Disusun oleh:
Fawwaz Pajri Syihabuddin : C1714201014
PENDAHULUAN
Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir sinus parsial.
Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan tulang
dibawahnya. Sinus paranasal adalah ronga rongga yang terdapat pada tulang – tulang di
wajah. Terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung), sinus maksila (pipi
kanan dan kiri), sinus sphenoid (di belakang sinus etmoid). (Efiaty, 2007)
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Sesuai anatomi sinus yang terkena, dapat
dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sphenoid.
(Endang mangunkususmo dan Nusjirwan Rifki, 2001)Yang paling sering ditemukan ialah
sinusitis maksila dan sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid lebih jarang.
Pada anak hanya sinus maksila dan sinus etmoid yang berkembang, sedangkan sinus frontal
dan sinus sphenoid belum.
Sinus maksila disebut juga antrum highmore, merupakan sinus yang sering terinfeksi, oleh
karen merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar,
sehingga aliran secret (drenase) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, dasar
sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris) sehingga infeksi gigi dapat
menyebabkan sinusitis maksila, ostirium sinus maksila terletak di meatus medius di sekitar
hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.
B. Etiologi
Menurut Amin dan Hardhi, 2015
Sinusitis paranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lender yang dialirkan ke dalam
hidung, untuk selanjutnya dialirkan ke belakang, kea rah tenggorokan untuk ditelan di
saluran pencernaan. Semua keadaan yang mengakibatkan tersumbatnya aliran lendir dari
sinus ke rongga hidung akan menyebabkan terjadinya sinusitis. Secara garis besar penyebab
sinusitis ada 2 macam, yaitu :
a. Faktor local adalah smua kelainan pada hidung yang dapat mnegakibatkan terjadinya
sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi, tumor, benda asing, iritasi
polutan, dan gangguan pada mukosilia (rambut halus pada selaput lendir)
b. Faktor sistemik adalah keadaan diluar hidung yang dapat menyebabkan sinusitis;
antara lain gangguan daya tahan tubuh (diabetes, AIDS), penggunaan obat – obat
yang dapat mengakibatkan sumbatan hidung
E. Patofisiologi
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya klirens
mukosiliar (mucociliary clearance) di dalam KOM. Mukus juga mengandung substansi
antimicrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap
kuman yang masuk bersama udara pernafasan. Organ-organ yang membentuk KOM letaknya
berdekatan dan bila terjadi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga
silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negative di dalam
ronga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula serous. Kondisi ini biasa
dianggap sebagai rinosinusitis non-bacterial dan biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa
pengobatan.
Bila kondisi ini menetap, secret yang terkumpul dalam sinus merupakan media baik untuk
tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Secret menjadi purulen. Keadaan ini disebut sebagai
rinosinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi antibiotic. Jika terapi tidak berhasil
(misalnya karena ada factor predisposisi), inflamasi berlanjut, terjadi hipoksia dan bacteri
anaerob berkembang. Mukosa makin membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang
terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid
atau pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi.
Menurut berbagai penelitian, bacteri utama yang ditemukan pada sinusitis akut adalah
streptococcus pneumonia (30-50%). Hemopylus influenzae (20-40%) dan moraxella
catarrhalis (4%). Pada anak, M.Catarrhalis lebih banyak di temukan (20%). Pada sinusitis
kronik, factor predisposisi lebih berperan, tetapi umumnya bakteri yang ada lebih condong ka
rarah bakteri negative gram dan anaerob.
BAB III
CONTOH KASUS
Di Liunggunung Kel. Sumelap Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya perawat sedang melakukan
pengkajian kepada keluarga Tn.M usia 46 tahun tinggal Bersama keluarganya yaitu dengan
istrinya Ny.M Berusia 34 tahun dan 3 anaknya yang anak pertama An.F usia 20 tahun, yang
kedua An.R usia 17 tahun dan yang ketiga An.M usia 5 tahun. Setelah dilakukan pengkajian
di dapat bahwa Tn.H bekerja sebagai PNS, rumah tampak bersih dan didapatkan bahwa
An.R mengalami penyakit dihidung , yaitu terganggu penciuman nya dan sudah lama
sekitar 5 tahun yang lalu.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.M dengan Riwayat penyakit SINUSITIS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PUSKESMAS
a. Nama Puskesmas
b. No.Register
c. Tanggal
d. Jarak untuk mencapai pelayanan Kesehatan terdekat
e. Nama kepala keluarga
f. Alamat
2. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA
3. DATA UMUM
Genogram keluarga
a. Tipe keluarga
Keluarga Tn.M merupakan keluarga inti karena terdiri dari ayah, ibu, anak.
Tidak ada masalah dalam keluarga Tn.M
b. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.M mempunyai 3 orang anak, anak pertama berusia 20 tahun dan
anak kedua berumur 17 tahun dan anak yang ketiga berumur 5 tahun. maka
keluarga Tn.M berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan Anak Usia
Sekolah.
c. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn.M belum terpenuhi karena ketiga anak
Tn.M masih harus membiayai anak sekolah.
d. Keadaan Kesehatan
Keadaan Kesehatan keluarga Tn.M secara umum baik
e. Kebersihan keluarga
j. Pola istirahat
Nama Sulit tidur Tidur siang dari-sampai Tidur malah dari- sampai
Tn.I Tidak Jam 13.00-14.00 Jam 21.00- 04.00
Ny.N Ya Jam 13.00-13.15 Jam 20.00- 03.00
Tn.H Tidak Jam 14.00-15.00 Jam 21.30- 04.00
Ny.S Tidak Jam 12.30- 13.00 Jam 21.30- 04.15
Nn.A Tidak Jam 13.00- 15.00 Jam 22.00- 04.30
Nn.Q tidak Jam 13.00- 15.00 Jam 22.00- 04.45
k. Reproduksi/ akseptor KB
Istri Tn.M menggunakan KB
4. Psikologis keluarga
a. Keadaan Emosi/ mental
Masalah emosi yang terjadi dalam keluarga biasanya An.R biasanya mengeluh
karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
b. Koping keluarga
Ketika kemarahan itu muncul cara untuk menyikapinya adalah dengan diam
terlebih dahulu membiarkannya agar lebih tenang.
Tidak ada kebiasaan buruk yang biasa dilakukan oleh keluarga ini
c. Rekreasi
Ketika keluarga merasa bosan atau kelelahan dengan kegiatan sehari- hari maka
yang dilakukan keluarga Tn.M adalah dengan menonton tv
d. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.M bisa berkomunikasi dengan yang lainnya, “Cara keluarga
mendiskusikan suatu perkata biasanya informal, misalnya kita sedang
berkumpul makan- makan ataupun ketika menonton tv lalu kita membahasnya”.
e. Pengambil keputusan
Yang biasa mengambil keputusan karena keluarga Tn.M masih bersama dengan
istri dan anak-anak.
f. Peran informal
5. Social ekonomi keluarga
a. Hubungan keluarga dengan orang lain
Hubungan keluarga Tn.M dengan keluarga lain, tetangga dan orang lain itu
sangatlah baik karena keluarga Tn.M adalah sosok yang sangat baik terhadap
orang lain.
b. Kegiatan organisasi social
Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang kental akan agama sehingga keluarga
Tn.M mengikuti pengajian yang diadakan seminggu sekali.
c. Keadaan ekonomi
Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang sederhana karena hanya Tn.M saja
yang bekerja sedangkan istri dan anak-anaknya sedang menempuh pendidikan.
Tetapi dengan pekerjaannya dia mampu menafkahi semua anggota keluarganya
dan jika ada keperluan yang harus dibelinya dia mampu membelinya.
6. Spiritual keluarga
a. Keadaan beribadah
Kebiasaan yang biasa dilakukan keluarga Tn.M adalah beribadah sebagaimana
orang islam yang lainnya.
b. Keyakinan tentang kesehatan
Keluarga Tn.M yakin bahwa sehat itu lebih baik maka keluarga Tn.M harus
menjauhi perkara yang bisa membuat keluarga Tn.M sakit dan ketika ada salah
satu keluarganya yang sakit Tn.M tidak segan lagi membawanya ke dokter.
c. Nilai dan norma
Tn.M dan keluarganya menganut agama islam dengan suku sunda, untuk Ny.M
sangat patuh terhadap kata “pamali” dan kelurga Tn.M sangat sopan terhadap
orang lain sehingga anaknya pun sama bersikap sopan santun terhadap orang
lain.
d. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Tidak adat yang bertentangan dengan kesehatan keluarga Tn.M berpendapat
bahwa islam itu mudah dan selagi itu baik untuk kesehatan keluarganya. Apabila
ada salah satu keluarganya yang sakit Tn.M selalu berikhtiar dengan membawa
yang sakit ke dokter.
7. Lingkungan rumah
a. Denah rumah
WC
( JALAN DAN KANDANG AYAM
(LUAR)
WC
KAMAR 3
KAMAR 4
WC
KAMAR 2 JALA
RUANG TAMU
N
GARASI MOBIL
KAMAR 1
e. Jamban
Wc yang ada di dalam rumah Tn.M ada 3 dengan ukuran 1,25 m x 1 m dengan
jenis lantai tidak kedap air.
f. Sumber air minum
Sumber air yang diganakan oleh keluarga Tn.M untuk minum dan air untuk
kebutuhan keluarga adalah pengeboran air didalam rumah yang bertempatkan
dengan gudang.
g. Pemanfaatan halaman
Halaman rumah Tn.M digunakan sebagai kolam ikan dan disisi kolam ikan dan
pot tanaman juga diluar rumah nya memiliki lahan yang kosong yang ditanami
berbagai pepohonan.
h. Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor ke kolam dibelakang rumah.
i. Pembuangan sampah
Cara mengelola sampah keluarga Tn.M dengan di bakar
j. Sumber pencemaran
k. Lingkungan psikososial
8. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang harmonis dan sangat menyayangi anak
anaknya, Tn.M dan Ny.M selalu mendukung apa yang ingin dicapai oleh anak
anaknya selagi itu dalam batas wajar.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi antar keluarga sangatlah baik apabila ada masalah mereka selalu
mendiskusikannya dengan tetap keputusan ada di tangan Tn.M sebagai kepala
keluarga. Keluarga Tn.M merupakan sosok yang sangat sopan santun terhadap
orang lain sehingga anak anaknyapun bersikap seperti itu.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1.) Kemampuan keluarga mengenal kesehatan
2.) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat
3.) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4.) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan keluarga yang sehat
5.) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
dimasyarakat
d. Harapan keluarga
kami keluarga berharap bahwa dengan datangnya tenaga Kesehatan, dapat
menambah pengetahuan terhadap keluarga agar menjadi lebih sadar dan peduli
akan Kesehatan.
e. Pemeriksaan individu / Pemeriksaan Fisik
1. PEMERIKSAAN FISIK
8 Kardiovaskuler :
Odema Tidak ada
Jantung berdebar Tidak ada
Bunyi jantung Tidak ada
Lain-lain
9 Pencernaan :
Defecasi Tidak ada
Obstifasi Tidak ada
Diare Tidak ada
Ostomy Tidak ada
Lain-lain
10 Genetalia Urinaria
Miksi Tidak ada
Ada kesukaran Tidak ada
Haid teratur / tidak Tidak ada
Lain-lain
2. ANALISA DATA
5. TAHAP PERENCANAAN
FORMAT PERENCANAAN
3. Kolaborasi
melakukan
suction
(pada px.
yang
mengalami
penurunan
kesadaran
dan tidak
mampu
melakukan
batuk
efektif).
4. Ajarkan
batuk
efektif
(pada px.
yang tidak
mengalami
penurunan
kesadaran
dan
mampu
melakukan
batuk
efektif).
Observasi
TTV
6. TAHAP PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI) DAN EVALUASI