PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel
kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan disekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel,
maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena.
Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB),
karsinoma sel skuamosa (KSS), dan melanoma maligna (MM) (Ajoemedi
Soemardi, 2006). Karsinoma sel basal merupakan suatu tumor kulit yang bersifat
ganas, berasal dari sel-sel basal epidermis. Tumor ini berkembang lambat dan
tidak/jarang bermetastase. Keganasan pada karsinoma ini ialah keganasan lokal
(lozalized malignant) yaitu invasi ke tumor ke jaringan di bawah kulit (sub
kulit), fasia, otot, dan tulang, umumnya tidak menyebabkan kematian (Putra,
2008).
Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit non melanoma
(KKNM) yang paling banyak ditemukan di dunia, dengan kisaran 75% dari
seluruh KKNM. Karsinoma sel basal terutama terdapat pada ras Kaukasian,
menyerang terutama pada lanjut usia (Lansia), dengan jumlah rasio laki-laki
lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1,1 sedangkan di Malaysia dan Singapura,
rasio laki-laki dibandingkan dengan perempuan hampir sama. Meskipun insidens
KSB di dunia setiap tahun selalu meningkat, namun di Asisa insidens KSB
masih rendah, seperti terlihat insidens di Jepang (0,131%), Korea (0,048%), dan
Taiwan (0,015%) Chen CC, dkk (2006). Diagnosis standar KSB menurut
klasifikasi WHO adalah berdasarkan gambaran histopatologis menurut growth
pattern yang disesuaikan dengan gambaran klinis, bertujuan untuk menentukan
jenis pengobatan dan prognosis. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
banyak perbedaan antara kedua gambaran tersebut (Yahya, Yulia F.,Krishnaputri,
S. & dkk, 2010).
Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari beberapa
penelitian menyatakan bahwa faktor prediposisi yang memegang peranan
penting perkembangan karsinoma sel basal. Faktor predisposisi yang diduga
1
sebagai penyebab yaitu : Faktor internal : umur, ras, genetik, dan jenis kelamin.
Faktor eksternal : radiasi ultraviolet (UVB 290-320 nm), radiasi ionisasi, bahanbahan karsinogenik, misalnya arsen, inorganik, zat-zat kimia, hidrokarbon
polisiklik, trauma mekanis kulit misalnya bekas vaksin, bekas luka bakar, iritasi
kronis, dll (Putra, 2008).
Oleh karena itu predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu
diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang
yang sering melakukan aktifitas di luar rumah dengan cara memakai sunscreens
(tabir surya) selama terpajan sinar matahari. Penggunaan tabir surya untuk
kegiatan di luar rumah diperlukan tabir surya dengan SPM yang lebih tinggi
(>15-30). Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara
lain akibat sinar UV pada beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan.
Pemakaian antioksidan dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau
mempertahankan fungsi dari serangan radikal bebas. Telah banyak bukti bahwa
terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan berbagai gejala
klinik atau penyakit yang cukup serius (Putra, 2008).
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa definisi kanker kulit tersebut ?
2. Bagaimana anatomi kulit secara umum tersebut ?
3. Apa saja klasifikasi kanker kulit tersebut ?
4. Apa definisi karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
5. Apa etiologi pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
6. Bagaimana patofisiologi pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
7. Apa saja manifestasi klinis pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
8. Bagaimana web of caution pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
9. Apa saja klasifikasi pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
10. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada karsinoma sel basal (basalioma)
tersebut ?
11. Apa komplikasi pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
12. Bagaimana penatalaksanaan pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut
?
13. Bagaimana pencegahan pada karsinoma sel basal (basalioma) tersebut ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem integumen
yaitu Kanker sel basal (Basalioma).
2
Manfaat Penulisan
Pembaca mendapatkan pemahaman tentang konsep dan asuhan keperawatan
penyakit basalioma.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kanker Kulit
2.1.1 Definisi
Kanker kulit adalah sel yamg telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. Kanker bisa
terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ. Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa
dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan didekatnya dan bisa menyebar
(metastasis) ke seluruh tubuh. (Ajoemadi soemardi, 2006)
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
generasi dan tumbuh secara normal. Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat
membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel kulit mati dan tumbuh
kembali (tiro, 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit, sehingga
mudah dikenali. Namun gejala awal yang timbul dirasakan tidak begitu
mengganggu, sehingg penderita terlambat melakukan pengobatan (mangan,
2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah
yamg sering terjadi serangannya biasanya permukaan permukaan yang ering
terkena paparan sinar matahari, seperti wajah, tangan dan tungkai bawah
(mangan, 2005).
