Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik : ADHD (Attention Deficit Hyperativity Disorder)


Hari / Tanggal : Jum’at, 21 September 2018
Waktu : ± 40 Menit
Sasaran : Keluarga di poli tumbuh kembang RS Menur Surabaya
Tempat : Poli Tumbuh Kembang Anak dan Remaja RS Jiwa
Menur Surabaya

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak
ADHD di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20
anak menderita ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti genetik ataupun pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh
alkohol pada kehamilan, kekurangan omega 3, alergi terhadap suatu
makanan, dan lain-lain.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dicirikan dengan tingkat
gangguan perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan
tahap perkembangan dan gangguan ini dapat terjadi di sekolah maupun di
rumah. Pada kira-kira sepertiga kasus, gejala-gejala menetap sampai dengan
masa dewasa. ADHD adalah salah satu alasan dan masalah anak-anak yang
paling umum.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit diharapkan
keluarga yang hadir di poli tumbuh kembang dapat memahami tentang
perawatan anak dengan ADHD.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit diharapkan
keluarga mampu :
a. Menyebutkan kembali pengertian ADHD
b. Menyebutkan kembali minimal 2 jenis ADHD
c. Menyebutkan kembali penyebab ADHD
d. Menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala ADHD

C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada keluarga pasien khususnya para orang tua anak
dengan ADHD yang sedang berada di Poli Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja di RS Jiwa Menur Surabaya

D. Materi
Terlampir

E. Strategi Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Jum’at, 21 September 2018
Waktu : ± 40 Menit
Tempat : Poli Tumbuh Kembang Anak dan Remaja RS Jiwa Menur
Surabaya
Metode : Pendidikan Kesehatan tentang ADHD
Media : Leaflet

F. Setting Tempat Duduk


Mahasiwa dan keluarga duduk saling berhadapan. Pada saat demonstrasi
kesehatan, mahasiswa menghadap ke keluarga

5 3
2

5
1

5 4
Keterangan :
1 : Keluarga pasien
2 : Moderator
3 : Pemateri
4 : Observer
5 : Fasilitator

G. Pengorganisasian
Moderator : Ayu Alfa Lavia Putri
Pemateri : Firman Saputra
Fasilitator : Anni Fadhilah
Anik Maslukhiyah
Achmad Sulton Alfan A
Observer : Alifya Nabila Zahra Kustanto

H. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Pemateri Peserta Waktu Media
1. Pembukaan 1. Salam 1. Menjawab 3 menit -
pembuka salam
2. Mendengar-
2. Memperkenal- kan
kan diri
2. Kerja 1. Menyampaikan 1. Mendengar- 20 Leaflet
topik dan kan dengan menit
tujuan penuh
perhatian
2. Menyampaikan 2. Mendengar-
kontrak waktu kan dengan
penyampaian penuh
perhatian

3. Materi 3. Mendengar-
menjelaskan kan dengan
tentang : penuh
a. Pengertian perhatian
ADHD
b. Penyebab
ADHD
c. Tanda dan
Gejala
ADHD
d. Peran
Orang Tua
terhadap
ADHD
4. Diskusi 5 menit -
a. Memberi- a. Bertanya
kan
kesempatan
kepada
peserta
untuk
bertanya
b. Memberi- b. Menjawab
kan
kesempatan
kepada
pemateri
untuk
menjawab
5. Evaluasi 10 -
a. Menanya- a. Menjawab menit
kan kembali pertanyaaan
tentang
pengertian
ADHD
b. Menanya-
kan kembali b. Menjawab
penyebab pertanyaaan
ADHD.
c. Menanya-
kan kembali
tentang
tanda dan c. Menjawab
gejala pertanyaaan
ADHD
d. Menanyaka
n kembali
tentang
peran yang
harus
dilakukan
orang tau
terhadap
anak dengan
ADHD
3. Penutup 6. Penutup 2 menit -
a. Menyimpul- a. Mendengar-
kan kan
b. Menutup b. Memperhati-
penyuluhan kan
c. Salam c. Menjawab
penutup salam

I. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.
2. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan.
3. Tempat dan media serta alat sesuai rencana.
4. Mahasiswa dan sasaran menghadiri pembelajaran
b. Evaluasi Proses
1. Moderator menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
2. Penyaji menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
3. Fasilitator menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
4. Keluarga pasien ikut berpartisipasi aktif dalam pelaksanannya
5. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanannya
6. Suasana mendukung
c. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan pembelajaran kepada keluarga pasien, 80%
keluarga mampu :
1. Keluarga pasien antusias dan berkonsentrasi dengan pendidikan
kesehatan tentang ADHD
2. Keluarga dengan pasien ADHD mendengarkan materi dengan baik
dan ada respon positif.
3. Keluarga dengan pasien ADHD mengikuti kegiatan pembelajaran
sampai selesai dan tidak meninggalkan tempat.
4. Keluarga pasien mengajukan pertanyaan secara benar.
5. Pemateri menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana rilek
Lampiran Materi

A. Pengertian ADHD
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder,
suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (Sulit
memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (Ketidak beresan kecil di
otak), Minimal Brain Damage (Kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis
(Terlalu banyak bergerak/aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira
3-5% anak usia sekolah menderita ADHD. (Permadi, 2009)
Singkatnya ADHD merupakan suatu gangguan perkembangan yang
mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk
mengantisipasi tindakan dan keputusan masa depan. Anak yang mengidap
ADHD relatif tidak mampu menahan diri untuk merespons situasi pada saat
tertentu. Mereka benar-benar tidak bisa menunggu. Penyebab diperkirakan
karena mereka memiliki sumber biologis yang kuat yang ditemukan pada
anak-anak dengan presdiposisi keturunan.
Beberapa penelitian belum dapat menyimpulkan penyebab pasti dari
ADHD. Seperti halnya dengan gangguan perkembangan lainnya (autisme),
beberapa faktor yang berperan dalam timbulnya ADHD adalah faktor genetik,
perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat
kecerdasan (IQ), terjadi disfungsi metabolisme, hormonal, lingkungan fisik
dan sosisal sekitar, asupan gizi, dan orang-orang di lingkungan sekitar
termasuk keluarga. Beberapa teori yang sering dikemukakan adalah hubungan
antara neurotransmitter dopamine dan epinephrine. Teori faktor genetik,
beberapa penelitian dilakukan bahwa pada keluarga penderita, selalu disertai
dengan penyakit yang sama setidaknya satu orang dalam keluarga dekat.
Orang tua dan saudara penderita ADHD memiliki resiko hingga 2-8 kali
terdapat gangguan ADHD.
Teori lain menyebutkan adanya gangguan disfungsi sirkuit neuron diotak
yang dipengaruhi oleh berbagai gangguan neurotransmitter sebagai pengatur
gerakan dan kontrol aktivitas diri. Beberapa faktor resiko yang meningkatkan
terjadinya ADHD : kurangnya deteksi dini, gangguan pada masa kehamilan
(infeksi, genetik, keracunan obat dan alkohol, perokok dan stress psikogenik),
gangguan pada masa persalinan (prematur, posmatur, hambatan persalinan,
induksi, kelainan persalinan). (Dr. Dwijo, 2009)

B. Penyebab ADHD
Menurut Dr. Dwidjo Saputro, SpKJ(K) tahun 2009, etiologi dari ADHD
sebagai berikut :
Gangguan perilaku pada anak adalah akibat dari interaksi antara faktor
alami (nature), yaitu faktor bawaan dan lingkungan (nurture). Faktor alami
meliputi faktor genetik, gangguan biologik yang telah diperoleh sejak saat
anak dalam kandungan dan pada waktu lahir. Faktor lingkungan adalah
pengalaman psikoedukatif dan psikososial yang diperoleh setelah anak lahir,
yang meliputi pola asuh, pendidikan, nutrisi, kondisi lingkungan, teman
sebaya, nilai sosial dan budaya.
Sejak awal sampai saat ini, perkembangan konsep diagnosis yang dibuat
untuk gangguan ini menunjukkan perkembangan hipotesis penyebab
gangguan ini. Berbagai penelitian menunjukkan penyebab terjadinya
gangguan ini meliputi berbagai faktor yang berpengaruh terhadap fungsi otak
yaitu faktor genetik, faktor neurologik dan proses dalam otak, faktor
neurotransmitter, faktor psikososial, faktor lingkungan.

C. Tanda dan Gejala ADHD


Gejala inti dari ADHD yaitu :
1. Inatensi (gangguan pemusatan perhatian)
2. Hiperaktif (gangguan dengan aktivitas yang berlebihan)
3. Impulsivitas (gangguan pengendalian diri)
Menurut Videbeck (2008) tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada
anak dengan ADHD antara lain :
1. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya menggeliat-
geliat
2. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
3. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
4. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatu permainan atau
keadaan di dalam suatu kelompok
5. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan
6. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain
7. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitas bermain
8. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan
lainnya
9. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
10. Sering berbicara secara berlebihan
11. Sering menyela atau mengganggu orang lain
12. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang
dikatakan kepadanya
13. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau
kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya berlari-lari dijalan raya
tanpa melihat-lihat).

D. Peran Orang Tua


Menurut Doengoes, 2009 peran orang tua sangat penting dalam proses
tumbuh kembang anak dengan ADHD, perannya adalah sebagai berikut :
1. Sedini mungkin membiasakan anaknya untuk hidup dalam suatu aturan.
Dengan menerapkan peraturan secara konsisten, anak dapat belajar untuk
mengendalikan emosinya.
2. Sedini mungkin memberikan kepercayaan dan tanggungjawab terhadap
apa yang seharusnya dapat dilakukan anak.
3. Kenali kondisi diri dan psikis anak. Dengan mengenali, orang tua tak akan
memberikan tekanan yang berlebihan, yang dapat menyebabkan
penolakan anak untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.
4. Upayakan untuk menyediakan ruang belajar yang jauh dari gangguan
televisi, mainan atau kebisingan.
5. Sedini mungkin melakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan,
dan konsistensi terhadap terapi yang sedang dijalankan oleh anak anda.
6. Biasakan anak untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk tulisan
atau gambar.
7. Aturlah pola makan anak, hindari makanan dan minuman dengan kadar
gula dan karbohidrat yang tinggi.
8. Ajaklah anak berekreasi ke tempat-tempat yang indah. Hal ini akan
membantu anak untuk berpikiran positif.
9. Ajaklah anak untuk berlatih menenangkan diri. Misalnya dengan menarik
nafas dalam-dalam dan keluarkan lewat mulut. Latihan ini bisa dilakukan
berulang-ulang.

Referensi :

Doengoes, M.E. Townsend, M.C. Moorhouse, M.F. 2007. Rencana Asuhan


Keperawatan Psikiatri (terjemahan). Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Saputro, Dwidjo Dr. 2009. ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder).
Jakarta : CV Sagung Seto.
Permadi & Baihaqi. 2009. Memahami dan Membantu Anak ADHD. Jakarta : PT.
Refika Aditama
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai