Anda di halaman 1dari 36

AKNE VULGARIS

SKDI 2012
 Acne vulgaris ringan 4A
Acne vulgaris sedang berat 3A
Hidraadenitis supurativa 4A
Dermatitis perioral 4A
Miliaria 4A
AKNE VULGARIS:

Peradangan menahun pada unit folikel pilosebasea, ditandai 


komedo, papul, pustul, nodul & kista dengan sisa sekuele berupa
hiperpigmentasi dan parut

 Terutama terdapat di daerah muka, leher, dada, bahu dan


punggung.

 Hampir semua orang pernah berjerawat

 Jerawat merupakan penyakit multifaktorial, karena banyak


faktor yang mempengaruhi timbulnya jerawat.
Faktor yang berperan dalam timbulnya jerawat

Faktor genetic
 45% anak sekolah dengan AV didapatkan salah satu
atau kedua orang tua nya menderita AV
Faktor ras
 pria kulit putih lebih berat
Faktor musim
 panas dari paparan sinar matahari memperberat AV,
keringat menyumbat muara folikel
Faktor makanan
 makanan tertentu akan memperberat AV, diet khusus dan pola makan
tertentu ternyata kurang memberi efek
Faktor kosmetik
 bahan kimia merangsang pembentukan zat tanduk, pelembab dan
pomade memperberat AV
Faktor psikis / stres emosi
 emosi memegang peranan, stress memacu AV, wanita lebih peka.
Faktor endokrin / hormonal
 60-70% AV timbul 2-7 hari pra menstruasi, pil KB
Etiopatogenesis
a. Peningkatan produksi sebum

Kelenjar sebasea merupakan tempat pembentukan


hormon androgen aktif. Androgen mempengaruhi
produksi sebum dan berperan pada perubahan sel sebosit
dan sel keratinosit yang menyebabkan terbentuknya
mikrokomedo yang akan berkembang menjadi komedo
dan lesi inflamasi pada akne.
b. Hiperkornifikasi duktus pilosebasea

Pada akne terjadi hiperproliferasi sel keratinosit, dan sel tidak dilepaskan
secara tunggal sebagaimana keadaan normal.

Sel stratum korneum infrainfundibulum menjadi lebih banyak


mengandung lipid, desmosom, tonofilamen, dan lebih sedikit butir-butir
lamelar, sehingga stratum korneum lebih tebal dan lebih melekat
c. Kolonisasi mikroflora kulit terutama P. acnes
Propionibacterium acnes merupakan mikroorganisme utama yang
ditemukan di daerah infundibulum. P. acnes bertambah banyak
dengan meningkatnya jumlah trigliserida dalam sebum yang
merupakan nutrisi P. Acnes.

d. Proses inflamasi

Proses inflamasi yang diperantarai sistem imun dapat melibatkan


limfosit CD4 dan makrofag, yang menstimulasi vaskularisasi
pilosebaseus dan memicu hiperkeratinisasi folikular
Gambaran klinis
Riwayat
 Onset akne terjadi pada masa pubertas.
 Hiperandrogen harus dipertimbangkan pada pasien
wanita dengan akne berat, onset tiba-tiba, atau
berhubungan dengan hirsutisme, atau masa periode
menstruasi yang tidak teratur.
 Pasien harus ditanya tentang frekuensi dan karakter
periode menstruasinya dan apakah akne nya
bertambah dengan perubahan siklus menstruasinya.
 Riwayat pengobatan yang lengkap juga penting,
disebabkan beberapa obat dapat menyebabkan
onset yang tiba-tiba, erupsi akneiformis
monomorphorous.
 Obat yang dapat menginduksi akne: anabolik
steroid, kortikosteroid, kortikotropin, fenitoin,
lithium, isoniazid, vitamin B kompleks, unsur
halogen,dan beberapa medikasi kemoterapi
tertentu.
Lesi kulit
 Lokasi utama adalah wajah, punggung, dada, bahu.
 Pada badan lesi cenderung berada ditengah.
 Lesi dapat berupa lesi inflamasi dan non inflamasi.
 Lesi non inflamasi  komedo
Komedo terbuka (blackhead)  datar atau sedikit meninggi dengan
bagian tengah folikel bewarna kehitaman berisi keratin dan lemak.
Komedo tertutup (white head)  sukar untuk dilihat. Warna pucat,
sedikit meninggi, papul kecil dan tidak terdapat orifisium yang dapat
terlihat.

 Meregangkan kulit dapat membantu mendeteksi lesi.


