Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

II

IDENTITAS PASIEN
Nama pasien

: An. AL

Umur

: 11 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Alamat

: Sojomerto Gemuh Kendal, Jawa Tengah

Nama ayah

: Tn. M

Umur

: 39 tahun

Pekerjaan

: Tukang las

Pendidikan

:-

Nama ibu

: Ny. W

Umur

: 35 tahun

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pendidikan

: SMP

No CM

: 288691

Ruang

: ICU

Masuk RS

: 20 April 2014

DATA DASAR
1

Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada tanggal 4 Desember 2015 pukul
16:00 WIB di ICU RSUD Kota Semarang dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan utama

: Demam

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Kota Semarang dengan keluhan demam, sakit perut
dan timbul bintik-bintik merah si tangan.
Sebelum Masuk Rumah Sakit :

Sejak 4 hari yang lalu, pasien mengalami demam terus-menerus sepanjang hari,
demam tinggi, tidak menggigil, tidak kejang, tidak ada riwayat bepergian ke
daerah endemis malaria. BAK dan BAB normal dan tidak ada keluhan. Pasien
merasa mual dan sempat muntah 1 kali, berisi makanan dan air, kira-kira
gelas aqua, dan tidak ada darah. Pasien mengeluh lemas dan badannya terasa
pegal-pegal terutama di bagian punggung. Tidak terdapat batuk, tidak pilek,
tidak sesak nafas. Pasien mengeluh gampang merasa capek dan nafas ngosngosan jika berjalan agak jauh ataupun setelah aktivitas agak berat. Keluhan
tersebut sudah dialami pasien sejak kecil.

Sejak 3 hari yang lalu, keluhan yang sama tetap dirasakan. Demam tetap tinggi,
mual dan muntah 1 kali sebanyak gelas aqua berisi makanan dan air, pasien
merasa lemas dan pegal-pegal di punggung. Pasien dibawa ke Puskesmas dan
mendapat obat parasetamol. Panas sempat turun sebentar lalu naik lagi seperti
awal

Sejak 2 hari yang lalu, keluhan yang sama tetap seperti hari sebelumnya.
Demam tetap tinggi, mual dan muntah 1 kali gelas aqua berisi makanan dan
air, pasien tetap merasa lemas dan pegal-pegal di punggung. Obat parasetamol
tetap diminum tetapi tidak memberikan perbaikan

Sejak 1 hari yang lalu, demam tetap tinggi, mual dan muntah 2 kali gelas aqua
berisi makanan dan air setiap muntah, pasien tetap merasa lemas dan pegalpegal di punggung. Pasien mengeluh sakit perut. Malam harinya pasien dibawa
ke IGD RSUD Kota Semarang
Pemeriksaan fisik yang didapat:
Keadaan umum: compos mentis, tampak sakit sedang
GCS:15 (E4V6M5)
Tanda vital:
TD:104/66
HR: 108 x/m
RR: 22x/m
T: 38,9C
N: i/t cukup

Status internis:
Thorax: c/p: S1S2 regular, rw -/Abdomen: supel
Ekstremitas: hangat, sianosis
Ibu pasien menyatakan saat pasien umur 2 bulan dokter menyatakan bahwa pasien
mengalami penyakit jantung bawaan

Setelah Masuk Rumah Sakit :

Hari pertama perawatan, pagi hari pasien sudah tidak demam lagi, keadaan
umum pasien baik, pegal-pegal juga sudah mulai berkurang.. BAK dan BAB
masih dalam batas normal. Tidak ditemukan gusi berdarah, mimisan, dan
darah saat BAB dan BAK. Tidak ada mual-muntah maupun nyeri perut.
HR: 108x/m RR: 22x/m
T: 36.7C
N: i/t cukup TD: 95/70
Pada malam hari, keadaan umum pasien tampak lemah, pasien demam
kembali. Hasil lab menyatakan pasien trombositopenia, hipokalemi dan

