LUKA LASERASI
A. Pengertian
Luka laserasi adalah luka terbuka yang disebabkan oleh rusaknya
lapisan kulit. Lapisan superfisial melibatkan epidermis dan dermis. Sedangkan
luka yang lebih parah melibatkan lapisan yang lebih dalam termasuk jaringan
subkutan dan jaringan otot (ENA,2010). Menurut Jacob(2016) luka laserasi
merupakan luka yang dihasilkan oleh robeknya jaringan tubuh. Donna
Naycluch (2014) mendifinisikan luka laserasi adalah luka terbuka melalui
permukaan kulit yang disebabkan oleh benturan benda tumpul padakulit,
terutama pada tonjolan tulang saat kulit terenggang dapat meluas atau
menembus lapisan otot vena-vena yang menjembatani dapat dilihat pada
laserasi yang dalam.
B. Etiologi
Luka laserasi dapat disebabkan oleh benda tumpul atau tajam yang
merobek dan mengenai kulit. Luka ini lebih umum terjadi di bagian jari
tangan, lutut, kaki , juga dapat terjadi di bagian tubuh lainnya (Healtwiase,
Staff 2010). Luka laserasi juga dapat terjadi karena jaringan teriris dengan
benda tajam seperti pisau dapur, ujung logam dan peralatan kaca atau trauma
tumpul akan menyebabkan jaringan robek sehingga menembus lapisan atas
kulit atau dapat meluas sampai struktur kulit yang paling dalam (ENA, 2013).
Sedangkan menurut Donna Naycluch (2014) luka laserasidisebabkan oleh
benturan benda tumpul pada kulit yang dapat meluas atau menembus lapisan
otot dan tepi luka tidak ada. Luka juga bisa terjadi ketika terkena benda tajam.
1
3. Kontaminasi luka
4. Luasnya jaringan neuritik
5. Risiko ingeksi
6. Nyeri
Tanda dan gejala dari luka laserasi tergantung dari kedalaman luka dan
tingkat perdarahan, pada luka laserasi ringan akan mengalami perdarahan
singkat dan disertai nyeri ringan. Sedangkan laserasi yang lebih dalam akan
mengalami perdarahan yang lebih banyak dan rasa sakit yang akan lebih
intens.
D. Patofisiologi
Luka Laserasi terjadi akibat dari robekan oleh benda tajam maupun
benda tumpul sehingga mengenai jaringan kulit. Rusaknya jaringan kulit dapat
merusak saraf nyeri sehingga menimbulkan masalah nyeri aku. Luka laserasi
dapat menyebabkan kerusakan integritas jaringan. Luka laserasi dapat menjadi
tempat masuknya bekteri ketubuh sehingga menyebabkan Resiko Infeksi.
Luka yang mengalami perdarahan dapat menimbulkan Resiko Syok dan
Kekurangan Volume Cairan (ENA, 2000).
2
E. Pathway
NYERI AKUT
Resiko Kekurangan
Infeksi Volume Cairan
3
F. Penatalaksanaan Gawat Darurat
Menurut ENA (2000) meliputi :
1. Pertahankan ABC (Airway, Breathing, Circulation)
2. Kontrol perdarahan lokal
- Tekanan langsung
- Tinggikan bagian yang mengalami cedera
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Berikan posisi yang nyaman
5. Berikan IV kateter dengan kristaloid jika kehilangan banyak darah
6. Cukur area kulit yang luka
7. Bersihkan area kulit dengan antiseptik
8. Bantu dengan pemberian bius lokal
9. Berikan obat penenang sebagai tambahan untuk anastesi lokal
10. Bersihkan luka dengan sabun antiseptik
11. Irgasi kulit dan luka sesuai indikasi, bantu dengan debridemant
12. Pastikan ketepatan balutan
13. Berikan antibiotik secara standar
14. Komunikasikan secara langsung kepada pasien atau keluarga terdekat
meliputi :
- Menjaga luka dan balutan bersih dan kering
- Konsumsi obat sesuai anjuran
- Menepati jadwal kontrol
4
P (Paliatif) : kaji penyebab cedera
Q (Quality): kaji seberapa berat keluhan nyeri
R (Regio) : kaji lokasi cedera atau nyeri
S (Skala) : kaji skala nyeri yang dirasakan pasien
T (Time) : kaji selang waktu saat cedera
B. Data Objektif
Airway : Kaji kepatenan jalan nafas, adanya obstruksi jalan nafas
dan adanya suara nafas tambahan
Breathing : kaji napas, pergerakan dada, irama nafas, pola nafas,
adanya sesakatau tidak
Circulation : Kaji perdarahan pada bagian luka , hasil tanda-tanda
vital, ada atau tidaknya sianosis, CRT, an akral
Disabelity : Kaji respon klien, reaksi pupil, kesadaran klien
Exposure : Kaji adanya luka laserasi, luas luka, keadaan luka
2. Pengkajian Subjektif
a. Data subjektif
Keluhan utama:
Terdapat keluhan utama nyeri pada tempat atau tubuh yang terluka
Mekanisme cedera
Penting diketahui karena dapat mempengaruhi tinkat keparahan
luka, tindakan penanganannya, pemeriksaan fisik terfokus, dan
penegakan diagnose.
Sample
S (sign and symptom) : terjadinya perdarahan, integritas kulit
atau jaringan terganggu kontaminasi
luka, risiko nfeksi dan nyeri.
A (allergi) : kaji adanya riwayat alergi obat,
makanan dan hewan.
M (medicine) : kaji obat-obatan yang dikonsumsi
sebelumnya.
5
P (past medical history) : kaji riwayat penyakit sebelumnya.
L (last oral intake) : kaji makan dan minum terakhir yang
dikonsumsi.
E (event leading injury) : kaji penyebab terjadinya masalah
atau keluhan pasien.
b. Data objektif
Pemeriksaan fisik terfokus
Memeriksa cedera, panjang luka, struktur yang terlibat, luasnya
jaringan neuritik, kejelasan kontaminasi luka, fungsi bagian yang
terlibat, cedera yang terkait.
Pemeriksaan penunjang
- Wbc ( sel darah putih ) dilakukan pengecekan bila luka
terkontaminasi dengan lingkungan luar lebih dari 8-12 jam.
- Pemeriksaan radiologi dilakukan bila terkait cedera tulang.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan indikasi
nyeri yang dapat diamati dan nyeri palpasi.
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan factor mekanik
ditandai dengan kerusakan lapisan kulit.
3. Risiko infeksi berhubungan kontaminasi luka ditandai dengan kerusakan
integritas kulit dan trauma jaringan.
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
ditandai dengan perdarahan.
6
I. Intervensi keperawatan
Tujuan dan kriteria
No Dx Intervensi Rasional
hasil
1 1 Setelah diberikan 1. Kaji keluhan 1. Mengidentifikasi
tindakan nyeri terjadinya
keperawatan 2. Berikan posisi komplikasi atau
selama…x… menit nyaman perbaikan fungsi
diharapkan nyeri 3. Ajarka teknik saraf sensori.
berkurang dengan non farmakologi 2. Membantu
kriteria hasil: (nafas dalam) memberikan
1. Indikasi nyeri 4. Kolaborasi kesempatan otot
berkurang pemberian untuk berelaksasi.
2. Tidak ada nyeri analgetic 3. Untuk mengurangi
palpasi rasa nyeri.
3. Skala nyeri 2-4 4. Untuk mengurangi
4. Pasien tampak rasa nyeri.
tenang
2 2 Setelah diberikan 1. Lakukan cuci 1. Mencegah
askep selama …x… tangan. kontraminasi dan
menit diharapkan 2. Bersihkan luka menurunkan resiko
kerusakan integritas dengan Nacl infeksi
jaringan dapat 3. Lakukan 2. Menghilangkan
diperbaiki dengan heacting bakteri dan kuman
kriteria hasil: 4. Bantu dengan yang ada pada luka
debridement 3. Menyatukan
jaringan kulit yang
terbuka
4. Membantu
menghilangkan
jaringan mati
7
panas
J. Implementasi
NO. DX Implementasi keperawatan
1 1. Mengkaji keluhan nyeri (PQRT)
2. Memberikan posisi nyaman
3. Mengajarkan teknik non farmakologi (nafas dalam)
4. Delegatif pemberian analgetik
4 1. mempertahankan ABC
2. meninggikan bagian tubuh yang mengalami perdarahan
3. memberikan IV kateter dengan kristaloid
4. monitor TTV
8
K. Evaluasi
No Diagnosa keperawatan Evaluasi keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan 1. indikasi nyeri berkurang
agen cidera fisik ditandai dengan 2. tidak ada nyeri berkurang
indikasi yang dapat diamati 3. skala nyeri berkurang
dengan nyeri hubungan dengan 4. pasien tampak tenang
faktor palpasi
9
DAFTAR PUSTAKA
ENA. 2010 (Emergency Nursing Principles and practice 6th Edition. USA.
Elseviers Health Sciences Right Departement.
ENA. 2013. Emergency Care 7th. Edition.USA. Elseviers Health Sciences Right
Departement.
10