Anda di halaman 1dari 8

Akne vulgaris

● disebut juga common acne adalah penyakit radang


menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di
jumpai pada wajah, dada dan punggung. Kelenjar yang
meradang dapat membentuk papul kecil berwarna merah
muda, yang kadang kala mengelilingi komedo sehingga
tampak hitam pada bagian tengahnya, atau membentuk
pustul atau kista; penyebab tak diketahui, tetapi telah
dikemukakan banyak faktor, termasuk stress, faktor
herediter, hormon, obat dan bakteri, khususnya
Propionibacterium acnes, Staphylococcus albus, dan
Malassezia furfur, berperan dalam etiologi (Dorland,
2002).
Klasifikasi

Menurut plewig dan kligman (1975) dalam Djuanda (2003)


akne diklasifikasikan atas tiga bagian yaitu:
(1) Akne vulgaris dan varietasnya yaitu akne tropikalis,
akne fulminan, pioderma fasiale, akne mekanika dan
lainnya.
(2) Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan
varietasnya yaitu akne kosmetika, akne pomade, akne
klor, akne akibat kerja, dan akne diterjen.
(3) Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya
yaitu solar comedones dan akne radiasi.
Faktor – Faktor Yang Mempengarui

● Faktor genetik
● Faktor ras
● Faktor hormonal
● Diet
● Iklim
● Lingkungan
● Stress
Gejala

Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe


dasar lesi : komedo terbuka dan tertutup,
papula, pustula dan lesi nodulokistik.
Akne dapat disertai rasa gatal, namun
umumnya keluhan penderita adalah keluhan
estetika.
Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne
berupa papul miliar yang di tengahnya mengandung
sumbatan sebum, bila berawarna hitam mengandung
unsure melanin disebut komedo hitam atau komedo
terbuka (black comedo, open comedo). Sedang bila
berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga
tidak mengandung unsure melanin disebut komedo
putih atau komedo tertutup (white comedo, close
comedo) (wasitaatmadja, 2007)
Gradasi

● Ringan, bila beberapa lesi tak beradang pada satu


predileksi, sedikit lesi tak beradang pada beberapa
tempat predileksi, sedikit lesi beradang pada satu
predileksi.
● Sedang, bila banyak lesi tak beradang pada satu
predileksi, beberapa lesi tak beradang lebih dari satu
predileksi, beberapa lesi beradang pada satu
predileksi, sedikit lesi beradang pada lebih dari satu
predileksi.
● Berat, bila banyak lesi tak beradang pada lebih dari
satu predileksi, banyak lebih beradang pada satu atau
lebih predileksi.
Pengobatan

I. TOPIKAL
RETINOID TOPIKAL
 Tretinoin (as.Retinoat) gel,krim,solusia : 0,01 % - 0,1 %
 Isotretinoin gel
 Adapalen gel,krim,solusio : 0,1%
 Tazaroten gel, krim : 0, 05 % - 0,1 %
KERATOLITIK
 Sulfur 3 – 10 %
 as.Salisilikum
 Resorsinol
 Eritromisin gel ,solusio 1 %
 Klindamisin gel , solusio 1%
Pengobatan
II. SISTEMIK
1. ANTIBIOTIK : paling lama 3 – 4 bulan
 Tetrasiklin 3 X 250mg/hr – 2 X 500mg/hr

 Doksisiklin 2 X 50 – 100mg/hr
 Lymecycline 1 X 150 – 300 mg/hr
 Minosiklin 2 X 50 – 100 mg/hr
 Klindamisin 2 - 3 X 150 - 300mg/hr
 Eritromisin 2 – 3 X 500mg/hr
 Linkomisin 2 -3 X 250mg –500mg/hr
2. HORMON
 Siproteron asetat 2 mg dikombinasikan dgn etinil estradiol 35mg
3. ISOTRETINOIN
 0,5 – 2 MG/KG BB /hari sampai mencapai total cumulative dose 120 –

Anda mungkin juga menyukai