Disusun Oleh :
PERAN KELUARGA
DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA
DI RUMAH
A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan dalam pikiran, perasaan dan
perilaku umumnya berlebihan, berkurang atau tidak normal. Gangguan jiwa
ada berbagai macam diantaranya waham, halusinasi, perilaku kekerasan,
isolasi sosial, harga diri rendah, isolasi sosial, defisit perawatan diri.
Gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor biologis,
biokimia, lingkungan. Gangguan jiwa tersebut mempunyai berbagai macam
tanda dan gejala yang berbeda-beda. Jika penyakit jiwa kambuh dapat
menimbulkan berbagai efek yang dapat menimbulkan keresahan ataupun
ketakutan di masyarakat, karena terkadang jika pasien iiwa kambuh mereka
merusak ataupun mengamuk. Gangguan jiwa dapat muncul dan kambuh
secara tiba-tiba. Kambuhnya gangguan jiwa biasanya disebabkan karena
ketidakpatuhan penderita dalam minum obat, penolakan lingkungan keluarga,
dan kurang pengetahuan dari keluarga (Kelliat, 2009).
Menurut WHO tahun 2016 terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,
60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia serta 47,5 juta
terkena dimensia. Data Riskesdas (2013) menunjukan prevalensi gangguan
mental emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan untuk usia >15 tahun mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari
jumlah penduduk Indonesia sedangkan prevalensi gangguan berat seperti
skizofrenia mencapai 400.000 orang atau 1,7 per 1.000 penduduk. Oleh karena
itu diperlukan suatu cara untuk mencegah kekambuhan gangguan jiwa, yaitu
dengan adanya peran serta keluarga dalam mecegah gangguan jiwa. Keluarga
sangat berperan dalam mencegah kekambuhan karena keluarga merupakan
tempat dimana pasien tinggal. Keluarga berperan sebagai pengawas bagi
pasien untuk menjalankan terapi pengobatan, sehingga peran keluarga dalam
mencegah kekambuhan gangguan jiwa sangatlah penting. Hal inilah yang
melatarbelakangi kami dalam mengambil judul pendidikan kesehatan “Peran
3
B. TUJUAN KEGIATAN
1. TIU:
Setelah proses pembelajaran keluarga mampu memahami dan berperan
serta dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa
2. TIK:
Setelah proses pembelajaran keluarga mampu:
a. Memahami pengertian dan ciri sehat jiwa dan gangguan jiwa.
b. Memahami alasan dan akibat penderita gangguan jiwa harus minum
obat secara rutin.
c. Memahami faktor penyebab terjadinya kekambuhan pada pasien
gangguan jiwa.
d. Memahami hal yang harus dilakukan oleh keluarga jika pasien
menolak minum obat.
e. Memahami peran keluarga bagi penderita gangguan jiwa.
C. SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan ini adalah keluarga dan pasien yang pernah mengalami
gangguan jiwa
D. BENTUK KEGIATAN
1. Eksplorasi tingkat pengetahuan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien
2. Eksplorasi cara keluarga yang biasa dilakuan untuk mencegah kekambuhan
pasien
3. Pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
E. ALAT PERAGA
Alat yang digunakan dalam pendidikan kesehatan ini antara lain :
1. Lembar balik
2. Leaflet
4
F. METODE
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.
G. PERENCANAAN WAKTU
Hari / tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019
Tempat : Rumah Pasien Tn. F
Waktu : 10.00 WIB - selesai
Setting :
1. Diskusi awal : 5 menit
2. Aktivitas inti : 30 menit
3. Evaluasi : 5 menit
Jumlah total waktu yang diperlukan : 40 menit
H. ORGANISASI
Presentator: Danang Setiyono, S.Kep
Fasilitator : Anis Khoiriyah, S.Kep dan Eva Kholifa, S.Kep
Moderator : Aisyah Humairo, S. Kep
Observer : Ari Wibowo, S.Kep
Notulen : Efra Meiriska Budiningsih, S.Kep
SASARAN
Pasien dan keluarga pasien Tn. F
I. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN
Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan keluarga Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengar
3. Menjelaskan tujuan
4. Memberi kesempatan 3. Mendengar
untuk bertanya 4. Bertanya
5. Apersepsi 5. Menjawab
Inti 1. Menjelaskan mengenai 1. Mendengarkan dan 30 menit
materi penyuluhan memperhatikan
yang terdiri dari :
pengertian dan ciri
sehat jiwa dan
gangguan jiwa,
pengertian RPK, tanda
5
J. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
1) Keluarga berkumpul ditempat yang sudah disesuaikan saat kontrak.
2) Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di rumah Tn. F
3) Sarana dan prasarana memadai.
6
2. Evaluasi proses
1) Moderator memberi salam dan memperkenalkan diri.
2) Moderator menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
3) Moderator melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme
penyuluhan.
4) Moderator menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan.
5) Penyaji menggali informasi dan pengalaman yang telah diketahui
peserta tentang penanganan resiko perilaku kekerasan.
6) Penyaji menjelaskan tentang hal yang dapat dilakukan untuk
menangani resiko perilaku kekerasan di rumah.
7) Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan kesehatan.
8) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai
selesai.
9) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan
benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami tentang cara membatu sosialisasi (interaksi sosial)
pasien gangguan jiwa setelah perawatan di rumah sakit.
b. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan kesehatan sesuai yang
diharapkan minimal 3 orang.
c. Kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai
7
K. SETING TEMPAT
Flipchart
Moderator Penyaji
Fasilitator Notulen
8
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Materi
PERAN KELUARGA
DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PENDERITA GANGGUAN JIWA
DI RUMAH, MASYARAKAT, DAN PUSKESMAS
4. Mengepalkan tangan
5. Jalan mondar mandir
6. Berbicara kasar
7. Suara tingggi, menjerit atau berteriak
8. Mengancam secara verbal atau fisik
9. Melempar atau memukul benda atau orang
10. Merusak barang atau benda
11. Tidak meiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan perilaku
kekerasan
7. Jelaskan pada pasien alasan megikat yaitu agar pasien tidak mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
8. Segera bawa ke puskesmas apabila tidak dapat ditangani di puskesmas rujuk
ke rumah sakit jiwa
J. Jenis-jenis Obat
Jenis obat untuk gangguan jiwa antara lain Chlorpromazine (CPZ),
Trihexyphenidly (THP) dan Risperidone. Chlorpromazine (CPZ) berwarna
oranye berguna untuk lebih rileks dan membuat pasien dapat isrtirahat.
Trihexyphenidly (THP) berwarna putih berguna untuk membuat rileks dan
tidak kaku. Risperidone berwarna kuning berguna untuk berpikir jernih dan
beraktivitas normal. Obat tersebut diminum sesuai aturan 6 benar yaitu benar
pasien, benar jenis, benar guna, benar dosis, benar waktu, benar cara dan benar
kontinuitas minum obat.
O. Peran Keluarga
1. Memberikan perhatian dan rasa kasih sayang dan penghargaan sosial kepada
penderita
2. Mengawasi kepatuhan penderita dalam minum obat.
3. Bantu penderita untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan
4. Beri kegiatan yang positif untuk mengisi waktu penderita dirumah.
5. Jangan biarkan penderita menyendiri, libatkan dalam kegiatan sehari-hari.
6. Memberikan pujian jika penderita melakukan hal yang positif.
7. Jangan mengkritik penderita jika penderita melakukan kesalahan.
8. Menjauhkan penderita dari pengalaman atau keadaan yang menyebabkan
penderita merasa tidak berdaya dan tidak berarti
9. Membawa penderita untuk kontrol rutin kepelayanan kesehatan
14