OLEH :
PEMBIMBING :
A. Latar Belakang
Di Indonesia, Departemen Kesehatan RI (2003) mencatat bahwa 70%
gangguan jiwa terbesar adalah Skizofrenia. Menurut Arif (2006) mengungkapkan
bahwa 99% pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa adalah pasien dengan diagnosis
medis skizofrenia. Lebih dari 90% pasien skizofrenia mengalami halusinasi (Yosep,
2011). Stuart & Laraia (2005) menyatakan bahwa pasien dengan diagnosis medis
skizofrenia sebanyak 20% mengalamai halusinasi pendengaran dan penglihatan
secara bersamaan, 70% mengalami halusinasi pendengaran, 20% mengalami
halusinasi penglihatan, dan 10% mengalami halusinasi lainnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara
merawat anggota keluarga dengan halusinasi
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan masyarakat/ keluarga
di ruang poli rawat jalan RS Dr. Ernaldi Bahar Palembang mampu :
a. Menjelaskan pengertian halusinasi
b. Menjelaskan jenis halusinasi
c. Menjelaskan penyebab halusinasi
d. Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi
e. Menjelaskan akibat lanjut dari halusinasi
f. Menjelaskan peran keluarga dalam merawat pasien dengan halusinasi
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Peran Keluarga Pada Proses Kesembuhan Pada Penderita Gangguan Jiwa
Dengan Halusinasi
2. Sasaran dan Target
Sasaran : pasien dan keluarga pasien
Target : pasien dan keluarga pasien RS Ernaldi Bahar yang
mempunyai anggota keluarga dengan Halusinasi
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
4. Media
a. Leaflet
b. Flip chart
5. Materi (Terlampir)
6. Pengorganisasian Kelompok
Moderator : Siti Nurhaliza
Penyaji : Ari Hermawan, Diana Fitri
Fasilitator : Serly Fitria Dewi Lisiana
Observer : Ryan Putra
Dokumentasi : Dedek Saputra
Notulen : Saidatur Rahma
7. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator : Fasilitator
: Penyaji : Dokumentasi
: Observer
: Peserta
: Notulen
: Papan Flipchart
8. Kegiatan Penyuluhan
3. Menyampaikan
tentang tujuan
pokok materi.
4. Kontrak waktu.
3. Salam penutup.
9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir ditempat yang sudah ditentukan untuk penyuluhan
kesehatan minimal 20 orang.
2) Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di ruang tunggu poli rawat
jalan RS Dr. Ernaldi Bahar.
3) Sarana dan prasarana memadai.
b. Evaluasi Proses
1) Moderator memberi salam dan memperkenalkan diri.
2) Moderator menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
3) Moderator melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme
penyuluhan.
4) Moderator menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan.
5) Penyaji menggali informasi dan pengalaman yang telah diketahui
peserta tentang peran keluarga dengan halusinasi
6) Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan kesehatan.
7) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai
selesai.
8) Peserta mengajukan pertanyaan dan dijawab dengan benar.
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta memahami tentang cara keluarga dalam merawat pasien
halusinasi setelah perawatan di rumah sakit.
2) Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan sesuai dengan yang
diharapkan.
3) Kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Lampiran Materi
A. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan
dimana terjadi pada saat individu sadar dengan baik (Stuart & Sundenn,1998).
Halusinasi atau salah satu persepsi inrawi yang tidak berhubungan
dengan stimulus eksternal yang nyata, mungkin melibatkan salah satu dari
lima indera (Townsend,2002)
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada (WHO, 2006)
Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh
proses diterimanya, stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian,
lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu
yang dinamakan persepsi (Yosep, 2009)
B. Jenis Halusinasi
Maramis, 2004 mengemukakan bahwa halusinasi dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Halusinasi penglihatan (visual, optik) adalah perasaan melihat sesuatu objek
tetapi pada kenyataannya tidak ada.
2. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik) adalah perasaan mendengar suara-
suara,berupa suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan
musik.
3. Halusinasi penciuman (olfaktorik) adalah perasaan mencium sesuatu bau atau
aroma tetapi tidak ada.
4. Halusinasi pengecapan (gustatorik) adalah kondisi merasakan sesuatu rasa
tetapi tidak ada dalam mulutnya, seperti rasa logam.
5. Halusinasi peraba (taktil) adalah kondisi merasa diraba, disentuh, ditiup,
disinari atau seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya.
6. Halusinasi kinestetik adalah kondisi merasa badannya bergerak dalam sebuah
ruang, atau anggota badannya bergerak.
C. Penyebab Halusinasi
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah factor resiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.
Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Factor predisposisi dapat
meliputi factor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, dan
genetic. (Yosep, 2009)
1. Faktor perkembangan, jika tugas perkembangan mengalami hambatan
dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami
stress dan kecemasan.
b. Factor presipitasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, penasaran,
tidak aman, gelisah, bingung, dan lainnya. Menurut Rawlins dan Heacock,
1993 halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi yaitu :
1. Dimensi fisik, halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, penyalahgunaan obat, demam, kesulitan tidur.
E. Akibat Halusinasi
Akibat halusinasi adalah risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan
merusak lingkungan. Hal tersebut adalah suatu perilaku yang maladaptive
dalam manisfestasikan perasaan marah yang dialami seseorang. Marah sendiri
merupakan sebuah perasan jengkel yang timbulsebagai respon terhadap
kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai suatu
ancaman.
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Stuart & Sundeen. 1998. Buku Saku Keperwatan Jiwa, Edisi 3. EGC: Jakarta.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 30 menit
diharapkan 80% peserta penyuluhan mampu memahami tentang harga diri
rendah dan peran keluarga pada penderita halusinasi.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan masyarakat/ keluarga di
ruang poli rawat jalan RS Dr. Ernaldi Bahar Palembang mampu :
1. Menjelaskan pengertian halusinasi
2. Menjelaskan jenis halusinasi
3. Menjelaskan penyebab halusinasi
4. Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi
5. Menjelaskan akibat lanjut dari halusinasi
6. Menjelaskan peran keluarga dalam merawat pasien dengan halusinasi
IV. MEDIA
Flipchart dan Leaflet
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Orientasi
Pembukaan :
1) Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
2. Kerja
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Kamis tanggal 14 November 2019
jam 08.00-08.30 WIB dan dapat berjalan dengan lancar walaupun saat
dilaksanakannya penyuluhan masih ada beberapa peserta yang tidak fokus
meskipun demikian peserta tampak aktif dalam kegiatan penyuluhan.
Tanya Jawab
1) Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta
2) Menjawab pertanyaan dari peseta
3. Terminasi
1) Mengucapkan salam
2) Hasil :
a) 80% peserta mengerti tentang konsep halusinasi
b) 80% peserta mengerti tentang peran keluarga pada pasien
penderita halusinasi
DOKUMENTASI