Anda di halaman 1dari 38

SKDI

KELAINAN PIGMENTASI, GG. KERATINISASI, RX. OBAT


K E L A I N A N P I G M E N TA S I

VITILIGO MELASMA ALBINO (ALBINISME


OKULOKUTANEA)
Definisi: Definisi: Definisi:
Hipomelanosis idiopatik didapat Hipermelanosis didapat yang Hipopigmentasi pada kulit, rambut, dan mata.
ditandai dengan adanya macula putih umumnya simetris berupa macula Ada 4 kelainan autosomal resesif yang
yang dapat meluas. Dapat mengenai yang tidak merata berwarna mencakup kelainan ini Kelainan yang
seluruh bagian tubuh yang coklat muda sampai coklat tua, diturunkan secara sex-linked resesif disebut
mengandung sel melanosit, misalnya mengenai area yang terpajan albinisme ocular yang hanya mengenai mata
rambut dan mata. sinar ultraviolet dengan tempat
predileksi pipi, dahi, daerah atas Insidens:
Etiologi: bibir, hidung, dan dagu. Terdapat pada semua ras dengan prevalensi
- Penyebab belum diketahui berbeda
- Faktor pencetus: trauma fisik Etiologi:
- Belum diketahui Gambaran Klinis:
Gejala Klinis: - Faktor kausatif: sinar UV, - Pengurangan pigmen yang nyata pada
- Makula berwarna putih dalam mm hormone, obat, genetic, ras, kulit, rambut, mata
sampai cm kosmetika, dan idiopatik - Fotofobia
- Bentuk bulat atau lonjong dengan - Ekspresi muka khas karena silau
batas tegas, tanpa perubahan Klasifikasi: - Timbul kerusakan karena sinar matahari :
epidermis lain Berdasarkan gambaran klinis: keratosis aktinika, karsinoma sel
- Dapat terlihat macula hipomelanotik - Bentuk sentrofasial meliputi skuamosa, melanoma
- Lesi bilateral simetris atau asimetris dahi, hidung, pipi, bawah
hidung, dagu (63%) Tatalaksana:
Predileksi: - Bentuk malar meliputi hidung Tidak ada pengobatan yang diberikan kecuali
- Bagian ekstensor tulang terutama di dan pipi bagian lateral (21%) preparat pelindung terhadap sinar.
atas jari, periorifisial sekitar mata, - Bentuk mandibular meliputi
mulut, hidung, tibialis anterior dan daerah mandibular (16%)
bagian tangan bagian fleksor
K E L A I N A N P I G M E N TA S I

VITILIGO MELASMA ALBINO


Klasifikasi: Klasifikasi:
Terdapat 2 bentuk vitiligo Berdasarkan pemeriksaan dengan sinar
wood:
1. Lokalisata - Tipe epidermal, melesma tampak
a. Fokal lebih jelas
b. Segmental - Tipe dermal, tak tampak warna
c. Mukosal kontras
- Tipe campuran, tampak beberapa
2. Generalisata lokasi yg lebih jelas
a. Akrofasial - Tipe sukar dinilai
b. Vulgaris
c. Campuran Berdasarkan pemeriksaan
histopatologis:
DD: - Melasma tipe epidermal
- Piebaldisme - Melasma tipe dermal
- Sind. Wardenburg
- Lesi tunggal bedakan dengan tinea Gejala Klinis:
vesikolor, pitriasis alba - Lesi macula berwarna coklat muda
atau tua
Tatalaksana: - Batas tegas, tepi tidak teratur,
Sistemik: Trimetilpsoralen atau metoksi- sering pada pipi, hidung yang
psoralen disebut pola malar.
Dosis psoralen 0.6 mg/kgbb sebelum
penyinaran selama 6 bulan sampai 1 Tatalaksana:
tahun 1. Pengobatan topical
a. Hidrokinon
b. Asam retinoat
K E L A IN A N P I G M E N TA S I

VITILIGO MELASMA ALBINO


Tatalaksana: Tatalaksana:
Topikal: psoralen dioleskan 5 menit 1. Pengobatan topical
sebelum penyinaran a. Hidrokinon
b. Asam retinoat
MBEH (monobenzylether of c. Asam azeleat
hydroquinone) 20% dapat dipakai untuk
pengobatan vitiligo yang luas lebih dari 2. Pengobatan sistemik
50% permukaan kulit d. Asam askorbat
e. Glutation
Tindakan pembedahan, tandur kulit
3. Tindakan khusus
Repigmentasi dnegan cara tato dengan f. Pengelupasan kimiawi
bahan ferum oksida dalam gliserol atau g. Bedah laser
alcohol
KELAIN AN PIGMENTASI
HIPERPIGMENTASI PASCA INFLAMASI
Definisi:
kelainan pigmen yang terjadi akibat akumulasi pigmen setelah terjadinya proses peradangan akut
atau kronik

Etiologi:
- Infeksi
- Terapi dermatologi: topical agents, drug eruptions
- Trauma
- Kelainan kulit: vesikobulosa, papul skuamosa

Klasifikasi:
- Hipermelanosis epidermal (hipermelanosis cokelat) terjadi akibat peningkatan melanin di
epidermis
- Hipermelanosis dermal (hipermelanosis biru, ceruloderma) terjadi akibat penimbunan melanin
di dermis

Penatalaksanaan:
Prinsip dasar pengobatan  hiperpigmentasi post inflamasiyaitu:
- Mengelola atau mengendalikan kondisi kulit yang mendasari peradangan
- Hentikan semua iritasi potensial seperti parfum, kosmetik,  astringen, witch hazel, dan alcohol
- Sunscreen dan sun protection untuk semua pasien, diutamakan  yang mengandung
zink  atau sunblockberbasis titanium untuk menghindari iritasi.
KELAINAN PIGMENTASI
K E L A I N A N P I G M E N TA S I
KELAI NAN PIGMENTASI
K E L A I N A N P I G M E N TA S I

HIPOPIGMENTASI PASCA INFLAMASI


Definisi:
Depigmentasi pada kulit akibat dari proses peradangan
 
Etiologi:
- Penyakit Kulit Inflamasi: DKA, dermatitis atopic
- Luka bakar
- Infeksi: impetigo, chicken pox
- Terkait prosedur: cryoteraphy, laser

Penatalaksanaan:
- Pengobatan melibatkan identifikasi dan mengobati penyebab yang mendasarinya.
Selama peradangan masih berlanjut, repigmentation tidak mungkin terjadi. Setelah
penyebab yang mendasari secara efektif diobati, hipopigmentasi yang biasanya
membaik seiring waktu
- steroid topikal potensi sedang  dalam kombinasi dengan preparat  berbasis tar
- dua kali sehari 1 % pimecrolimus krim selama 16 minggu
- Aplikasi topikal dari 0,1 % 8 - methoxypsoralen , 0,5-1 % tar batubara atau anthralin
diikuti oleh paparan sinar matahari dapat membantu dalam memulihkan pigmen
K E L A I N A N P I G M E N TA S I
G A N G G U A N K E R AT I N I S A S I

ICTHYOSIS VULGARIS
Definisi:
merupakan kelainan kulit yang umum diturunkan
melalui keluarga yang ditandai dengan kulit
kering, menebal, kasar, kulit sisik ikan.
Setidaknya ada20 varietas Iktiosis, termasuk
bentuk herediter dan acquired

Etiologi:
- Iktiosis vulgaris merupakan penyakit autosomal
biasanya muncul pada awal masa anak-anak
yaitu pada umur antara 3-12 bulan
- Penurunan produksi asam amino dan beberapa
metabolisme ion dapat menurunkan kadar air
dalam stratum korneum sehingga dapat
menyebabkan kulit kering
- Bahan kimia
ICTHYOSIS VULGARIS GANGGUAN KERATI NIS ASI

Gejala Klinis:
- Scaly skin (bersisik)
- Penebalan kulit
- Kulit kering dan berat
- Gatal ringan pada kulit

Predileksi:
Kulit kering, bersisik biasanya paling berat pada kaki, tetapi mungkin juga terdapat pada
lengan, tangan, dan bagian tengah tubuh. Orang dengan kondisi ini mungkin juga
memiliki banyak garis-garis halus di atas telapak tangan

