II
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
: An. AL
Umur
: 11 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
Nama ayah
: Tn. M
Umur
: 39 tahun
Pekerjaan
: Tukang las
Pendidikan
:-
Nama ibu
: Ny. W
Umur
: 35 tahun
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
No CM
: 288691
Ruang
: ICU
Masuk RS
: 20 April 2014
DATA DASAR
1
Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada tanggal 4 Desember 2015 pukul
16:00 WIB di ICU RSUD Kota Semarang dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan utama
: Demam
Pasien datang ke IGD RSUD Kota Semarang dengan keluhan demam, sakit perut
dan timbul bintik-bintik merah si tangan.
Sebelum Masuk Rumah Sakit :
Sejak 4 hari yang lalu, pasien mengalami demam terus-menerus sepanjang hari,
demam tinggi, tidak menggigil, tidak kejang, tidak ada riwayat bepergian ke
daerah endemis malaria. BAK dan BAB normal dan tidak ada keluhan. Pasien
merasa mual dan sempat muntah 1 kali, berisi makanan dan air, kira-kira
gelas aqua, dan tidak ada darah. Pasien mengeluh lemas dan badannya terasa
pegal-pegal terutama di bagian punggung. Tidak terdapat batuk, tidak pilek,
tidak sesak nafas. Pasien mengeluh gampang merasa capek dan nafas ngosngosan jika berjalan agak jauh ataupun setelah aktivitas agak berat. Keluhan
tersebut sudah dialami pasien sejak kecil.
Sejak 3 hari yang lalu, keluhan yang sama tetap dirasakan. Demam tetap tinggi,
mual dan muntah 1 kali sebanyak gelas aqua berisi makanan dan air, pasien
merasa lemas dan pegal-pegal di punggung. Pasien dibawa ke Puskesmas dan
mendapat obat parasetamol. Panas sempat turun sebentar lalu naik lagi seperti
awal
Sejak 2 hari yang lalu, keluhan yang sama tetap seperti hari sebelumnya.
Demam tetap tinggi, mual dan muntah 1 kali gelas aqua berisi makanan dan
air, pasien tetap merasa lemas dan pegal-pegal di punggung. Obat parasetamol
tetap diminum tetapi tidak memberikan perbaikan
Sejak 1 hari yang lalu, demam tetap tinggi, mual dan muntah 2 kali gelas aqua
berisi makanan dan air setiap muntah, pasien tetap merasa lemas dan pegalpegal di punggung. Pasien mengeluh sakit perut. Malam harinya pasien dibawa
ke IGD RSUD Kota Semarang
Pemeriksaan fisik yang didapat:
Keadaan umum: compos mentis, tampak sakit sedang
GCS:15 (E4V6M5)
Tanda vital:
TD:104/66
HR: 108 x/m
RR: 22x/m
T: 38,9C
N: i/t cukup
Status internis:
Thorax: c/p: S1S2 regular, rw -/Abdomen: supel
Ekstremitas: hangat, sianosis
Ibu pasien menyatakan saat pasien umur 2 bulan dokter menyatakan bahwa pasien
mengalami penyakit jantung bawaan
Hari pertama perawatan, pagi hari pasien sudah tidak demam lagi, keadaan
umum pasien baik, pegal-pegal juga sudah mulai berkurang.. BAK dan BAB
masih dalam batas normal. Tidak ditemukan gusi berdarah, mimisan, dan
darah saat BAB dan BAK. Tidak ada mual-muntah maupun nyeri perut.
HR: 108x/m RR: 22x/m
T: 36.7C
N: i/t cukup TD: 95/70
Pada malam hari, keadaan umum pasien tampak lemah, pasien demam
kembali. Hasil lab menyatakan pasien trombositopenia, hipokalemi dan
Hari ketiga perawatan, pasien masih demam. BAK dan BAB masih dalam
batas normal. Tidak ditemukan gusi berdarah, mimisan, dan darah saat BAB
dan BAK. Tidak ada mual-muntah maupun nyeri perut. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan sianosis pada ujung jari/ jari tabuh.
HR: 88x/m
RR: 29x/m
T: 39C
N: i/t cukup
TD: 98/72
Spo2: 88%
Mata
Thorax
: CPA (-/-)
: Cor: BJ I-II normal, Bunyi jantung tambahan (+)
Pulmo: SN: vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen
: datar, supel, BU , hipertimpani
Ekstremitas : akral hangat, clubbing finger
Hasil lab menunjukkan bahwa nilai trombosit menurun jadi 47000, hematokrit
meningkat, hipernatremi, hipokalium, dan hipokalsemi sehingga menjadi
indikasi untuk memindahkan pasien ke ruang ICU
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien sering mengalami batuk tetapi tidak lama, dan juga pilek
Penyakit
Diare
ISPA
Otitis
TBC
Ginjal
Campak
Jantung
Darah
Pernah / Tidak
Pernah
Pernah
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Pernah
Disangkal
Penyakit
Varicella
Kejang
Typhoid
Cacingan
Alergi
DBD
Kecelakaan
Operasi
Pernah / Tidak
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
1 tahun
1-2 tahun : Dilakukan perbaikan gizi yang rutin dilakukan di Posyandu maupun
Puskesmas
2-3 tahun : Status gizi pasien sudah kembali normal
3-5 tahun : Status gizi pasien normal
Perkembangan :
Senyum
: 2 bulan
Berjalan
: 12 bulan
Miring
: 3 bulan
Bicara
: 12 bulan
Tengkurap
: 4 bulan
Gigi keluar
: 6 bulan
Duduk
: 7 bulan
Merangkak
: 8 bulan
Berdiri
: 10 bulan
Saat usia pasien mulai aktif untuk aktivitas fisik, pasien sering merasa cepat lelah
dan berkeringat. Biasanya setelah berlari 10m, pasien kecapekan dan harus
berjongkok dulu. Pasien jadi jarang terlibat dan cenderung menghindar untuk
melakukan aktivitas fisik yang biasa dilakukan umur sebayanya.
Kesan: pertumbuhan anak sempat tidak sesuai umur
perkembangan anak mengalami gangguan
Riwayat Makan dan Minum Anak:
0-6 bulan : ASI dan susu formula
6-9 bulan : ASI + Susu formula (2 botol) + bubur promina dan Milna (1sach=30g
dalam 1 hari)
9-12 bulan, anak diberi bubur saring dan nasi tim (nasi+tahu/tempe+sayur)
1-2 tahun : Makanan lembek dari Posyandu (makanan untuk pengobatan gizi
buruk)
>3 tahun : Makanan keluarga
Nasi
: 1 mangkuk, 2x/hari
Tempe/tahu
: 2 potong/hari
Telur
: 1 butir/hari
Ikan
: 2 ekor/minggu
Kesan
Ayam
: 5 potong/minggu
Sayur
: 1 mangkok/hari
Makanan
Jumlah
06.00 WIB
Telur goreng
1 buah
08.30 WIB
1 porsi
09.00 WIB
Siang
Susu
25 cc
12.00 WIB
porsi
13.00 WIB
Sore
Susu
25 cc
16.00 WIB
1 porsi
17.00 WIB
Malam
Susu
25 cc
19.00 WIB
Susu
25 cc
Riwayat Imunisasi :
BCG
Hep B
Polio
DPT
Campak
Ayah pasien bekerja sebagai buruh. Ibu pasien merupakan ibu rumah tangga.
Menanggung 2 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Kesan: sosial ekonomi kurang
Data Keluarga
Perkawinan
Umur
Agama
Pendidikan terakhir
Keadaan kesehatan
Ayah
1
47 tahun
Islam
SMP
Sehat
Ibu
1
37 tahun
Islam
SMP
Sehat
Data Perumahan :
Kepemilikan rumah
: rumah sendiri
Keadaan rumah
1 ruang tamu, 1 dapur. Limbah dibuang ke selokan sekitar. Sumber air minum
adalah air kemasan isi ulang, sumber air untuk mencuci dari air tanah.
Pencahayaan dan ventilasi rumah cukup.
Keadaan lingkungan : jarak antar rumah berdekatan kurang lebih 2 meter.
1
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 6 Desember pukul 14.30 WIB
Anak laki-laki usia 10 tahun, berat badan = 30 kg, panjang badan = 120 cm
Kesan umum : compos mentis, tampak sakit sedang, status gizi baik, tampak
gelisah
Tanda Vital
-
HR
RR
: 24 x/ menit
Suhu
: 38,8 C
SpO2
: 86-90%
Status Internus
Kesan umum : compos mentis, tampak sakit sedang, status gizi baik,tampak
tanda perdarahan spontan.
Tanda Vital
-
HR
RR
: 28 x/ menit
Suhu
: 38,8 C
TD
: 98/68 mmHg
Status Internus
Kepala
: Normocephale
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Tenggorok
Thorax :
Jantung
o Inspeksi
o Palpasi
o
Inspeksi
o Auskultasi
o Perkusi
: datar
: bising usus ( + ) normal
: hipertimpani (+) pada empat kuadran abdomen,
Ekstremitas
Akral Dingin
Akral Sianotik
Hematom
CRT
Superior
-/-/-/<2
Inferior
-/+/+
-/<2
2 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksa
3/12/2015
4/12/2015 (pagi)
16.5
16.5
45.2
6.9
57
Trombositopenia
47.2
5.0
47
Trombositopenia
an
DARAH RUTIN
Hemoglobi
n
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Kesan
Pemeriksaan
SEROLOGI
S. Thypi O
S. Thypi H
KIMIA KLINIK
Natrium
Kalium
Kalsium
Kesan
4/12/2015 (sore)
15.8
45.8
4.1
57
Trombositopenia
3/12/2015
Negatif
Negatif
127
3.00
0.96
Hipernatremi,
hipokalemi,
hipokalsemi
Pemeriksaan Khusus
Data Antropometri :
Anak Laki-laki, usia 11 tahun
Berat badan
: 30 kg
5,60
6,70
2,2
WHZ Score :
BB/U
PB/U
= - 1,98 Normal
IMT
= 1,45 Normal
RESUME
Riwayat Penyakit Sekarang :
Telah diperiksa seorang anak laki-laki usia 11 tahun dengan berat badan 30 kg dan
panjang badan 120 cm. Keluhan utama demam tinggi 4 hari terus-menerus
sepanjang hari. Keluhan tambahannya pasien sudah 4 hari merasa mual dan
sempat muntah 1 kali, berisi makanan dan air, kira-kira gelas aqua, dan tidak
ada darah. Pasien mengeluh lemas dan badannya terasa pegal-pegal terutama di
bagian punggung. Pasien dibawa ke Puskesmas pada hari kedua demam, lalu
diberi obat parasetamol, sempat berefek menurunkan suhu tetapi hanya sebentar.
Pada hari keempat sakit, pasien tetap demam tinggi dan mengeluh sakit perut.
Malam harinya pasien dibawa ke IGD RSUD Kota Semarang. Ibu pasien
menyatakan saat pasien umur 2 bulan dokter menyatakan bahwa pasien
mengalami penyakit jantung bawaan. Pasien sering mengeluh gampang merasa
capek dan nafas ngos-ngosan jika berjalan agak jauh ataupun setelah aktivitas
agak berat. Keluhan tersebut sudah dialami pasien sejak kecil.
Pemeriksaan fisik yang didapat:
Keadaan umum: compos mentis, tampak sakit sedang
GCS:15 (E4V6M5)
Tanda vital:
TD:104/66
HR: 108 x/m
RR: 22x/m
T: 38,9C
N: i/t cukup
Status internis:
Thorax: c/p: S1S2 regular, rw -/Abdomen: supel
Ekstremitas: hangat, sianosis
Setelah Masuk Rumah Sakit :
Hari pertama perawatan, pagi hari pasien sudah tidak demam lagi. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan sianosis pada ujung jari. Pada malam hari, pasien
demam kembali. Hasil lab menyatakan pasien trombositopenia, hipernatremi,
hipokalemi dan hipokalsemi. Lalu selanjutya pasien dipindahkan ke ruang
ICU. Hari kedua perawatan dan berada di ruang ICU, pasien masih demam.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan sianosis pada ujung jari. Hasil lab
menunjukkan bahwa nilai trombosit menurun dan nilai hematokrit meningkat.
Hari ketiga perawatan, pasien masih demam. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan sianosis pada ujung jari.
A DIAGNOSIS BANDING
1
Observasi febris:
Demam Berdarah Dengue
Demam Dengue
Demam tifoid
Malaria
ISK
Leptosprirosis
Sianosis (clubbing finger)
Penyakit jantung bawaan sianosis: Tetralogi of fallot, Transposisi aorta besar
Polisitemia
Depresi SSP
Anemia
A. DIAGNOSIS SEMENTARA
- Diagnosis utama
- Diagnosis Sekunder
: Tetralogi of Fallot
Antipiretik:
Inj.Parasetamol 10 cc/kgBB (T:>38,5C) : 250mg
PO.Parasetamol 3x1cth
Ranitidin 3x25 mg
Domperidon: 0,2-0,4 cc/kgBB (syr 5mg/5ml): 2x1cth
Tetralogi of Fallot
Bila terjadi serangan sianotik:
-
Bila anak tidak lagi takipne, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Berikan:
-
Pada anak dengan riwayat serangan sianosis: propanolol per oral dengan dosis 0,5
mg/kgBB/6-8 jam sampai dilakukan operasi
Serangan sianotik sudah teratasi -> lakukan pemeriksaan kateterisasi jantung ->
jika ukuran a.pulmonalis kecil -> operasi Blalock- Taussig Shunt (BTS)
Diet
BBI: 29kg
Kalori: 1700kal
Protein: 2 x BBI: 2X29kg = 58g/hari
Program Pemantauan:
1
Tanda vital seperti suhu, frekuensi nadi, frekuensi napas, dan tekanan darah
harus dilakukan setiap 2-4 jam sekali
Perfusi perifer harus sering diulang untuk mendeteksi awal gejala syok
Apabila terjadi serangan sianotik. Perhatikan derajat sianosisatau apabila tibatiba biru, kecepatan pernafasan, gelisah, atau kejang
KOMPLIKASI
DHF
B PROGNOSA
DHF Grade I
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
C USULAN
-
D NASEHAT
-
Menjelaskan kepada orang tua pasien mengenai penyakit yang sedang dialami
oleh pasien, kemungkinan berulangnya gejala dan prognosis penyakit, serta
terapi yang diberikan.