Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENGENAL GANGGUAN JIWA


DI PUSKESMAS BASO KAB. AGAM
BUKITTINGGI

DI SUSUN OLEH :
1. FITRI MARDIANA
2. MIA AULIA
3. RAHMI KURNIA
4. RIZKA HIDAYATI
5. SELVIA HERNITA ROSA
6. SEKAR ANAK AMPUN

CI AKADEMIK CI KLINIK

( ) ( )

STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI


PRODI PROFESI NERS
T.A 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MENGENAL GANGGUAN JIWA
DI PUSKESMAS BASO KAB. AGAM
BUKITTINGGI
Topik : Mengenal Gangguan Jiwa
Judul : “Peningkatan Pengetahuan Keluarga Mengenai Gangguan Jiwa”
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Desember 2019
Waktu : 10.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Poliklinik Puskesmas Baso
Sasaran : Masyarakat Pengunjung Puskesmas Baso
Sub Topik :
1. Definisi sehat jiwa dan gangguan jiwa
2. Tanda dan gejala gangguan jiwa
3. Ciri-ciri gangguan jiwa
4. Penanganan gangguan jiwa di keluarga
5. Perawatan Pederita gangguan jiwa di rumah

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara
klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya, gejala
nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau
disertai peningkatan risiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat
kehilangan kebebasan (American Psychiatric Association,1994).
Kecendrungan gangguan jiwa akan semakin meningkat seiring dengan terus berubahnya
situasi ekonomi dan politik kearah tidak menentu, prevalensinya bukan saja pada kalangan
menengah kebawah sebagai dampak langsung dari kesulitan ekonomi, tetapi juga kalangan
menengah keatas sebagai dampak langsung atau tidak langsung ketidakmampuan individu
dalam penyesuaian diri terhadap perubahan sosial yang terus berubah (Rasmun, 2001).
Pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia mempunyai rata-rata lama hari rawat
yang tinggi yaitu 54 hari, dan yang paling lama dirawat adalah pasien dengan diagnosa
skizofrenia. Data rumah sakit jiwa pusat Bogor 2001, menunjukkan rata-rata lama hari rawat
adalah 115 hari dan untuk pasien perilaku kekerasan 42 hari (Keliat,dkk, 2009).
Ketika penderita gangguan jiwa melakukan rawat jalan atau inap di rumah sakit jiwa,
keluarga harus tetap memberikan perhatian dan dukungan sesuai dengan petunjuk tim medis
rumah sakit. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh penderita gangguan jiwa dalam
memotivasi mereka selama perawatan dan pengobatan. Jenis-jenis dukungan keluarga seperti
dukungan pengharapan, dukungan nyata, dukungan informasi dan dukungan emosional
(Friedman,1998).
Tetapi kenyataannya, belum banyak keluarga memiliki kepedulian tentang ini. Banyak
keluarga yang menyerahkan sepenuhnya penyembuhan penderita kepada petugas kesehatan.
Banyak pasien gangguan jiwa justru ditelantarkan keluarganya. Keluarga telah melupakan
mereka. Banyak yang tidak mengurusnya lagi saat dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Padahal,
jika keluarga mereka rajin mengunjungi dan memberikan dukungan bagi pasien gangguan
jiwa, ini merupakan salah satu terapi yang jitu untuk kesembuhan mereka. Namun, jika
keluarga mereka tidak peduli, tingkat kesembuhan pasien makin lama karena pasien merasa
tidak diperhatikan lagi oleh keluarganya (Yosep,dkk, 2008).
Bersadarkan hal tersebut, kelompok akan memberikan penyuluhan mengenai kesehatan jiwa
kepada masyarakat dengan harapan adanya peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan
jiwa itu sendiri sehingga berdampak bagi kesembuhan pasien kedepannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran penyuluhan dapat
memahami tentang perannya dalam mencegah penderita dengan gangguan jiwa di rumah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran penyuluhan
mampu:
1) Memahami dan mampu menjelaskan kembali definisi sehat jiwa dan gangguan jiwa
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan jiwa
3) Memahami dan menyebutkan kembali cara penanganan gangguan jiwa di keluarga
4) Memahami dan menyebutkan kembali hal yang diperhatikan keluarga atau
lingkungan masyarakat dalam merawat penderita gangguan jiwa di rumah.
C. PELAKSANAAN
 Waktu dan tempat
Hari / tanggal : Kamis, 19 Desember 2019
Jam : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Poliklinik Puskesmas Baso
 Sasaran : Masyarakat Pengunjung Puskesmas Baso
 Materi : (Terlampir)
 Media : - Materi SAP
- Leafleat
- LCD
 Metode :
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi
D. Pengorganisasian

Keterangan :
: Penyaji : Media
: Peserta : faslitator
: Observer : Moderator
Setting tempat :

Tugas Anggota :
a. Moderator : Mia Aulia
 Membuka acara
 Memperkenalkan pelaksanaan kegiatan
 Membuat kontrak waktu
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Melaksanakan kegiatan sepenuhnya
b. Penyaji : Fitri Mardiana
 Mempresentasikan materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan audiens
c. Fasilitator : Rahmi Kurnia, Selvia Hernita Rosa, Rizka Hidayati
 Memfasilitasi audiens untuk bertanya
 Motivasi audiens untuk menjawab pertanyaan
 Memberi leafleat
 Menjawab pertanyaan audiens
d. Observer: Sekar Anak Ampun
 Mengamati jalannya diskusi
E. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Waktu
1. Pembukaan o Menjawab salam
 Memberi salam o Memberi salam
 Memperkenalkan diri o Menyimak 5 Menit
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan
 Menyebutkan
materi/pokok bahasa yang
akan di sampaikan
 Menjelaskan waktu
pelaksanaan.
2. Pelaksanaan Menyimak dan memperhatikan 25 Menit
 Menggali pengetahuan
audient tentang Gangguan
jiwa
 Memberikan Fein
Forcement
 Menjelaskan materi
penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Materi :
 Defenisi sehat jiwa dan
gangguan jiwa
 Tanda dan gejala
gangguan jiwa
 Upaya Penanganan
gangguan jiwa di
keluarga
 Perawatan keluarga dan
lingkungan masyarakat
terhadap penderita
gangguan jiwa di rumah

3. Tanya Jawab Memperhatikan menjawab 10 Menit


 Memberi kesempatan
untuk bertanya.
 Memberi kesempatan
untuk menjawab
pertanyaan yang di
lontarkan
4. Penutup : Menyimak dan mendengarkan
 Menyimpulkan materi
menjawab
5 Menit
penyuluhan yang telah
disampaikan.
 Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
Menjawab salam
waktu yang telah
diberikan kepada peserta.
 Mengucapkan salam.
Lampiran Materi
MENGENAL GANGGUAN JIWA

A. DEFINISI KESEHATAN JIWA


Suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain.
Ciri-ciri orang sehat jiwa yaitu :
a. Bebas dan otonomi
b. Tahan terhadap stress
c. Mampu beradaptasi dengan orang lain secara harmonis
d. Hidup produktif

B. DEFINISI GANGGUAN JIWA


Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang penting
secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya,
gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting)
atau disertai peningkatan risiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat
kehilangan kebebasan (American Psychiatric Association,1994).
Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan,
tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau
merusak/menyakiti dirinya sendiri (Baihaqi,dkk, 2005). Gangguan jiwa sesungguhnya sama
dengan gangguan jasmaniah lainnya. Hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks,
mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa
atau kita kenal sebagai gila (Hardianto, 2009).
Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
1. Suasana rumah yang tidak harmonis seperti : tidak percaya diri, sering bertengkar,
salah pengertian, kurang bahagia
2. Pengalaman masa kanak-kanak yang bersifat traumatic
3. Faktor keturunan
4. Perubahan/ kerusakan dalam otak seperti : infeksi, luka, perdarahan, tumor,
gangguan peredaran darah, keracunan, pemakaian alcohol jangka panjang,
kekurangan vitamin, epilepsi.
Faktor lain :
Individu yang tidak mendapat kesempatan dan fasilitas anggota masyarakat yang dihargai,
kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan, ketidakamanan, persaingan yang berat, dan
diskriminasi social.

C. CIRI- CIRI GANGGUAN JIWA


1. Perubahan berulang dalam pikiran
2. Mengalami penurunan daya ingat
3. Perubahan perilaku yang aneh
4. Memiliki labilitas emosional
5. Menarik diri dari interaksi social
6. Mengabaikan penampilan dan kebersihan diri
7. Memiliki keengganan melakukan segala hal
8. Mengalami kesulitan mengorientasikan waktu, orang dan tempat

D. FUNGSI DAN TUGAS KELUARGA


1. Fungsi Keluarga
Gambaran umum tentang fungsi keluarga dalam kesehatan jiwa adalah :
1) Pendewasaan kepribadian dari para anggota keluarga
2) Pelindung dan pemberi keamanan bagi anggota keluarga
3) Fungsi sosialisasi, yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan antar
anggota keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
Fungsi keluarga dalam upaya mencegah gangguan jiwa antara lain :
1) Menciptakan lingkungan yang sehat jiwa bagi anggota keluarga
2) Saling mencintai, menghargai dan mempercayai antar anggota keluarga
3) Saling membantu dan member antar anggota keluarga
4) Saling terbuka dan tidak ada diskriminasi
5) Member pujian dan punishment sesuai perilaku
6) Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan masalah secara
tuntas
7) Menunjukan empati antar anggita masyarakat
8) Membina hubungan dengan masyarakat
9) Menyediakan waktu untuk kebersamaan seperti rekreasi bersama anggota
keluarga
2. Tugas Keluarga Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan
1) Mengenal adanya penyimpangan awal sedini mungkin
2) Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan kesehatan
untuk anggota keluarga
3) Member perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, cacat, atau memerlukan
bantuan dan menanggulangi keadaan darurat
4) Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat
5) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

E. UPAYA PERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA


1. Perawatan Klien Dalam Keluarga
1) Mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin
2) Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan kesehatan
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, cacat atau yang
tidak sakit tapi memerlukan bantuan
4) Menanggulangi keadaan darurat kesehatan
5) Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat
6) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
2. Perawatan Klien Di Rumah Sakit
1) Keluarga sejak awal perlu dilibatkan dalam penatalaksanaan dan asuhan
keperawatan klien dengan gangguan jiwa.
2) Metode yang digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan kesehatan jiwa
kepada keluarga adalah dengan ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok,
bermain peran.

3. Perawatan Klien Di Masyarakat


1) Pasien jangan dipasung, karena memasung penderita sama artinya dengan
merampas hak hidupnya
2) Jika terlihat gangguan atau terdapat gangguan segera bawa ke puskesmas
terdekat
3) Jangan dijauhi atau dikucilkan
4) Bekali dengan berbagai keterampilan untuk meningkatkan produktivitasnya
5) Membawa penderita untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan.

F. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH KELUARGA DAN


LINGKUNGAN DALAM MERAWAT PASIEN DI RUMAH ANTARA LAIN :
1) Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari – hari
2) Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan suatu

kegiatan, misalnya : makan bersama, bekerja bersama, bepergian dll.


3) Meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jika klien mulai menyendiri
atau berbicara sendiri
4) Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya :

pengajian, kerja bakti dll


5) Berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial yang dapat

dilakukan pasien
6) Mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep dokter
7) Jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus dan
empati. Hindari tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi pasien.
8) Kontrol suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat memancing terjadinya
marah
9) Mengenali tanda – tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan
10) Segera kontrol ke dokter/rs jika muncul perubahan perilaku yang menyimpang

atau obat habis.


DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi, Ana. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. EGC.
1995
Keliat Budi, Ana, dkk. Proses Keperawatan Jiwa. EGC. 1987 Sembiring, EE. 2011.
(Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/24194/5/Chapter%20I.PDF, diakses 22
Januari 2015)
Stuart and Sunden. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. EGC. 1998

Anda mungkin juga menyukai