DD:
- Ichthyosis Fetalis
- Ichthyosis Lamellar  
G A N G G UA N K E R AT I N I S A S I

ICTHYOSIS VULGARIS
Tatalaksana:
- Pendekatan utama pada  pengobatan dari dua kondisi baik mencakup hidrasi kulit dan
penerapan sebuah salep untuk mencegah penguapan
- Topical retinoid sangat membantu bagi beberapa pasien
- Alpha-hydroxy acids (misalnya, laktat, glikolat, atau asam piruvat) yang efektif
untuk Hydrating kulit
- Penghapusan sisik pada kulit dapat dibantu oleh keratolitik (misalnya, asam salisilat)
R EA K S I OB AT
FIXED DRUG ERUPTION
Definisi:
Erupsi alergi obat yang bila berulang akan timbul ditempat yang sama

Etiologi:
Banyak obat yang dilaporkan dapat menyebabkan FDE. Paling sering dilaporkan adalah phenolphthalein,
barbiturate, sulfonamide, tetrasiklin, antipiretik pyrazolone dan obat anti inflamasi non steroid

Gambaran Klinis:
- Dapat timbul dalam waktu 30 menit sampai 8 jam setelah konsumsi obat secara oral
- Lesi berupa macula oval atau bulat, warna merah atau keunguan, batas tegas, seiring dengan waktu lesi
berubah menjadi bula, mengalami deskuamasi atau menjadi krusta
- Ukuran lesi lenticular sampai plakat
- Jumlah lesi biasanya sedikit
- Timbulnya kembali lesi ditempat yang sama >> “fixed”
- Gejala local: gatal, rasa terbakar
- Jika sembuh akan menimbulkan bercak hiperpigmentasi post inflamasi yang menetap dalam waktu yang lama
R EA K S I O B AT

DD:
- Mastositosis
- Herpes labialis atau herpes genitalis
- Dermatitis kontak alergi

Tatalaksana:
- Hentikan penggunaan obat yang diduga sebagai penyebab
- Pengobatan sistemik: untuk mengobati gatal berikan anti histamine
- Pengobatan topical: Bergabtung pada kelainan kulit apakah kering
atau basah
R EA K S I OB AT
R EA K S I O B AT

EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION


Definisi:
Exanthematous Drug Eruption merupakan erupsi makulapapular atau morbiliformis disebut juga erupsi eksantematosa
yang dapat diinduksi oleh obat. Erupsi ini merupakan salah satu gejala klinis dari erupsi obat alergi yang mana merupakan
suatu reaksi hipersensitivitas terhadap obat dengan manifestasi pada kulit yang dapat disertai maupun tidak keterlibatan
dengan mukosa

Etiologi:
- Obat-obatan yang tinggi probabilitas berlakunya reaksi eksantematosa: Penicilin dan antibiotik yang berkaitan,
karbamazepin, allopurinol, gold salts (10-20%)
- Obat-obatan yang sedang probabilitas berlakunya reaksi eksantematosa: Sulfonamid (bakteriostatik, antidiabetik,
direutik), Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), Hidantoin derivative, Isoniazid, Kloramfenikol, Eritromisin,
Streptomisin
- Obat-obatan yang rendah probabilitas berlakunya reaksi eksantematosa: Barbiturat, Benzodiazepam, Fenotiazin,
Tetrasiklin

Faktor Risiko:
- Jenis kelamin
- Sistem imun
- Usia
RE A K S I O B AT
R EA K S I OB AT

EXANTHEMATOUS
DRUG ERUPTION
Klasifikasi:
Menurut Coombs dan
Gell
R EA K S I OB AT

EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION


Gambaran Klinis:
- Dijumpai adanya eritema dengan papul kecil
- Di jumpai di hampir di seluruh badan, dengan ukuran beberapa millimeters sampai 1 cm
merah terang
- Lesi menyembuh memiliki warna kecokelatan. Kemudian lesi akan menjadi konfluen
membentuk makula besar, erupsi retikuler, lembaran seperti eritem (sheet-like erithema),
eritroderma, juga eritem multiform
- Keluhan timbul paling lambat 2 bulan setelah dimulai pengobatan
- Lesi cenderung timbul pertama kali di daerah pangkal paha, ketiak, kemudian menyebar ke
seluruh badan dan simetris
- Pada anak-anak, mungkin terbatas pada wajah dan ekstremitas.  
R E A K S I OB AT

