Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P )

KEKAMBUHAN

Pokok Bahasan : Kekambuhan


Sub Pokok Bahasan : Peran keluarga dalam penanganan kekambuhan
pada pasien gangguan jiwa.
Sasaran : Keluarga Pasien
Hari / Tanggal : Selasa, 19 Mei 2015
Waktu : Pukul 08.00 WIB
Tempat : Ruang G Prodi DIV Keperawatan Tanjung Karang

A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-Sosio-
Spritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan
komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan
keperawatan jiwa meluputi pencegahan primer adalah pendidikan
kesehatan, pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial. Keluarga
sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama
dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah.
Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya
pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena
diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara
perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan
guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memberikan pendidikan tentang peran keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2. Tujuan Khusus
Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
a. Pengertian Kekambuhan
b. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
d. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.

C. Pelaksanaan :
a. Hari / Tgl : Selasa, 19 Mei 2015
b. Waktu : 15 Menit
c. Sasaran : Keluarga
d. Tempat : Ruang G Prodi DIV Keperawatan Tanjung Karang

e. Pembagian Tugas
1. Presentator : Agung Octa Nihando
2. Moderator : I Gede Indra Restiana Putra
3. Observer : Zaid Al Aabana
Made Yulia Rahayu
4. Notulen : Febri Ayu Mentari
5. Fasilitator : Aulia Arif Darmawan
Rizka Pramanda Putri
Niluh Made Wahyu Ningrat
Putu Agus Widiarta

f. Metode : Ceramah, Diskusi


g. Media : Lieflet, Lembar Balik
h. Materi :
1. Pengertian Kekambuhan
2. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
4. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.
i. Seting Tempat
Peserta duduk dikursi, anggota kelompok duduk berbaur dengan
keluarga pasien, penyaji di depan.

j. Rencana Kegiatan
Kegiatan Waktu Respon Keluarga
1. PEMBUKAAN
Memberi salam 3 Menit Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan Tujuan Mendengarkan
Memberikan kesempatan untuk bertanya Bertanya
2. KEGIATAN INTI
Melakukan apersepsi 7 menit Menjawab
Menjelaskan pengertian dari kekambuhan Mendengarkan
Menjelaskan tanda dan gejala kekambuhan
klien gangguan jiwa Mendengarkan
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
kekambuhan klien Mendengarkan
Menjelaskan peran klien dan keluarga dalam
pencegahan kekambuhan Mendengarkan
Memberikan kesempatan keluarga untuk
bertanya
Bertanya

3. PENUTUP
Melakukan evaluasi 5 Menit Menjawab
Memberikan reinforcement Mendengarkan
Menimpulkan kegiatan Menyimpulkan
bersama.
Salam penutup Menjawab salam
j. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Keluarga hadir di tempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan di Ruang G Prodi DIV Keperawatan
Tanjungkarang
Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan sebelum penyuluhan
dilakukan
2. Evaluasi Proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
Keluarga mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
Keluarga mengetahui tentang definisi kekambuhan.
Keluarga mengetahui tanda-tanda kekambuhan.
Keluarga mengetahui penyebab kekambuhan
Keluarga mengetahui bagaimana cara perawatan penderita di rumah
Lampiran Materi :

PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN KEKAMBUHAN


PASIEN GANGGUAN JIWA

A. Kekambuhan
Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya mereda
(Dorland, 2002).
Kekambuhan yaitu kembalinya gejala gejala penyakit sehingga cukup parah
dan mengganggu aktivitas sehari hari dan memerlukan rawat inap dan
rawat jalan yang tidak terjadwal (Boyd dan Nihart, 1998)

B. Tanda tanda kekambuhan


Tahap I :
Penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan (overextension),
sering mengeluh cemas terus menerus, tak dapat konsentrasi, lupa kat
kata dalam pertengahan kalimat, adanya hambatan mental dalam aktivitas
dan penampilan diri yang menurun.
Tahap II :
Memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retriction conciusness),
depresi, mudah bosan, apatis, obsesional dan fobia, mengeluh sakit di
seluruh tubuh (somatisasi), menarik diri dari aktivitas sehari hari dan
membatasi stimulus eksternal.
Tahap III :
Kadang kadang menunjukan penampilan psikotik, hipomania, gangguan
persepsi, gangguan isi pikir dan gagal memakai mekanisme pembelaan yang
matang
Tahap IV :
Memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi dan waham
secara terus menerus
Tahap V :
Penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap keluarga sebagai
penipu. Dapat pula penderita mengamuk.

Tahap VI :
Penderita nampak seperti robot dn bingung serta gelisah.

Jika muncul tanda tanda di atas segera :


Bantu klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan
Segera kontrol ke RS, sehingga segera mendapat pertolongan.

C. Penyebab kekambuhan
Faktor faktor yang menyebabkan kekambuhan :
1. Tidak teratur minum obat, pemakaian obar neuroleptik yang lama dapat
menyebabkan efek samping tardive dyskinesia (gerakan tidak terkontrol)
2. Lingkungan dengan stressor tinggi
3. Keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi
4. Kurangnya aktivitas dan latihan serta suplai nutrisi.

D. Perawatan penderita di rumah


Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam
merawat pasien di rumah antara lain :
1. Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari hari
2. Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan
suatu kegiatan, misalnya : makan bersama, bekerja bersama, bepergian dll.
3. Meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jik klien mulai menyendiri
atau berbicara sendiri
4. Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya :
pengajian, kerja bakti dll
5. Memberikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial
yang dapat dilakukan pasien
6. Mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep dokter
7. Jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus dan
emapti. Hindari tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi pasien.
8. Kontrol suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat memancing terjadinya
marah
9. Mengenali tanda tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan
10. Segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang
menyimpang atau obat habis.

Anda mungkin juga menyukai