Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

PENATALAKSANAAN
HIPERPIGMENTASI/MELASMA KONVENSIONAL
DAN PERANAN TEKNOLOGI LASER SERTA ASAM
TRANEKSAMAT
Disusun oleh: Ruth Zechariah (406148145)

Pembimbing: dr. Emil R. Fadly, Sp.KK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin


RSUD Cibinong
Periode 9 Januari 11 Februari 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Jakarta
PENDAHULUAN
Melasma kelainan kulit dalam bentuk hipermelanosis yang bersifat kronik &
erat kaitannya dengan hormon.
Melasma Bahasa Yunani hitam
Mekanisme timbulnya Melasma
Peningkatan melanisasi melanosom
Pembentukan melanosom yang lebih besar
Peningkatan pemindahan melanosom dari melanosit ke keratinosit
Peningkatan ketahanan melanosom dalam keratinosit
Melasma salah satu tanda penuaan
DEFINISI
Melasma makula hiperpigmentasi dengan batas yang tegas
Tiga pola klinis yaitu:
(1) centrofacial, yang berarti terletak di daerah tengah wajah seperti dahi dan pipi;
(2) malar, yang berarti terletak di daerah sekitar lipatan-lipatan malar seperti lipatan
nasolabial dan leher
(3) mandibular, yang berarti terletak di daerah sekitar mandibula. Ketiga pola ini merupakan
predileksi utama pada melasma.
EPIDEMIOLOGI
Ditemukan pada semua ras, tetapi terbanyak didapat pada orang dengan tipe kulit
IV, V, VI
Pada umumnya ditemukan lebih banyak pada wanita, penduduk yang tinggal
didaerah tropis
Negara-negara yang dekat dengan khatulistiwa, pajanan sinar matahari akan
menambah insidens melasma di antara individu berkulit gelap
Klasifikasi Tipe Kulit
Dua tipe melanin:
1) Eumelanin yang lebih gelap, berwarna hitam kecoklatan
dan tidak larut; sedangkan
2) Feomelanin lebih terang, berwarna kuning kemerahan dan
dapat larut.
Migrasi Melanosit dari Letak Melanosit di Lapisan Basal
Neural Crest Epidermis
Pembentukan
Tirosinase

Biosintesis Melanin.
Berawal dari Tirosin dengan enzim Tirosinase
berubah menjadi DOPA, dan dengan enzim yang
sama berubah menjadi DOPAquinone. Kemudian
dibentuklah DHI dan DHICA yang menjadi
eumelanin. Selain itu, DOPAquinon juga dapat
membentuk feomelanin.
Etiologi

Sinar Keadaan
KB Obat Faktor
Ultraviolet Hormonal Kehamilan Idiopatik trauma/str Faktor Ras
Hormonal Sistemik Genetik
(UV) ess
Manifestasi Klinis
1. Pola sentrofasial : meliputi daerah
pipi bagian medial, dahi, hidung,
pelipis, diatas bibir dan dagu. Makula coklat muda sampai coklat
tua, hitam
2. Pola malar : meliputi pipi bagian
lateral dan hidung. Berbatas tegas dengan tepi tidak
teratur
3. Pola mandibular : meliputi
Terutama di pipi, dahi, hidung,
mendibula dan sekitarnya.
lengkungan alis mata, atas bibir,
dagu dan kadang-kadang di leher,
serta lengan atas
Biasanya simetrik
Diagnosis
Anamnesis

Riwayat konsumsi obat hormonal (kontrasepsi)


atau sdg dlm HRT
Riwayat dalam keluarga
Pekerjaan (paparan sinar UV)

Pemeriksaan Fisik

Makula hiperpigmentasi, berbatas tegas, tepi


ireguler
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan Lampu Wood
Deposit melanin
terutama pada
lapisan basal &
Tipe Epidermal suprabasal, kadang
di seluruh

Pemeriksaan str.spinosum &


Deposit melanin
str.korneum
terjadi dlm
Penunjang Histopatologi Tipe Dermal
melanofag, di
sekitar PD
dermis bagian
atas & tengah
Deposit melanin
Tipe Campuran di Epidermis dan
Dermis

Lesi : coklat
terang LW :
Tipe Epidermal
gelap, berbatas
tegas

Lesi : biru
Tipe Dermal keabuan LW :
kurang jelas
Lampu Wood
Lesi : coklat
gelap LW :
Tipe Campuran
ada bagian
tegas & tidak

Lesi : jelas LW
Tipe tidak jelas
: tidak jelas
Diagnosis Banding
Riehls Melanosis

Horis Nevus

Post-Inflammatory Hyperpigmentation

Erythema Dyschromicum

Minocycline Pigmentation

Ephelid/Freckles

Lentigo Senilis
Penatalaksanaan
Aspek Pencegahan

Aspek Pengobatan
Topikal
Hidroquinon
Asam Retinoat
Asam Azelat
Asam Kojic
Asam Traneksamat (kombinasi dengan Hidroquinon)
Sistemik
Asam Askorbat (Vit.C)
Tindakan Khusus
Chemical Peels
Bedah Laser
Mikrodermabrasi
Asam Traneksamat
Asam traneksamat mengurangi hiperpigmentasi karena
mempunyai struktur hidroksil (COOH) yang serupa dgn tirosin
& dpt dgn mudah menghambat aktivitas tirosinase &
mengganggu metabolismenya sehingga mengurangi sintesis
melanin

Dosis yang dianjurkan 0.5 1 g, diberikan 2-3 kali sehari


secara IV lambat (sekurang-kurangnya dalam waktu 5 menit)
Cara pemberian lain PO : 1 1.5 g, 2 3 kali sehari

Farmakodinamik : antifibrinolytic dgn memblokir lysine


binding sites pada molekul plasminogen
Farmakokinetik : Konsentrasi plasma maksimum tercapat dlm
waktu 3 jam dari dosis oral, tidak dipengaruhi makanan,
Pemberian IV ekskresi ke urin setelah 24 jam
ES : sakit kepala, penurunan nafsu makan, mual, diare
Laser
Prognosis
Pengobatan melasma memiliki respon yang cukup lama
Setelah hasilnya baik dari pengobatan, pigmentasi dpt muncul kembali apabila
terkena papasan sinar matahari atau faktor hormonal
Kontrol yang teratur & kerjasama yang baik antara penderita dan dokter yang
menangani nya akan mengurangi nilai kekambuhan

Anda mungkin juga menyukai