Anda di halaman 1dari 3

Sesi Tanya Jawab Referat Fistula Oroantral

RUTH ZECHARIAH WIYONO


406148145
UNIVERSITAS TARUMANAGARA - JAKARTA
KEPANITRAAN ILMU PENYAKIT THT
PERIODE 6 JUNI 2016 16 JULI 2016
RSUD CIBINONG

Andy Purnomo (Penyangga)


Tata laksana untuk fistula ukuran kecil dikatakan tunggu 3 minggu. Sedangkan
prognosisnya tergantung kecepatan dan ketepatan tata laksana?
Jawab:
Tatalaksana pada fistula oroantral tergantung pada ukuran fistula, ada atau
tidaknya infeksi, dan ada atau tidaknya epitelisasi. Apabila ditemukan fistula
yang ukuran kecil (<2mm), tidak terdapat infeksi (belum terjadi sinusitis), dan
belum terbentuknya epitelisasi maka dilakukan observasi selama 3 minggu.
Bila dalam 3 minggu belum sembuh secara spontan, maka dilakukan tindakan
penjahitan mukosa/teknik jabir alveolar. Namun, apabila ukurannya > 2mm,
sudah terdapat infeksi atau sudah terbentuk epitelisasi maka dilakukan tata
laksana untuk mengatasi infeksi terlebih dahulu yaitu tata laksana untuk
sinusitis maksilaris. Sambil diobservasi fistulanya.
Bila ukuran fistula besar (>5mm) dan tidak sembuh spontan dalam waktu 3
minggu, disebut chronic oroantral fistulas maka dilakukan tindakan
pembedahan yaitu penutupan fistula dengan pembuatan flap.
Meilisa Tiffani (UNTAR)
Bagaimana fistula oroantral bisa menyebabkan sinusitis? Apabila sudah terjadi
sinusitis maksila, bagaimana penanganan yang tepat? Pengobatan mana yang
didahulukan?
Jawab:
Fistula oroantral artinya saluran dari rongga mulut menuju sinus maksila
terbuka secara permanen. Apabila saluran ini tetap terbuka, maka
kuman/mikroorganisme yang berasal dari rongga mulut bisa naik ke sinus
maksila yang kemudian menyebabkan peradangan/infeksi kemudian
berkembang menjadi sinusitis maksila dan sinusitis dentogen.
Pada saat diagnosis fistula oroantral ditegakkan, yang artinya terdapat saluran
terbuka antara rongga mulut dan rongga sinus, maka harus ditentukan ukuran
maksila, ada atau tidaknya infeksi (sinusitis), sudah atau belum terbentuknya
epitelisasi.

Apabila saat ditemukan fistula tersebut, sudah terjadi infeksi (sinusitis


maksila) maka tata laksana yang tepat adalah kita menangani infeksinya
terlebih dahulu. Dalam hal ini adalah sinusitis maksila. Sehingga yang harus
diterapi terlebih dahulu adalah sinusitis maksilanya sebelum dilakukan
tindakan pada fistula oroantralnya.
Karena apabila dilakukan tindakan untuk fistula oroantralnya, yaitu dengan
pembedahan/penutupan fistula dengan flapping akan memperlambat proses
penyembuhan karena gangguan drenase dan gangguan ventilasi pada sinus.
Pengobatan sinusitis dapat dilakukan dengan medikamentosa ataupun nonmedikamentosa. Medikamentosa meliputi antibiotik spektrum luas,
dekongestan, steroid topical/intranasal, obat cuci hidung (NaCl 0.9%), dan
antihistamin jika alergi. Non-medikamentosa meliputi tindakan
irigasi/drenase.

Rietschje Johanna (UKI)


Dari pemeriksaan, apakah sinusitis harus selalu terdapat sekret di hidungnya?
Jawab :
Letak sekret tergantung dari letak muara sinus yang terinfeksi. Pada kelompok
sinus anterior (sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid anterior), muaranya
adalah pada meatus medius. Sedangkan kelompok sinus posterior (sinus
sfenoid, sinus etmoid posterior) bermuara ke meatus superior. Pada infeksi
sinus (sinusitis) maka pada pemeriksaan rinoskopi anterior di dapatkan
sekret pada meatus nasi media atau meatus nasi superior.
Pada kasus ini, sinusitis maksila apabila berlangsung akut, maka akan terdapat
pus dalam hidung yang berasal dari meatus medius atau pus/sekret
mukopurulen dalam nasofaring. Jadi, selain sekret yang ditemukan pada
pemeriksaan hidung (rinoskopi anterior), juga dapat ditemukan sekret pada
nasofaring atau yang lebih dikenal dengan post nasal drip.
Karena letak ostium sinus maksila yang lebih tinggi (superior) dari ruang sinus
maksila, maka pada saat berbaring, sekret dapat keluar melalui ostium.
Selanjutnya apabila pasien berdiri/tegak, sekret yang keluar melalui ostium
tersebut dapat mengalir ke nasofaring inilah yang disebut post-nasal drip
(PND).

Happy Febria Utami (UKI)


Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penutupan spontan pada fistula
oroantral?
Jawab :
Penutupan spontan diharapkan terjadi dalam waktu 3 minggu. Penutupan
spontan pada fistula ukuran kecil setelah ekstraksi gigi diharapkan terjadi
karena adanya proses pembekuan darah yang menutup saluran terbuka
tersebut. Namun apabila dalam 3 minggu fistula oroantral tidak menutup,
mungkin ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti; 1) Sinusitis; 2)
Benda asing; 3) Kista pada gigi; 4) Abses apikal; 5) Mukosa polip yang
terinfeksi dan berdegenerasi; 6) Infeksi pada tulang.

Anda mungkin juga menyukai