hipokalsemi. Lalu selanjutya pasien dipindahkan ke ruang ICU


HR: 96x/m
RR: 19x/m
T: 37,9C
N: i/t cukup TD: 95/70
Mata
: CPA (-/-)
Thorax
: Cor: BJ I-II normal
Pulmo: SN: vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen
: datar, supel, BU , hipertimpani
Ekstremitas : akral hangat, jari tabuh (clubbing finger)
Hari kedua perawatan, pasien dipindahkan ke ruang ICU, pasien masih
demam. BAK dan BAB masih dalam batas normal. Tidak ditemukan gusi
berdarah, mimisan, dan darah saat BAB dan BAK. Tidak ada mual-muntah
maupun nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sianosis pada ujung
jari/ jari tabuh.
HR: 100x/m RR: 29x/m
T: 39.5C
N: i/t cukup TD: 98/72
SpO2: 86%
Mata
: CPA (-/-)
Thorax
: Cor: BJ I-II normal
Pulmo: SN: vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen
: datar, supel, BU , hipertimpani
Ekstremitas : akral hangat, clubbing finger
Hasil lab menunjukkan bahwa nilai trombosit menurun menjadi 47.000, nilai
hematokrit meningkat, hipernatremi, hipokalemi, dan hipokalsemi. Sehingga
pasien diindikasikan untuk masuk ICU.

Hari ketiga perawatan, pasien masih demam. BAK dan BAB masih dalam
batas normal. Tidak ditemukan gusi berdarah, mimisan, dan darah saat BAB
dan BAK. Tidak ada mual-muntah maupun nyeri perut. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan sianosis pada ujung jari/ jari tabuh.
HR: 88x/m

RR: 29x/m

T: 39C

N: i/t cukup

TD: 98/72

Spo2: 88%
Mata
Thorax

: CPA (-/-)
: Cor: BJ I-II normal, Bunyi jantung tambahan (+)
Pulmo: SN: vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen
: datar, supel, BU , hipertimpani
Ekstremitas : akral hangat, clubbing finger
Hasil lab menunjukkan bahwa nilai trombosit menurun jadi 47000, hematokrit
meningkat, hipernatremi, hipokalium, dan hipokalsemi sehingga menjadi
indikasi untuk memindahkan pasien ke ruang ICU
Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien tidak pernah mengalami kejang saat demam sebelumnya

Pasien sering mengalami batuk tetapi tidak lama, dan juga pilek

Pasien tidak pernah mengalami demam tifoid sebelumnya

Pasien mengalami penyakit jantung bawaan yang didiagnosa saat pasien


berumur 2 bulan

Penyakit
Diare
ISPA
Otitis
TBC
Ginjal
Campak
Jantung
Darah

Pernah / Tidak
Pernah
Pernah
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Pernah
Disangkal

Penyakit
Varicella
Kejang
Typhoid
Cacingan
Alergi
DBD
Kecelakaan
Operasi

Pernah / Tidak
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal
Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa

Riwayat penyakit paru dan jantung pada keluarga disangkal.

Riwayat Pemeliharaan Prenatal :

Ibu biasa memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan 2x setiap bulan


sampai usia kehamilan 9 bulan. Selama hamil ibu mengaku mendapat imunisasi
TT 2x di bidan. Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan. Riwayat
perdarahan saat hamil disangkal. Riwayat trauma saat hamil disangkal. Riwayat
minum obat tanpa resep dokter disangkal, tetapi sering minum jamu yang dikenal
dengan jamu gendong. Obatobat lain yang diminum selama kehamilan adalah
vitamin dan tablet tambah darah.
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik
Riwayat Persalinan dan Kehamilan :
Anak perempuan lahir dari ibu usia 27 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu 10 hari,
lahir secara spontan dan persalinan ditolong oleh bidan, anak lahir langsung
menangis, berat badan lahir 2700 gram. Panjang badan lahir 44 cm, lingkar kepala
saat lahir ibu lupa, lingkar dada saat lahir ibu lupa tetapi masih dalam nilai
normal. Ibu menyatakan anaknya saat lahir anaknya ada mengalami gangguan
nafas ringan tetapi bisa teratasi dengan cepat.
Kesan : neonatus aterm, sesuai masa kehamilan, lahir spontan, vigorous baby.
Riwayat Pemeliharaan Postnatal :
Pemeliharaan postnatal dilakukan di Posyandu dengan anak dalam keadaan sehat.
Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal baik.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 2.700 gram. Panjang badan lahir 44 cm. Berat badan saat ini 30
kg, panjang badan saat ini 130 cm, lingkar kepala saat ini 46 cm, lingkar dada 50
cm, lingkar lengan atas 13 cm.
Sesuai dengan hasil pemeliharaan tumbuh-kembang yang dilakukan posyandu:
1.1 Tahun : Awal-awal bulan pertumbuhan pasien dinyatakan masih
normal tetapi berada hampir dibatas bawah normal, menjelang satu
tahun pasien dinyatakan gizi kurang

1 tahun

: Pasien dinyatakan gizi buruk

1-2 tahun : Dilakukan perbaikan gizi yang rutin dilakukan di Posyandu maupun
Puskesmas
2-3 tahun : Status gizi pasien sudah kembali normal
3-5 tahun : Status gizi pasien normal

Perkembangan :
Senyum

: 2 bulan

Berjalan

: 12 bulan

Miring

: 3 bulan

Bicara

: 12 bulan

Tengkurap

: 4 bulan

Naik-turun tangga : 24 bulan

Gigi keluar

: 6 bulan

Duduk

: 7 bulan

Merangkak

: 8 bulan

Berdiri

: 10 bulan

Saat usia pasien mulai aktif untuk aktivitas fisik, pasien sering merasa cepat lelah
dan berkeringat. Biasanya setelah berlari 10m, pasien kecapekan dan harus
berjongkok dulu. Pasien jadi jarang terlibat dan cenderung menghindar untuk
melakukan aktivitas fisik yang biasa dilakukan umur sebayanya.
Kesan: pertumbuhan anak sempat tidak sesuai umur
perkembangan anak mengalami gangguan
Riwayat Makan dan Minum Anak:
0-6 bulan : ASI dan susu formula
6-9 bulan : ASI + Susu formula (2 botol) + bubur promina dan Milna (1sach=30g
dalam 1 hari)
9-12 bulan, anak diberi bubur saring dan nasi tim (nasi+tahu/tempe+sayur)
1-2 tahun : Makanan lembek dari Posyandu (makanan untuk pengobatan gizi
buruk)
>3 tahun : Makanan keluarga
Nasi

: 1 mangkuk, 2x/hari

Tempe/tahu

: 2 potong/hari

Telur

: 1 butir/hari

Ikan

: 2 ekor/minggu

Kesan

Ayam

: 5 potong/minggu

Sayur

: 1 mangkok/hari

: Kualitas makanan cukup baik, kuantitas makanan kurang

Food recall : (5 Desember 2015)


Jam
Pagi

Makanan

Jumlah

06.00 WIB

Telur goreng

1 buah

08.30 WIB

Nasi + Sop Ayam

1 porsi

09.00 WIB
Siang

Susu

25 cc

12.00 WIB

Nasi + Sop Ayam

porsi

13.00 WIB
Sore

Susu

25 cc

16.00 WIB

Nasi + Sop Ayam

1 porsi

17.00 WIB
Malam

Susu

25 cc

19.00 WIB

Susu

25 cc

Riwayat Imunisasi :
BCG

: 1x (usia 2 bulan), scar (+) di lengan kanan atas

Hep B

: 4x (diberikan saat pasien usia 0, 2, 4, 6 bulan)

Polio

: 4x (diberikan saat pasien usia 0, 2, 4, 6 bulan)

DPT

: 4x (diberikan saat pasien usia 0, 2, 4, 6 bulan)

Campak

: pernah, 1x, usia 9 bulan

Riwayat imunisasi tambahan: tidak pernah dilakukan


Kesan

: Imunisasi dasar sesuai dengan jadwal KMS. Imunisasi


ulangan belum diberikan.

Riwayat Keluarga Berencana :


Ibu mengikuti program KB berupa suntik hormon
Riwayat Sosial Ekonomi :

Ayah pasien bekerja sebagai buruh. Ibu pasien merupakan ibu rumah tangga.
Menanggung 2 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Kesan: sosial ekonomi kurang

Data Keluarga
Perkawinan
Umur
Agama
Pendidikan terakhir
Keadaan kesehatan

Ayah
1
47 tahun
Islam
SMP
Sehat

Ibu
1
37 tahun
Islam
SMP
Sehat

Data Perumahan :
Kepemilikan rumah

: rumah sendiri

Keadaan rumah

: dinding rumah tembok, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi,

1 ruang tamu, 1 dapur. Limbah dibuang ke selokan sekitar. Sumber air minum
adalah air kemasan isi ulang, sumber air untuk mencuci dari air tanah.
Pencahayaan dan ventilasi rumah cukup.
Keadaan lingkungan : jarak antar rumah berdekatan kurang lebih 2 meter.
1

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 6 Desember pukul 14.30 WIB
Anak laki-laki usia 10 tahun, berat badan = 30 kg, panjang badan = 120 cm

Kesan umum : compos mentis, tampak sakit sedang, status gizi baik, tampak
gelisah
Tanda Vital
-

HR

: 67 x/ menit, regular, isi dan tekanan nadi cukup

RR

: 24 x/ menit

Suhu

: 38,8 C

SpO2

: 86-90%

Status Internus

Kesan umum : compos mentis, tampak sakit sedang, status gizi baik,tampak
tanda perdarahan spontan.
Tanda Vital
-

HR

: 92 x/ menit, regular, isi dan tekanan nadi cukup

RR

: 28 x/ menit

Suhu

: 38,8 C

TD

: 98/68 mmHg

Status Internus
Kepala

: Normocephale

Mata

: Oedem palpebra +/+, konjungtiva anemis -/-,

Hidung

: Bentuk hidung normal, simetris, epistaksis -/-, nafas cuping


hidung -/-,

Telinga

: Bentuk telinga normal,

Mulut

: Gusi berdarah (-), bibir kering (-), bibir sianosis (-)

Leher

: Simetris, tidak ada pembesaran KGB

Tenggorok

: T1-T1 mukosa hiperemis (-), mukosa faring hiperemis (-),


kripte melebar (-), detritus (-)

Thorax :
Jantung
o Inspeksi
o Palpasi

: ictus cordis tidak tampak


: pulsasi ictus cordis teraba di ICS V 1 cm medial dari
linea midklavikula sinistra
o Perkusi
: batas jantung sulit dinilai
o Auskultasi : BJ I: N , BJ II: tunggal A2, regular, murmur (+),
gallop (-).
Paru paru
o Inspeksi

: Gerakan hemithorax dalam keadaan statis dan dinamis


simetris, retraksi suprasternal (-), epigastrium (-),

intercostalis (-), iga gambang (-)


o Palpasi
: Gerakan nafas simetris pada saat statis dan dinamis
o Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-,
hantaran -/Abdomen

o
Inspeksi
o Auskultasi
o Perkusi

: datar
: bising usus ( + ) normal
: hipertimpani (+) pada empat kuadran abdomen,

pekak alih(-), pekak sisi (-)


o Palpasi
: supel, turgor kembali cepat, nyeri tekan(-),
Kulit

hepar dan lien tidak teraba membesar


: ptekhiae (-)

Ekstremitas

Akral Dingin
Akral Sianotik
Hematom
CRT

Superior
-/-/-/<2

Inferior
-/+/+
-/<2

2 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksa

3/12/2015

4/12/2015 (pagi)

16.5

16.5

45.2
6.9
57
Trombositopenia

47.2
5.0
47
Trombositopenia

an
DARAH RUTIN
Hemoglobi
n
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Kesan

Pemeriksaan
SEROLOGI
S. Thypi O
S. Thypi H
KIMIA KLINIK
Natrium
Kalium
Kalsium
Kesan

4/12/2015 (sore)

15.8
45.8
4.1
57
Trombositopenia

3/12/2015
Negatif
Negatif

127
3.00
0.96
Hipernatremi,
hipokalemi,
hipokalsemi

X Foto Thorax AP (4 Desember 2015)


Kesan : Apeks jantung kecil dan terangkat, dan konus pulmonalis cekung,
vaskularisasi paru menurun. Gambaran ini disebut mirip dengan bentuk sepatu booth

Pemeriksaan Khusus
Data Antropometri :
Anak Laki-laki, usia 11 tahun
Berat badan

: 30 kg

Panjang badan : 130 cm


Pemeriksaan status gizi ( Z score ):
WAZ = BB median = 30 35,3= - 0.94 (Normal)
SD

5,60

HAZ = TB median = 130 143,3= -1.98 (Normal)


SD

6,70

WHZ = BB median = 30-26,8 = 1,45 (Normal)


SD

2,2

Kesan : Keadaan gizi anak baik dengan perawakan normal.

WHZ Score :

BB/U

= - 0,94 Gizi normal

PB/U

= - 1,98 Normal

IMT

= 1,45 Normal

RESUME
Riwayat Penyakit Sekarang :
Telah diperiksa seorang anak laki-laki usia 11 tahun dengan berat badan 30 kg dan
panjang badan 120 cm. Keluhan utama demam tinggi 4 hari terus-menerus
sepanjang hari. Keluhan tambahannya pasien sudah 4 hari merasa mual dan
sempat muntah 1 kali, berisi makanan dan air, kira-kira gelas aqua, dan tidak
ada darah. Pasien mengeluh lemas dan badannya terasa pegal-pegal terutama di
bagian punggung. Pasien dibawa ke Puskesmas pada hari kedua demam, lalu
diberi obat parasetamol, sempat berefek menurunkan suhu tetapi hanya sebentar.
Pada hari keempat sakit, pasien tetap demam tinggi dan mengeluh sakit perut.

Malam harinya pasien dibawa ke IGD RSUD Kota Semarang. Ibu pasien
menyatakan saat pasien umur 2 bulan dokter menyatakan bahwa pasien
mengalami penyakit jantung bawaan. Pasien sering mengeluh gampang merasa
capek dan nafas ngos-ngosan jika berjalan agak jauh ataupun setelah aktivitas
agak berat. Keluhan tersebut sudah dialami pasien sejak kecil.
Pemeriksaan fisik yang didapat:
Keadaan umum: compos mentis, tampak sakit sedang
GCS:15 (E4V6M5)
Tanda vital:
TD:104/66
HR: 108 x/m
RR: 22x/m
T: 38,9C
N: i/t cukup
Status internis:
Thorax: c/p: S1S2 regular, rw -/Abdomen: supel
Ekstremitas: hangat, sianosis
Setelah Masuk Rumah Sakit :
Hari pertama perawatan, pagi hari pasien sudah tidak demam lagi. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan sianosis pada ujung jari. Pada malam hari, pasien
demam kembali. Hasil lab menyatakan pasien trombositopenia, hipernatremi,
hipokalemi dan hipokalsemi. Lalu selanjutya pasien dipindahkan ke ruang
ICU. Hari kedua perawatan dan berada di ruang ICU, pasien masih demam.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan sianosis pada ujung jari. Hasil lab
menunjukkan bahwa nilai trombosit menurun dan nilai hematokrit meningkat.
Hari ketiga perawatan, pasien masih demam. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan sianosis pada ujung jari.
A DIAGNOSIS BANDING
1

Observasi febris:
Demam Berdarah Dengue
Demam Dengue
Demam tifoid
Malaria
ISK

Leptosprirosis
Sianosis (clubbing finger)
Penyakit jantung bawaan sianosis: Tetralogi of fallot, Transposisi aorta besar
Polisitemia
Depresi SSP
Anemia

A. DIAGNOSIS SEMENTARA
- Diagnosis utama

: Expended dengue syndrome

- Diagnosis Sekunder

: Tetralogi of Fallot

TERAPI ( MEDIKAMENTOSA dan DIETETIK )


Expended Dengue Syndrome
1

Pemberian cairan: RL:


7 cc/kgBB/jam: 200 cc/jam : selama 4 jam
Pantau dalam 4 jam: Bila ada perbaikan dengan tanda-tanda; HT turun,
frekuensi nadi turun, tekanan darah stabil, produksi urin meningkat

Dikurangi menjadi 5cc/kgBB/jam: 150cc/jam selama 2 jam


Pantau dalam 2 jam: Bila ada perbaikan dengan tanda-tanda; HT turun,
frekuensi nadi turun, tekanan darah stabil, produksi urin meningkat

Dikurangi menjadi 3cc/kgBB/jam: 90cc/jam


Pantau: Bila keadaan tetap membaik maka pemberian cairan dapat
dihentikan 24-48 jam kemudian

2A1/2N: 1,5cc/kgBB/jam: 45cc/jam


3
4
5

Antipiretik:
Inj.Parasetamol 10 cc/kgBB (T:>38,5C) : 250mg
PO.Parasetamol 3x1cth
Ranitidin 3x25 mg
Domperidon: 0,2-0,4 cc/kgBB (syr 5mg/5ml): 2x1cth

Tetralogi of Fallot
Bila terjadi serangan sianotik:
-

Posisi lutut ke dada


Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kgBB SC, IM atau IV : Bila takipne

Bikarbonas natrikus 1meq/kgBB IV untuk mengatasi asidosis


Oksigen

Bila anak tidak lagi takipne, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Berikan:
-

Propanolol 0,05mg/kgBB IV bolus perlahan


Ketamin 2 mg/kgBB
Vasokontriktor; fenilefrin 0,02 mg/kgBB IV

Pada anak dengan riwayat serangan sianosis: propanolol per oral dengan dosis 0,5
mg/kgBB/6-8 jam sampai dilakukan operasi
Serangan sianotik sudah teratasi -> lakukan pemeriksaan kateterisasi jantung ->
jika ukuran a.pulmonalis kecil -> operasi Blalock- Taussig Shunt (BTS)
Diet

BBI: 29kg
Kalori: 1700kal
Protein: 2 x BBI: 2X29kg = 58g/hari

Program Pemantauan:
1

Keadaan umum, nafsu makan, muntah, perdarahan, tanda peringatan (warning


sign) kesadaran,

Tanda vital seperti suhu, frekuensi nadi, frekuensi napas, dan tekanan darah
harus dilakukan setiap 2-4 jam sekali

Perfusi perifer harus sering diulang untuk mendeteksi awal gejala syok

Pemeriksaan hematokrit awal dilakukan sebelum resusitasi atau pemberian


cairan intravena, diupayakan setiap 4-6 jam sekali

Volume urin perlu ditampung minimal 8-12 jam sekalo

Diupayakan jumlah urin >1,0 ml/kgBB/jam (BB menurut Bbi)

Apabila diperlukan pemeriksaaan radiologi untuk mendeteksi efusi pleura,


pemeriksaan yang diminta adalah foto radiologi dada dengan posisi lateral
kanan dekubitus

Apabila terjadi serangan sianotik. Perhatikan derajat sianosisatau apabila tibatiba biru, kecepatan pernafasan, gelisah, atau kejang

KOMPLIKASI
DHF

Shock ( hipovolemik, kardiogenik, neurogenik )


Ensefalopati
Gagal ginjal
Gagal Hati
Perdarahan intra abdomen
DIC
Edema paru
Efusi pleura
Kejang
Miokarditis
Asidosis metabolik
Dehidrasi
Syok berkepanjangan
NM,Syok berulang
Tetralogi of Fallot
Serangan sianotik -> Meninggal
Stenosisi infundibular makin hebat
Abses otak
Gagal jantung

B PROGNOSA
DHF Grade I
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam


Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Tetralogi of Fallot
Quo ad vitam

: dubia ad malam

Quo ad functionam : dubia ad malam


Quo ad sanationam : dubia ad malam

C USULAN
-

Pemeriksaan Darah Rutin Ulang, elektrolit

Konsultasi dokter jantung anak

D NASEHAT
-

Menjelaskan kepada orang tua pasien mengenai penyakit yang sedang dialami
oleh pasien, kemungkinan berulangnya gejala dan prognosis penyakit, serta
terapi yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai