Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Anak dengan ADHD di Rumah
Sasaran : Keluarga dengan Anak ADHD
Tempat : Ruang Poli Anak di RSUD Abdul Wahab Sjharanie
Waktu : Pukul 08.30
Tanggal : Jumat 28 Februari 2020

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan sasaran dapat merawat anak ADHD dengan baik dan
tepat.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran dapat :
a. Mampu mengetahui karakteristik anak dengan ADHD
b. Mampu mengetahui cara merawat anak dengan ADHD di rumah
c. Mampu mengetahui hal yang perlu diperhatikan untuk anak dengan ADHD

B. Materi
a. Konsep ADHD
b. Cara merawat anak dengan ADHD di rumah
c. Hal yang perlu diperhatikan untuk anak dengan ADHD

C. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab

D. Media Penyuluhan
Leaflet
Power Point

2
E. Kegiatan
Tahap Kegiatan peserta Metode
waktu
kegiatan
Pembukaan a. Mengucapkan salam. a. Menjawab salam. Ceramah dan
b. Menyampaikan b. Mendengarkan tanya jawab
5 menit perkenalan, kontrak
waktu, tujuan dan pokok
bahasan penyuluhan.

Penyuluhan a. Menanyakan kepada a. Menyampaikan Ceramah dan


20 menit peserta mengenai ADHD karakteristik tanya jawab
dan bagaimana cara anak dengan
merawatnya ADHD dan cara
b. Memberi reinforcement perawatannya
atas kemauan peserta b. Menerima dan
mengungkapkan mendengarkan
pendapatnya mengenai reinforcement
ADHD dan bagaimana c. Peserta
cara merawatnya. mendengarkan
c. Memberikan penjelasan d. Peserta
mengenai anak dengan menyimak
ADHD dan cara dan bertanya
perawatannya
d. Memberikan kesempatan e. Peserta
pada peserta untuk menyimak
f. Peserta
bertanya tentang hal yang
menyimak
belum dipahaminya
dan menjelaskan
e. Menjawab pertanyaan
peserta.
f. Menganjurkan/memotivasi
peserta untuk menjelaskan
kembali tentang materi
yang telah dijelaskan.
Penutup a. Melakukan evaluasi a. Menjawab Ceramah dan

3
5 Menit pertanyaan tanya jawab
b. Menyimpulkan materi b. Menyimak
penyuluhan kesimpulan
c. Menjawab salam
c. Mengucapkan salam

F. Setting Tempat

: Flipchart
: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Notulen
: Fasilitator
: Peserta

G. Organisasi Kegiatan
1. Pembimbing akademik : Ns. Aries Abiyoga.,S.Kep.,M.Kep
2. Pembimbing klinik :
3. Penyaji :
4. Moderator :
5. Observer dan Fasilitator :

H. Job Deskripsi
1. Moderator

Uraian Tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan
c. Memotivasi peserta agar bertanya
d. Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
e. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh
Uraian Tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan bahasa yang mudah dipahami
oleh pasien
b. Menjawab pertanyaan peserta
3. Fasilitator

4
Uraian Tugas :
a. Membagikan kuesioner pretest dan posttest pada peserta
b. Ikut bergabung dan duduk diantara peserta
c. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
d. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan penyuluhan
e. Membagikan leaflet kepada peserta
4. Observer
Uraian Tugas :
a. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
b. Mengamati jalannya penyuluhan dari awal hingga akhir penyuluhan.
c. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
5. Notulen
Uraian Tugas :
a. Menulis pertanyaan yang diajukan oleh peserta
b. Membagikan daftar hadir kepada peserta

I. Evaluasi
1. Evaluasi Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dengan baik dan antusias
b. Peserta terlibat aktif dalam penyuluhan
c. Peserta aktif bertanya
2. Evaluasi hasil :
a. Peserta mampu menjelaskan kembali pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda
dan gejala dan penatalaksanaan umum dari PJB.

MATERI
ATTENTION DEFICIT HIPERACTIVITY DISORDER (ADHD)

A. Pengertian ADHD
ADHD dalam bahasa Indonesia berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif.
Namun ADHD tidak selalu disertai dengan hiperaktif.
Ciri utama anak dengan gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif
diantaranya:
1. Anak tampak kesulitan dalam memusatkan perhatiannya. Anak sangat mudah
teralihkan oleh rangsangan yang timbul pada saat itu.
2. Anak melakukan tindakan yang tidak disertai dengan pemikiran. Anak akan cepat
bereaksi terhadap suatu hal tanpa memikirkannya dulu.

5
3. Anak melakukan gerakan yang berlebihan melebihi gerakan anak umum seusianya.
Anak melakukan gerakan terus menerus tanpa lelah sehingga sulit untuk
memusatkan perhatian.

B. Penyebab ADHD
Penyebab ADHD belum diketahui dengan pasti, tetapi sejumlah penelitian menunjukkan
bahwa ADHD dapat terjadi akibat kombinasi dari beberapa faktor berikut:
1 Keturunan atau faktor genetik, yaitu memiliki ibu, ayah, atau saudara dengan ADHD
atau gangguan mental lain.
2 Kelahiran prematur, yaitu lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
3 Kelainan pada struktur atau fungsi otak.
4 Kerusakan otak sewaktu dalam kandungan.
5 Ibu menggunakan NAPZA, mengonsumsi minuman beralkohol, atau merokok selama
masa kehamilan.
6 Ibu mengalami stres sewaktu hamil.
7 Paparan racun dari lingkungan sewaktu masa kanak-kanak, misalnya paparan timbal
dari cat.

C. Tanda dan gejala AHDH


Biasanya tanda dan gejala ADHD akan muncul sebelum anak memasuki usia 7 tahun.
Namun, beberapa di antaranya tidak terdiagnosis hingga anak sudah mencapai usia
remaja.
1 Bertindak impulsif; bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati
2 Hiperaktif tidak terkendali; cenderung tidak bisa diam, terus berlari, bergerak, bahkan
memukul
3 Tidak dapat berkonsentrasi atau fokus dengan baik
4 Sering melebih-lebihkan pembicaraan
5 Sering mengganggu aktivitas atau kegiatan orang lain
6 Bertindak impulsif; bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati
7 Hiperaktif tidak terkendali; cenderung tidak bisa diam, terus berlari, bergerak, bahkan
memukul
8 Sering melamun atau tidak perduli lingkungan sekitar

6
D. Komplikasi

1 Penderita ADHD yang tidak tertangani dapat mengalami kondisi di bawah ini:
2 Mengalami kesulitan untuk fokus belajar di kelas, sehingga prestasi akademiknya
menurun.
3 Memiliki masalah interaksi dengan teman-teman sebaya dan lingkungan sekitarnya.
4 Memiliki risiko mengonsumsi alkohol dan menyalahgunakan NAPZA saat beranjak
dewasa.
5 Berisiko mengalami cedera saat melakukan aktivitas sehari-hari.
6 Merasa rendah diri.

E. Penanganan
ADHD Penanganan Melalui Psikoterapi Penderita ADHD perlu mendapatkan
psikoterapi. Selain untuk menangani ADHD, psikoterapi juga berguna untuk mengatasi
gangguan mental lain yang menyertai ADHD, misalnya depresi. Jenis-jenis psikoterapi
yang bisa menjadi pilihan adalah:

1 Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT)


Terapi perilaku kognitif akan membantu penderita ADHD untuk mengubah
pola pikir dan perilaku saat menghadapi masalah atau situasi tertentu.
2 Terapi psikoedukasi
Penderita ADHD akan diajak untuk berbagi cerita dalam terapi ini, misalnya
kesulitan mereka dalam mengatasi gejala-gejala ADHD. Dari terapi ini, diharapkan
penderita dapat menemukan cara yang paling sesuai baginya untuk mengatasi
gejala tersebut.
3 Pelatihan interaksi sosial
Jenis terapi ini dapat membantu penderita ADHD untuk memahami perilaku
sosial yang layak dalam situasi tertentu
F. Perawatan Anak ADHD Dirumah
Akan tetapi selain berbagai kesulitan yang dialami,dalam merawat anak dengan
ADHD di rumah dapat memberikan banyak manfaat bagi kondisi anak. Tinggal di
rumah dan mendapatkan banyak kasih sayang dari anggota keluarga lainnya dapat
membantu anak untuk mengontrol ADHD yang dialaminya. Keluarga harus mampu

7
sabar, memberi kasih sayang, dan semangat agar dapat terbiasa dengan anak serta
menciptakan kondisi rumah yang menyenangkan.

1. Komunikasi. Lakukan komunikasi dengan jelas dan konsisten dengan anak anda,
beri instruksi satu persatu tidak sekaligus. Berikan secara singkat, jelas dan
sederhana.
2. Konsisten. Ekspektasi yang dilakukan harus selalu menjadi ekspektasi setiap hari.
Jangan menyerah karena anak anda yang rewel.
3. Berikan contoh yang baik. Tunjukan perilaku yang baik, sabar, sehat, dan
berperilaku yang baik.
4. Puji bila klien melakukan hal yang positif

G. Cara meningkatkan komunikasi dengan anak


1 Lakukan kontak mata langsung dengan anak sebelum memberikan instruksi

2 Dengarkan hal yang diungkapkan oleh anak

3 Cek apakah anak mengerti dengan instruksi yang diberikan dengan mengatakan
“coba apa yang tadi mama bilang?”

4 Berikan instruksi pada anak satu per satu

5 Kontak fisik dapat membuat anak lebih fokus (sentuhan, merangkul, memeluk).

H. Cara mengatur jadwal


1 Lakukan penjadwalan hal yang rutin dilakukan anak pada pagi dan sore hari

2 Buat anak anda tetap sibuk dengan jadwal aktivitasnya, tapi jangan berikan jadwal
diluar kemampuan anak

3 Kekurangan tidur dapat memengaruhi konsentrasi anak menjadi lebih buruk, jadi
fasilitasi anak memiliki jam tidur yang teratur dan cukup

8
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Child & Adolescent Psychiatry and American Psychiatric Association.
(2013, July). ADHD. Parents Medication Guide.
Davison, Gerald C dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
http://www.childdevelopmentinfo.com/add-adhd/parenting-adhd-child-easy-technique-work/
diakses tanggal 11 Oktober 2016
http://www.helpguide.org/parenting-a-child-with-ADD diakses tanggal 11 Oktober 2016
http://www.scribd.com/doc/71659704/Adhd diakses tanggal 11 Oktober 2016.
http://www.scribd.com/doc/104336205/Makala-Had-Hd diakses tanggal 11 Oktober 2016
Kaplan, M.D., Halord I, Sadock, M.D., Benjamin J., Grebb, M.D., Jack A. 2010. Sinopsis
Psikiatri, Jilid 2. Terjemahan Dr. Widjaja Kusuma. Tangerang: Binarupa Aksara.
Nevid, Jeffrey S dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta : Indeks

9
10

Anda mungkin juga menyukai