OLEH :
PROFESI NERS
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit, keluarga dan klien
mampu memahami tentang halusinasi dan kepatuhan minum obat.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 40 menit diharapkan sasaran dapat :
A. Halusinasi
a. Pengertian halusinasi
b. Jenis halusinasi
c. Penyebab halusinasi
d. Tanda dan gejala halusinasi
e. Cara mengontrol halusinasi
f. Cara merawat pasien dengan halusinasi dirumah
B. Kepatuhan minum obat
a. Menyebutkan pengertian kepatuhan minum obat dengan baik dan
benar
b. Menyebutkan 4 dari 8 cara meningkatkan kepatuhan minum obat
dengan baik dan benar
c. Menyebutkan 3 dari 4 manfaat obat dengan baik dan benar
d. Menyebutkan reaksi obat dengan baik dan benar
e. Menyebutkan efek samping dari obat
f. Menyebutkan penyebab pasien gangguan jiwa tidak patuh minum
obat
g. Menyebutkan prinsip benar dalam pemberian obat dengan baik
dan benar
h. Menyebutkan cara atau tips dukungan keluarga dalam minum
obat
B. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
2. Materi
a. Pengertian halusinasi
b. Jenis halusinasi
c. Penyebab halusinasi
d. Tanda dan gejala halusinasi
e. Cara mengontrol halusinasi
f. Cara merawat pasien dengan halusinasi dirumah
g. Konsep Kepatuhan
h. Obat-obatan untuk pasien gangguan jiwa
i. Manfaat obat
j. Reaksi obat
k. Penyebab pasien gangguan jiwa tidak patuh minum obat
3. Media
a. Leaflet
C. Langkah Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu
a. Penyuluh
mempersiapkan
rencana
pembelajaran
b. Penyuluh
mempersiapkan
media
pembelajaran
sesuai dengan
Pra kegiatan
1. tujuan 5 menit
pembelajaran
pembelajaran
b. Penyuluh
mempersiapkan
dan mencek
lingkungan yang
akan
mempengaruhi
proses
pembelajaran
2. Membuka a. Mengucapkan a. Menjawab 10 menit
Pembelajaran salam salam
b. Memperkenalkan b. Menanggapi
diri dan memberi
c. Menjelaskan respon yang
tujuan baik
pembelajaran c. Menyimak
d. Kontrak waktu penjelasan yang
e. Appersepsi diberikan
d. Mengungkapka
n pengetahuan
yang dimiliki
a. Menjelaskan a. Mendengarkan
materi dan menyimak
pembelajaran materi yang
b. Memberikan diberikan
kepada sasaran b. Mengajukan
untuk bertanya beberapa
3. Kegiatan inti c. Menjawab pertanyaan dari 15 menit
pertanyaan yang materi yang
diberikan diberikan
c. Menyimak
jawaban yang
diberikan dan
merasa puas
a. Bertanya sebagai a. Menjawab
bahan evaluasi dengan benar
b. Menyimpulkan b. Mendengarkan
Kegiatan menutup
4. materi yang telah dan menyimak 10 menit
pembelajaran
disampaikan c. Menjawab
c. Mengucapkan salam
salam
D. Evaluasi
1. Prosedur : Post Test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Essay
E. Lampiran
1. Uraian Materi
2. Pertanyaan dan Kunci Jawaban
LAMPIRAN MATERI
A. KONSEP HALUSINASI
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, parabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetul-
betulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Direja, 2011).
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca
indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun, dasarnya
mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik (Trimelia, 2011).
2. Jenis-Jenis Halusinasi
Ada beberapa jenis halusinasi, Yosep (2007), membagi halusinasi menjadi 8
jenis yaitu :
a. Halusinasi Pendengaran (Auditif, Akustik)
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendering atau suara bising yang
tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata atau
kalimat yang bermakna. Biasanya suara tersebut ditujukan kepada penderita
sehingga tidak jarang penderita bertengkar atau berdebat dengan suara-suara
tersebut.
b. Halusinasi Penglihatan (Visual, Optik)
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik). Biasanya
sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan rasa
takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan.
3. Penyebab Halusinasi
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf – syaraf
pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang mungkin timbul
adalah : hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul
perilaku menarik diri.
b. Psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respons psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah : penolakan atau tindakan kekerasan
dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah
koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor. Pada halusinasi terdapat 3 mekanisme koping yaitu :
1) With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asyik dengan pengalaman
internalnya.
2) Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang
membingungkan ( alam mengalihkan respon kepada sesuatu atau
seseorang ).
3) Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari-hari untuk memproses
masalah dan mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas.
Pada klien dengan halusinasi, biasanya menggunakan pertahanan diri
dengan menggunakan pertahanan diri dengan cara proyeksi yaitu untuk
mengurangi perasaan emasnya klien menyalahkan orang lain dengan
tujuan menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.
B. KONSEP KEPATUHAN
1. Definisi Kepatuhan
Ade Herman, S.D. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Cramer, JA, 2007. Compliance In Medical Practice and Clinical Trail. New York :
Raven Press.