Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI KOGNITIF PADA PASIEN GANGGUAN JIWA


DI RUANG ARJUNA RSUD BANYUMAS

KELOMPOK 30
1. Raudathul Nurjannah (2211040138)
2. Erviana Uswatun K. (2211040092)
3. Fitriya Choirunnisa (2211040090)
4. Dwi Arif Hidayat (2211040133)
5. Fiki Nur Rezeki (2211040098)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022
POKOK BAHASAN : Terapi Kognitif
SUB POKOK BAHASAN : Terapi Kognitif
WAKTU : 1x30 menit
HARI/TANGGAL : Rabu/4 Januari 2023
TEMPAT : Ruang Arjuna RSUD Banyumas
SASARAN : Keluarga Pasien

A. Latar Belakang
Riset Kesehatan Dasar Nasional 2018 menunjukkan jumlah orang dengan
gangguan jiwa di Indonesia sebanyak 282.654, 6,1% diantaranya mengalami depresi dan
9,8% diantaranya mengalami gangguan mental emosional. Prevalensi orang dengan
gangguan jiwa di Jawa Tengah menurut Riskesdas adalah sejumlah 37.516 orang
(Riskesdas, 2019).
Hasil penelitian diperoleh pasien ODGJ yang menjalankan pengobatan sebanyak
50 pasien. Kegiatan ini menunjukkan 60% pasien ODGJ (30 pasien) memahami intruksi
yang diberikan, kemudian sebesar 50% pasien ODGJ (25 pasien) mampu menjawab
tebak warna dan sebanyak 80% pasien ODGJ (35 pasien) melakukan menyanyi bersama.
Permainan tebak warna dilakukan dalam kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat
konsentrasi dan pengetahuan pasien ODGJ terhadap warna yang diberikan. Dalam
kegiatan ini pasien ODGJ sebagian besar mengikuti dan berpartisipasi meskipun ada
yang merespon diam saja. Hal ini menunjukkan pasien ODGJ memiliki cukup baik dalam
menanggapi respon. Sehingga permainan ini dapat dilakukan secara berkala sebagai
langkah penanganan kognitif terhadap pasien ODGJ. Kegiatan menyanyi bersama juga
mendapat banyak antusias pasien ODGJ dan memiliki persentase terbesar yakni sebanyak
80% (Charisma et al., 2022).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1 kali pertemuan ini diharapkan keluarga
pasien di ruang Arjuna RSUD Banyumas mengetahui dan memahami tentang metode
terapi kognitif pada pasien gangguan jiwa.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Mengetahui pengertian terapi kognitif
b. Mengetahui indikasi terapi kognitif
c. Mengetahui macam-macam terapi kognitif.
C. Materi
1. Pengertian terapi kognitif
2. Indikasi terapi kognitif
3. Macam-macam terapi kognitif
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
PPT dan leaflet
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
KEGIATAN
NO WAKTU
PENYULUH PESERTA
1 5 menit Pembukaan
a. Salam pembukaan a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Apersepsi c. Berpartisipasi aktif
d. Mengkomunikasikan tujuan d. Memperhatikan
2 10 menit Kegiatan inti penyuluhan
a. Menjelaskan dan menguraikan a. Memperhatikan dan mencatat
materi penjelasan penyuluh dengan
cermat
4 10 menit Diskusi
a. Memberikan kesempatan pada a. Menanyakan hal-hal yang
peserta penyuluhan untuk belum jelas
bertanya
b. Menjawab pertanyaan peserta b. Memperhatikan jawaban dari

penyuluhan yang berkaitan penyuluh.


dengan materi yang belum jelas
5 5 menit Penutup
a. Menyumpilkan materi yang a. Memperhatikan keterangan
telah disampaikan kesimpulan dari materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
b. Menjawab pertanyaan yang
b. Melakukan evaluasi penyuluhan telah diajukan oleh
dengan pertanyaan secara lisan penyuluh
c. Menjawab salam.
c. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan.

G. Job Description
1. Moderator (Dwi Arif Hidayat)
a. Membuka acara penyuluhan
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Menjelaskan tata tertib selama penyuluhan
e. Bertanggungjawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
f. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh (Fitriya Choirunnisa)
a. Menggali pengetahuan peserta tentang terapi kognitif
b. Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal-hal
tentang isi, makna dan maksud dari penyuluhan.
3. Notulen (Raudathul Nurjannah)
a. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
4. Observer (Fiki Nur Rezeki)
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
5. Dokumentasi (Erviana Uswatun Khasanah)
a. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan
H. Setting Tempat

Layar

Penyuluh

Notulen

Moderator

Peserta Peserta Peserta

Observer

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan mahasiswa tentang materi penyuluhan terapi kognitif H-4
b. Media yang digunakan power point dan leaflet
c. Setting sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
b. Peserta penyuluhan mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan
benar
c. Pesarta penyuluhan mengikuti acara dengan antusias
J. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan dari penyuluhan tentang
1. Pengertian terapi kognitif antara 70-80%
2. Indikasi terapi kognitif 70-80%
3. Macam-macam terapi kognitif 70-80%
K. Lampiran
MATERI PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA

1. Pengertian Terapi Kognitif


Terapi kognitif adalah terapi terstruktur jangka pendek yang menggunakan kerja
sama aktif antara pasien dan ahli terapi untuk mencapai tujuan terapetik. Terapi ini
berorientasi terhadap masalah sekarang dan pemecahannya. Terapi biasanya
dilakukan atas dasar individual, walaupun metode kelompok juga digunakan. Terapi
juga dapat digunakan bersama -sama obat. Terapi kognitif telah diterapkan terutama
untuk gangguan depresi (dengan atau tanpa gagasan bunuh diri), tetapi ini juga telah
digunakan pada kondisi lain, seperti gangguan panik, gangguan obsesif -kompulsif,
dan gangguan kepribadian paranoid dan gang guan somatoform. Terapi depresi dapat
berperan sebagai paradigma pendekatan kognitif. (Yusuf et al., 2015)
Terapi kognitif suatu jenis terapi jangka pendek yang teratur yang
memberikan dasar berfikir pada pasien untuk mengerti masalahnya, memiliki
kata-kata untuk menyatakan dirinya dan teknik-teknik untuk mengatasi keadaan
perasaan yang sulit, serta teknik pemecahan masalah. (Damanik et al., 2020)
Terapi kognitif merupakan suatu perawatan psikologis yang dirancang untuk
melatih pasien mengidentifikasi dan mengoreksi pikiran-pikiran negatif, sehingga
pikiran/perasaan negatif tersebut dapat ditekan
2. Indikasi Terapi Kognitif
Terapi kognitif dapat diterapkan pada pasien dengan :
1. Depresi (ringan sampai sedang)
2. Gangguan panic dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan
3. Individu yang mengalami stress emosional
4. Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder) yang sering terjadi
pada orang dewasa dan memiliki respon terhadap terapi perilaku dan
antidepresan. Jarang terjadi pada awal masa anak-anak, meskipun kompulsi
terisolasi sering terjadi
5. Gangguan fobia (misalnya agoraphobia, fobia social, fobia spesifik)
6. Gangguan stress pasca trauma
7. Gangguan makan (anoreksia nervosa)
8. Gangguan mood
9. Gangguan psikoseksual
10. Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya.

Pada penelitian lain menyebutkan bahwa indikasi atau karakteristik pasien yang
mendapatkan terapi kognitif, antara lain :

a. Menarik diri
b. Harga diri rendah
c. Menyatakan ide bunuh diri
d. Komunikasi inkoheran dan ide/topik yang berpindah-pindah (flight of idea)
e. Delusi, halusinasi terkontrol, tidak ada manik depresi, tidak mendapat ECT
(Yusuf et al., 2015)
3. Macam-macam Terapi Kognitif
a. Terapi Musik
Seringkali, musik dijadikan sebagai salah satu alat terapi yang cukup baik.
Tidak hanya dengan suara-suaranya saja yang memang sangat menyenangkan dan
menyejukkan pikiran. Dengan terapi kognitif jenis ini, Anda akan dibantu untuk
mengeluarkan semua keluh kesah yang mungkin saja masih terpendam.
b. Teerapi Konseling
Mungkin ada banyak terapi yang bisa dilakukan, namun terapi konseling
yang memang lebih efektif. Sebab, melalui terapi ini dapat menemukan cara
supaya bisa mengatasi masalah yang kadang timbul dan tenggelam. Terapi jenis
ini juga dilakukan untuk menghilangkan pikiran negatif yang ada di dalam diri
sendiri. Sehingga yang akan dirasakan hanya pikiran positif.
c. Terapi Rehabilitasi
Terapi rehabilitasi dapat dilakukan untuk mereka yang memang sudah
mempunyai gangguan psikologis yang cukup parah. Cara tersebut merupakan
salah satu cara yang cukup efektif. Untuk jenis terapi ini, harus dilakukan di
rumah sakit atau lembaga yang menaunginya.
d. Terapi Tebak Warna
Permainan tebak warna dilakukan untuk mengetahui tingkat konsentrasi
dan pengetahuan pasien gangguan jiwa terhadap warna yang diberikan (Charisma
et al., 2022).
e. Terapi Bernyanyi
Menyanyi dapat mengekspresikan perasaan dan mengubah suasana hati
menjadi menyenangkan. Sehingga pasien gangguan jiwa jika dilakukan terapi
mendengarkan musik, merasa terhibur dan menunjukkan emosi positif (Charisma
et al., 2022).
DAFTAR PUSTAKA

Charisma, A. M., Anwari, F. A., & Farida, E. A. (2022). Meningkatkan Fungsi Kognitif Orang
Dengan Gangguan Jiwa Melalui Permainan Asah Otak Stimulasi Kognitif Di Puskesmas
Trosobo. Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 41–44.
https://doi.org/10.55784/jompaabdi.vol1.iss2.76

Damanik, R. K., Amidos Pardede, J., & Warman Manalu, L. (2020). Terapi Kognitif Terhadap
Kemampuan Interaksi Pasien Skizofrenia Dengan Isolasi Sosial. Jurnal Ilmu Keperawatan
Dan Kebidanan, 11(2), 226. https://doi.org/10.26751/jikk.v11i2.822

Riskesdas. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018. In Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

Yusuf, Fitriyasari, & Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai