B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit diharapkan
keluarga yang hadir di poli tumbuh kembang dapat memahami tentang
perawatan anak dengan ADHD.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit diharapkan
keluarga mampu :
a. Menyebutkan kembali pengertian ADHD
b. Menyebutkan kembali minimal 2 jenis ADHD
c. Menyebutkan kembali penyebab ADHD
d. Menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala ADHD
C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada keluarga pasien khususnya para orang tua anak
dengan ADHD yang sedang berada di Poli Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja di RS Jiwa Menur Surabaya
D. Materi
Terlampir
E. Strategi Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 21 September 2018
Waktu : ± 40 Menit
Tempat : Poli Tumbuh Kembang Anak dan Remaja RS Jiwa Menur
Surabaya
Metode : Pendidikan Kesehatan tentang ADHD
Media : Leaflet
5 3
2
5
1
5 4
Keterangan :
1 : Keluarga pasien
2 : Moderator
3 : Pemateri
4 : Observer
5 : Fasilitator
G. Pengorganisasian
Moderator : Ayu Alfa Lavia Putri
Pemateri : Firman Saputra
Fasilitator : Anni Fadhilah
Anik Maslukhiyah
Achmad Sulton Alfan A
Observer : Alifya Nabila Zahra Kustanto
H. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Pemateri Peserta Waktu Media
1. Pembukaan 1. Salam 1. Menjawab 3 menit -
pembuka salam
2. Mendengar-
2. Memperkenal- kan
kan diri
2. Kerja 1. Menyampaikan 1. Mendengar- 20 Leaflet
topik dan kan dengan menit
tujuan penuh
perhatian
2. Menyampaikan 2. Mendengar-
kontrak waktu kan dengan
penyampaian penuh
perhatian
3. Materi 3. Mendengar-
menjelaskan kan dengan
tentang : penuh
a. Pengertian perhatian
ADHD
b. Penyebab
ADHD
c. Tanda dan
Gejala
ADHD
d. Peran
Orang Tua
terhadap
ADHD
4. Diskusi 5 menit -
a. Memberi- a. Bertanya
kan
kesempatan
kepada
peserta
untuk
bertanya
b. Memberi- b. Menjawab
kan
kesempatan
kepada
pemateri
untuk
menjawab
5. Evaluasi 10 -
a. Menanya- a. Menjawab menit
kan kembali pertanyaaan
tentang
pengertian
ADHD
b. Menanya-
kan kembali b. Menjawab
penyebab pertanyaaan
ADHD.
c. Menanya-
kan kembali
tentang
tanda dan c. Menjawab
gejala pertanyaaan
ADHD
d. Menanyaka
n kembali
tentang
peran yang
harus
dilakukan
orang tau
terhadap
anak dengan
ADHD
3. Penutup 6. Penutup 2 menit -
a. Menyimpul- a. Mendengar-
kan kan
b. Menutup b. Memperhati-
penyuluhan kan
c. Salam c. Menjawab
penutup salam
I. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.
2. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan.
3. Tempat dan media serta alat sesuai rencana.
4. Mahasiswa dan sasaran menghadiri pembelajaran
b. Evaluasi Proses
1. Moderator menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
2. Penyaji menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
3. Fasilitator menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
4. Keluarga pasien ikut berpartisipasi aktif dalam pelaksanannya
5. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanannya
6. Suasana mendukung
c. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan pembelajaran kepada keluarga pasien, 80%
keluarga mampu :
1. Keluarga pasien antusias dan berkonsentrasi dengan pendidikan
kesehatan tentang ADHD
2. Keluarga dengan pasien ADHD mendengarkan materi dengan baik
dan ada respon positif.
3. Keluarga dengan pasien ADHD mengikuti kegiatan pembelajaran
sampai selesai dan tidak meninggalkan tempat.
4. Keluarga pasien mengajukan pertanyaan secara benar.
5. Pemateri menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana rilek
Lampiran Materi
A. Pengertian ADHD
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder,
suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (Sulit
memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (Ketidak beresan kecil di
otak), Minimal Brain Damage (Kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis
(Terlalu banyak bergerak/aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira
3-5% anak usia sekolah menderita ADHD. (Permadi, 2009)
Singkatnya ADHD merupakan suatu gangguan perkembangan yang
mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk
mengantisipasi tindakan dan keputusan masa depan. Anak yang mengidap
ADHD relatif tidak mampu menahan diri untuk merespons situasi pada saat
tertentu. Mereka benar-benar tidak bisa menunggu. Penyebab diperkirakan
karena mereka memiliki sumber biologis yang kuat yang ditemukan pada
anak-anak dengan presdiposisi keturunan.
Beberapa penelitian belum dapat menyimpulkan penyebab pasti dari
ADHD. Seperti halnya dengan gangguan perkembangan lainnya (autisme),
beberapa faktor yang berperan dalam timbulnya ADHD adalah faktor genetik,
perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat
kecerdasan (IQ), terjadi disfungsi metabolisme, hormonal, lingkungan fisik
dan sosisal sekitar, asupan gizi, dan orang-orang di lingkungan sekitar
termasuk keluarga. Beberapa teori yang sering dikemukakan adalah hubungan
antara neurotransmitter dopamine dan epinephrine. Teori faktor genetik,
beberapa penelitian dilakukan bahwa pada keluarga penderita, selalu disertai
dengan penyakit yang sama setidaknya satu orang dalam keluarga dekat.
Orang tua dan saudara penderita ADHD memiliki resiko hingga 2-8 kali
terdapat gangguan ADHD.
Teori lain menyebutkan adanya gangguan disfungsi sirkuit neuron diotak
yang dipengaruhi oleh berbagai gangguan neurotransmitter sebagai pengatur
gerakan dan kontrol aktivitas diri. Beberapa faktor resiko yang meningkatkan
terjadinya ADHD : kurangnya deteksi dini, gangguan pada masa kehamilan
(infeksi, genetik, keracunan obat dan alkohol, perokok dan stress psikogenik),
gangguan pada masa persalinan (prematur, posmatur, hambatan persalinan,
induksi, kelainan persalinan). (Dr. Dwijo, 2009)
B. Penyebab ADHD
Menurut Dr. Dwidjo Saputro, SpKJ(K) tahun 2009, etiologi dari ADHD
sebagai berikut :
Gangguan perilaku pada anak adalah akibat dari interaksi antara faktor
alami (nature), yaitu faktor bawaan dan lingkungan (nurture). Faktor alami
meliputi faktor genetik, gangguan biologik yang telah diperoleh sejak saat
anak dalam kandungan dan pada waktu lahir. Faktor lingkungan adalah
pengalaman psikoedukatif dan psikososial yang diperoleh setelah anak lahir,
yang meliputi pola asuh, pendidikan, nutrisi, kondisi lingkungan, teman
sebaya, nilai sosial dan budaya.
Sejak awal sampai saat ini, perkembangan konsep diagnosis yang dibuat
untuk gangguan ini menunjukkan perkembangan hipotesis penyebab
gangguan ini. Berbagai penelitian menunjukkan penyebab terjadinya
gangguan ini meliputi berbagai faktor yang berpengaruh terhadap fungsi otak
yaitu faktor genetik, faktor neurologik dan proses dalam otak, faktor
neurotransmitter, faktor psikososial, faktor lingkungan.
Referensi :