DD: 2.    Pengobatan simtomatik:


- Measles - Pengobatan dilaksanakan sesuai tipe reaksi
yang mendasarinya.
- Rubella
- Pada eksantema erupsi obat penghentian
- DKA pengobatan obat tersangka umumnya cukup
memberikan hasil yang baik. Pemberian
kortikosteroid dengan dosis yang digunakan
Tatalaksana: adalah prednison 1-1,5 mg/kgBB/hari.
- Antihistamin sedatif Pemberian kortikosteroid sistemik harus
seperti diphenhydramine dan hydroxyzine dapat secara perlahan diturunkan, meskipun
membantu mengurang gejala pruritus didapatkan gambaran klinis yang membaik
dengan cepat. Hal tersebut dikarenakan
- Pengobatannya dibagi dalam pengobatan kausal dan besarnya kemungkinan terjadinya flare
simtomatik. up kembali pada sindrom hipersensitivitas
1. Pengobatan kausal: obat. Antihistamin dan kortikosteroid topikal
dapat pula diberikan untuk mengurangi
Dilaksanankan dengan menghindari obat tersangka keluhan yang ada.
(apabila obat tersangka sudah dapat dipastikan).
Dianjurkan pula untuk menghindari obat yang
mempunyai struktur kimia dengan obat tersangka (satu
golongan)
R EA K S I O B AT
1. CARA PENGGUNAAN PSORALEN
- Psoralen topikal ditambah ultraviolet A (PUVA). Pilihan ini, yang juga disebut photochemotherapy,
efektif jika kurang dari 20%
- Dioleskan tipis psoralen topikal sekitar 5 menit sebelum paparan cahaya. Psoralen membuat kulit
lebih sensitif terhadap sinar ultraviolet. Kulit kemudian terkena UVA cahaya. Sebagai cara
menyembuhkan kulit, warna kulit lebih normal muncul
- Psoralen oral: 0,6 mg/kgBB dikonsumsi 2 jam sebelum penyinaran selama 6 bulan sampai 1 tahun
KLASIFIKASI STEROID TOPICAL
KLASIFIKASI STEROID
Jumlah obat
2. KLASIFIKASI STEROID SISTEMIK

CORTICOSTEROID Equivalent Glucocorticoid MC potency Plasma half Biologic half


dose(mg) potency time(min.) life(hr.)

Short-acting

Cortisone 25 0,8 2+ 30-90 8-12

Cortisol 20 1 2+ 60-120 8-12

Intermediate-
acting

Prednisone 5 4 1+ 60 24-36

Prednisolone 5 4 1+ 115-212 24-36

Methylprednisolone 4 5 0 180 24-36

Triamcinolone 4 5 0 78-188 24-36

Long-acting

Dexamethasone 0,75 20-30 0 100-300 36-54

Betamethasone 0,6-0,75 20-30 0 100-300 36-54


3. PERBEDAAN VITILIGO DAN ALBINO
- Vitiligo merupakan suatu kelainan - Albino adalah kondisi dimana seluruh
pigmentasi, dimana melanosit (sel- sel kulit dan rambut bewarna putih, dan
penghasil pigmen warna kulit) pada area mata yang bewarna merah. Terjadi
tertentu mengalami kerusakan dan karena tidak adanya pigmen pembentuk
hilang. Sehingga kulit kehilangan melanin warna kulit di dalam tubuh. Umumnya
yang berakibat warna kulit menjadi tidak albino disebabkan Karena factor
merata dengan munculnya bercak- keturunan
bercak putih - Hipopigmentasi muncul ketika masih bayi
- Hipopigmentasi pada vitiligo dapat dan menyebar secara merata hamper di
muncul sewaktu bayi namun seluruh tubuh
penyebarannya hanya dibagian tubuh
tertentu saja dan tidak menyebar. Namun
biasanya vitiligo dijumpai pada usia 10-
30 tahun
- Vitiligo dapat disembuhkan
4. DIAGNOSIS BANDING VITILIGO
Piebaldism (Partial
Albinism)
- Bercak kulit yang tidak
mengandung pigmen yang
ditemukan sejak lahir dan
menetap seumur hidup
- Gejala klinis: bercak kulit yang
tidak mengandung pigmen di
dahi, median atau para
median disertai rambut yang
putih. Pulau dengan pigmen
normal di dalam daerah yang
hipomelanosis
4. DIAGNOSIS BANDING VITILIGO
Pitriasis Alba
- Bentuk dermatitis yang tidak
spesifik dan belum diketahui
penyebabnya
- Ditandai adanya bercak kemerahan
dan skuama halus yang akan
menghilang serta meninggalkan
area yang depigmentasi
- Lesi bentuk bulat, oval, atau plakat
yang tidak teratur
- Warna merah muda atau sesuai
warna kulit dengan skuama halus
- Dapat dijumpai pada ekstremitas
dan badan. Dapat simetris pada
bokong, paha atas, punggung, dan
ekstensor lengan
DIAGNOSIS BANDING VITILIGO

Sind. Wardenburg
- Kondisi genetik yang ditandai oleh
gangguan pendengaran, rambut
beruban tiba-tiba dan warna biru khas
di salah satu atau kedua mata, dan
sudut mata melebar disertai dengan
perubahan warna kulit
5. SIFAT MELASMA

Pengobatan melisma memerlukan waktu yang cukup lama,


kontrol yang teratur serta kerja sama yang baik antara pasien
dan dokter yang menanganinya. Pengobatan dan perawatan
kulit harus dilakukan secara teratur dan sempurna karena
melisma bersifat kronik residif (menahun dan gampang
kambuh)
DIAGNOSIS BANDING GANGGUAN KERATINISASI

Ichthyosis fetalis
Iktiosis x-linked
Iktiosis lamellar Iktiosis fetalis
- Hanya terdapat pada laki- laki
karena kekurangan enzim sulfatase - Ditemukan sesaat setelah - Kelainan sangat berat
lahir, atau beberapa saat yang telah mengenai kulit
- Anak yang lahir dengan proses
sesar dengan level estrogen
kemudian selagi di dalam
kehamilan yang rendah - Autosomal resesif kandungan
- Lesi polygonal yang luas dan gelap - Penebalan disertai dengan - Tidak dijumpai adanya
biasanya pada badan dan
warna kulit lebih gelap telinga pada bayi
ekstremitas ekstensor, pada leher
dapat ditemukan dan disebut dirty (grayish-brown), batas
neck tegas, berbentuk segiempat
7. CARA KERJA ASAM SALISILAT
Keratolitik (3-20%)
- Berbagai penelitian menyimpulkan terdapat tiga faktor yang berperan penting pada mekanisme
keratolitik asam salisilat, yaitu menurunkan ikatan korneosit, melarutkan semen interselular, dan
melonggarkan serta mendisintegrasi korneosit
- Asam salisilat bekerja sebagai pelarut organik dan menghilangkan ikatan kovalen lipid interselular
yang berikatan dengan cornified envelope di sekitar keratinosit. Mekanisme kerja zat ini adalah
pemecahan struktur desmosom yang menyebabkan disintegrasi ikatan antar sel korneosit.
- Efeknya adalah mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratin yang terganggu
- Pengelupasan secara mekanik dapat meningkatkan efektivitas kerja asam salisilat topikal. Pasien
dapat diedukasi untuk mengusap kulit dengan spon halus atau handuk basah saat mandi

Keratoplasti
- Pada konsentrasi 0,5-2%, asam salisilat memiliki stabilisasi stratum korneum yang menyebabkan
efek keratoplastik. Mekanisme belum diketahui secara pasti, namun hal tersebut diduga
merupakan fenomena adaptasi homeopatik, yaitu asam salisilat menyebabkan rangsangan
keratolitik lemah yang menyebabkan peningkatan keratinisasi
- Menunjang pembentukan keratin baru

Anda mungkin juga menyukai