Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT SINUSITIS

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga 1


Dosen pembimbing: Nina Pamela, M.Kep

Disusun oleh:
Fawwaz Pajri Syihabuddin : C1714201014

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sinusitis merupakan proses peradangan pada mukosa atau selaput lendIr sinus
parasanal. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris, sinus
frontalis, sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis. Setiap rongga sinus ini dilapisi lapisan
mukosa yang merupakan lanjutan mukosa rongga hidung dan bermuara di rongga hidung
melalui ostium masing-masing. Pada kondisi anatomi dan fisiologis normal, sinus terisi
udara. Deviasi dari struktur anatomi normal maupun perubahan fungsi lapisan mukosa dapat
menjadi predisposisi penyakit sinus.
Sinusitis merupakan penyakit yang sangat lazim diderita di seluruh dunia, hampir
menimpa kebanyakan penduduk Asia. Penderita sinusitis bisa dilihat dari ibu jari bagian atas
yang kempot. Sinusitis dapat menyebabkan seseorang menjadi sangat sensitif terhadap
beberapa bahan, termasuk perubahan cuaca (sejuk), pencemaran alam sekitar, dan jangkitan
bakteri. Gejala yang mungkin terjadi pada sinusitis adalah bersin-bersin terutama di waktu
pagi, rambut rontok, mata sering gatal, kaki pegal-pegal, cepat lelah dan asma. Jika kondisi
ini berkepanjangan akan meimbulkan masalah keputihan bagi perempuan, atau ambeien
(gangguan prostat) bagi laki-laki.
Menurut Lucas seperti yang di kutip Moh. Zaman, etiologi sinusitis sangat kompleks,
hanya 25% disebabkan oleh infeksi, sisanya yang 75% disebabkan oleh alergi dan
ketidakseimbangan pada sistim saraf otonom yang menimbulkan perubahan-perubahan pada
mukosa sinus. Suwasono dalam penelitiannya pada 44 penderita sinusitis maksila kronis
mendapatkan 8 di antaranya (18,18%) memberikan tes kulit positif dan kadar IgE total yang
meninggi. Terbanyak pada kelompok umur 21-30 tahun dengan frekuensi antara laki-laki dan
perempuan seimbang. Hasil positif pada tes kulit yang terbanyak adalah debu rumah
(87,75%), tungau (62,50%) dan serpihan kulit manusia (50%).
Sebagian besar kasus sinusitis kronis terjadi pada pasien dengan sinusitis akut yang
tidak respon atau tidak mendapat terapi. Peran bakteri sebagai dalang patogenesis sinusitis
kronis saat ini sebenarnya masih dipertanyakan. Sebaiknya tidak menyepelekan pilek yang
terus menerus karena bisa jadi pilek yang tak kunjung sembuh itu bukan sekadar flu biasa.
Oleh karena faktor alergi merupakan salah satu penyebab timbulnya sinusitis, salah
satu cara untuk mengujinya adalah dengan tes kulit epidermal berupa tes kulit cukit (Prick
test, tes tusuk) di mana tes ini cepat, simpel, tidak menyakitkan, relatif aman dan jarang
menimbulkan reaksi anafilaktik. Uji cukit (tes kulit tusuk) merupakan pemeriksaan yang
paling peka untuk reaksi-reaksi yang diperantarai oleh IgE dan dengan pemeriksaan ini
alergen penyebab dapat ditentukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Sinusitis?
2. Apa penyebab dari penyakit Sinusitis?
3. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit Sinusitis?
4. Apa saja klasifikasi dari penyakit Sinusitis?
5. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Sinusitis?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir sinus parsial.
Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan tulang
dibawahnya. Sinus paranasal adalah ronga rongga yang terdapat pada tulang – tulang di
wajah. Terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung), sinus maksila (pipi
kanan dan kiri), sinus sphenoid (di belakang sinus etmoid). (Efiaty, 2007)

Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Sesuai anatomi sinus yang terkena, dapat
dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sphenoid.
(Endang mangunkususmo dan Nusjirwan Rifki, 2001)Yang paling sering ditemukan ialah
sinusitis maksila dan sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid lebih jarang.
Pada anak hanya sinus maksila dan sinus etmoid yang berkembang, sedangkan sinus frontal
dan sinus sphenoid belum.

Sinus maksila disebut juga antrum highmore, merupakan sinus yang sering terinfeksi, oleh
karen merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar,
sehingga aliran secret (drenase) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, dasar
sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris) sehingga infeksi gigi dapat
menyebabkan sinusitis maksila, ostirium sinus maksila terletak di meatus medius di sekitar
hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.

B. Etiologi
Menurut Amin dan Hardhi, 2015
Sinusitis paranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lender yang dialirkan ke dalam
hidung, untuk selanjutnya dialirkan ke belakang, kea rah tenggorokan untuk ditelan di
saluran pencernaan. Semua keadaan yang mengakibatkan tersumbatnya aliran lendir dari
sinus ke rongga hidung akan menyebabkan terjadinya sinusitis. Secara garis besar penyebab
sinusitis ada 2 macam, yaitu :
a. Faktor local adalah smua kelainan pada hidung yang dapat mnegakibatkan terjadinya
sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi, tumor, benda asing, iritasi
polutan, dan gangguan pada mukosilia (rambut halus pada selaput lendir)
b. Faktor sistemik adalah keadaan diluar hidung yang dapat menyebabkan sinusitis;
antara lain gangguan daya tahan tubuh (diabetes, AIDS), penggunaan obat – obat
yang dapat mengakibatkan sumbatan hidung

C. Tanda dan Gejala


Menurut Amin dan Hardhi, 2015
1. Secara umum, tanda dan gejala dari penyakit sinusitis adalah :
a. Hidung tersumbat
b. Nyeri di daerah sinus
c. Sakit kepala
d. Hiposmia / Anosmia
e. Hoalitosis
f. Post nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesak pada anak
2. Sinusitis etmoid akut
Gejala : Sekret kental di hidung dan  nasofaring, nyeri di antara dua mata, dan pusing.
3. Sinusitis maksila akut
Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat,m nyeri tekan, ingus
mengalir ke nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan bercampur darah.
4. Sinusitis frontal akut
Gejala : Demam,sakit kepala yang hebat pada siang hari, tetapi berkurang setelah sore
hari, sekret kental dan penciuman berkurang.
5. Sinusitis sphenoid akut  
Gejala : Nyeri di bola mata, sakit kepala, dan terdapat sekret di nasofaring
6. Sinusitis Kronis
Gejala  : Flu yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang berbau,selalu terdapat
ingus di tenggorok, terdapat gejala di organ lain misalnya rematik, nefritis, bronchitis,
bronkiektasis, batuk kering, dan sering demam.
D. Klasifikasi
Menurut D. Thane R. Cody dkk, 1986
Klasifikasi sinusitis berdasarkan patologi berguna dalam penatalaksanaan pasien. Di samping
menamakan sinus yang terkena, beberapa konsep seperti lamaya infeksi sinus, harus menjadi
bagian klasifikasi
a. Sinusitis Akut
Sinusitis akut merupakan suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlangsug dari satu
hari sampai 3 minggu.
b. Sinusitis Sub Akut
Sinusitis sub akut merupakan infeksi sinus yang berlangsung dari 4 minggu sampai 12
minggu. Perubahan epitel di dalam sinus biasanya reversible pada fase akut dan sub akut,
biasanya perubahan tak reversible timbul setelah 3 bulan sinusitis sub akut yang berlanjut
ke fase berikutnya / kronik.
c. Sinusitis Kronik
Fase kronik dimulai setelah 12 minggu dan berlangsung sampai waktu yang tidak
terbatas.

E. Patofisiologi

Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya klirens
mukosiliar (mucociliary clearance) di dalam KOM. Mukus juga mengandung substansi
antimicrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap
kuman yang masuk bersama udara pernafasan. Organ-organ yang membentuk KOM letaknya
berdekatan dan bila terjadi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga
silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya terjadi tekanan negative di dalam
ronga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula serous. Kondisi ini biasa
dianggap sebagai rinosinusitis non-bacterial dan biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa
pengobatan.

Bila kondisi ini menetap, secret yang terkumpul dalam sinus merupakan media baik untuk
tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Secret menjadi purulen. Keadaan ini disebut sebagai
rinosinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi antibiotic. Jika terapi tidak berhasil
(misalnya karena ada factor predisposisi), inflamasi berlanjut, terjadi hipoksia dan bacteri
anaerob berkembang. Mukosa makin membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang
terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid
atau pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi.

Klasifikasi dan mikrobiologi: Consensus international tahun 1995 membagi rinosinusitis


hanya akut dengan batas sampai 8 minggu dan kronik jika lebih dari 8 minggu. Sedangkan
Consensus tahun 2004 membagi menjadi akut dengan batas sampai 4 minggu, subakut antara
4 minggu sampai 3 bulan dan kronik jika lebih  dari 3 bulan. Sinusitis kronik dengan
penyebab rinogenik umumnya merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak terobati
secara adekuat. Pada sinusitis kronik adanya factor predisposisi harus dicari dan di obati
secara tuntas.

Menurut berbagai penelitian, bacteri utama yang ditemukan pada sinusitis akut adalah
streptococcus pneumonia (30-50%). Hemopylus influenzae (20-40%) dan moraxella
catarrhalis (4%). Pada anak, M.Catarrhalis lebih banyak di temukan (20%). Pada sinusitis
kronik, factor predisposisi lebih berperan, tetapi umumnya bakteri yang ada lebih condong ka
rarah bakteri negative gram dan anaerob.
BAB III
CONTOH KASUS

Di Liunggunung Kel. Sumelap Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya perawat sedang melakukan
pengkajian kepada keluarga Tn.M usia 46 tahun tinggal Bersama keluarganya yaitu dengan
istrinya Ny.M Berusia 34 tahun dan 3 anaknya yang anak pertama An.F usia 20 tahun, yang
kedua An.R usia 17 tahun dan yang ketiga An.M usia 5 tahun. Setelah dilakukan pengkajian
di dapat bahwa Tn.H bekerja sebagai PNS, rumah tampak bersih dan didapatkan bahwa
An.R mengalami penyakit dihidung , yaitu terganggu penciuman nya dan sudah lama
sekitar 5 tahun yang lalu.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.M dengan Riwayat penyakit SINUSITIS

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PUSKESMAS
a. Nama Puskesmas
b. No.Register
c. Tanggal
d. Jarak untuk mencapai pelayanan Kesehatan terdekat
e. Nama kepala keluarga
f. Alamat
2. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA

Nama Hub. Jenis umur Pendidika agama Keadaan Imun KB Bahasa


Angota Dengan kelami n Kesehata i Indonesia
keluarg kepala n Terakhir n sasi
a kelurga
Tn.M Ayah L 46 SMA ISLAM SEHAT YA TIDA YA
K
Ny.M Istri P 34 SMP ISLAM SEHAT YA YA YA
An.F Anak L 20 SMA ISLAM SEHAT YA TIDA YA
K
An.R Anak L 17 SMA ISLAM SAKIT YA TIDA YA
K
An.M Anak P 5 PAUD ISLAM SEHAT YA TIDA YA
K

3. DATA UMUM
Genogram keluarga

a. Tipe keluarga
Keluarga Tn.M merupakan keluarga inti karena terdiri dari ayah, ibu, anak.
Tidak ada masalah dalam keluarga Tn.M
b. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.M mempunyai 3 orang anak, anak pertama berusia 20 tahun dan
anak kedua berumur 17 tahun dan anak yang ketiga berumur 5 tahun. maka
keluarga Tn.M berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan Anak Usia
Sekolah.
c. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn.M belum terpenuhi karena ketiga anak
Tn.M masih harus membiayai anak sekolah.
d. Keadaan Kesehatan
Keadaan Kesehatan keluarga Tn.M secara umum baik
e. Kebersihan keluarga

Nama Frekuensi Tempat Menggunakan Cuci tangan Cuci kaki


mandi mandi sabun saat sebelum sebelum
sehari mandi makan tidur
Tn.I 2 x 1 hari KM sendiri Ya Ya Ya
Ny.N 2 x 1 hari KM sendiri Ya Ya Ya
Tn.H 2 x 1 hari KM sendiri Ya Ya Ya
Ny.S 2 x 1 hari KM sendiri Ya Ya Ya
Nn.A 2 x 1 hari KM sendiri Ya Ya Ya
Nn.Q 2 x 1 hari KM sendiri Ya Ya Ya
f. Penyakit yang diderita
Dalam keluarga Tn.M yang mempunyai penyakit An.R umurnya 17 tahun dia
sudah mengalami sinusitis sejak 5 tahun terakhir, keluhan yang dia rasakan
pada minggu minggu ini sama seperti yang dirasakan sebelumnya yaitu
terganggu indra penciuman nya karena terhambat akibat penumpukan secret,
keluhan yang sering dirasakan yaitu pusing. Cara mengobati penyakitnya Tn.M
sudah melakukan pengobatan kerumah sakit Jasa Kartini, kemudian telah
melakukan pengobatan ke klinik Dr. Taufik Boesoeri di bandung, terakhir
melakukan pengobatan tradisional dan karena keterbatasan biaya, sehingga
terhenti sampai sekarang.
g. Penyakit menular
Tidak ada yang menderita penyakit menular di keluarga Tn.M
h. Kecacatan anggota keluarga.
Secara fisik tidak ada kecacatan yang didapatkan
i. Pola makan
Beri tanda cakra (x) jika jawabannya sesuai dengan pertanyaan di bawah ini

Makanan pokok x Nasi gandum Lainnya


Lauk Protein hewani Protein nabati X Campuran
Sayuran Selalu ada X Kadang-kadang campuran
Buah Selalu ada X Kadang-kadang campuran
Susu Selalu ada X Kadang-kadang campuran
Kebiasaan makan 1x sehari X 2x sehari 3x sehari
Cara menghidari x Tertutup terbuka Kadang-kadang
makanan
Pantangan Ada X tidak
makanan keluarga
Air minum X Di masak Tidak dimasak Kadang kadang
Kebiasaan,makan Tidak di cuci Di potong baru di x Di cuci baru di
sayuran cuci potong

j. Pola istirahat

Nama Sulit tidur Tidur siang dari-sampai Tidur malah dari- sampai
Tn.I Tidak Jam 13.00-14.00 Jam 21.00- 04.00
Ny.N Ya Jam 13.00-13.15 Jam 20.00- 03.00
Tn.H Tidak Jam 14.00-15.00 Jam 21.30- 04.00
Ny.S Tidak Jam 12.30- 13.00 Jam 21.30- 04.15
Nn.A Tidak Jam 13.00- 15.00 Jam 22.00- 04.30
Nn.Q tidak Jam 13.00- 15.00 Jam 22.00- 04.45
k. Reproduksi/ akseptor KB
Istri Tn.M menggunakan KB
4. Psikologis keluarga
a. Keadaan Emosi/ mental
Masalah emosi yang terjadi dalam keluarga biasanya An.R biasanya mengeluh
karena penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
b. Koping keluarga
Ketika kemarahan itu muncul cara untuk menyikapinya adalah dengan diam
terlebih dahulu membiarkannya agar lebih tenang.
Tidak ada kebiasaan buruk yang biasa dilakukan oleh keluarga ini
c. Rekreasi
Ketika keluarga merasa bosan atau kelelahan dengan kegiatan sehari- hari maka
yang dilakukan keluarga Tn.M adalah dengan menonton tv
d. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.M bisa berkomunikasi dengan yang lainnya, “Cara keluarga
mendiskusikan suatu perkata biasanya informal, misalnya kita sedang
berkumpul makan- makan ataupun ketika menonton tv lalu kita membahasnya”.
e. Pengambil keputusan
Yang biasa mengambil keputusan karena keluarga Tn.M masih bersama dengan
istri dan anak-anak.
f. Peran informal
5. Social ekonomi keluarga
a. Hubungan keluarga dengan orang lain
Hubungan keluarga Tn.M dengan keluarga lain, tetangga dan orang lain itu
sangatlah baik karena keluarga Tn.M adalah sosok yang sangat baik terhadap
orang lain.
b. Kegiatan organisasi social
Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang kental akan agama sehingga keluarga
Tn.M mengikuti pengajian yang diadakan seminggu sekali.
c. Keadaan ekonomi
Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang sederhana karena hanya Tn.M saja
yang bekerja sedangkan istri dan anak-anaknya sedang menempuh pendidikan.
Tetapi dengan pekerjaannya dia mampu menafkahi semua anggota keluarganya
dan jika ada keperluan yang harus dibelinya dia mampu membelinya.
6. Spiritual keluarga
a. Keadaan beribadah
Kebiasaan yang biasa dilakukan keluarga Tn.M adalah beribadah sebagaimana
orang islam yang lainnya.
b. Keyakinan tentang kesehatan
Keluarga Tn.M yakin bahwa sehat itu lebih baik maka keluarga Tn.M harus
menjauhi perkara yang bisa membuat keluarga Tn.M sakit dan ketika ada salah
satu keluarganya yang sakit Tn.M tidak segan lagi membawanya ke dokter.
c. Nilai dan norma
Tn.M dan keluarganya menganut agama islam dengan suku sunda, untuk Ny.M
sangat patuh terhadap kata “pamali” dan kelurga Tn.M sangat sopan terhadap
orang lain sehingga anaknya pun sama bersikap sopan santun terhadap orang
lain.
d. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Tidak adat yang bertentangan dengan kesehatan keluarga Tn.M berpendapat
bahwa islam itu mudah dan selagi itu baik untuk kesehatan keluarganya. Apabila
ada salah satu keluarganya yang sakit Tn.M selalu berikhtiar dengan membawa
yang sakit ke dokter.
7. Lingkungan rumah
a. Denah rumah

DAPUR KOLAM IKAN

WC
( JALAN DAN KANDANG AYAM
(LUAR)

WC

RUANG MAKAN GARASI MOTOR


GUDAN
G

KAMAR 3
KAMAR 4
WC
KAMAR 2 JALA
RUANG TAMU
N

GARASI MOBIL
KAMAR 1

TERAS DEPAN ( KOLAM IKAN KECIL DENGAN POT BUNGA, PAGAR)

b. Kebersihan dan kerapihan


Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang sangat cinta terhadap lingkungan
sekitar dan tidak suka melihat rumah kotor
c. Penerangan
d. Ventilasi

Jenis Hasil pemeriksa Intepretasi Ruangan terasa


Pemeriksaan
Ventilasi a. 2 Jendela: a. Ventilasi a. Sejuk
a. Kamar 1 150 cm x 50 cm = 7.500cm kamar
b. Kamar 2 Pintu 1 memenuhi
c. Kamar 3 200 cm x 80 cm =16.000cm standar
d. Kamar 4 2 Lubang angin karena lebih
e. gudang 25 cm x 25 cm = 625 cm dari 10% dari
f. Ruang Luas kamar luas kamar
Keluarga 300 cm x 300cm=90.000cm
b. Sejuk
g. Dapur b. 2 Jendela: b. Ventilasi
150 cm x 50 cm =7.500cm kamar 2
Pintu memenuhi
200 cm x 80 cm=16.000cm standar
2 Lubang angin karena lebih
25 cm x 25 cm = 625 cm Luas dari 10% dari
kamar luas kamar
300 cm x 300cm=90.000cm
c. Ventilasi c. Sejuk
c. 2 Jendela:
150 cm x 50 cm = 7.500cm kamar 3
Pintu nmemenuhi
200 cm x 80 cm =16.000cm standar
2 Lubang angin karena lebih
25 cm x 25 cm = 625 cm dari 10% dari
Luas kamar luas kamar
300 cm x 300cm=90.000cm d. Ventilasi
d. 2 Jendela: kamar 4 d. Sejuk
150 cm x 50 cm = 7500cm nmemenuhi
Pintu standar
200 cm x 80cm=16.000cm karena lebih
2 Lubang angin dari 10% dari
25 cm x 25 cm = 625 cm luas kamar
Luas ruang keluarga e. Ventilasi
250 cmx400cm=100.000cm
Gudang tidak
e. 2 Jendela
memenuhi e. Pengap
Tidak ada
Pintu standar ka
200 cm x 80 cm = 16.000
f. Ventilasi di f. Sejuk
2 Lubang angin
50 cm x 25 cm = 1250 ruang
Luas dapur keluarga
200 cm x 200cm=40.000cm memenuhi
standar
karena lebih
dari 10% dari
luas kamar
g. Ventilasi di g. sejuk
dapur
memenuhi
standar
karena hasil
lebih dari
10% luas
kamar

e. Jamban
Wc yang ada di dalam rumah Tn.M ada 3 dengan ukuran 1,25 m x 1 m dengan
jenis lantai tidak kedap air.
f. Sumber air minum
Sumber air yang diganakan oleh keluarga Tn.M untuk minum dan air untuk
kebutuhan keluarga adalah pengeboran air didalam rumah yang bertempatkan
dengan gudang.
g. Pemanfaatan halaman
Halaman rumah Tn.M digunakan sebagai kolam ikan dan disisi kolam ikan dan
pot tanaman juga diluar rumah nya memiliki lahan yang kosong yang ditanami
berbagai pepohonan.
h. Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor ke kolam dibelakang rumah.
i. Pembuangan sampah
Cara mengelola sampah keluarga Tn.M dengan di bakar
j. Sumber pencemaran

Kandang X Terpisah Menyatu dengan


ternak dengan rumah rumah
Lalat Tidak ada X 1-5 ekor Lebih dari 10 ekor
Nyamuk Tidak ada X 1- 5 ekor Lebih dari10 ekor

k. Lingkungan psikososial
8. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn.M merupakan keluarga yang harmonis dan sangat menyayangi anak
anaknya, Tn.M dan Ny.M selalu mendukung apa yang ingin dicapai oleh anak
anaknya selagi itu dalam batas wajar.

b. Fungsi sosialisasi
Interaksi antar keluarga sangatlah baik apabila ada masalah mereka selalu
mendiskusikannya dengan tetap keputusan ada di tangan Tn.M sebagai kepala
keluarga. Keluarga Tn.M merupakan sosok yang sangat sopan santun terhadap
orang lain sehingga anak anaknyapun bersikap seperti itu.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1.) Kemampuan keluarga mengenal kesehatan
2.) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat
3.) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4.) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan keluarga yang sehat
5.) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
dimasyarakat
d. Harapan keluarga
kami keluarga berharap bahwa dengan datangnya tenaga Kesehatan, dapat
menambah pengetahuan terhadap keluarga agar menjadi lebih sadar dan peduli
akan Kesehatan.
e. Pemeriksaan individu / Pemeriksaan Fisik
1. PEMERIKSAAN FISIK

N nama Pemeriksaan hasil


o

1 Tn.M Keadaan umum Komposmentis


2 Tanda Vital TD : 120/90
N : 90
S : 36,5
R : 22
3 BB / TB 45 / 165cm
4 Kebersihan perorangan Bersih
5 Sensori :
 Penglihatan  Normal
 Pendengaran  Normal
 Berbicara  Normal
 Normal
 Perabaan
 Lain-lain
6 Kulit :  Sawo matang
 Warna dan turgor  Tidak ada
 Lecet/luka/borok
 Lain-lain
7 Pernafasan :
 Batuk  Ada
 Sesak  Tidak ada
 Bunyi nafas  Tidak ada
 Lain lain
8 Kardiovaskuler :
 Odema  Tidak ada
 Jantung berdebar  Tidak ada
 Bunyi jantung  Tidak ada
 Lain-lain
9 Pencernaan :
 Defecasi  Tidak ada
 Obstifasi  Tidak ada
 Diare  Tidak ada
 Ostomy  Tidak ada
 Lain-lain
10 Genetalia Urinaria
 Miksi  Tidak ada
 Ada kesukaran  Tidak ada
 Haid teratur / tidak
 Lain-lain

1 Ny.M Keadaan umum Komposmentis


2 Tanda Vital TD : 130/90
N : 80
R : 20
S : 36,5
3 BB / TB 65 / 150cc
4 Kebersihan perorangan Bersih
5 Sensori :
 Penglihatan  Normal
 Pendengaran  Normal
 Berbicara  Normal
 Perabaan
Normal
Lain-lain
6 Kulit :
 Warna dan turgor  Sawo matang
 Lecet/luka/borok  Tidak ada
 Lain-lain
7 Pernafasan :
 Batuk  Ada
 Sesak  Tidak ada
 Bunyi nafas  Tidak ada
 Lain lain
8 Kardiovaskuler :
 Odema  Tidak ada
 Jantung berdebar  Tidak ada
 Bunyi jantung  Tidak ada
 Lain-lain
9 Pencernaan :
 Defecasi  Tidak ada
 Obstifasi  Tidak ada
 Diare  Tidak ada
 Ostomy  Tidak ada
 Lain-lain
10 Genetalia Urinaria
 Miksi  Tidak ada
 Ada kesukaran  Tidak ada
 Haid teratur / tidak  Tidak
 Lain-lain

1 An.F Keadaan umum Komposmentis


2 Tanda Vital TD : 140/90
N : 98
R : 20
S : 36,8
3 BB / TB 54/160
4 Kebersihan perorangan Bersih
5 Sensori :
 Penglihatan  Normal
 Pendengaran  Normal
 Berbicara  Normal
 Perabaan  Normal
Lain-lain
6 Kulit :
 Warna dan turgor  Sawo matang
 Lecet/luka/borok  Tidak ada
 Lain-lain
7 Pernafasan :
 Batuk  Ada
 Sesak  Tidak ada
 Bunyi nafas  Tidak ada
 Lain lain

8 Kardiovaskuler :
 Odema  Tidak ada
 Jantung berdebar  Tidak ada
 Bunyi jantung  Tidak ada
 Lain-lain

9 Pencernaan :
 Defecasi  Tidak ada
 Obstifasi  Tidak ada
 Diare  Tidak ada
 Ostomy  Tidak ada
 Lain-lain
10 Genetalia Urinaria
 Miksi  Tidak ada
 Ada kesukaran  Tidak ada
 Haid teratur / tidak  Tidak ada
 Lain-lain

1 An.R Keadaan umum Komposmentis


2 Tanda Vital TD : 135/90
N :88
R : 19
S : 36,6
3 BB / TB 45/165
4 Kebersihan perorangan Bersih
5 Sensori :
 Penglihatan  Normal
 Pendengaran  Normal
 Berbicara  Normal
 Perabaan  Normal
 Lain-lain
6 Kulit :
 Warna dan turgor  Sawo matang
 Lecet/luka/borok  Tidak ada
 Lain-lain
7 Pernafasan :
 Batuk  Tidak ada
 Sesak  Tidak ada
 Bunyi nafas  Tidak ada
 Lain lain
8 Kardiovaskuler :
 Odema  Tidak ada
 Jantung berdebar  Tidak ada
 Bunyi jantung  Tidak ada
 Lain-lain
9 Pencernaan :
 Defecasi  Tidak ada
 Obstifasi  Tidak ada
 Diare  Tidak ada
 Ostomy  Tidak ada
 Lain-lain
10 Genetalia Urinaria
 Miksi  Tidak ada
 Ada kesukaran  Tidak ada
 Haid teratur / tidak  Tidak ada
 Lain-lain

1 An.M Keadaan umum Komposmentis


2 Tanda Vital TD : 110/80
N : 90
R : 20
S : 37,5
3 BB / TB 20/70
4 Kebersihan perorangan Bersih
5 Sensori :
 Penglihatan  Normal
 Pendengaran  Normal
 Berbicara  Normal
 Perabaan  Normal
 Lain-lain
6 Kulit :
 Warna dan turgor  Sawo matang
 Lecet/luka/borok  Tidak ada
 Lain-lain
7 Pernafasan :
 Batuk  Ada
 Sesak  Tidak ada
 Bunyi nafas  Tidak ada
 Lain lain
8 Kardiovaskuler :
 Odema  Tidak ada
 Jantung berdebar  Tidak ada
 Bunyi jantung  Tidak ada
 Lain-lain
9 Pencernaan :
 Defecasi  Tidak ada
 Obstifasi  Tidak ada
 Diare  Tidak ada
 Ostomy  Tidak ada
 Lain-lain
10 Genetalia Urinaria
 Miksi  Tidak ada
 Ada kesukaran  Tidak ada
 Haid teratur / tidak
 Lain-lain

2. ANALISA DATA

NO Data pada keluarga Kemungkinan Masalah


penyebab Kesehatan/Dx
1 Ds : Inflamasi pada sinus Bersihan jalan nafas
 Pasien mengeluh frontal tidak efektif
tidak dapat Produksi secret
mencium aroma meningkat
Akumulasi secret
Do : Bersihan jalan nafas
 Ada retraksi dada tidak efektif

3. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret
yang mengental

4. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH


Skala prioritas masalah Kesehatan keluarga

N KRITERIA SKAL BOBO PERHITUNG JUSTIFIKASI


O A T AN
1 Sifat Masalah 3/3X1=1 Masalah nyeri pada
 Tidak / 3 An.R dirasakan dan
kurang 2 1 perlu Tindakan
sehat 1
 Ancama
n
Kesehat
an
 Potensi
al /
wellnes
s
2 Kemungkinan 2/1X2=2 Pengetahuan sumber
mslh dpt 2 daya dan fasilitas
diubah 1 2 Kesehatan tersedia
 Mudah 0 dan dapat
 Sebagia dijangkau/dimanfaat
n kan
 Tidak
dapat
diubah
3 Potensi 3/3X1=3 Nyeri dapat dicegah
masalah untuk 3 bila keluarga
dicegah 2 1 mengetahui cara
 Tinggi 1 perawatan yang
 Sedang benar
 Rendah

4 Menonjolnya 1/1X1=1 Masalah dirasakan


masalah 2 oleh An.R dan tidak
 Masala terlalu segera
h berat, 1 1 diselesaikan
harus
segera 0
ditanga
ni
 Ada
masala
h, tidak
perlu
segera
ditanga
ni
 Masala
h tidak
dirasak
an

5. TAHAP PERENCANAAN

FORMAT PERENCANAAN

IDENTITAS KELUARGA : Tn.M


TANGGAL : 30 – 6 - 2020

N Dx Kep Tujuan Tujuan Standar Evaluasi Intrvensi


o Umum Khusus
Kriteria Standar
1 Bersihan Jalan Respon - Kepuasan 1. Kolaborasi
jalan nafas nafas Verbal klien : pemberian
tidak efektif kembali - Pemberian nebulising
berhubungan efektif nebulising
dengan dalam
adanya waktu
secret yang 10 – 15 2. Foto
mengental menit thoraks
dada serta
melakukan
clapping
atau
vibrasi

3. Kolaborasi
melakukan
suction
(pada px.
yang
mengalami
penurunan
kesadaran
dan tidak
mampu
melakukan
batuk
efektif).
4. Ajarkan
batuk
efektif
(pada px.
yang tidak
mengalami
penurunan
kesadaran
dan
mampu
melakukan
batuk
efektif).
Observasi
TTV
6. TAHAP PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI) DAN EVALUASI

FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : No. Register :

TANGGA JAM NO TINDAKAN EVALUASI TT


L DX KEPERAWATAN
30 – 6 - 09 : Airway suction S : Px mengatakan kalau
2020 00 a. Meastikan mampu bernapas
kebutuhan oral dengan
atau tracheal mudah
suctioning
b. mengauskultasi O : - K/U komposmentis
suara napas - Klien mampu
sebelum dan Mendemonstrasikan
sesudah batuk efektif dan
suctioning suara
c. mengnformasikan napas yang bersih
pada klien pada - Klien mampu
keluarga tentang mengindentifikasikan
suctioning dan mencegah factor
d. Meminta klien yang menghambat
napas dalam jalan napas
sebelum suction
dilakukan A : Masalah teratasi
e. memberikan
oksigen dengan P : Rencana dihentikan
menggunakan
nasal untuk
memfasilitasi
suction
nasotracheal
f. menggunakan
alat yang steril
setiap melakukan
tindakan
g. meganjurkan
pasien untuk
istirahat dan
napas dalam
setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotracheal
h. Memonitor status
oksigen pasien
i. mengajarkan
keluarga
bagaimana cara
melakukan
suction
j. menghentikan
suction dan
berikan oksigen
apabila pasien
menunjukan
brikaldi
k. membuka jalan
napas, gunakan
teknik chinlift
l. memposisikan
pasien untuk
mengatur fentilasi
m. memasang mayo
bila perlu
n. Melakukan fisio
terapi dada bila
perlu
o. mengauskultasi
suara napas catat
adanya suara
tambahan
p. Memoonitor
respirasi dan
status oksigen

Anda mungkin juga menyukai