2.1.2 Anatomi Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh bagian luar yang terdiri atas lapisan
epidermis dan subkutis, epidermis teridiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas
adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum
lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas
sel keratinosit dan melanosi). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian
yaitu pars papilare dan pers retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah
subkutis yang di bentuk jaringan oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdapat
ujung-ujung saraf tepi,pembuluh darah getah bening
4
langsung
kedalam
lapisan
dermis
didekatnya
pigmentosum
adalah
karena
ketidakmampuan
untuk
dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan
mematikan atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.
Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan
kulit pada manusia melalui efek imunologi dan efek karsinogenik. Transformasi
sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan
terjadinya perubahan pada DNA yaitu terbentuknya mutasi DNA yang berperan
pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet menyebabkan efek terhadap
proses karsinogenik pada kulit yaitu proliferasi melanosit menjadi berkurangnya
apoptosis yang menyebabkan terus-menerus melanosit rusak serta proliferasi
pada autoimunnya. Terjadilah metastase pada epidermis semakin menjalar
perlahan ke bagian dermis (subkulit). Timbul
kehitaman, jika lesi semakin lama menebal, dan menyebar terus-menerus harus
segera dilakukan pembedahan untuk mencegah terjadinya resiko berkelanjutan
(Putra, 2008).
2.2.4 Manifestasi Klinis
Sebagian besar berawal sebagai sebuah nodul yang menyebar keluar dengan
lambat, biasanya terjadi penekanan pada bagian tengah (menimbulkan gambaran
yang klasik, yaitu bagian tepi yang tergulung), biasanya warna kulit tampak
transparan (sering dilukiskan seperti keperakan), telangi-ekstasis pembuluhpembuluh darah pada permukaan tumor sangat khas, dan merupakan penyebab
keluhan yang sering muncul tentang mudahnya terjadi perdarahan akibat
benturan, metastasis sangat jarang, tetapi invasi lokal dapat sering destruktif, dan
KSB dapat menyebar melalui jalur tulang sampai ke tulang tengkorak (Brown &
Burns, 2005).
Yang harus di waspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah
bila pada tahi lalat tersebut di temukan tandaABCD, yaitu:
A=Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B=Border atau pinggirannya juga tiak rata.
C=Color atau warnanya bervariasi dari suatu area ke area lainnya. Bisa
kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya di wajah dan leher.
Meskipun jarang dapat pula di jumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit
kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu-abu mengkilat,
meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah. Papula
makin lamamakin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul
siklus atau tida ada ulkus (Siregar, 2005).
Tahi lalat
Genetik
Mutasi DNA
Proliferasi melanosit
Berkurangnya apoptosis
Deposisi melanin
Pembelahan terus-menerus
melanosit yang rusak
Penebalan kulit
Menstimulasi proliferasi
melanosit autoimun
Menembus dermis
Pigmentasi makula
Kerusakan
integritas kulit
Nyeri
Kemoterapi/r
adioterapi
Kerusakan
jaringan
kulit
Resiko kerusakan
jaringan kulit
Penebalan lesi
Metastasis pada
sel basal
Gangguan citra
tubuh
Kurang
pengetahuan
Ansietas
Resiko infeksi
10
11
Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan kering bertangkai pendek,
permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai di
punggung. Tipe ini sangat jarang ditenukan.
Menurut Putra (2008), Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan
tumor :
Stadium Clarke
I (Episermis)
II (Dermis Papiler)
III(Dermis Papiler/Retikuler)
IV (Dermis Retikuler)
V (Lemak Subkutan)
Tingkat I
Tingkat II
membahayakan.
: Invasi sel kanker sampai dengan lapisan papilaris dermis (dermis
bagian superfisial).
Tingkat III : Invasi sel kanker sampai dengan perbatasan antara lapisan
papilaris dan lapisan retikularis dermis. Sel kanker mengisi papila
dermis.
Tingkat IV : Invasi sel kanker sampai dengan lapisan retikularis dermis.
Tingkat V : Invasi sel kanker sampai dengan jaringan subkutan.
Menurut Putra (2008) pada teori Breslow, kriteria kedalaman (ketebalan)
tumor dibagi tiga golongan, yaitu :
Golongan I : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor kurang dari 0,76 mm.
Golongan II : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor antara 0,76 mm 1,5 mm.
Golongan III : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor lebih dari 1,5 mm.
Kedalaman (ketebalan) tumor menurut Breslow, diukur secara langsung
menggunakan mikrometer okuler (dinyatakan dalam NM) dan merupakan
metode yang obyektif untuk menentukan prognosis. Sedangkan tingkat invasi
Clark merupakan arah pengukuran ketebalan tumor secara tidak langsung.
2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Putra (2008), pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada
penderita basalioma adalah :
1. Anamnesis, keluhan utama adalah adanya benjolan atau borok di kulit
terutama di daerah terbuka seperti muka, lengan, dan kaki.
12
14
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Tn. U, usia 50 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama islam, suku bangsa
jawa, pendidikan SD, pekerjaan swasta sebagai nelayan, alamat Jalan XXXXX
Kota Surabaya, klien masuk RSAL Dr. Ramelan Surabaya diantar oleh anaknya
dengan keluhan adanya luka kulit pada daerah pipi sebelah kanan seperti tahi
lalat yang berubah warnanya menjadi kemerahan, gatal, sejak 2 tahun yang lalu
atau saat klien berumur 48 tahun, klien menganggap itu hanya gatal biasa saja,
namun gejala bertambah parah disertai nyeri, berdarah, membesar atau timbul
tukak atau ulkus pada pipi kanan klien pada 2 minggu belakangan ini. Klien
mengatakan demam sejak 3 hari yang lalu. Klien juga mengatakan adanya luka
yang tidak sembuh-sembuh dan klien juga mengatakan takut dengan kondisi
penyakitnya saat ini.
Klien mengatakan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan, klien
mengatakan takut dengan prosedur pembedahan karena klien belum pernah di
operasi. Klien mengatakan sejak umur 35 tahun sudah menjadi seorang nelayan
dan jarang menggunakan pelindung wajah saat mencari ikan di tengah laut.
Klien mengatakan nyeri pada bagian pipinya, klien mengatakan nyerinya seperti
berdenyut-denyut dengan durasi 3 menit.
Dari hasil pengkajian didapatkan data tidak ada penurunan BB yang berarti,
nafsu makan klien cukup baik, tampak adanya luka/ulkus yang terdapat pada
pipi sebelah kanan, daerah luka tampak kemerahan, luka tampak sesekali
mengeluarkan darah dan cairan bening, luka kira-kira berdiameter 5 cm dengan
ketebalan luka 2,30 mm dan masuk ke dalam stadium III (dermis
papiler/retikuler), jadi basalioma klien ini masuk ke dalam klasifikasi noduloulseratif, klien tampak bertanya-tanya tentang kondisinya, dari keterangan
keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti
yang di alami klien.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data TD 140/90 mmHg, Nadi 98
x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37,8oC, skala nyeri 6, klien tampak meringis dan
gelisah, klien tampak memegangi area yang nyeri, konjungtiva anemis, akral
teraba hangat, ascites (-). Terapi saat ini yang didapatkan adalah analgesik dan
antibiotik. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap : Hb 12 gr/dl, leukosit 10.100
15
16
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
STIKES HANG TUAH SURABAYA
Nama
mahasiswa : Rinda, Rischa, Rizki,
dan Rois
Tgl/jam pengkajian : 20/04/15-08.00
Diagnosa medis
: Basalioma
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Penanggung jawab
Hubungan dengan pasien
: Tn. U
: 50 tahun
: Laki-laki
: Islam
: Jawa
: SD
: Nelayan
: Jalan XXXXX Kota Surabaya
: Tn. S
: Anak
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengeluh adanya luka kulit pada daerah pipi sebelah kanan
seperti tahi lalat yang berubah warnanya menjadi kemerahan, gatal,
2.
suhu 37,8oC, skala nyeri 6, klien tampak meringis dan gelisah, klien
tampak memegangi area yang nyeri, konjungtiva anemis, akral teraba
hangat, ascites (-). Terapi saat ini yang didapatkan adalah analgesik dan
antibiotik. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap : Hb 12 gr/dl, leukosit
10.100 mm3, trombosit 170.000 mm3. Pemeriksaan biopsi ditemukan
3.
4.
laut.
Riwayat kesehatan keluarga
Berdasarkan keterangan dari klien, keluarga tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama seperti yang di alami klien.
18
5. Genogram
50
Keterangan :
Laki-laki
6.
Perempuan
Ada hubungan
Meninggal dirumah
Riwayat alergi
Klien
Klien mengatakan
tidak ada riwayat alergi terhadap makanan maupun
obat-obatan.
...........
Tinggal serumah
SMRS
0
MRS
3
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Skor :
0 = mandiri
1 = alat bantu
4 = tergantung/tidak mampu
Alat bantu :
() tidak
( ) kruk
( ) tongkat
( ) kursi roda
b. Kebersihan diri
Mandi
2 /hr
Gosok gigi
2 /hr
Keramas
2 /mgg
Potong kuku :
1 /mgg
c. Aktivitas sehari-hari
Klien seorang nelayan dan setiap hari mencari ikan di laut.
d. Rekreasi
Klien jarang berekreasi.
e. Olahraga : () tidak
( ) ya
Siang 13.00-15.00
Malam 22.00.-05.00
Jumlah jam tidur : 9 jam
Sejak sakit
Siang 13.00-14.00
Malam 23.00-04.00
Jumlah jam tidur : 6 jam
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
: 3x/hari
Jenis
: makanan segar
Porsi
: 1 porsi penuh
: Tidak menjalani
Berat badan : 55 kg
Sejak sakit
Frekuensi
: 3x/hari
Jenis
: makanan segar
Porsi
: 1 porsi penuh
: Tidak menjalani
Berat badan : 55 kg
b. Pola minum
Sebelum sakit
Frekuensi
: 6x/hari
Jenis
: air mineral
Jumlah
: 1500cc
Pantangan
Sejak sakit
Frekuensi
: 6x/hari
Jenis
: air mineral
Jumlah
: 1500cc
Pantangan
5. Pola eliminasi
a.
:1x/hari
: kekuningan
Bau
: khas
Sejak sakit
Frekuensi
: kekuningan
Bau
: khas
: 5-6 x/hari
Konsistensi : Cair
Warna
: Kuning bening
Bau
: khas
: 4x/hari
Konsistensi : Cair
Warna
: Kuning bening
Bau
: khas
() normal
( ) gagap
() Jawa
( ) lainnya
( ) tidak
Tingkat ansietas:
() sedang
( ) ringan
( ) panik
( ) tidak,
Vertigo
: () tidak
( ) ya
Nyeri
: ( ) tidak
() ya
)berat
8. Pola Koping
Klien mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit atau sekitarnya.
: Nelayan
Kualitas bekerja
: Baik
: Islam
Pelaksanaan ibadah
: rutin
Pantangan agama
: () tidak ( ) ya,
( ) ya
IV.
lokasi : axilla
b. Nadi: 98 /menit
irama: Reguler
pulsasi : kuat
lokasi : brachialis
: 155 cm
f. Berat badan
: SMRS 55 kg
irama : Reguler
MRS 55 kg
: () Reguler
( ) Irreguler
Jenis
: () Normal
Suara napas
: () Vesikuler ( ) Bronkovesikuler
( ) Wheezing ( ) Stidor
Sesak napas
( ) Ronkhi
Jika ada
( ) Irreguler
( ) Murmur
CRT
: () <2detik
( ) >2detik
Akral
: () HKM
( ) Dingin
( ) Gallop
( ) Lembab
( ) Basah
: (4) Eye
(5) Verbal
(6) Motorik
: Penciuman normal
: Klien mengatakan menggunakan kacamata + 2.50
N III
N IV
NV
N VI
N VII
N VIII
N IX
NX
mulut
N XI : Klien mampu menggerakkan leher dan kepala
N XII : Klien mampu menggerakkan leher dan kepala
Refleks Fisiologis : () Patella
() Bisep
() Kremaster
() Trisep
() Cahaya : +/+
( ) Brudzunky
( ) Kernig
: () Isokor
Sklera konjungtiva
( ) Lain-lain
( ) Anisokor
Gangguan penglihatan : ( ) Ya
() Tidak
Gangguan pendengaran : ( ) Ya
() Tidak
Gangguan penciuman : ( ) Ya
() Tidak
: () Bersih
( ) Kotor
: ( ) Kateter ( ) Pispot
() Tidak ada
( ) Nyeri tekan
() Normal
( ) Disuria
( ) Hematuria
( ) Inkontinensia ( ) Retensi
( ) Nokturia
: 3 kali/hari
Porsi
: () Habis
Minum
: 1500 cc/hari
( ) Menurun
( ) Tidak
: () Bersih
( ) Kotor
Mukosa
: () Lembab ( ) Kering
() Stomatitis
Abdomen
Perut
Peristaltik
: 15 kali/menit
() Tidak
: 1 kali/hari
() Teratur
( ) Tidak
() Tidak
() Tidak
55555
55555
55555
ROM
: Baik
Trauma/lesi
: Tidak ada
( ) Terbatas
Nyeri
: Tidak ada
8. Sistem Integumen
Turgor
: ( ) Baik
() Sedang
( ) Jelek
Edema
: ( ) Ada
( ) Tidak ada
Warna kulit
: ( ) Ikterus
( ) Sianotik
( ) Hiperpigmentasi
( ) Pucat
( ) Bersisik
() Kemerahan
( ) Normal () Gatal
Tetapi, luka tampak sesekali mengeluarkan darah dan cairan bening, luka
kira-kira berdiameter 5 cm dengan ketebalan luka 2,30 mm dan masuk ke
dalam stadium III (dermis papiler/retikuler)
Masalah Keperawatan : Kerusakan integritas kulit
Resiko infeksi
9. Sistem Penginderaan
Mata : Normal
Hidung: Normal
Telinga: Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Endokrin
Pembesaran tyroid
: ( ) Ya
() Tidak
Hiperglikemia
: ( ) Ya
() Tidak
Hipoglikemia
: ( ) Ya
() Tidak
Luka gangren
: ( ) Ada
() Tidak ada
Klien memiliki 3 orang anak dan tidak ada gangguan di sistem reproduksi
dan genetalia.
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 20/04/2015
No.
1.
Pemeriksaan
Laboratorium
- Biopsy
2.
VI.
Hasil (satuan)
Adanya
zat Tidak
ditemukan
zat
karsinogenik
karsinogenik
- Hb
12 gr/dl
- Leukosit
10.100 mm3
- Trombosit
170.000 mm3
Darah lengkap
TERAPI
No.
1.
Nama obat
Dosis
Infus Fluida 20
2.
RL
Ketorolax
tetes/menit.
3x1 amp
Rute
iv
iv
Indikasi
Efek samping
Pengganti nutrisi Kelebihan cairan
dalam tubuh
dalam tubuh
Analgesik (anti Menyebabkan
nyeri)
kemerahan,
hematoma
3.
Ceftriaxone
1x2 gr/hari
iv
Antibiotik
gatal,
berkeringat
Menyebabkan
dermatitis,
pruritus, urtikaria,
edema,
multiforme,
eritema
dan
reaksi anafilaktik
No.
DATA
1.
DS : Klien mengatakan adanya
luka kulit pada daerah pipi
ETIOLOGI
Paparan radiasi sinar
PROBLEM
Kerusakan
matahari/ sinar UV
integritas kulit
agens cedera
Nyeri akut
dan
gatal.
Klien
jarang
menggunakan
dengan
ketebalan
(dermis papiler/retikuler)
Pemeriksaan
biopsi
ditemukan
adanya
karsinogenik
2.
(+
zat
sel
kanker)
DS : Klien mengatakan nyeri
pada
bagian
mengatakan
pipinya,
nyerinya
klien
seperti
Q:
berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 6 (sedang) dari
Nyeri
seperti
1-10
T: Hilang timbul, durasi
3 menit
DO :
-
3.
supresi respons
inflamasai
sesekali
cairan bening
Pemeriksaan
biopsi
Resiko infeksi
ditemukan
adanya
karsinogenik
4.
kanker)
: Klien
DS
penyakitnya
biasa
saja,
(+
zat
sel
menganggap
itu hanya
gatal
namun
gejala
kurang pajanan
Defisiensi
informasi penyakit
pengetahuan
Ansietas
tidak
sembuh-
sembuh.
klien tampak gelisah
DS : Klien mengatakan takut
-
5.
jika
penyakitnya
tidak
bisa
situasional
dengan
prosedur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas kulit b.d paparan radiasi sinar matahari.
Nyeri akut b.d agens cedera.
Resiko infeksi b.d supresi respons inflamasi.
Defisiensi pengetahuan b.d kurang pajanan informasi penyakit.
Ansietas b.d stres serta krisis situasional.
X.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
HASIL
Kerusakan integritas kulit Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
b.d paparan radiasi sinar
asuhan keperawatan selama
matahari
2x24
jam
diharapkan
kerusakan
integritas
kulit
batas normal
(TD: 110-140/90 mmHg)
(Nadi: 60-10 x/menit)
(RR: 16-20 x/menit)
(S: 36,5 0C 37,5 0C)
Kulit
tidak
tampak
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Observasi
tanda-tanda Untuk
vital
2. Inspeksi
jelaskan
dan
dokumentasikan kondisi
kulit,
dan
perubahan.
3. Laksanakan
regimen
laporkan
program
penanganan
respons
terhadap
regimen
keadaan
umum pasien.
pasien Untuk menentukan keefektifan
kulit
ditemukan
mengetahui
penanganan.
4. Laksanakan
pendukung
Untuk
meningkatkan
karsinogenik
(+
sel
kanker)
indikasi:
untuk
mempertahankan
a. Bantu pasien dalam
kesehatan.
melakukan tindakan
Untuk meningkatkan rasa
higiene
dan
sejahtera pasien.
kenyamanan
b. Berikan obat nyeri
Untuk mendorong kepatuhan.
sesuai program dan
pantau
keefektifannya.
c. Pertahankan
lingkungan
yang
nyaman.
5. Berikan
pengarahan
kepada
pasien
dan
anggota
keluarga
atau
hilang.
Kriteria hasil :
- Klien
tidak
faktor
tampak
yang
dapat
mengurangi
atau
memperberat;
durasi,
lokasi,
intensitas
dan
nyeri
Konjungtiva anemis
Akral teraba hangat
Skala nyeri 2 dari 1-10
(berkurang)
psikologis.
2. Minta
pasien
menggunakan
Untuk
memfasilitasi
untuk
sebuah Untuk menentukan keefektifan
tingkat
obat
yang
dianjurkan
untuk
mengurangi
nyeri,
bergantung
pada
adanya
tidak
reaksi
diinginkan
Tindakan
ini
meningkatkan
untuk
tingkat
penting
energi,
untuk
infeksi
bahkan hilang.
Kriteria hasil :
- Suhu normal
menurun
1. Minimalkan
risiko
penularan
memberikan
(36,5oC
-37,5 oC)
Hb normal (14-16 gr/dl)
Leukosit normal 4000-
10.000 mm3)
Trombosit
Sarung
tangan
dapat
perawatan.
b. Menggunakan sarung melindungi tangan pada saat
tangan
normal
3
(150.000-450.000 mm )
berbagai
saat tindakan.
memberikan
perawatan langsung.
Kulit
tidak
tampak
2. Pantau
suhu
minimal sebelum/setelah
cairan bening.
Pemeriksaan biopsi tidak
ditemukan
karsinogenik
kertas
grafik. komplikasi.
hitung
debilitas
sel
amino
yang
kurang
informasi penyakit.
berat.
Semua
sumsum
tulang
sesuai indikasi.
b.d
atau
5. Pemberian
total
infeksi.
ekstrem
kerusakan
Defisiensi
SDP
sesuai program.
Penurunan SDP yang jelas
4. Laporkan
peningkatan
dapat
mengindikasikan
atau penurunannya.
penurunan produksi SDP akibat
zat
(+
Peningkatan
SDP, mengindikasikan
kanker)
4.
pembedahan
SDP.
Untuk meminimalkan resiko
infeksi.
1. Tumbuhkan sikap saling Untuk
percaya dan perhatian.
pembelajaran.
meningkatkan
Konsistensi
teratasi.
Kriteria hasil :
- Klien
tidak
pertumbuhan
tampak
bertanya-tanya
tentang
kondisinya
Klien
tidak
tampak
tentang
kemampuan
diri
untuk
gelisah
Klien dapat menjelaskan
kembali
pasien,
kesadaran
usaha
mengembangkan
tujuan
Keterlibatan
pembelajaran.
3. Ajarkan
keterampilan perencanaan
yang
pasien
Biarkan
dalam
tujuan
yang
pasien
sehari-hari.
pasien
mendemonstrasikan
kembali
setiap
mempraktikkan
baru
dan
5.
dialaminya
ansietas
dapat
menurun
bahkan hilang
Kriteria hasil :
- Klien
tidak
-
dan
munculnya
beri sehingga
pasien
perilaku
tampak
gelisah
Konjungtiva anemis
dapat
ansietas,
membantu
mengidentifikasi
kecemasan
dan
relaksasi
dilakukan
untuk keseimbangan
fisik
dan
sekurang- psikologis.
WAKTU
TINDAKAN
TTD
WAKTU
(TANGGAL &
1.
JAM)
(20/04/2015)
08.00 WIB
KEPERAWATAN
Diagnosa 1
1. Mengobservasi
(TANGGAL &
Nurse
tanda-tanda
vital pasien
TD 140/90 mmHg
Nadi 98 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 37,8 oC
2. Menginspeksi kulit pasien
setiap pergantian tugas jaga,
menjelaskan
10.00 WIB
mendokumentasikan kondisi
kulit,
13.00 WIB
dan
dan
perubahan.
3. Melaksanakan
melaporkan
program
JAM)
(20/04/2015)
20.00 WIB
Diagnosa 1
S : Klien mengatakan adanya luka kulit pada
daerah pipi sebelah kanan seperti tahi lalat
yang berubah warnanya menjadi kemerahan
dan gatal. Klien mengatakan sejak umur 35
tahun sudah menjadi seorang nelayan dan
jarang menggunakan pelindung wajah saat
mencari ikan di tengah laut.
O:
TD 140/90 mmHg
Nadi 98 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 37,8 oC
Kulit tampak adanya luka/ulkus yang
yang
memantau
rusak
dan
kemajuannya.
stadium
III
(dermis
papiler/retikuler)
Pemeriksaan biopsi ditemukan adanya
20.00 WIB
2.
tindakan
program
dan
pantau keefektifannya.
5. Mempertahankan lingkungan
Diagnosa 2
S : Klien mengatakan nyeri pada bagian
yang nyaman.
(20/04/2015)
08.00 WIB
Diagnosa 2
1. Mengkaji jenis dan tingkat
nyeri
pasien.
(20/04/2015)
20.00 WIB
Tentukan
-
12.00 WIB
O:
-
UV
Q: Nyeri seperti berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 6 (sedang) dari 1-10
T: Hilang timbul, durasi 3 menit
13.00 WIB
-
16.00 WIB
-
matahari/ sinar UV
Q:
Nyeri
seperti
berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 6 (sedang) dari
terapi
diberikan
analgesik
dan
antibiotik
A : Nyeri akut belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan No. 2-4
1-10
T: Hilang timbul, durasi
3 menit
2. Meminta
pasien
untuk
tingkat nyerinya.
3. Memberikan
obat
yang Nurse
bergantung
gambaran
nyeri
pada
pasien.
diinginkan
terhadap
Diagnosa 3
S : Klien mengatakan adanya luka kulit pada
daerah pipi sebelah kanan, gejala bertambah
parah disertai nyeri, berdarah, membesar atau
kembali
(20/04/2015)
08.00 WIB
10.00 WIB
nyerinya
dengan
tanpa terganggu.
5. Memberikan obat analgesik
Ketorolac 3x1 amp/hari
Diagnosa 3
1. Meminimalkan risiko infeksi Nurse
4.
pasien dengan :
a. Mencuci tangan sebelum
12.00 WIB
16.00 WIB
16.30 WIB
sarung
untuk
(20/04/2015)
20.00 WIB
-
asepsis
Diagnosa 4
S : Klien menganggap penyakitnya itu hanya
gatal biasa saja, namun gejala bertambah
kertas
grafik.
evaluasi segera.
Melaporkan
5.
program.
Nurse
kondisinya
Melaporkan
peningkatan
tidak
sembuh-
sembuh.
klien tampak gelisah
A : Defisiensi pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan.
-
atau
penurunannya.
4. Memberikan obat antibiotik
Ceftriaxone 1x2 gr/hari
yang
(20/04/2015)
20.00 WIB
11.00 WIB
Diagnosa 4
1. Menumbuhkan sikap saling
percaya dan perhatian.
2. Menegosiasi dengan pasien
12.00 WIB
tentang
usaha
Diagnosa 5
S : Klien mengatakan takut jika penyakitnya
mengembangkan
tujuan
pembelajaran.
3. Mengajarkan
13.00 WIB
16.00 WIB
hari.
Membiarkan
pasien
mendemonstrasikan kembali
setiap
(20/04/2015)
keterampilan
baru.
4. Memasukkan
yang
(20/04/2015)
keterampilan
08.00 WIB
rutinitas
sehari-hari
selama hospitalisasi.
11.00 WIB
Diagnosa 5
1. Mengkaji pengetahuan pasien
mengenai
situasi
yang
kepada pasien.
2. Memberikan penjelasan yang
benar kepada pasien tentang
13.00 WIB
semua tindakan.
3. Melibatkan
pasien
anggota
16.00 WIB
keluarga
dan
dalam
relaksasi
untuk
sekurang-
20.00 WIB
1.
(21/04/2015)
08.00 WIB
1. Mengobservasi
tanda-tanda Nurse
vital pasien
TD 135/90 mmHg
Nadi 80 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 37,5 oC
2. Melihat kondisi kulit, dan
melaporkan perubahan.
3. Melakukan perawatan luka.
10.00 WIB
(21/04/2015)
20.00 WIB
Diagnosa 1
S : Klien mengatakan adanya luka kulit pada
daerah pipi sebelah kanan seperti tahi lalat
yang berubah warnanya menjadi kemerahan
dan gatal. Klien mengatakan sejak umur 35
tahun sudah menjadi seorang nelayan dan
jarang menggunakan pelindung wajah saat
mencari ikan di tengah laut.
O:
TD 135/90 mmHg
Nadi 80 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 37,5 oC
Kulit tampak adanya luka/ulkus yang
-
stadium
III
(dermis
papiler/retikuler)
Pemeriksaan biopsi ditemukan adanya
2.
Nurse
Diagnosa 2
1. Mengkaji jenis dan tingkat
nyeri
pasien.
Tentukan
(21/04/2015)
20.00 WIB
Diagnosa 2
S : Klien mengatakan nyeri pada bagian
pipinya, klien mengatakan nyerinya seperti
berdenyut-denyut dengan durasi 3 menit.
P: Paparan radiasi sinar matahari/ sinar
gejala psikologis.
P: Paparan radiasi sinar
12.00 WIB
13.00 WIB
16.00 WIB
matahari/ sinar UV
Q:
Nyeri
seperti
berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 5 (sedang) dari
1-10
T: Hilang timbul, durasi
2 menit
2. Memberikan
obat
yang
UV
Q: Nyeri seperti berdenyut-denyut
R: Di pipi sebelah kanan
S: Skala 5 (sedang) dari 1-10
T: Hilang timbul, durasi 2 menit
O:
-
analgesik
antibiotik
A : Nyeri akut belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan No. 1 dan 3
dan
nyeri,
bergantung
gambaran
nyeri
pada
pasien.
3.
diinginkan
terhadap
Nurse
nyerinya
dengan
Diagnosa 3
1. Memantau
(21/04/2015)
20.00 WIB
suhu
minimal
grafik.
Melaporkan
evaluasi segera.
2. Memantau
hitung
SDP,
Diagnosa 3
S : Klien mengatakan adanya luka kulit pada
peningkatan
penurunannya.
atau
Nurse
-
12.00 WIB
3. Memberikan antibiotik
Ceftriaxone 1x2 gr/hari
(21/04/2015)
20.00 WIB
Diagnosa 5
S : Klien mengatakan takut jika penyakitnya
tidak bisa disembuhkan, klien mengatakan
Diagnosa 5
1. Mengajarkan kepada pasien
tehnik
dilakukan
(21/04/2015)
10.00 WIB
relaksasi
untuk
sekurang-
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit malignat yang berasal dari sel-
Saran
Sinar matahari merupakan predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit
maka perlu diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi
orang-orang yang sering melakukan aktifitasnya di luar rumah dengan cara
memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar matahari, penggunaan
tabir surya untuk kegiatan di luar rumah diperlukan tabir surya dengan SPM
yang lebih tinggi seperti lotion atau bedak yang mengandung Anti UVA, selain
itu juga dapat memakai kacamata hitam atau memakai pakaian yang panjang
yang bisa menghalangi sinar matahari supaya tidak langsung menembus kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif & Sri, Kumala. 2012. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN. Jakarta : Salemba Medika
Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 7.
Jakarta : EGC
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC
Yahya, Yulia F.,Krishnaputri, S. & dkk. 2010. Artikel Profil Karsinoma Sel Basal
Primer di RSUP M. Hoesin Palembang
Brown, Robin G. & Burns, Tony. 2005. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta :
Erlangga
Herdman, T Heather. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
Taylor, Cynthia M & Ralph, Sheila S. 2010. Diagnosis Keperawatan dengan
Rencana Asuhan Edisi 10. Jakarta : EGC
Putra, Budi Imam. 2008. KARSINOMA SEL BASAL DEPARTEMEN ILMU
KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN. Medan : Fakultas Kedokteran-USU
http://www.scribd.com/doc/97573027/BASALIOMA