Anda di halaman 1dari 52

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel

kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan disekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel,
maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena.
Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB),
karsinoma sel skuamosa (KSS), dan melanoma maligna (MM) (Ajoemedi
Soemardi, 2006). Karsinoma sel basal merupakan suatu tumor kulit yang bersifat
ganas, berasal dari sel-sel basal epidermis. Tumor ini berkembang lambat dan
tidak/jarang bermetastase. Keganasan pada karsinoma ini ialah keganasan lokal
(lozalized malignant) yaitu invasi ke tumor ke jaringan di bawah kulit (sub
kulit), fasia, otot, dan tulang, umumnya tidak menyebabkan kematian (Putra,
2008).
Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit non melanoma
(KKNM) yang paling banyak ditemukan di dunia, dengan kisaran 75% dari
seluruh KKNM. Karsinoma sel basal terutama terdapat pada ras Kaukasian,
menyerang terutama pada lanjut usia (Lansia), dengan jumlah rasio laki-laki
lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1,1 sedangkan di Malaysia dan Singapura,
rasio laki-laki dibandingkan dengan perempuan hampir sama. Meskipun insidens
KSB di dunia setiap tahun selalu meningkat, namun di Asisa insidens KSB
masih rendah, seperti terlihat insidens di Jepang (0,131%), Korea (0,048%), dan
Taiwan (0,015%) Chen CC, dkk (2006). Diagnosis standar KSB menurut
klasifikasi WHO adalah berdasarkan gambaran histopatologis menurut growth
pattern yang disesuaikan dengan gambaran klinis, bertujuan untuk menentukan
jenis pengobatan dan prognosis. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
banyak perbedaan antara kedua gambaran tersebut (Yahya, Yulia F.,Krishnaputri,
S. & dkk, 2010).
Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari beberapa
penelitian menyatakan bahwa faktor prediposisi yang memegang peranan
penting perkembangan karsinoma sel basal. Faktor predisposisi yang diduga
1

sebagai penyebab yaitu : Faktor internal : umur, ras, genetik, dan jenis kelamin.
Faktor eksternal : radiasi ultraviolet (UVB 290-320 nm), radiasi ionisasi, bahanbahan karsinogenik, misalnya arsen, inorganik, zat-zat kimia, hidrokarbon
polisiklik, trauma mekanis kulit misalnya bekas vaksin, bekas luka bakar, iritasi
kronis, dll (Putra, 2008).
Oleh karena itu predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu
diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang
yang sering melakukan aktifitas di luar rumah dengan cara memakai sunscreens
(tabir surya) selama terpajan sinar matahari. Penggunaan tabir surya untuk
kegiatan di luar rumah diperlukan tabir surya dengan SPM yang lebih tinggi
(>15-30). Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara
lain akibat sinar UV pada beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan.
Pemakaian antioksidan dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau
mempertahankan fungsi dari serangan radikal bebas. Telah banyak bukti bahwa
terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan berbagai gejala
klinik atau penyakit yang cukup serius (Putra, 2008).
1.2

Rumusan Masalah
1. Apa definisi kanker kulit tersebut ?
2. Bagaimana anatomi kulit secara umum tersebut ?
3. Apa saja klasifikasi kanker kulit tersebut ?
4. Apa definisi karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
5. Apa etiologi pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
6. Bagaimana patofisiologi pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
7. Apa saja manifestasi klinis pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
8. Bagaimana web of caution pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
9. Apa saja klasifikasi pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
10. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada karsinoma sel basal (basalioma)
tersebut ?
11. Apa komplikasi pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
12. Bagaimana penatalaksanaan pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut
?
13. Bagaimana pencegahan pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem integumen
yaitu Kanker sel basal (Basalioma).
2

1.3.2 Tujuan Khusus


Mengetahui konsep teoritis penyakit kanker sel basal dan konsep kasus
asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem integumen yaitu kanker sel
basal (Basalioma).
1. Memahami definisi kanker kulit.
2. Memahami anatomi kulit secara umum.
3. Memahami klasifikasi kanker kulit.
4. Memahami definisi karsinoma sel basal (basalioma).
5. Memahami etiologi pada karsinoma sel basal (basalioma).
6. Memahami patofisiologi pada karsinoma sel basal (basalioma).
7. Memahami manifestasi klinis pada karsinoma sel basal (basalioma).
8. Memahami web of caution pada karsinoma sel basal (basalioma).
9. Memahami klasifikasi pada karsinoma sel basal (basalioma).
10. Memahami pemeriksaan diagnostik pada karsinoma sel basal
(basalioma).
11. Memahami komplikasi pada karsinoma sel basal (basalioma).
12. Memahami penatalaksanaan pada karsinoma sel basal (basalioma).
13. Memahami pencegahan pada karsinoma sel basal (basalioma).
1.4

Manfaat Penulisan
Pembaca mendapatkan pemahaman tentang konsep dan asuhan keperawatan

penyakit basalioma.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kanker Kulit
2.1.1 Definisi
Kanker kulit adalah sel yamg telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. Kanker bisa
terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ. Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa
dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan didekatnya dan bisa menyebar
(metastasis) ke seluruh tubuh. (Ajoemadi soemardi, 2006)
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
generasi dan tumbuh secara normal. Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat
membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel kulit mati dan tumbuh
kembali (tiro, 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit, sehingga
mudah dikenali. Namun gejala awal yang timbul dirasakan tidak begitu
mengganggu, sehingg penderita terlambat melakukan pengobatan (mangan,
2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah
yamg sering terjadi serangannya biasanya permukaan permukaan yang ering
terkena paparan sinar matahari, seperti wajah, tangan dan tungkai bawah
(mangan, 2005).
2.1.2 Anatomi Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh bagian luar yang terdiri atas lapisan
epidermis dan subkutis, epidermis teridiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas
adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum
lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas
sel keratinosit dan melanosi). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian
yaitu pars papilare dan pers retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah
subkutis yang di bentuk jaringan oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdapat
ujung-ujung saraf tepi,pembuluh darah getah bening
4

Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar


kulit,rambut dan kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit
terletak di lapisan dermis yang terdiri atas kelenjar keringat (glandula suderifera)
dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di
bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (brang rambut). Sedangkan
kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan kaki.
Setiap sel/komponen di atas mampu berubah menjadi ganas (kanker). KSB
berasal dari sel pluripotensial, KKS dari sel keratinosit dari MM merupakan
perubahan ganas melanosit di lapisan epidermis.
2.1.3 Klasifikasi Kanker Kulit
Kanker kulit secara umum di bagi atas dua golongan besar yaitu, non
malenoma maligna dan malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi atas
dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSB)
(Dalimartha,Setiawan,2005).
1. Non melanoma maligna
a. Karsinoma sel basal (KSB)
Basalioma atau karsanioma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit
yang timbal darilapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.
Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke
bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan
menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel
baal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan (Brunner
and Suddarth,2002).
b. Karsinoma sel skuamosa (KSS)
Karsinoma sel skumosa merupakan proliferasi maligna yang timbul
dari dalam epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang
rusak karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dari
kulit yang normal atau lesi yang saudah ada sebelumnya (Brunner
and Suddarth, 2002).
2. Melanoma maligna
a. Melanoma superficial
5

Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian


tubuh dan merupakan bentuk melanoma yang paling seriing
ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta ekstremitas bawah
b. Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh
dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka.khususnya permukaan
dorsal tangan,kepala dan leher pada rang yang berusia lanjut
c. Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang
menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatife licin sta
berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan
menginvasi

langsung

kedalam

lapisan

dermis

didekatnya

(pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis


yang buruk
d. Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang
terdapat di daerah yang terlalu terpajan sinar matahari dan tidak
terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat
ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane yang
berkulit gelap.
2.2 Konsep Dasar Karsinoma Sel Basal (Basalioma)
2.2.1 Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling
sering ditemukan. Berasal dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal (Arif
Muttaqin, 2012).
Basalioma (Karsinoma Sel Basal) merupakan kanker kulit yang timbul dari
sel basal epidermis atau folikel rambut (Brunner & Suddarth, 2001).
Basalioma merupakan keganasan kulit yang paling sering ditemukan
umumnya di daerah wajah dan paling banyak timbul pada orang kulitnya miskin
pelindung terhadap sinar ultraviolet dari cahaya matahari. Tumor ini berasal dari
sel lapisan basal atau dari luar sel folikel rambut (R. Sjamsuhidayat, 2004).
2.2.2 Etiologi
6

Menurut Mutaqqin (2012) penyebab pasti belum diketahui, tetapi ada


beberapa faktor yang menjadi predisposisi terjadinya basalioma.
1. Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang
memiliki panjang gelombang berkisar antara 280 sampai 320 nm.
Spektrum ini terutama bertanggung jawab dalam membakar dan membuat
kulit menjadi cokelat. Pemakaian bahan-bahan yang melindungi kulit dari
sinar matahari sangat dianjurkan pada setiap orang yang dalam
keluarganya ada yang menderita kanker kulit, dan pada orang-orang yang
berkulit peka sehingga mudah sekali menderita luka bakar karena sinar
matahari.
2. Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang
cukup di dalam kulit untuk melindungi jaringan di bawahnya sangat rentan
terhadap kerusakan akibat sinar matahari. Orang yang paling beresiko itu
adalah orang yang berkulit cerah, bermata biru, berambut merah yang
nenek moyangnya berdarah Celtic, atau orang dengan warna kulit yang
merah muda atau cerah di samping orang yang sudah lama terkena sinar
matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi cokelat kekuningan.
3. Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat kimia tertentu
(senyawa arsen, nitrat, batubara, ter. Dan aspal, serta paraffin).
4. Xenoderma pigmentosum : penyakit ini merupakan penyakit resesif
autosomal yang menjadi predisposisi untuk penuaan dini pada kulit,
dimulai dengan perubahan pigmen dan berubah menjadi karsinoma sel
basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna. Efek dari
Xenoderma

pigmentosum

adalah

karena

ketidakmampuan

untuk

memperbaiki kerusakan DNA akibat sinar ultraviolet dari matahari.


5. Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat
mengalami kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.
2.2.3 Patofisiologi
Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa struktur (folikel rambut,
kelenjar ekstrin). Terjadinya didahului dengan regenerasi dari kolagen yang
sering dijumpai pada orang yang sedikit pigmennya dan sering mendapat
paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada epidermis terganggu dan
merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai
energi yang dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang
7

dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan
mematikan atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.
Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan
kulit pada manusia melalui efek imunologi dan efek karsinogenik. Transformasi
sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan
terjadinya perubahan pada DNA yaitu terbentuknya mutasi DNA yang berperan
pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet menyebabkan efek terhadap
proses karsinogenik pada kulit yaitu proliferasi melanosit menjadi berkurangnya
apoptosis yang menyebabkan terus-menerus melanosit rusak serta proliferasi
pada autoimunnya. Terjadilah metastase pada epidermis semakin menjalar
perlahan ke bagian dermis (subkulit). Timbul

pigmentasi dan plak-plak

kehitaman, jika lesi semakin lama menebal, dan menyebar terus-menerus harus
segera dilakukan pembedahan untuk mencegah terjadinya resiko berkelanjutan
(Putra, 2008).
2.2.4 Manifestasi Klinis
Sebagian besar berawal sebagai sebuah nodul yang menyebar keluar dengan
lambat, biasanya terjadi penekanan pada bagian tengah (menimbulkan gambaran
yang klasik, yaitu bagian tepi yang tergulung), biasanya warna kulit tampak
transparan (sering dilukiskan seperti keperakan), telangi-ekstasis pembuluhpembuluh darah pada permukaan tumor sangat khas, dan merupakan penyebab
keluhan yang sering muncul tentang mudahnya terjadi perdarahan akibat
benturan, metastasis sangat jarang, tetapi invasi lokal dapat sering destruktif, dan
KSB dapat menyebar melalui jalur tulang sampai ke tulang tengkorak (Brown &
Burns, 2005).
Yang harus di waspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah
bila pada tahi lalat tersebut di temukan tandaABCD, yaitu:
A=Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B=Border atau pinggirannya juga tiak rata.
C=Color atau warnanya bervariasi dari suatu area ke area lainnya. Bisa
kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan

berwarna putih, merah dan biru.


D=Diameternya lebih besar dari 6mm

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya di wajah dan leher.
Meskipun jarang dapat pula di jumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit
kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu-abu mengkilat,
meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah. Papula
makin lamamakin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul
siklus atau tida ada ulkus (Siregar, 2005).

2.2.5 Web Of Caution (WOC)

Sinar matahari UVA dan UVB

Tahi lalat

Jenis & tipe kulit yang rentan


terhadap sinar matahari

Genetik

Diserap oleh DNA

Mutasi DNA

Proliferasi melanosit

Berkurangnya apoptosis

Deposisi melanin

Pembelahan terus-menerus
melanosit yang rusak

Penebalan kulit

Menstimulasi proliferasi
melanosit autoimun
Menembus dermis

Karsinoma Sel Basal

Pigmentasi makula

Kerusakan
integritas kulit

Nyeri

Kemoterapi/r
adioterapi

Timbul plak kehitaman


di permukaan kulit

Kerusakan
jaringan
kulit
Resiko kerusakan
jaringan kulit

Penebalan lesi

Metastasis pada
sel basal

Nodul hitam kebiruan


Metastase limfogen
dan hematogen
Pembedahan

Gangguan citra
tubuh

Kurang
pengetahuan
Ansietas
Resiko infeksi

10

2.2.6 Klasifikasi Karsinoma Sel Basal


Menurut Brown & Burns (2005), terdapat 5 tipe, yaitu :
1. Tipe Nodula-ulseratif (Ulkus Rodens)
Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2-4 mm, translusen, warna pucat
seperti lilin (waxy-nodulo). Dengan inspeksi yang teliti, dilihat perubahan
pembuluh darah superficial melebar (telangiektasi). Permukaan nodul
mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi cekungan ditengahnya
dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti mutiara (pearly border).
Nodul mudah berdarah pada trauma ringan dan mengadakan erosi spontan
yang kemudian menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi. Kalau
telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas, dasar
irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya indurasi di
sekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari 1 cm,
biasanya berbatas tegas, tidak sakit atau gatal. Dengan trauma ringan atau
bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.
2. Tipe Pigmented
Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, ada pada jenis ini
berwarna ciklat atau berbintik-bintik atau homogen (hitam merata)
kadang-kadang menyerupai Melanoma. Banyyak dijumpai pada orang
dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah tropis.
3. Tipe Morphea-like atau fibrosing
Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat
yang berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-kadang
tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak beberapa folikel rambut
yang mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks.
Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang mengalami
ulserasi. Tepi ini cenderung invasif ke arah dalam. Tepi ini menyerupai
penyakit morphea atau skleroderma.
4. Tipe Superfisial
Berupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi.
Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Umumnya
multipel, terutama dijumpai pada badan, kadang-kadang pada leher dan
kepala.
5. Tipe Fibroepitelial

11

Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan kering bertangkai pendek,
permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai di
punggung. Tipe ini sangat jarang ditenukan.
Menurut Putra (2008), Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan
tumor :
Stadium Clarke
I (Episermis)
II (Dermis Papiler)
III(Dermis Papiler/Retikuler)
IV (Dermis Retikuler)
V (Lemak Subkutan)
Tingkat I

Ketahanan 5 Tahun (%)


100
90-100
80-90
60-70
15-30

Ketebalan Tumor (mm)


0,76
0,76-1,49
1.50-2,49
2,50-3,99
4,00-7,99 > 8,00

: Sel kanker terletak di atas membrana basalis epidermis


(melanoma in situ : intraepidermal). Sangat jarang dan tidak

Tingkat II

membahayakan.
: Invasi sel kanker sampai dengan lapisan papilaris dermis (dermis

bagian superfisial).
Tingkat III : Invasi sel kanker sampai dengan perbatasan antara lapisan
papilaris dan lapisan retikularis dermis. Sel kanker mengisi papila
dermis.
Tingkat IV : Invasi sel kanker sampai dengan lapisan retikularis dermis.
Tingkat V : Invasi sel kanker sampai dengan jaringan subkutan.
Menurut Putra (2008) pada teori Breslow, kriteria kedalaman (ketebalan)
tumor dibagi tiga golongan, yaitu :
Golongan I : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor kurang dari 0,76 mm.
Golongan II : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor antara 0,76 mm 1,5 mm.
Golongan III : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor lebih dari 1,5 mm.
Kedalaman (ketebalan) tumor menurut Breslow, diukur secara langsung
menggunakan mikrometer okuler (dinyatakan dalam NM) dan merupakan
metode yang obyektif untuk menentukan prognosis. Sedangkan tingkat invasi
Clark merupakan arah pengukuran ketebalan tumor secara tidak langsung.
2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Putra (2008), pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada
penderita basalioma adalah :
1. Anamnesis, keluhan utama adalah adanya benjolan atau borok di kulit
terutama di daerah terbuka seperti muka, lengan, dan kaki.
12

2. Pemeriksaan fisik, lesi terbanyak di daerah muka nodul, tungkai, lengan,


berupa nodul atau ulkus iduratif, pinggir dan dasar ulkus teratur dan kotor.
3. Biopsi, sebelum dilakukan terapi selalu dilakukan biopsi untuk konfirmasi
histopatologi sebelum terapi. Tumor yang berukuran kecil dapat dilakukan
biopsi eksisi, sedang ukuran besar biasanya biopsi insisi.
2.2.8 Komplikasi
Menurut Donna (2009) komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit
kanker kulit ini yaitu :
1. Akibat pembedahan dan terapi radiasi
2. Jaringan yang di buat tergores/terluka
3. Perubahan warna kulit
4. Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat kosmetik.
5. Luka kulit yang kronis
6. Keterbatasan anggota badan jika pengobatan luas.
Komplikasi secara umum, yaitu:
1. Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat kosmetik dan citra tubuh.
2. Kehilangan fungsi pada ekstremitas.
3. Perlukaan dan perubahan warna kulit.
4. Proses hasil metastase penyakit pada pengobatan invasif dan potensial
kematian terakhir.
2.2.9 Penatalaksanaan
Karsinoma sel basal harus segera ditangani. Penanganan termasuk kuret
dengan alat diseksi listrik, skapel, radiasi, bedah dengan badan kimia, dan bedah
beku. Kanker sel basal dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani
dengan skapel atau alat diseksi listrik dan kuret setelah dilakukan biopsi untuk
memastikan diagnosis. Angka kesembuhannya adalah 95%. Terapi sinar rontgen
boleh diberikan pada penderita yang telah berusia 60 sampai 70-an tahun dengan
tumor yang sangat besar di sekitar kelopak mata, daun telinga, atau bibir.
Pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker besar yang
berinfiltrasi serta sering kambuh, terutama disekitar telinga, lipat nasolabial, dan
mata. Pada bedah kimia, eksisi mikroskopik pada tumor dilakukan dengan
memisahkan tumor selapis demi selapis dengan skalpel, kemudian dibuat
preparat irisan beku yang selanjutnya diperiksa untuk menemukan bukti adanya
kanker sel basal. Teknik ini adalah yang paling efektif dan mahal, tetapi angka
kesembuhannya melebihi 97% (Arif Muttaqin, 2012).
Pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti
kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents,
13

antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan


pengubah respon biologis, Dan pengobatan nonmedikomentosa meliputi
radioterapi, pembedahan dan terapi fisik (Brunner and Suddarth, 2002).
2.2.10 Pencegahan
Menurut Smeltzer (2002), untuk mencegah kekambuhan, hindari hal-hal
yang dapat menimbulkan penyakit basalioma, antara lain :
1. Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit menjadi cokelat
kekuningan.
2. Hindari pajanan sinar matahari dengan menggunakan topi, kemeja lengan
panjang, celana panjang atau rok panjang.
3. Gunakan tabir surya berkualitas tinggi, minimal dengan SPF (Solar
Protection Factor) 15, yang menghambat sinar UV (Ultra Violet) A dan UV
(Ultra Violet) B.
4. Oleskan tabir surya minimal setengah jam sebelum bepergian dan oleskan
sesering mungkin.
5. Periksalah kulit secara teratur untuk mengetahui adanya berbagai
perubahan yang mengarah kepada keganasan (pertumbuhan baru di kulit
yang membentuk tukak, mudah berdarah, sukar sembuh, berubah warna,
ukuran, struktur, terasa nyeri, meradang atau gatal).

14

BAB 3
TINJAUAN KASUS
Tn. U, usia 50 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama islam, suku bangsa
jawa, pendidikan SD, pekerjaan swasta sebagai nelayan, alamat Jalan XXXXX
Kota Surabaya, klien masuk RSAL Dr. Ramelan Surabaya diantar oleh anaknya
dengan keluhan adanya luka kulit pada daerah pipi sebelah kanan seperti tahi
lalat yang berubah warnanya menjadi kemerahan, gatal, sejak 2 tahun yang lalu
atau saat klien berumur 48 tahun, klien menganggap itu hanya gatal biasa saja,
namun gejala bertambah parah disertai nyeri, berdarah, membesar atau timbul
tukak atau ulkus pada pipi kanan klien pada 2 minggu belakangan ini. Klien
mengatakan demam sejak 3 hari yang lalu. Klien juga mengatakan adanya luka
yang tidak sembuh-sembuh dan klien juga mengatakan takut dengan kondisi
penyakitnya saat ini.
Klien mengatakan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan, klien
mengatakan takut dengan prosedur pembedahan karena klien belum pernah di
operasi. Klien mengatakan sejak umur 35 tahun sudah menjadi seorang nelayan
dan jarang menggunakan pelindung wajah saat mencari ikan di tengah laut.
Klien mengatakan nyeri pada bagian pipinya, klien mengatakan nyerinya seperti
berdenyut-denyut dengan durasi 3 menit.
Dari hasil pengkajian didapatkan data tidak ada penurunan BB yang berarti,
nafsu makan klien cukup baik, tampak adanya luka/ulkus yang terdapat pada
pipi sebelah kanan, daerah luka tampak kemerahan, luka tampak sesekali
mengeluarkan darah dan cairan bening, luka kira-kira berdiameter 5 cm dengan
ketebalan luka 2,30 mm dan masuk ke dalam stadium III (dermis
papiler/retikuler), jadi basalioma klien ini masuk ke dalam klasifikasi noduloulseratif, klien tampak bertanya-tanya tentang kondisinya, dari keterangan
keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti
yang di alami klien.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data TD 140/90 mmHg, Nadi 98
x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37,8oC, skala nyeri 6, klien tampak meringis dan
gelisah, klien tampak memegangi area yang nyeri, konjungtiva anemis, akral
teraba hangat, ascites (-). Terapi saat ini yang didapatkan adalah analgesik dan
antibiotik. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap : Hb 12 gr/dl, leukosit 10.100
15

mm3, trombosit 170.000 mm3. Pemeriksaan biopsi ditemukan adanya zat


karsinogenik (+ sel kanker).

16

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
STIKES HANG TUAH SURABAYA

Nama
mahasiswa : Rinda, Rischa, Rizki,
dan Rois
Tgl/jam pengkajian : 20/04/15-08.00
Diagnosa medis
: Basalioma
I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Penanggung jawab
Hubungan dengan pasien

Tgl/jam MRS : 20/04/15-08.00


No. RM : 44XXXX
Ruangan/kelas : H2 / 2
No.kamar
:

: Tn. U
: 50 tahun
: Laki-laki
: Islam
: Jawa
: SD
: Nelayan
: Jalan XXXXX Kota Surabaya
: Tn. S
: Anak

RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengeluh adanya luka kulit pada daerah pipi sebelah kanan
seperti tahi lalat yang berubah warnanya menjadi kemerahan, gatal,
2.

disertai nyeri, berdarah, membesar atau ulkus pada pipi kanan.


Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada bagian pipinya, klien mengatakan
nyerinya seperti berdenyut-denyut dengan durasi 3 menit. Dari hasil
pengkajian didapatkan data tidak ada penurunan BB yang berarti, nafsu
makan klien cukup baik, tampak adanya luka/ulkus yang terdapat pada
pipi sebelah kanan, daerah luka tampak kemerahan, luka tampak
sesekali mengeluarkan darah dan cairan bening, luka kira-kira
berdiameter 5 cm dengan ketebalan luka 2,30 mm dan masuk ke dalam
stadium III (dermis papiler/retikuler), jadi basalioma klien ini masuk ke
dalam klasifikasi nodulo-ulseratif. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan data TD 140/90 mmHg, Nadi 98 x/menit, RR 20 x/menit,
17

suhu 37,8oC, skala nyeri 6, klien tampak meringis dan gelisah, klien
tampak memegangi area yang nyeri, konjungtiva anemis, akral teraba
hangat, ascites (-). Terapi saat ini yang didapatkan adalah analgesik dan
antibiotik. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap : Hb 12 gr/dl, leukosit
10.100 mm3, trombosit 170.000 mm3. Pemeriksaan biopsi ditemukan
3.

adanya zat karsinogenik (+ sel kanker).


Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan sejak umur 35 tahun sudah menjadi seorang nelayan
dan jarang menggunakan pelindung wajah saat mencari ikan di tengah

4.

laut.
Riwayat kesehatan keluarga
Berdasarkan keterangan dari klien, keluarga tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama seperti yang di alami klien.

18

5. Genogram

50

Keterangan :
Laki-laki

6.

Perempuan

Ada hubungan

Meninggal dirumah

Riwayat alergi
Klien
Klien mengatakan
tidak ada riwayat alergi terhadap makanan maupun
obat-obatan.
...........
Tinggal serumah

III. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan &
Sakitnya)
Klien menganggap penyakitnya itu hanya gatal biasa saja, namun gejala
bertambah parah. Dan klien belum yakin dengan penyakitnya dapat
disembuhkan, karena adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan klien
juga mengatakan takut dengan kondisi penyakitnya saat ini.
Masalah keperawatan : Defisiensi Pengetahuan
Ansietas

2. Pola Aktivitas Dan Latihan


a. Kemampuan perawatan diri
Aktivitas

SMRS
0

MRS
3

Mandi

Berpakaian/berdandan

Eliminasi/toileting

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Berjalan

Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Skor :

2 = dibantu orang lain

0 = mandiri

3 = dibantu orang lain & alat

1 = alat bantu

4 = tergantung/tidak mampu

Alat bantu :

() tidak

( ) kruk

( ) tongkat

( ) pispot disamping tempat tidur

( ) kursi roda

b. Kebersihan diri
Mandi

2 /hr

Gosok gigi

2 /hr

Keramas

2 /mgg

Potong kuku :

1 /mgg

c. Aktivitas sehari-hari
Klien seorang nelayan dan setiap hari mencari ikan di laut.
d. Rekreasi
Klien jarang berekreasi.
e. Olahraga : () tidak

( ) ya

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Pola Istirahat Dan Tidur


Sebelum sakit
Waktu tidur

Siang 13.00-15.00
Malam 22.00.-05.00
Jumlah jam tidur : 9 jam
Sejak sakit
Siang 13.00-14.00
Malam 23.00-04.00
Jumlah jam tidur : 6 jam
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Pola Nutrisi Metabolik


a. Pola makan
Sebelum sakit
Frekuensi

: 3x/hari

Jenis

: makanan segar

Porsi

: 1 porsi penuh

Pantangan : Tidak ada pantangan


Diet

: Tidak menjalani

Berat badan : 55 kg
Sejak sakit
Frekuensi

: 3x/hari

Jenis

: makanan segar

Porsi

: 1 porsi penuh

Pantangan : Tidak ada pantangan


Diet

: Tidak menjalani

Berat badan : 55 kg

b. Pola minum
Sebelum sakit
Frekuensi

: 6x/hari

Jenis

: air mineral

Jumlah

: 1500cc

Pantangan

: Tidak ada pantangan

Sejak sakit
Frekuensi

: 6x/hari

Jenis

: air mineral

Jumlah

: 1500cc

Pantangan

: Tidak ada pantangan

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Pola eliminasi
a.

Buang air besar


Sebelum sakit
Frekuensi

:1x/hari

Konsistensi : lunak dengan bentuk normal


Warna

: kekuningan

Bau

: khas

Sejak sakit
Frekuensi

:1x dalam 2 hari

Konsistensi : lunak dengan bentuk normal


Warna

: kekuningan

Bau

: khas

b. Buang air kecil


Sebelum sakit
Frekuensi

: 5-6 x/hari

Konsistensi : Cair
Warna

: Kuning bening

Bau

: khas

Volume : 1200 cc/24 jam


Sejak sakit
Frekuensi

: 4x/hari

Konsistensi : Cair
Warna

: Kuning bening

Bau

: khas

Volume : 800 cc/24 jam


Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

6. Pola Kognitif Perseptual


Berbicara :

() normal

( ) gagap

Bahasa sehari-hari : () Indonesia

( ) bicara tak jelas

() Jawa

( ) lainnya

Kemampuan membaca : () bisa

( ) tidak

Tingkat ansietas:

() sedang

( ) ringan
( ) panik

Kemampuan interaksi : () sesuai

( ) tidak,

Vertigo

: () tidak

( ) ya

Nyeri

: ( ) tidak

() ya

)berat

Bila ya, P : Paparan radiasi sinar matahari/ sinar UV


Q : Nyeri seperti berdenyut-denyut
R : Di pipi sebelah kanan
S : Skala 6 (sedang) dari 1-10
T : Hilang timbul, durasi 3 menit
Masalah Keperawatan : Nyeri akut

7. Pola Konsep Diri

Gambaran diri : klien menyukai semua bagian tubuhnya karena

tubuhnya yang menciptakan adalah tuhan yang maha esa.


Peran diri : klien sebagai kepala keluarga
Identitas diri : klien anak pertama dari 4 bersaudara dan sekarang

sudah memiliki 3 orang anak (1 laki-laki dan 2 perempuan)


Ideal diri : klien ingin cepat sembuh dan pulang
Harga diri : klien tidak malu dengan penyakit yang diderita

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Pola Koping
Klien mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit atau sekitarnya.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

9. Pola Seksual Reproduksi


Klien memiliki satu orang istri dan 3 orang anak. Selama di rumah sakit
klien mengatakan tidak pernah melakukan hubungan badan dengan
istrinya selama masuk rumah sakit.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10. Pola Peran Hubungan


Pekerjaan

: Nelayan

Kualitas bekerja

: Baik

Hubungan dengan orang lain : Baik


Sistem pendukung : () keluarga ( ) tetangga/teman
( ) tidak ada ( ) lainnya,
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11. Pola Nilai Kepercayaan


Agama

: Islam

Pelaksanaan ibadah

: rutin

Pantangan agama

: () tidak ( ) ya,

Meminta kunjungan rohaniawan : () tidak

( ) ya

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

IV.

PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


1. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu: 37,8 C

lokasi : axilla

b. Nadi: 98 /menit

irama: Reguler
pulsasi : kuat

c. Tekanan darah : 140/90 mmHg

lokasi : brachialis

d. Frekuensi nafas : 20 /menit


e. Tinggi badan

: 155 cm

f. Berat badan

: SMRS 55 kg

irama : Reguler
MRS 55 kg

Masalah keperawatan : Hipertermi

2. Sistem Pernafasan (Breath)


Irama pola napas

: () Reguler

( ) Irreguler

Jenis

: () Normal

( ) Kusmaul( ) Cepat dangkal

Suara napas

: () Vesikuler ( ) Bronkovesikuler
( ) Wheezing ( ) Stidor

Sesak napas

( ) Ronkhi

: () Tidak ada( ) Ada

Jika ada

( ) ada ketika aktivitas( ) ada ketika istirahat


( ) orthopnea

Alat bantu napas

: () Tidak ada( ) Ada

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Sistem Kardiovaskuler (Blood)


Irama jantung : () Reguler
Nyeri dada

( ) Irreguler

: () Tidak ada( ) Ada

Bunyi jantung : () S1, S2 tunggal

( ) Murmur

CRT

: () <2detik

( ) >2detik

Akral

: () HKM

( ) Dingin

( ) Gallop

( ) Lembab

( ) Basah

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Sistem Persarafan (Brain)


Tingkat Kesadaran : Compos mentis
GCS
NI
N II

: (4) Eye

(5) Verbal

(6) Motorik

: Penciuman normal
: Klien mengatakan menggunakan kacamata + 2.50

N III

: Klien mampu menggerakkan bola mata, mengangkat kelopak

N IV
NV
N VI
N VII
N VIII
N IX
NX

mata, kontraksi pupil


: Klien mampu menggerakkan mata keatas dan kebawah
: Klien mampu menggerakkan rahang bawah dan atas
: Klien mampu menggerakkan mata kearah lateral
: Klien mampu tersenyum dan simetris
: Pendengaran klien normal
: Klien tidak ada kesulitan menelan dan tidak ada muntah
: Klien mampu menelan dengan baik dan tidak sulit membuka

mulut
N XI : Klien mampu menggerakkan leher dan kepala
N XII : Klien mampu menggerakkan leher dan kepala
Refleks Fisiologis : () Patella
() Bisep

() Kremaster

() Trisep

() Cahaya : +/+

Refleks Patologis : ( ) Babinsky

( ) Brudzunky

( ) Kernig

Istirahat tidur : 6-9 jam/hari


Gangguan tidur : () Tidak ada ( ) Insomnia
Pupil

: () Isokor

Sklera konjungtiva

( ) Lain-lain

( ) Anisokor

: () Anemis (-) Ikterus

Gangguan penglihatan : ( ) Ya

() Tidak

Gangguan pendengaran : ( ) Ya

() Tidak

Gangguan penciuman : ( ) Ya

() Tidak

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Sistem Perkemihan (Bladder)


Kebersihan

: () Bersih

( ) Kotor

Jumlah urine : 800-1200 cc/hari


Alat bantu

: ( ) Kateter ( ) Pispot

() Tidak ada

Kandung kemih : ( ) Membesar

( ) Nyeri tekan

() Normal

Gangguan miksi : ( ) Anuria

( ) Disuria

( ) Hematuria

( ) Inkontinensia ( ) Retensi

( ) Nokturia

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

6. Sistem Pencernaan (Bowel)


Nafsu makan : () Baik
Frekuensi

: 3 kali/hari

Porsi

: () Habis

Minum

: 1500 cc/hari

( ) Menurun

( ) Tidak

Mulut dan Tenggorokan


Mulut

: () Bersih

( ) Kotor

Mukosa

: () Lembab ( ) Kering

() Stomatitis

Abdomen
Perut

: ( ) Tegang ( ) Kembung ( ) Acites ( ) Nyeri tekan

Peristaltik

: 15 kali/menit

Pembesaran Hepar : ( ) Ya () Tidak


Pembesaran Lien : ( ) Ya
BAB

() Tidak

: 1 kali/hari

() Teratur

( ) Tidak

Konsistensi : Padat Warna: Kuning kecoklatan


Bau : Khas
Hematesesis : ( ) Ada
Melena : ( ) Ada

() Tidak

() Tidak

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

7. Sistem Muskuloskeletal (Bone)


Kemampuan pergerakan sendi : () Bebas
Kekuatan otot :
55555

55555

55555

55555

ROM

: Baik

Trauma/lesi

: Tidak ada

( ) Terbatas

Nyeri

: Tidak ada

Kecacatan/deformitas : Tidak ada


Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Sistem Integumen
Turgor

: ( ) Baik

() Sedang

( ) Jelek

Edema

: ( ) Ada

( ) Tidak ada

Warna kulit

: ( ) Ikterus

( ) Sianotik

( ) Hiperpigmentasi

( ) Pucat

( ) Bersisik

() Kemerahan

( ) Normal () Gatal
Tetapi, luka tampak sesekali mengeluarkan darah dan cairan bening, luka
kira-kira berdiameter 5 cm dengan ketebalan luka 2,30 mm dan masuk ke
dalam stadium III (dermis papiler/retikuler)
Masalah Keperawatan : Kerusakan integritas kulit
Resiko infeksi

9. Sistem Penginderaan
Mata : Normal
Hidung: Normal
Telinga: Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Endokrin
Pembesaran tyroid

: ( ) Ya

() Tidak

Hiperglikemia

: ( ) Ya

() Tidak

Hipoglikemia

: ( ) Ya

() Tidak

Luka gangren

: ( ) Ada

() Tidak ada

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


11. Sistem Reproduksi dan Genetalia

Klien memiliki 3 orang anak dan tidak ada gangguan di sistem reproduksi
dan genetalia.

V.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 20/04/2015
No.
1.

Pemeriksaan
Laboratorium
- Biopsy

2.

VI.

Hasil (satuan)
Adanya

Nilai normal (satuan)

zat Tidak

ditemukan

zat

karsinogenik

karsinogenik

- Hb

12 gr/dl

Normal 14-16 gr/dl

- Leukosit

10.100 mm3

Normal 5000-10.000 mm3

- Trombosit

170.000 mm3

Normal 150.000-450.000 mm3

Darah lengkap

TERAPI
No.
1.

Nama obat
Dosis
Infus Fluida 20

2.

RL
Ketorolax

tetes/menit.
3x1 amp

Rute
iv
iv

Indikasi
Efek samping
Pengganti nutrisi Kelebihan cairan
dalam tubuh
dalam tubuh
Analgesik (anti Menyebabkan
nyeri)

kemerahan,
hematoma

3.

Ceftriaxone

1x2 gr/hari

iv

Antibiotik

gatal,

berkeringat
Menyebabkan
dermatitis,
pruritus, urtikaria,
edema,
multiforme,

eritema
dan

reaksi anafilaktik

VII. Dan Lain-lain


Rencana pembedahan, setelah pembedahan akan diberikan terapi, seperti
kemoterapi.
VIII. ANALISA DATA

No.
DATA
1.
DS : Klien mengatakan adanya
luka kulit pada daerah pipi

ETIOLOGI
Paparan radiasi sinar

PROBLEM
Kerusakan

matahari/ sinar UV

integritas kulit

agens cedera

Nyeri akut

sebelah kanan seperti tahi lalat


yang berubah warnanya menjadi
kemerahan

dan

gatal.

Klien

mengatakan sejak umur 35 tahun


sudah menjadi seorang nelayan
dan

jarang

menggunakan

pelindung wajah saat mencari


ikan di tengah laut.
DO :
TD 140/90 mmHg
Nadi 98 x/menit
RR 20 x/menit
Kulit tampak adanya
luka/ulkus yang terdapat
-

pada pipi sebelah kanan


daerah luka tampak
kemerahan
kira-kira berdiameter 5
cm

dengan

ketebalan

luka 2,30 mm dan masuk


ke dalam stadium III
-

(dermis papiler/retikuler)
Pemeriksaan
biopsi
ditemukan

adanya

karsinogenik
2.

(+

zat
sel

kanker)
DS : Klien mengatakan nyeri
pada

bagian

mengatakan

pipinya,
nyerinya

klien
seperti

berdenyut-denyut dengan durasi


3 menit.
P: Paparan radiasi sinar
matahari/ sinar UV

Q:

berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 6 (sedang) dari

Nyeri

seperti

1-10
T: Hilang timbul, durasi
3 menit

DO :
-

3.

klien tampak meringis


dan gelisah
klien tampak memegangi
area yang nyeri
konjungtiva anemis
akral teraba hangat
ascites (-)
terapi
diberikan

analgesik dan antibiotik


DS : Klien mengatakan adanya

supresi respons

luka kulit pada daerah pipi

inflamasai

sebelah kanan, gejala bertambah


parah disertai nyeri, berdarah,
membesar atau ulkus pada pipi
kanan. Klien juga mengatakan
adanya luka yang tidak sembuhsembuh.
Faktor Resiko :
Suhu 37,8 oC
Leukosit 10.100 mm3
Hb 12 gr/dl
trombosit 170.000 mm3
tampak
adanya
luka/ulkus yang terdapat
-

pada pipi sebelah kanan


daerah luka tampak
kemerahan
luka tampak

sesekali

mengeluarkan darah dan


-

cairan bening
Pemeriksaan

biopsi

Resiko infeksi

ditemukan

adanya

karsinogenik
4.

kanker)
: Klien

DS

penyakitnya
biasa

saja,

(+

zat
sel

menganggap

itu hanya

gatal

namun

gejala

kurang pajanan

Defisiensi

informasi penyakit

pengetahuan

stres serta krisis

Ansietas

bertambah parah. Klien juga


mengatakan adanya luka yang
tidak sembuh-sembuh.
DO :
Klien tampak bertanyatanya tentang kondisinya
yang

tidak

sembuh-

sembuh.
klien tampak gelisah
DS : Klien mengatakan takut
-

5.

jika

penyakitnya

tidak

bisa

situasional

disembuhkan, klien mengatakan


takut

dengan

prosedur

pembedahan karena klien belum


pernah di operasi.
DO :
klien tampak gelisah
konjungtiva anemis
IX.
1.
2.
3.
4.
5.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas kulit b.d paparan radiasi sinar matahari.
Nyeri akut b.d agens cedera.
Resiko infeksi b.d supresi respons inflamasi.
Defisiensi pengetahuan b.d kurang pajanan informasi penyakit.
Ansietas b.d stres serta krisis situasional.

X.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
1.

DIAGNOSA

TUJUAN DAN KRITERIA

KEPERAWATAN
HASIL
Kerusakan integritas kulit Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
b.d paparan radiasi sinar
asuhan keperawatan selama
matahari
2x24
jam
diharapkan
kerusakan

integritas

kulit

menurun bahkan hilang.


Kriteria Hasil
- Tanda-tanda vital dalam

batas normal
(TD: 110-140/90 mmHg)
(Nadi: 60-10 x/menit)
(RR: 16-20 x/menit)
(S: 36,5 0C 37,5 0C)
Kulit
tidak
tampak

INTERVENSI

RASIONAL

KEPERAWATAN
1. Observasi
tanda-tanda Untuk
vital
2. Inspeksi

setiap pergantian tugas regimen perawatan kulit.


jaga,

jelaskan

dan

dokumentasikan kondisi
kulit,

dan

perubahan.
3. Laksanakan
regimen

laporkan
program

Untuk mempertahankan atau


memodifikasi terapi saat ini.

penanganan

untuk kulit yang rusak


dan pantau kemajuannya.
Laporkan

respons

pipi sebelah kanan


Kulit pada daerah luka

terhadap

regimen

tidak tampak kemerahan


Pemeriksaan biopsi tidak
zat

keadaan

umum pasien.
pasien Untuk menentukan keefektifan

kulit

adanya luka/ulkus pada

ditemukan

mengetahui

penanganan.
4. Laksanakan
pendukung

Untuk

meningkatkan

tindakan kenyamanan dan kesejahteraan.


sesuai

Pengurangan nyeri diperlukan

karsinogenik

(+

sel

kanker)

indikasi:
untuk
mempertahankan
a. Bantu pasien dalam
kesehatan.
melakukan tindakan
Untuk meningkatkan rasa
higiene
dan
sejahtera pasien.
kenyamanan
b. Berikan obat nyeri
Untuk mendorong kepatuhan.
sesuai program dan
pantau
keefektifannya.
c. Pertahankan
lingkungan

yang

nyaman.
5. Berikan
pengarahan
kepada

pasien

dan

anggota

keluarga

atau

pasangan dalam program


perawatan kulit.
2.

Nyeri akut b.d agens Tujuan : Setelah dilakukan


cedera.

1. Kaji jenis dan tingkat Untuk menghindari intrepretasi

tindakan asuhan keperawatan

nyeri pasien. Tentukan subyektif.

selama 1x24 jam diharapkan

apakah nyerinya kronis

nyeri dapat menurun bahkan

atau akut. Selain itu, kaji

hilang.
Kriteria hasil :
- Klien
tidak

faktor

tampak

meringis dan gelisah


Klien
tidak
tampak

yang

dapat

mengurangi

atau

memperberat;
durasi,

lokasi,

intensitas

dan

memegangi area yang

karakteristik nyeri; dan

nyeri
Konjungtiva anemis
Akral teraba hangat
Skala nyeri 2 dari 1-10

tanda-tanda dan gejala

(berkurang)

psikologis.
2. Minta
pasien
menggunakan

Untuk

memfasilitasi

pengkajian yang akurat tentang


tingkat nyeri pasien.

untuk
sebuah Untuk menentukan keefektifan

skala 1 sampai 10 untuk obat.


menjelaskan
nyerinya.
3. Berikan

tingkat

obat

yang

dianjurkan

untuk

mengurangi

nyeri,

bergantung

pada

gambaran nyeri pasien.


Pantau
yang

adanya
tidak

reaksi

diinginkan

Tindakan

ini

meningkatkan

terhadap obat. Sekitar 30 kesehatan, kesejahteraan, dan


sampai 40 menit setlah peningkatan
pemberian obat, minta yang
pasien

untuk

tingkat

penting

energi,
untuk

menilai pengurangan nyeri.

kembali nyerinya dengan


skala 1 sampai 10.
4. Atur periode istirahat
tanpa terganggu.
3.

Resiko infeksi b.d supresi Tujuan : Setelah dilakukan


respons inflamasi.

tindakan asuhan keperawatan


selama 2x24 jam diharapkan
resiko

infeksi

bahkan hilang.
Kriteria hasil :
- Suhu normal

menurun

1. Minimalkan

risiko

infeksi pasien dengan :


Untuk mencegah
a. Mencuci
tangan
patogen.
sebelum dan setelah

penularan

memberikan
(36,5oC

-37,5 oC)
Hb normal (14-16 gr/dl)
Leukosit normal 4000-

10.000 mm3)
Trombosit

Sarung
tangan
dapat
perawatan.
b. Menggunakan sarung melindungi tangan pada saat
tangan

mempertahan asepsis atau


pada

normal
3

(150.000-450.000 mm )

untuk memegang luka yang dibalut


melakukan

berbagai

saat tindakan.

memberikan
perawatan langsung.

Suhu yang terus meningkat

Kulit

tidak

tampak

2. Pantau

suhu

minimal sebelum/setelah

adanya luka/ulkus pada

setiap 4 jam dan catat dapat merupakan tanda awitan


pada

pipi sebelah kanan


Kulit pada daerah luka

tidak tampak kemerahan


Daerah
luka
tidak
mengeluarkan darah dan

cairan bening.
Pemeriksaan biopsi tidak
ditemukan
karsinogenik

kertas

grafik. komplikasi.

Laporkan evaluasi segera


3. Pantau

hitung

debilitas

sel

amino

yang

kurang

pajanan tindakan asuhan keperawatan

informasi penyakit.

selama 1x24 jam diharapkan

berat.

Semua

sumsum

tulang

antibiotik dapat menekan pembentukan

sesuai indikasi.

b.d

atau

kekurangan vitamin dan asam

5. Pemberian

pengetahuan Tujuan : Setelah dilakukan

total
infeksi.

ekstrem

kerusakan

Defisiensi

SDP

sesuai program.
Penurunan SDP yang jelas
4. Laporkan
peningkatan
dapat
mengindikasikan
atau penurunannya.
penurunan produksi SDP akibat

zat
(+

Peningkatan

SDP, mengindikasikan

kanker)

4.

pembedahan

SDP.
Untuk meminimalkan resiko

infeksi.
1. Tumbuhkan sikap saling Untuk
percaya dan perhatian.

pembelajaran.

meningkatkan
Konsistensi

antara tindakan dan kata-kata

defisiensi pengetahuan dapat

yang dikombinasikan dengan

teratasi.
Kriteria hasil :
- Klien
tidak

pertumbuhan
tampak

bertanya-tanya

tentang

kondisinya
Klien
tidak

tampak

tentang

informasi penyakit yang


diberikan.

kemampuan

diri
untuk

berbagi kesadaran ini dengan


orang lain, dan penerimaan

gelisah
Klien dapat menjelaskan
kembali

pasien,

kesadaran

2. Negosiasi dengan pasien


tentang

usaha

mengembangkan

tujuan

terhadap pengalaman baru dari


dasar hubungan saling percaya.

Keterlibatan
pembelajaran.
3. Ajarkan
keterampilan perencanaan
yang

pasien

Biarkan

dalam

tujuan

yang

harus berarti mendukung kontinuitas.

masukkan ke dalam gaya


hidup

pasien

sehari-hari.

Untuk membantu mendapatkan


rasa percaya.

pasien

mendemonstrasikan
kembali

setiap

keterampilan yang baru.


4. Masukkan keterampilan
yang dipelajari pasien ke
dalam rutinitas sehari-

Tindakan ini memungkinkan


pasien
keterampilan

mempraktikkan
baru

dan

5.

Ansietas b.d stres serta Tujuan : Setelah dilakukan


krisis situasional.

hari selama hospitalisasi. menerima umpan balik.


1. Kaji pengetahuan pasien Untuk mendiskusikan alasan-

tindakan asuhan keperawatan

mengenai situasi yang alasan

selama 1x24 jam diharapkan

dialaminya

ansietas

dorongan kepada pasien.

dapat

menurun

bahkan hilang
Kriteria hasil :
- Klien
tidak
-

dan

munculnya

beri sehingga
pasien
perilaku

tampak

gelisah
Konjungtiva anemis

dapat

ansietas,
membantu

mengidentifikasi
kecemasan

dan

2. Berikan penjelasan yang menyadarkan penyebabnya.


Untuk menghindari terlalu
benar kepada pasien
banyaknya informasi.
tentang semua tindakan.
3. Libatkan pasien dan
Untuk
membangun
anggota keluarga dalam
kepercayaan diri pasien dan
mengambil
keputusan
menumbuhkan rasa percaya.
tentang perawatan.
4. Ajarkan kepada pasien Untuk
memperbaiki
tehnik

relaksasi

dilakukan

untuk keseimbangan

fisik

dan

sekurang- psikologis.

kurangnya setiap 4 jam


ketika terjaga.
XI.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


NO.

WAKTU

TINDAKAN

TTD

WAKTU

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)

(TANGGAL &
1.

JAM)
(20/04/2015)
08.00 WIB

KEPERAWATAN
Diagnosa 1
1. Mengobservasi

(TANGGAL &
Nurse

tanda-tanda

vital pasien
TD 140/90 mmHg
Nadi 98 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 37,8 oC
2. Menginspeksi kulit pasien
setiap pergantian tugas jaga,
menjelaskan

10.00 WIB

mendokumentasikan kondisi
kulit,

13.00 WIB

dan

dan

perubahan.
3. Melaksanakan

melaporkan
program

JAM)
(20/04/2015)
20.00 WIB

Diagnosa 1
S : Klien mengatakan adanya luka kulit pada
daerah pipi sebelah kanan seperti tahi lalat
yang berubah warnanya menjadi kemerahan
dan gatal. Klien mengatakan sejak umur 35
tahun sudah menjadi seorang nelayan dan
jarang menggunakan pelindung wajah saat
mencari ikan di tengah laut.
O:
TD 140/90 mmHg
Nadi 98 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 37,8 oC
Kulit tampak adanya luka/ulkus yang

regimen penanganan untuk


kulit
17.00 WIB

yang

memantau

rusak

dan

kemajuannya.

ketebalan luka 2,30 mm dan masuk ke

Melaporkan respons terhadap


regimen penanganan.
4. Melaksanakan
tindakan

terdapat pada pipi sebelah kanan


daerah luka tampak kemerahan
kira-kira berdiameter 5 cm dengan
dalam

stadium

III

(dermis

papiler/retikuler)
Pemeriksaan biopsi ditemukan adanya

20.00 WIB

pendukung sesuai indikasi.


a. Membantu pasien dalam
melakukan

2.

zat karsinogenik (+ sel kanker)


A : Kerusakan integritas kulit belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan No. 1-5

tindakan

higiene dan kenyamanan. Nurse


b. Memberikan obat nyeri
sesuai

program

dan

pantau keefektifannya.
5. Mempertahankan lingkungan

Diagnosa 2
S : Klien mengatakan nyeri pada bagian

yang nyaman.
(20/04/2015)
08.00 WIB

Diagnosa 2
1. Mengkaji jenis dan tingkat
nyeri

pasien.

(20/04/2015)
20.00 WIB

pipinya, klien mengatakan nyerinya seperti


berdenyut-denyut dengan durasi 3 menit.
P: Paparan radiasi sinar matahari/ sinar

Tentukan
-

apakah nyerinya kronis atau

akut. Selain itu, kaji faktor


11.00 WIB

yang dapat mengurangi atau


memperberat; lokasi, durasi,
intensitas dan karakteristik

12.00 WIB

O:
-

nyeri; dan tanda-tanda dan


gejala psikologis.
P: Paparan radiasi sinar

UV
Q: Nyeri seperti berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 6 (sedang) dari 1-10
T: Hilang timbul, durasi 3 menit

klien tampak meringis dan gelisah


klien tampak memegangi area yang
nyeri
konjungtiva anemis
akral teraba hangat
ascites (-)

13.00 WIB
-

16.00 WIB
-

matahari/ sinar UV
Q:
Nyeri
seperti
berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 6 (sedang) dari

terapi

diberikan

analgesik

dan

antibiotik
A : Nyeri akut belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan No. 2-4

1-10
T: Hilang timbul, durasi

3 menit
2. Meminta
pasien

untuk

menggunakan sebuah skala 1


sampai 10 untuk menjelaskan
3.

tingkat nyerinya.
3. Memberikan
obat

yang Nurse

dianjurkan untuk mengurangi


nyeri,

bergantung

gambaran

nyeri

pada
pasien.

Pantau adanya reaksi yang


tidak

diinginkan

terhadap

obat. Sekitar 30 sampai 40


menit setlah pemberian obat,
minta pasien untuk menilai

Diagnosa 3
S : Klien mengatakan adanya luka kulit pada
daerah pipi sebelah kanan, gejala bertambah
parah disertai nyeri, berdarah, membesar atau

kembali
(20/04/2015)
08.00 WIB

10.00 WIB

nyerinya

dengan

ulkus pada pipi kanan. Klien juga mengatakan

skala 1 sampai 10.


4. Mengatur periode istirahat

adanya luka yang tidak sembuh-sembuh.


O:
Suhu 37,8 oC
Leukosit 10.100 mm3
Hb 12 gr/dl
trombosit 170.000 mm3
tampak adanya luka/ulkus yang

tanpa terganggu.
5. Memberikan obat analgesik
Ketorolac 3x1 amp/hari
Diagnosa 3
1. Meminimalkan risiko infeksi Nurse

4.

pasien dengan :
a. Mencuci tangan sebelum
12.00 WIB

16.00 WIB

dan setelah memberikan


perawatan.
b. Menggunakan
tangan
mempertahan

16.30 WIB

sarung
untuk

(20/04/2015)

20.00 WIB
-

terdapat pada pipi sebelah kanan


daerah luka tampak kemerahan
luka tampak sesekali mengeluarkan
darah dan cairan bening
Pemeriksaan biopsi ditemukan adanya

zat karsinogenik (+ sel kanker)


A : Resiko infeksi belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutka No. 1-5

asepsis

pada saat memberikan


perawatan langsung.
2. Memantau suhu minimal

Diagnosa 4
S : Klien menganggap penyakitnya itu hanya
gatal biasa saja, namun gejala bertambah

setiap 4 jam dan catat pada

parah. Klien juga mengatakan adanya luka

kertas

yang tidak sembuh-sembuh.


O:
Klien tampak bertanya-tanya tentang

grafik.

evaluasi segera.

Melaporkan

5.

3. Memantau hitung SDP, sesuai


(20/04/2015)
08.00 WIB

program.

Nurse

kondisinya

Melaporkan

peningkatan

tidak

sembuh-

sembuh.
klien tampak gelisah
A : Defisiensi pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan.
-

atau

penurunannya.
4. Memberikan obat antibiotik
Ceftriaxone 1x2 gr/hari

yang

(20/04/2015)
20.00 WIB

11.00 WIB

Diagnosa 4
1. Menumbuhkan sikap saling
percaya dan perhatian.
2. Menegosiasi dengan pasien

12.00 WIB

tentang

usaha

Diagnosa 5
S : Klien mengatakan takut jika penyakitnya

mengembangkan

tujuan

tidak bisa disembuhkan, klien mengatakan

pembelajaran.
3. Mengajarkan
13.00 WIB

takut dengan prosedur pembedahan karena


keterampilan

klien belum pernah di operasi.


O:
klien tampak gelisah
konjungtiva anemis
A : Ansietas teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan No. 3 dan 4

yang pasien harus masukkan


ke dalam gaya hidup sehari-

16.00 WIB

hari.

Membiarkan

pasien

mendemonstrasikan kembali
setiap
(20/04/2015)

keterampilan

baru.
4. Memasukkan

yang
(20/04/2015)

keterampilan

08.00 WIB

yang dipelajari pasien ke


dalam

rutinitas

sehari-hari

selama hospitalisasi.
11.00 WIB

Diagnosa 5
1. Mengkaji pengetahuan pasien
mengenai

situasi

yang

dialaminya dan beri dorongan


12.00 WIB

kepada pasien.
2. Memberikan penjelasan yang
benar kepada pasien tentang

13.00 WIB

semua tindakan.
3. Melibatkan
pasien
anggota

16.00 WIB

keluarga

dan
dalam

mengambil keputusan tentang


perawatan.
4. Mengajarkan kepada pasien
tehnik
dilakukan

relaksasi

untuk
sekurang-

kurangnya setiap 4 jam ketika


terjaga.

20.00 WIB

1.

(21/04/2015)
08.00 WIB

1. Mengobservasi

tanda-tanda Nurse

vital pasien
TD 135/90 mmHg
Nadi 80 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 37,5 oC
2. Melihat kondisi kulit, dan
melaporkan perubahan.
3. Melakukan perawatan luka.

10.00 WIB

(21/04/2015)
20.00 WIB

Diagnosa 1
S : Klien mengatakan adanya luka kulit pada
daerah pipi sebelah kanan seperti tahi lalat
yang berubah warnanya menjadi kemerahan
dan gatal. Klien mengatakan sejak umur 35
tahun sudah menjadi seorang nelayan dan
jarang menggunakan pelindung wajah saat
mencari ikan di tengah laut.
O:
TD 135/90 mmHg
Nadi 80 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 37,5 oC
Kulit tampak adanya luka/ulkus yang
-

terdapat pada pipi sebelah kanan


daerah luka tampak kemerahan
kira-kira berdiameter 5 cm dengan
ketebalan luka 2,30 mm dan masuk ke
dalam

stadium

III

(dermis

papiler/retikuler)
Pemeriksaan biopsi ditemukan adanya

2.

Nurse
Diagnosa 2
1. Mengkaji jenis dan tingkat
nyeri

pasien.

Tentukan

apakah nyerinya kronis atau


(21/04/2015)
08.00 WIB

akut. Selain itu, kaji faktor


yang dapat mengurangi atau
memperberat; lokasi, durasi,

(21/04/2015)

zat karsinogenik (+ sel kanker)


A : Kerusakan integritas kulit belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan No. 1-5

20.00 WIB
Diagnosa 2
S : Klien mengatakan nyeri pada bagian
pipinya, klien mengatakan nyerinya seperti
berdenyut-denyut dengan durasi 3 menit.
P: Paparan radiasi sinar matahari/ sinar

intensitas dan karakteristik


11.00 WIB

nyeri; dan tanda-tanda dan

gejala psikologis.
P: Paparan radiasi sinar
12.00 WIB

13.00 WIB

16.00 WIB

matahari/ sinar UV
Q:
Nyeri
seperti
berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 5 (sedang) dari
1-10
T: Hilang timbul, durasi

2 menit
2. Memberikan

obat

yang

dianjurkan untuk mengurangi

UV
Q: Nyeri seperti berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 5 (sedang) dari 1-10
T: Hilang timbul, durasi 2 menit

O:
-

klien tampak meringis dan gelisah


klien tampak memegangi area yang
nyeri
konjungtiva anemis
akral teraba hangat
ascites (-)
terapi diberikan

analgesik

antibiotik
A : Nyeri akut belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan No. 1 dan 3

dan

nyeri,

bergantung

gambaran

nyeri

pada
pasien.

Pantau adanya reaksi yang


tidak

3.

diinginkan

terhadap

Nurse

obat. Sekitar 30 sampai 40


menit setlah pemberian obat,
minta pasien untuk menilai
kembali

nyerinya

dengan

skala 1 sampai 10.


3. Memberikan obat analgesik
Ketorolac 3x1 amp/hari
(21/04/2015)
08.00 WIB

Diagnosa 3
1. Memantau

(21/04/2015)
20.00 WIB

daerah pipi sebelah kanan, gejala bertambah


parah disertai nyeri, berdarah, membesar atau

suhu

minimal

ulkus pada pipi kanan. Klien juga mengatakan

setiap 4 jam dan catat pada


kertas

grafik.

adanya luka yang tidak sembuh-sembuh.


O:
Suhu 37,5 oC
Leukosit 10.100 mm3
Hb 12 gr/dl
trombosit 170.000 mm3
tampak adanya luka/ulkus yang

Melaporkan

evaluasi segera.
2. Memantau
hitung

SDP,

sesuai program. Melaporkan


5.

Diagnosa 3
S : Klien mengatakan adanya luka kulit pada

peningkatan
penurunannya.

atau

Nurse
-

terdapat pada pipi sebelah kanan


daerah luka tampak kemerahan

12.00 WIB

3. Memberikan antibiotik
Ceftriaxone 1x2 gr/hari

(21/04/2015)

luka tampak sesekali mengeluarkan


darah dan cairan bening
Pemeriksaan biopsi ditemukan adanya

zat karsinogenik (+ sel kanker)


A : Resiko infeksi belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutka No. 2-5

20.00 WIB
Diagnosa 5
S : Klien mengatakan takut jika penyakitnya
tidak bisa disembuhkan, klien mengatakan
Diagnosa 5
1. Mengajarkan kepada pasien
tehnik
dilakukan
(21/04/2015)
10.00 WIB

relaksasi

untuk
sekurang-

kurangnya setiap 4 jam ketika


terjaga.

takut dengan prosedur pembedahan karena


klien belum pernah di operasi.
O:
klien tampak gelisah
konjungtiva anemis
A : Ansietas teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan No. 4

BAB 4
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit malignat yang berasal dari sel-

sel basal epidermis dan appendiknya, berkembang lambat dan tidak/jarang


bermetastase, serta tidak mengakibatkan kematian.
Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam
perkembangan karsinoma sel basal.
Diagnosa karsinoma sel basal ditegakkan berdasarkan gambaran klinis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan dengan hasil
kosmetik yang baik.
Prognosis karsinoma sel basal umumnya baik apabila dapat ditegakkan
diagnosis dini dan pengobatan segera.
4.2

Saran
Sinar matahari merupakan predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit

maka perlu diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi
orang-orang yang sering melakukan aktifitasnya di luar rumah dengan cara
memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar matahari, penggunaan
tabir surya untuk kegiatan di luar rumah diperlukan tabir surya dengan SPM
yang lebih tinggi seperti lotion atau bedak yang mengandung Anti UVA, selain
itu juga dapat memakai kacamata hitam atau memakai pakaian yang panjang
yang bisa menghalangi sinar matahari supaya tidak langsung menembus kulit.

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif & Sri, Kumala. 2012. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN. Jakarta : Salemba Medika
Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 7.
Jakarta : EGC
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC
Yahya, Yulia F.,Krishnaputri, S. & dkk. 2010. Artikel Profil Karsinoma Sel Basal
Primer di RSUP M. Hoesin Palembang
Brown, Robin G. & Burns, Tony. 2005. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta :
Erlangga
Herdman, T Heather. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
Taylor, Cynthia M & Ralph, Sheila S. 2010. Diagnosis Keperawatan dengan
Rencana Asuhan Edisi 10. Jakarta : EGC
Putra, Budi Imam. 2008. KARSINOMA SEL BASAL DEPARTEMEN ILMU
KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN. Medan : Fakultas Kedokteran-USU
http://www.scribd.com/doc/97573027/BASALIOMA

Anda mungkin juga menyukai