A.Komedo tertutup B. Komedo terbuka C. Papul inflamasi D. Nodul
 Lesi inflamasi bervariasi dari papul kecil dengan
pinggir yang merah hingga pustul luas, lunak, nodul
fluktuasi.
 Beberapa nodul besar awalnya disebut kista dan
istilah nodulocystic dipakai untuk mendiskripsikan
kasus akne inflamasi berat.
 Kista yang sebenarnya jarang ditemukan pada akne,
dan istilah ini seharusnya ditinggalkan dan istilah
nodular acne digunakan.
Klasifikasi Akne ( Kligman-Plewig 1975)
1. Akne Vulgaris : yang terjadi pada masa remaja akibat berbagai
faktor pencetus
2. Akne Venenata : yang terjadi akibat kontaktan eksternal kimiawi :
misalnya akne kosmetik, akne deterjen
3. Akne Fisik : yang terjadi akibat agen fisik sinar matahari, sinar X.

Pembagian Gradasi Akne menurut Lehmann :


Tipe Ringan Sedang Berat
Komedonal < 20 20-100 >100
Papul / pustul <15 15-50 >50
Nodul/kista 0 <5 >5
Total lesi <30 30-125 >125
Diagnosis akne vulgaris:
◦ Anamnesis, umumnya tidak gatal atau sedikit gatal
◦ Klinis
◦ Pemeriksaan ekstraksi komedo (pemeriksaan rutin)
 yaitu: pengeluaran sebum dengan komedo ekstraktor
(sendok Unna), sebum yang menyumbat folikel tampak
massa lebih lunak seperti nasi yang ujungnya kadang
berwarna hitam.
Pencegahan
 Berusaha hidup tenang
 Kurangi makanan yg manis
 Tidur teratur 8 jam sehari
 Hindari suhu yang tinggi, kelembaban udara yg lebih besar serta
sinar UV yang berlebihan
 Hindari stres psikis dan emosi
 Hindari penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon
 Jagalah kebersihan kulit dengan membasuhnya dengan air dan
sabun setelah bepergian dan menjelang tidur malam
Penatalaksaan
 Tujuan pengobatan jerawat yang terpenting adalah
mencegah timbulnya jaringan parut.

 Pengobatan jerawat dibagi atas pengobatan


sistemik dan pengobatan topikal
Penatalaksaan
Akne Ringan :
 Obat topikal umumnya ditujukan lesi dominan
noniflamatorik : komedonal dan popular
 Komedonal terapi lini utama : asam retinoat 0,05%-0,1%,
keratolitik topikal
 Keadaan adanya lesi pustular terapi lini pertama ditambah
dengan Benzoil peroksida (BPO) 2,5% - 5%
 Terapi lini kedua : asam azelaik 20% topikal
 Terapi lini ketiga : asam retinoat + BPO atau antibiotik
topikal
 Ajuvan : KIE, skin care, skin peeling, , lotio
kumerfeldi, antioksidan oral , light/laser.
 Maintenance : KIE, skin care, asam retinoat 0,01-
0,025 %
Penatalaksaan
Akne sedang :
 Terapi topikal dan sistemik oral
 Lini pertama topikal : asam retinoat, BPO, dan Antibiotik topikal
 Terapi sistemik lini pertama adalah AB oral  doksisiklin
Akne berat :
 Obat topikal dan sistemik oral
 Obat sistemik lini pertama adalah AB (doksisiklin, azitromisin,
kuinolon) dosis tinggi ditambah dengan KS oral
 Obat sistemik lini kedua adalah isotretinoin oral pada pria dewasa dan
hormonal pada pasien perempuan
Scar Post Acne
Terdapat 4 tipe umum
jaringan parut dari lesi
acne:
1.Ice pick
2. Rolling
3. Boxcar
4. Hyperthropic
Hyperpigmentation Post Acne (HPA)
Grade Intensity No of lesion Psycological effect

1 Trace 1-10 Mild

2 Moderate 11-20 Moderate

3 Marked >20 Severe

Jarak pandangan yang diusulkan adalah 50cm


Rekomendasi Indonesian Acne Expert Meeting ( IAEM) 2012
untuk Terapi HPA
 tidak ada standar terapi yang di pilih

Pilihan :
1. Bleacing
2. Chemical peels
3. Kamuflase
4. IPL/laser
5. psycotherapy
Akne vulgaris tipe komedonal derajat ringan
Effloresensi :
Komedo terbuka :5
Komedo tertutup : 10
Papul eritem : 5 Jumlah lesi 20
Nodul eritem :-
Pustule :-
Makula hiperpigmetasi :+
Tipe kulit : berminyak
Akne vulgaris tipe komedonal derajat sedang
Akne vulgaris tipe papulopustul derajat sedang
Akne vulgaris tipe papulopustul derajat berat
Akne vugaris tipe komedonal derajat ringan dengan skar
atrofi

Anda mungkin juga menyukai