bulan sampai 4 tahun.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Dilaukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan
swab atau kumur sedangkan diagnosis pasti dengan menggunakan
biopsi.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) WBC menurun pada stomatitis sekunder.
2) Pemeriksaan kultur virus: cairan vesikel dari herpes simplek
stomatitis.
3) Pemeriksaan cultur bakteri : eksudat untuk membentuk
vincents stomatitis.
9. Pencegahan
Pencegahan pada stomatitis ditekankan untuk menghindari faktor
pencetus yang dapat menimbulkan stomatitis. Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Hindari faktor etiologi;
b. Pelihara kesehatan gigi dan mulut serta mengonsumsi nutrisi
yang cukup terutama makanan yang mengandung vitamin B12
dan zat besi;
c. Hindari stress yang dapat mengakibatkan timbulnya gejala;
d. Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut
anak;
e. Hati-hati saat menggosok gigi anak agar tidak menimbulkan
luka pada mulut;
f. Hindari memberikan makanan yang terlalu panas pada anak,
berikan makanan yang lembut dan mudah ditelan;
g. Hindari memberikan anak dot yang berkontur kasar dan
terbuat dari karet yang keras;
h. Perbanyak makan yang mengandung B3 seperti serelia, hati,
ayam, daging, kacang-kacangan, apukat dan lain sebagainya;
i. Anjurkan anak makanan berserat seperti sayur dan buah-
buahan kususnya bervitamin c;
j. Aturlah makanan agar tetap seimbang sehingga tidak
kekurangan gizi.
a) Tekanan Darah
b) Nadi
c) Pernafasan
d) Suhu
e) Skala Nyeri
2) Bibir
3) Gusi
4) Lidah
5) Rongga Mulut
3. Intervensi
1) Tujuan
2) Kriteria Hasil:
3) Intervensi
Mandiri:
Kolaborasi
Health Education
5. Evaluasi
a. Menunjukkan bukti membran mukosa secara utuh.
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang diinginkan
c. Mempunyai ciri diri positif
d. Mendapatkan tingkat kenyamanan yang dapat diterima
e. Mengalami penurunan rasa takut yang berhubungan dengan nyeri,
isolasi dan ketidakmampuan
f. Bebas dari infeksi
g. Mendapatkan informasi tentang proses penyakit dan program
pengobatan.
Daftar Pustaka
FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta.