A. Latar Belakang
Pada dasarnya pelayanan sosial lanjut usia (Lansia), selalu mengacu kepada
terpenuhinya kebutuhan lanjut usia (Lansia) yang meliputi kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, intelektual dan spiritual serta kegiatan pengisian waktu luang.
Selain itu, dapat untuk memperpanjang usia harapan hidup dan produktivitas lanjut usia
serta terwujudnya kesejahteraan sosial lanjut usia yang diliputi rasa tenang, tentram,
bahagia, dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pelayanan sistem Panti atau institusi masih menjadi salah satu alternatif pelayanan
lanjut usia, khususnya bagi lanjut usia yang kurang mampu secara sosial ekonomi.
Pelayanan sistem institusi dalam banyak hal menjadi model pelayanan yang dapat
diadopsi oleh keluarga dan masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan sosial lanjut
usia.
Disadari, bahwa kehidupan dalam institusi terkadang monoton dan rutinitas
sehingga membuat para lanjut usia merasa jenuh atau bosan tinggal dan hidup
selamanya di dalam Panti atau institusi. Kondisi tersebut sangat berpengaruh
pada upaya pengembangan bakat, minat dan potensi lanjut usia, maka oleh sebab
itu perlu diadakan berbagai kegiatan positif untuk mengisi waktu-waktu luang, dan
perlu dirancang berbagai kegiatan atau aktivitas yang sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan lanjut usia (lansia).
Kegiatan pelayanan dalam Institusi biasanya berkisar pada :
1. Program Rutin
yaitu Program yang secara terus menerus diberikan kepada Lanjut Usia, seperti :
pelayanan makan dan minum, tempat tinggal (asrama), pakaian, pemeriksaan
kesehatan, bimbingan Agama, bimbingan olah raga, bimbingan sosial kelompok
dan perorangan (Konseling), dan sebagainya hingga pada pelayanan Pemulasaran
(pemakaman jenazah).
2. Program atau kegiatan terobosan,
yakni program pelayanan Lanjut Usia yang dirancang di luar program rutin yang
1
bertujuan untuk melengkapi atau mendukung program rutin dimaksud, seperti :
kegiatan pengisian atau pemanfaatan waktu luang. Kondisi pelayanan pengisian
waktu luang dari masing-masing Panti (Institusi) dapat dipilah menjadi beberapa
bagian, yaitu : pelayanan ketrampilan, kerohanian, rekreasi dan hiburan, olahraga,
penyuluhan kesehatan.
Pemanfaatan waktu luang merupakan suatu upaya untuk memberikan peluang dan
kesempatan bagi Lansia (Potensial) untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai
kegiatan atau aktivitas yang positif, bermakna, dan produktif bagi dirinya maupun
orang lain. Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan harus sesuai dengan minat, bakat,
dan potensi yang mereka miliki.
Oleh karena itu, kami ingin mengajukan propasal bimbingan ketrampilan
(ketrampilan tangan) di UPTD Perlindungan Sosial Serang
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tercapainya pelayanan dan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi Lanjut Usia
agar terciptanya peningkatan kesejahteraan dan ketrampilanpada Lanjut Usia UPTD
Perlindungan Sosial Provinsi Banten
Analisa situasi di UPTD Perlindungan social Provinsi Banten terkait kegiatan TAK
pada WBS tidak memanfaaatkan waktu luang sehingga waktu tidak di manfaatkan
semaksimal mungkin, disamping itu ada beberapa WBS yang mempunyai masalah
motoric halus dan kasar yang harus di latih untuk memaksimalkan fungsinya. Oleh karena
beberapa alas an tersebut kelompok tertarik untuk mengadakan TAK dengan tema
bimbingan keterampilan (kerajinan tangan membuat tasbih).
Tujuan Khusus
1. Membantu Lansia dapat mengeksplorasikan bakat, minat dan kemampuan
dalam ketrampilan (kerajinan tangan)
2. Membantu Lansia untuk menyalurkan hobbinya dalam ketrampilan (kerajinan
tangan)
3. Membantu Lansia untuk mengisi waktu luang dalam melakukan kerajinan
tangan
4. Membantu Lansia memelihara kesehatan melalui kegiatan stimulasi motoric halus,
2
sensori kreatifitas dan kesabaran.
5. Membantu Lansia agar tidak bosan dan jenuh dalam ruangan melalui kerajinan
tangan
6. Mengevaluasi kegiatan kerajinan tangan yang di lakukan Lansia dipanti
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
4. Macam-macam TAK
a. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
b. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
c. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
d. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
e. Penyaluran energi
5
3. Definisi Motorik
Motorik halus yaitu gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
yang dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari
tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. “Perkembangan motorik halus
meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini melakukan gerakan-
gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik seperti menulis, melipat, merangkai,
mengancingkan baju, menempel, menggunting dan sebagainya.” Tujuan
perkembangan motorik halus seperti mengembangkan motorik halus
yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, memperkenalkan
gerakan jari seperti menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda dengan
jari jemari sehingga anak menjadi terampil dan matang, mampu mengoordinasikan
kecepatan, kecakapan tanpa dengan gerakan mata, penguasaan emosi.
C. Konsep Okupasi
1. Definisi
Terapi kerja atau terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi
seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini berfokus
pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang, pemeliharaan dan
meningkatan bertujuan untuk seseorang agar mandiri dan tidak bergantung pada orang
lain ( Riyadi dan Purwanto, 2009). Terapi okupasi juga berfokus pada kemampuan
fungsional klien dan cara untuk meningkatkan fungsi klien, misalnya bekerja dalam
bidang seni dan kerajinan tangan serta berfokus pada keterampilan psikomotor
(Videbeck, 2008). Menurut penelitian Graff (2010) salah satu cara untuk mengoptimalkan
fungsi kogitif lansia adalah menggunakan terapi okupasi. Terapi okupasi bertujuan
mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi atau mengupayakan kompensasi atau
adaptasi untuk aktivitas sehari-hari, produktivitas dan luang waktu melalui pelatihan,
remediasi, stimulasi dan fasilitasi.
6
f. Melatih memecahkan masalah
g. Membangun kemandirian
3. Langkah-langkah
Pertama :
Gunakan bahan yang sudah di sedikan fasilitator salah satunya adalah Manik manik,
benang, gunting dan wadah/tempat manik manik.
Kedua :
Siapkan peralatan, Seperti : Manik manik, benang, gunting dan wadah/tempat manik
manik.
Ketiga :
Dampingi Lansia Mengajarkan cara membuat gelang dan tasbih
Keempat :
Siapkan beberapa buah sample gelang dan tasbih agar lansia bisa memilih yang
diinginkan.
Kelima :
Jalin komunikasi Gunakanlah kesempatan ini untuk bertanya dan memancing
imajinasi serta menjalin komunikasi yang sehat dan menyenangkan dengan mereka, di
samping itu bermanfaat juga untuk melatih lansia berbicara dan mengungkapkan ide-
idenya.
7
BAB III
RENCANA KEGIATAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
WBS mampu melatih motorik dan kreativitas nya dalam membuat gelang dan tasbih
secara baik.
2. Tujuan Khusus
a. WBS mampu melatih kesabaran.
b. WBS mampu melatih konsentrasi.
c. Meningkatkan pemusatan perhatian.
d. Meningkatkan kemampuan intelektual.
e. Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain.
B. Sasaran
1. Lansia dengan KATZ indeks:
a. Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian,
toileting, berpindah dan mandi
b. Mandiri, semuanya kecuali salah satu fungsi diatas.
c. Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain
2. Lansia dengan SPMSQ :
a. Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang
3. Lansia dengan MMSE 24 – 30 (tidak ada gangguan kognitif) dan 18-23 (gangguan
kognitif sedang)
4. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi
proses TAK
5. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
C. Media
1. Manik-manik
2. Bahan dan alat (benang, gunting dan tempat manik manik)
8
D. Rencana Kegiatan
1. Tempat Kegiatan
Ruangan WKWT yang berada di lingkungan UPTD Perlindungan sosial Provinsi
Banten dengan settingan tempat : masing-masing WBS di bagi menjadi tiga
kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri tiga WBS dan satu fasilitator. Selama
melakukan aktifitas, para WBS diawasi oleh fasilitator yang berada di setiap satu
kelompok dan diberikan peralatan.
2. Waktu Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 11 Mei 2019
Waktu : 09.30-11.00 WIB
Lamanya : 90 Menit
Alokasi waktu:
Pembukaan : 10 menit
Kegiatan inti : 75 menit
Penutup : 5 menit
Jumlah anggota: 9 orang
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing : Ns. Alfonsa Reni Oktavia,,Skep,MKM
2. Leader : Toton Hartono
Tugas :
9
c. Mengingatkan leader tentang waktu dan apabila terjadi penyimpangan rencana
kegiatan
4. Fasilitator : Nelli, Ulfah M, Ila F, Ida Farida
Tugas :
F. Denah Tempat
10
KETERANGAN :
1. Leader
2. Co Leader
3. Observer
4. Fasilitator
5. WBS Ca Kulit
6. Pembimbing
7. Peserta
G. Proses Pelaksanaan
1. Perkenalan dan Pengarahan
11
Orientasi
Salam teraupetik (salam terapis kepada WBS)
Memperkenalkan nama panitia
Evaluasi atau validasi (menanyakan perasaan WBS saat ini)
Kontrak : Menjelaskan tujuan terapi dan Menjelaskan aturan main seperti :
lama kegiatan kurang lebih 45 menit
Tahap kerja
Metode : Dinamika kelompok
Media : manik-manik, benang nylon dan tempatnya
Persiapkan alat dan bahan
Memperlihatkan cara merangkai tasbih dan gelang
WBS harus merangkai tasbih dan gelang sesuai dengan keinginan WBS
Tahap terminasi
Evaluasi
Leader menanyakan perasaan WBS setelah melakukan terapi kongnitif dan
memberikan pujian atas keberhasilan individu menyelesaikan hasil karya
seni.
Tindak lanjut
Mengajarkan WBS untuk melatih konsentrasi dan melatih kesabaran untuk
melakukan membuat ketrampilan semacam kegiatan lainnya, seperti yang
telah diajarkan.
Penutup
Leader menanyakan perasaan para WBS, memberikan pujian atas
kerjasama selama kegiatan (sarankan agar WBS tetap berkomunikasi
dengan WBS lainnya.
12
H. Sekenario Kegiatan
13
TAK hari ini.”
14
“membuat gelang dan
tasbih ini sekaligus
melatih kesabaran dan
konsentrasi nenek-nenek
sekalian”
“nenek saya akan
menjelaskan bagaimana o WBS
cara membuat gelang dan memperhatik
tasbih ini. waktunya 35 an
menit,”
o Leader TAK
memperagakan
“nenek-nenek Hari ini
saya akan memperagakan
sekaligus menjelaskan o WBS mulai
bagaimana cara membuat melakukan
gelang dan tasbih dengan membuat
baik. Mohon perhatikan tasbih
ya, nek”
15
o Leader memberikan
reinforcement positif bila
WBS mampu
menyelesaikan dengan
baik.
“ wah kelompok nenekini
sanga hebat bisa
mengikuti arahan-arahan
yang tadi sudah
diterangkan, sehingga
bisa menyelesaikan
membuat gelang dan
tasbih dengan baik dan
kerjasama yang sangat
baik ya nek.”
o Leader menanyakan
perasaan para WBS.
“Bagaimana perasaan
nenek setelah mengikuti
TAK ini ? semoga
16
menyenangkan ya dan
bermanfaat”
o Mengucapkan salam
“ nenek, terimakasih
untuk partisipasinya hari
ini. Semoga nenek
bahagia dalam kegiatan
TAK hari ini, saya akhiri
kegiatan TAK hari ini dan
saya ucapkan selamat
siang, nenek.”
17
o Memberikan reward
berupa pujian untuk WBS
yang berhasil
menyelesaikan kerajinan
tangan merangkai tasbih.
I. Antisipasi Masalah
a. Penanganan WBS yang tidak aktif selama TAK:
Memanggil nama WBS.
Memberi kesempatan kepada WBS untuk dibantu.
b. WBS yang meninggalkan acara kegiatan TAK:
Memanggil nama WBS.
Menanyakan alasan meninggalkan kegiatan.
Memberikan penjelasan tujuan kegiatan dan anjurkan WBS untuk melaksanakan
keperluannya setelah acara berakhir.
c. Bila WBS di luar kelompok ingin ikut kegiatan
Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk WBS di UPTD
Perlindungan Sosial dengan KATZ indeks A (Mandiri).
Katakan pada WBS bahwa kegiatan lain yang mungkin dapat diikuti oleh WBS
tersebut.
ika WBS memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran
pada kegiatan tersebut.
J. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Input
Tim berjumlah 9 orang yang terdiri dari seorang leader, seorang co leader, 4
orang fasilitator, 1 orang observer,1 orang instruktur, dan 1 dokumentasi.
Lingkungan tenang dan tepat waktu.
Peralatan : daftar nama peserta, manik manik, benang, gunting dan tempat nya
2. Evaluasi Proses
90% WBS mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
18
90% WBS aktif mengikuti kegiatan.
3. Evaluasi Output
80% WBS dapat merangkai tasbih tanpa dibantu
Pelaksanaan kegiatan tepat waktu.
4. Evaluasi dan Dokumentasi Hal-hal yang perlu dievaluasi:
Kemampuan membuat keputusan
Tingkah laku selama bekerja
Kesadaran adanya orang lain bekerja bersama dia dan yang mempuanyai
kebutuhan sendiri
Kerja sama
Cara memperlihatkan emosi (spontan, wajar, jelas, dll)
Inisiatif dan tanggung jawab
Kemampuan untuk diajak dan mengajak berunding
Menyatakan perasaan tanpa agresi
Kompetisi tanpa permusuhan
Menerima kritik dari atasan atau teman sekerja
Kemampuan menyatakan pendapat sendiri atau bertanggung jawab terhadap
pendapatnya sendiri
Wajar dalam penampilan
Orientasi, tempat, waktu, situasi, orang lain
Kemampuan menerima intruksi dan mengingatnya
Kerapihan bekerja, cepat atau lambat
K. Evaluasi Pelaksanaan
a. Waktu dan Tempat :
Hari : Sabtu
Tanggal : 11 Mei 2019
Waktu : 09.30-11.00 WIB
Lamanya : 90 Menit
Evaluasi waktu pelaksaanaan lebih panjang 30 menit dari rencana dan
mundur setengah ham dari rencana.
b. Peserta pelatihan TAK berjumlah 11 orang lansia, anggota kelompok 9
orang, pembimbing 1 orang beserta 1 orang WBS yang tidak aktif karena
menderita Ca kulit
c. Hasil kegiatan
19
Peserta 90% mengikuti kegiatan dengan aktif , rata-rata WBS dapat
menyelesaikan kegiatan merangkai tasbih.
Kendala yang terjadi selama pelaksanaan yaitu WBS Arwana dan WBS ci
Ahong mengalami gangguan penglihatan, WBS Slamet dan WBS Nunung
mengalami gangguan sensori halus sehingga mereka kesulitan dalam
merangkai tasbih.
d. Penutupan
Kegiatan ditutup pukul 11.00 WIB oleh leader toton Hartono yang disaksikan
oleh semua peserta.
20
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Terapi ativitas Kelompok telah dilaksanakan di ikuti oleh para lansia yang berjumlah 9
peserta yang mempunyai nilai kongnitifnya tinggi di laksanakan di ruangan WKWT, seluruh
peserta mengikuti terapi aktivitas kelompok dengan tertib dari tahap awal sampai tahap akhir.
Peserta aktif mengikuti demonstrasi terapi aktivitas kelompok dengan membuat gelang dan
tasbih hasil nya 90%
2. SARAN
a. UPTD Perlindungan Sosial
Agar membuat jadwal TAK secara rutin didampingi oleh paraa pramuwisma maupun
perawat yang bertugas di UPTD Perlindungan Sosial Provinsi Banten, sehingga para
WBS bisa produktif dan mengembangkan kemampuannya.
b. Pihak Pendidikan
Berperan aktif dalam mengembangkan penelitian dalama kegiatan TAK di lingkup
geriatri
c. Mahasiswa
Lebih mengembangkan tema kegiatan TAK berbasis penelitian, sehingga TAK sesuai
dengan sasaran pada lansia.
21
DAFTAR PUSTAKA
Missouri: Mosby.
22
LAPORAN KEGIATAN
TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)
BIMBINGAN KETERAMPILAN (KERAJINAN TANGAN)
MEMBUAT TASBIH
UPTD PERLINDUNGAN SOSIAL PROVINSI BANTEN
OLEH :
ELTI SEPTRIANI
IDA FARIDA
RINA NURFITASARI
ULFAH MASFUFAH
ILA FADILAH
SUWANDI
TOTON HARTONO
NELLY SUSPRIYANINGSIH
ASEP PURKONI
KEPERAWATAN GERONTIK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERTAMEDIKA
JAKARTA 2019
23