Anda di halaman 1dari 41

Penyakit Ginjal Kronik

Oleh:

Sesa Magabe

Faiza Al Khalifa C.

Roro Mutiara Zahrani

Pembimbing : dr. Augris Shandrianti, SpPD


Departemen Ilmu Penyakit Dalam

RSUD Siti Fatimah Sumatera Selatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

2021
outline
1.Skenario Kasus
2.Tinjauan Pustaka
SKENARIO KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
1. Nama : Tn. A
2. Usia : 58 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. St. Pernikahan : Menikah
5. Alamat : Demang
6. Pekerjaan : Tidak bekerja
7. Tanggal MRS : 16-03-2021
ANAMNESIS
 Keluhan Utama
keluhan kaki dan tangannya yang bengkak sejak 5 bulan SMRS yang
dirasakan semakin bertambah parah

 Keluhan Tambahan
bengkak pada kelopak mata terutama pada pagi hari dan bengkak pada perut,
lemas
ANAMNESIS
Awalnya, 10 tahun yang lalu, pasien didiagnosis menderita kencing
manis dan pasien mengaku tidak melakukan pengobatan kencing manis
secara rutin.

Kemudian, 8 bulan SMRS, pasien mengalami darah tinggi namun


pasien tidak melakukan kontrol kembali terhadap tekanan darahnya
serta sudah tidak mengosumsi obat-obatan dari dokter.
5 bulan SMRS, pasien mengeluh bengkak pada kaki dan tangannya
yang menetap dan semakin lama dirasa semakin bertambah parah.
Pasien juga mengatakan bengkak juga ada pada kelopak mata terutama
pada pagi hari.
ANAMNESIS

2 bulan SMRS, pasien merasa perutnya membengkak dan terasa seperti


berisi cairan. Pasien juga merasa frekuensi BAK menjadi jarang
dibandingkan sebelumnya, dari yang awalnyaa 5-6 kali sehari menjadi
2-3 kali sehari dengan jumlah urin yang sedikit dan keruh. Pasien juga
mengeluhkan luka koreng pada kaki kanannya yang tidak kunjung
sembuh walaupun sudah dirawat selama satu bulan. Pasien mulai
merasa lemas.
1 minggu SMRS pasien mengatakan badannya terasa semakin lemas
sehingga membuatnya sulit beraktivitas.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu
Darah tinggi ada
kencing manis ada
• Riwayat Kebiasaan
pasien merupakan perokok aktif
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal serupa
• Riwayat Alergi
tidak ada
• Riwayat Pengobatan
pembersihan luka pada kaki dengan betadine
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
2. Status Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda vital
• TD : 1500/90mmHg
• Nadi: 96 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup, kualitas baik
• RR : 24 x/menit, regular, tipe pernapasan torako-abdominal
• Temp : 36,6oC
• SpO2 : 98%
• BB : 60 kg
• TB : 170 cm
• IMT : 20,7 kg/m2 (normoweight)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Spesifik
KEPALA
 Bentuk : Nomocephali
 Ekspresi : Wajar
 Rambut : Hitam
 Alopesia : tidak ada
 Deformitas : tidak ada
 Perdarahan temporal : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada
 Wajah sembab : tidak ada

Kesimpulan: tidak ada kelainan


PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Spesifik
MATA
 Eksoftalmus : tidak ada
 Endoftalmus : tidak ada
 Palpebral : Edema (-)
 Konjungtiva palpebral superior : Anemis (+/+)
 Konjungtiva palpebral inferior : (-/-)
 Sklera : Ikterik (-/-)
 Kornea : Jernih
 Pupil : Bulat, isokor, reflekscahaya (+/+)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Spesifik
HIDUNG
 Sekret : tidak ada
 Epistaksis : tidak ada
 Napas cuping hidung: tidak ada
TELINGA
 Meatus akustikus eksternus : lapang
 Membran timpani : intak
 Nyeri tekan : processus mastoideus (-), tragus (-)
 Nyeri tarik : aurikula (-/-)
 Sekret : tidak ada
 Pendengaran : baik
Kesimpulan: tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Spesifik
Mulut
Bibir : chelitis (-), pucat (-), stomatitis (-), ulkus (-)
Gigi-geligi : lengkap normal
Gusi : hipertrofi (-), perdarahan (-)
Lidah : oral thrust (-), atrofi papil (-)
Leher
Inspeksi : simetris, scar (-), trakea deviasi (-)
Palpasi : pembesaran kelenjar tiroid/struma (-), pembesaran KGB (-), tekanan vena
jugularis: (5-2) cmH2O

Kesimpulan: tidak ada kelainan


PEMERIKSAAN FISIK

Pulmo (Anterior)
a. Inspeksi : bentuk dada normal, sela iga melebar (-), retraksi dinding dada (-),
spider nevi (-), venektasi (-)

i. Statis : simetris kanan sama dengan kiri

ii. Dinamis : simetris kanan sama dengan kiri


b. Palpasi : stem fremitus paru kanan sama dengan kiri normal, nyeri tekan (-),
krepitasi (-)
c. Perkusi : sonor pada lapangan paru kanan sama dengan kiri, nyeri ketok (-),
Auskultasi : vesikuler (+/+) normal, rhonki (-/-) di kedua paru, wheezing (-/-)
Kesimpulan: tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN FISIK
Pulmo (Posterior)
a. Inspeksi : bentuk dada normal, sela iga melebar (-), retraksi dinding dada (-),
spider nevi (-), venektasi (-)

i. Statis : simetris kanan sama dengan kiri

ii. Dinamis : simetris kanan sama dengan kiri, tidak ada bagian yang
tertinggal
b. Palpasi : stem fremitus paru kanan = kiri normal, nyeri tekan (-), krepitasi (-)
c. Perkusi : sonor pada lapangan paru kanan sama dengan kiri, nyeri ketok (-),
krepitasi (-)
d. Auskultasi : vesikuler (+/+) normal, rhonki (-/-) di kedua paru, wheezing (-/-)
Kesimpulan: tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN FISIK
Cor
a. Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, voussure cardiaque (-)
b. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill
c. Perkusi :
i. Batas atas jantung ICS II linea sternalis sinistra.

ii. Batas kanan jantung IV linea parasternalis dekstra.

iii. Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra

iv. Batas pinggang jantung ICS 3 linea parasternalis sinistra


d. Auskultasi :
Bunyi jantung I-II reguler, murmur sistolik (-) murmur diastolik (-), gallop (-),
ejection click (-), opening snap (-), friction rub (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
a. Inspeksi : perut cembung, scar (-), kaput medusae (-)
b. Auskultasi : Bising usus (+) meningkat 8kali/menit, bruit (-)
c. Palpasi : keras, nyeri tekan ulu hati (-), pembesaran hepar dan lien (-)
d. Perkusi : timpani, nyeri ketok CVA (+), shifting dullness(+)
Ekstremitas
 Lengan : Gerakan aktif dan baik ke segala arah, normotonus
 Tangan : Akral hangat (+), palmar pucat (-/-) edema (+/+), koilonikia (-), sianosis (-), clubbing finger
(-)
 Tungkai dan kaki : Akral hangat (+), pucat (-/-) edema pitting (+/+), sianosis (-), ikterik (-)

Genitalia: tidak diperiksa


PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas

Pemeriksaan status lokalis regio pedis dextra didapatkan:


Look: ulkus (+), jaringan nekrotik (+), pus (+), perdarahan (-)
Feel: hangat (+), pulsasi arteri dorsalis pedis (+), sensibilitas menurun
Move: ROM aktif dann pasif pasien terbatas karena nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Nilai Normal

Hematologi
Hb (g/dL) 7,7 11,40-15,00
WBC (103/mm3) 5,7 4,73-10,89
Ht (%) 22 35-45
LED (mm/jam) 56 <20
PLT(103/µL) 286 189-436
MCV (fL) 79,7 85-95
MCH (pg) 26 28-32
MCHC (g/dL) 32 33-35
Diff Count 0/3/53/22/5 0-1/1-6/50-70/20-40/2-8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Nilai Nilai Normal

Kimia Darah

GDS 260 <200

Ureum 242 16,6-48,5

Kreatinin 15,97 0,5-0,90

LFG 3,71 90-120


DIAGNOSIS

Diagnosis Sementara

CKD stadium V ec. Nefropati diabetes + diabetes melitus tipe 2 + hipertensi grade I +
ulkus diabetikum

Diagnosis Banding
PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi
a. Edukasi mengenai penyakit, tirah baring
b. Pembatasan cairan 1 liter per hari
c. Pembatasan protein 0,9g/kgBB/hari
d. Diet rendah garam 2-3 gr per hari
e. Debridement luka
f. Transfusi PRC 200 cc
g. hemodialisa
2. Farmakologi
a. IVFD NaCl 0,9% X TPM
b. Captoprol 2x12,5mg
c. Furosemide injeksi per 8 jam
d. Asam folat 2 x 1 mg
e. Glimepiride 1 x 2mg
PROGNOSIS

Ad vitam : dubia
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsional : dubia ad malam
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINI
SI
Penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan
ginjal dan/atau penurunan Glomerular Filtration
Rate (GFR) kurang dari 60mL/min/1,73 m2 selama
minimal 3 bulan (KDIGO 2012)
EPIDEMIOLO
GI
• Prevalensi global PGK pada tahun 2017  9,1%

• Prevalensi PGK di Indonesia pada tahun 2013  0,2%


o Prevalensi PGK pada laki-laki (0,3%) : perempuan (0,2%)

o Prevalensi tertinggi pada usia > 75 tahun (0,6%),

o mulai terjadi peningkatan pada usia 35 tahun keatas.


EPIDEMIOLO
GI

Gambar 1. Age-standardised rate of DALYs for chronic kidney disease in 2017


Sumber : The Lancet 2020
KLASIFIKASI
Kfasifikasi penyakit ginjal kronik atas dasar diagnosis etiologi:

Sumber: Buku Ajar PAPDI edisi VI


KLASIFIKASI
Derajat PGK dan risiko progresivitasnya diklasifikasikan sebagai berikut:

Keterangan: GFR dan albuminuria menggambarkan risiko progresivitas sesuai warna (hijau, kuning, oranye,
merah, merah tua). Angka di dalam kotak menunjukkan frekuensi monitoring/tahun yang dianjurkan.
Sumber: KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management
PENDEKATAN DIAGNOSTIK

01 02
Gambaran Klinis Gambaran Laboratorium

03 04
Gambaran Radiologis Biopsi dan Pemeriksaan
Histopatologi Ginjal
Gambaran Klinis
Diabetes melitus, infeksi traktus
urinarius, batu traktus urinarius,
Penyakit yang hipertensi, hiperurisemia, Lupus
mendasari Eritomatosus Sistemik (LES) dan
lain sebagainya

Lemah, letargi, anoreksia, mual


muntah, nokturia, volume overload
Sindrom uremia neuropati perifer, pruritus, uremic
frost, perikarditis, kejang-kejang
sampai koma

Anemia, osteodistrofi renal, payah


Gejala komplikasi jantung, asidosis metabolik,
gangguan keseimbangan elektrolit
(sodium, kalium, klorida)
Gambaran Laboratorium

• Penurunan kadar Hb
Sesuai dengan • Peningkatan kadar asam urat
penyakit yang • Hiper/hipokalemia
mendasarinya • Hiponatremia
• Hiper/hipokloremia
• Hiperfosfatemia
• Hipokalsemia
• Peningkatan kadar ureum • Asidosis metabolik
• Peningkatan kadar kreatinin
serum Proteinuria, hemarturia,
• Penurunan LFG (dihitung leukosuria
dengan rumus Kockcroft-
Gault)
Gambaran Radiologi

Foto polos abdomen Mar


tampak batu radio-opak
s

Pielografi Intra Vena untuk melihat Ven Jupit


batu semi-opak dan non opak us er

Satu
rn
Gambaran Radiologi
• Ukuran ginjal mengecil (pengerutan ginjal) ukuran <9cm
USG ginjal • Mar (CMD)
Poor coticomedullary differentiation

• Hidronefrosis, pionefrosis
s
Menilai adanya batu (echoic shadow)

Ven Jupit
us er

Satu
rn

Normal Kidney CKD Kidney


Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi

Mar
s

Ven Jupit
us er
Granular casts White blood cell cast Red blood cell cast

Dilakukan pada pasien dengan ukuran Kontra indikasi:


ginjal yang masih mendekati normal. Contracted kidney, ginjalSatu
polikistik,
Tujuan: untuk mengetahui etiologi, gangguan pembekuan darah, rn
menetapkan terapi, prognosis dan evaluasi hipertensi tidak terkendali, gagal
terapi napas, obesitas
DIAGNOSIS
BANDING
• Penyakit ginjal akut

• Acute on chronic kidney disease


TATALAKSANA
Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik, meliputi:

Non-Farmakologis
Nutrisi : pada pasien non dialisis dengan LFG <20mL/menit, evaluasi status nutrisi dari
serum albumin dan/atau berat badan aktual tanpa edema
Protein:
- pasien non-dialisis yakni 0,6-0,75 gram/kgBB ideal/hari sesuai dengan toleransi pasien
- pasien hemodialisis 1,4gram/kgBB/hari
Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total dan mengandung jumlah yang sama
antara asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh
Pengaturan asupan karbohidrat: 50-60% dari total kalori
Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik, meliputi:

Natrium : <2gram/hari (dalam bentuk garam <6gram/hari)


Kalium: 40-70 mEq/hari
Fosfor: 5-10mg/kgBB/hari, pasien HD: 1,7mg/hari
Kalsium : 1400-1600mg/hari (tidak melebihi 2000mg/hari)
Besi : 10-18mg/hari
Magnesium : 200-300 mg/hari
Asam folat pasien HD : 5mg
Air : jumlah urin 24 jam + 500 ml (innsensible water loss)
Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik, meliputi:

Farmakologis

- Kontrol tekanan darah : dengan ACE Inhibitor atau antagonis reseptor Angiotensin
II: evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin >35% atau
timbul hiperkalemi harus dihentikan.

- Pada pasien DM : kontrol gula darah


Prognosis

Ad vitam: dubia
Ad sanationam: dubia ad malam
Ad fungsional: dubia ad malam
TERIMAKASIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai