Disusun Oleh :
Ihda Maulida Muhajjah
Siti Hajarul Fitriyah
Ifa Octafia Maslaha
Bayu Hadi Prakoso
Mohammad Sanusi
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa pada lansia bukanlah penyakit jiwa yang tidak
dapat disembuhkan. Peningkatan angka relapse pada pasien gangguan jiwa
lansia pasca perawatan dapat mencapai 25% - 50% yang pada akhirnya
dapat menyebabkan keberfungsian sosialnya menjadi terganggu. Peranan
keluarga diperlukan untuk menekan sekecil mungkin angka relapse dan
mengembalikan keberfungsian sosialnya. Keluarga dapat mewujudkannya
dengan memberi bantuan berupa dukungan emosional, materi, nasehat,
informasi, dan penilaian positif yang sering disebut dengan dukungan
keluarga.
Peran keluarga dalam menangani anggota keluarganya yang
menderita gangguan jiwa tidak hanya penting di rumah, tetapi juga selama
di rumah sakit, keluarga mempunya peran yang diharapkan dapat
dilakukan untuk meningkatkan optimalisasi kesembuhan pasien. Keluarga
merupakan bagian dari tim pengobatan dan perawatan. Apalagi di
Indonesia dengan kultur sosialnya tinggi di tambah keterbatasan jumlah
perawat di rumah sakit sehingga tugas merawat orang sakit yang dirawat
di rumah sakit umumnya dilakukan oleh keluarga yang menjaga dan
menunggui secara bergantian, bahkan sering menjaga bersama-sama.
Sementara perawat di rumah sakit yang seharusnya merawat orang sakit
juga harus melakukan tugas-tugas yang lain di bangsal perawatan. Hal itu
harus dimaklumi.
Tugas keluarga biasanya memenuhi kebutuhan harian yang tidak
bisa dipenuhi pasien secara mandiri. Khususnya untuk pasien gangguan
jiwa yang dirawat di rumah sakit, jika secara fisik tidak mengalami
gangguan maka ketergantungan terhadap orang lain biasanya minimal
sehingga jarang pasien gangguan jiwa ditunggui oleh keluarga. Perawatan
dan pengawasan diserahkan kepada fihak rumah sakit.
Pasien yang dirawat di rumah sakit menemukan teman-teman dan
kelompok yang mengalami masalah yang sama. Walaupun begitu keluarga
perlu menjajagi kebutuhan pasien akan komunikasi dengan keluarga di
kurun waktu hospitalisasi. Berbagai respon yang berbeda tiap-tiap pasien
akan dialami saat mulai hari pertama di rumah sakit sampai pemulangan.
Pasien mungkin awalnya merasa terasing, mungkin juga kerasan, mungkin
tidak mau pulang, atau bahkan ingin pulang. Peran keluarga penting untuk
memantau kebutuhan pasien dari laporan perawat atau jika perlu
malakukan komunikasi langsung.
Pada beberapa rumah sakit mungkin mengizinkan pasien untuk
membawa alat komunikasi maka ini perlu digunakan. Pada pasien
gangguan jiwa di rumah sakit yang untuk memenuhi kebutuhan hiegien
dan toilet secara fisik tergantung maka keluarga berperan menjadi
caregiver (umumnya di Indonesia).
.
B. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang peran keluarga dalam
pendampingan pasien psikogeriatrik, keluarga dan pasien gangguan jiwa di
Ruang Poli Umum Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur mampu
memahami dan menyadari mengenai penatalaksaan pasien gangguan jiwa.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan keluarga dan pasien
gangguan jiwa di Ruang Poli Umum Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa
Timurmampu :
Mengetahui pengertian lanjut usia
Mengetahui pengertian psikogeriatrik
Mengetahui penyebab kesehatan jiwa lansia
Menjelaskan tanda dan gejala kesehatan jiwa lansia
Mengetahui Penatalaksanaan kesehatan jiwa lansia
Mengetahui peran dan fungsi keluarga dalam pendampingan pasien
Psikogeriatrik
Mengetahui Upaya Yang Dapat Dilakukan Keluarga Dalam Membantu
Pemenuhan Kebutuhan Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan
Jiwa Yang Sudah Lanjut Usia
C. Materi
1. Menjelaskan pengertian lanjutusia
2. Menjelaskan pengertian psikogeriatrik
3. Menjelaskan penyebab mempengaruhi kesehatan jiwa lansia
4. Menjelaskan penatalaksanaan kesehatan jiwa lansia
5. Mengetahui peran dan fungsi keluarga dalam pendampingan pasien
Psikogeriatrik
6. Mengetahui Upaya Yang Dapat Dilakukan Keluarga Dalam
Membantu Pemenuhan Kebutuhan Anggota Keluarga Yang
Mengalami Gangguan Jiwa Yang Sudah Lanjut Usia
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
E. Media
a. Leaflet
b. Lembar Balik
F. Pengorganisasian
1. Leader : Bayu Hadi P
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Co Leader : Ihda Maulida
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan’
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator : Ifa Octafia dan Mohammad Sanusi
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yag belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta
e. Memperagakan atau mempraktekkan teknik mencuci tangan
f. Mengajari cara pembuatan dan pemberian oralit
4. Observer :Siti Hajarul F
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada peyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan
G. SETTING TEMPAT
LEADER COLEADER
AUDIEN
FASILITATOR OBSERVER
H. Evaluasi Pembelajaran
a. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.?
a. Apakah anda tau pengertian lanjutusia?
b. Apakah anda tau pengertian psikoggeriatrik?
c. Apa yang menyebabkan kesehatan jiwa pada lansia?
d. Bagaimana tanda dan gejala kesehatan jiwa lansia?
e. Apa saja penatalaksanaan kesehatan jiwa lansia?
f. Bagaimana peran dan fungsi keluarga dalam pendampingan pasien
Psikogeriatrik?
g. Bagaimana Upaya Yang Dapat Dilakukan Keluarga Dalam
Membantu Pemenuhan Kebutuhan Anggota Keluarga Yang
Mengalami Gangguan Jiwa Yang Sudah Lanjut Usia?
b. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama dengan
pertanyaan pada tesawal.
I. Proses Penyuluhan
N Fase Kegiatan Kegiatan Sasaran
o.
1. Pembukaan Memberi salam pembuka Menjawab salam
: Memperkenalkan diri Memperhatikan
3 menit Menjelaskan tujuan penyuluhan dan pokok Memperhatikan
bahasan
Membagi leaflet Memperhatikan
2. Pelaksanaan Menjelaskan pengertian lanjutusia Memperhatikan
: Menjelaskan pengertian kesehatan jiwa
20 menit lansia Memperhatikan
Menjelaskan penyebab kesehatan jiwa lansia
Menjelaskan tanda dan gejala kesehatan jiwa Bertanya dengan
lansia penuh antusias
Mengetahui penatalaksanaan kesehatan jiwa Bertanya dengan
lansia penuh antusias
Mengetahui peran dan fungsi keluarga dalam Bertanya dengan
pendampingan pasien Psikogeriatrik penuh antusias
Mengetahui Upaya Yang Dapat Dilakukan
Keluarga Dalam Membantu Pemenuhan Memperhatikan
Kebutuhan Anggota Keluarga Yang
Mengalami Gangguan Jiwa Yang Sudah Memperhatikan
Lanjut Usia
Bertanya dengan
penuh antusias
3. Evaluasi : Menanyakan kepada peserta tentang materi yang Menjawab
5 menit telah diberikan dan memberi informasi kepada pertanyaan
sasaran yang dapat menjawab pertanyaan
4. Terminasi : Mengucapakan terima kasih atas peran serta Mendengarkan
2 menit peserta
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
J. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan sebanyak 18 orang
Setting tempat penyuluhan berada di Ruang Poli Umum Sakit Jiwa
Menur Provinsi Jawa Timur
Bahasa yang digunakan komunikatif dan efektif dibuktikan oleh
100% peserta mengerti tentang peran keluarga dalam pendampingan
pasien psikogeriatrik
Mahasiswa mampu memfasilitasi audiens selama jalannya diskusi
Peran dan tugas mahasiswa sebagai pelaksana acara telah sesuai
dengan tugas masing-masing
Perlengkapan alat dan media yang digunakan sudah lengkap sesuai
dengan yang direncanakan yaitu leaflet dan flipchart
b. Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung pada hari Rabu,
17 Januari 2018 pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul
07.30 WIB
Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana dan
kontrak yang telah disepakati diawal pembukaan
Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan, perhatian, dan
sebanyak 90% peserta mengajukan pertanyaan mengenai
presentasi penyuluhan yang disampaikan
Seluruh peserta mengikuti penyuluhan sampai akhir, tidak ada
peserta yang meninggalkan ruangan dipertengahan acara
c. Evaluasi Hasil
1. 90% Pasien dan keluarga mengetahui pengertian gangguan jiwa
lansia
2. 90% Pasien dan keluarga mengetahui masalah kesehatan jiwa
lansia
3. 90% Pasien dan keluarga mengetahui faktor yang mempengaruhi
kesehatan jiwa
4. 90% Pasien dan keluarga mengetahui pengertian Keluarga
5. 90% Pasien dan keluarga mengetahui peran dan fungsi keluarga
dalam pendampingan pasien Psikogeriatrik
6. 90% Pasien dan keluarga mengetahui Upaya Yang Dapat
Dilakukan Keluarga Dalam Membantu Pemenuhan Kebutuhan
Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Yang Sudah
Lanjut Usia
7. 90% Pasien dan keluarga mengetahui Hak Keluarga atas Informasi
Anggota Keluarga yang Dirawat di Rumah Sakit
d. Hambatan
Tidak ada halangan hanya 90% peserta merupakan pasien post sectio
cesarea pada hari ke-1 dan ke-2
e. Dokumentasi
(Terlampir)
f. Lembar balik
g. (Terlampir)
h. Daftar hadir
i. (Terlampir)
MATERI PENYULUHAN
1.1 PengertianLansia
Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti died dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah
kesehatan pada lansia yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.
Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang
mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai
kehidupan lansia.
Marsh., D. & Schenk, S. & Cook., A (2012) Families and Mental Illness .
Diadaptasi oleh National Alliance on Mental Illness / NAMI.Diakses di :
www.namigc.org/content/fact_sheet/familyinfo/familiesweb.htm pada 10
Januari 2018
Hunter Institute Of Mental Health / HIMH (2012) Mental illness and Suicide
www.responseability.org/site/index.cfm?display=134913 Diakses pada 10
Januari 2018
Knitzer, J., Steinberg, Z., & Fleisch, B. (1993). At the Schoolhouse Door: An
Examination of Programs and Policies for Children with Behavioral and
Emotional Problems. New York: Bank Street College of Education.
Action of Mental Ilness (AMI) .(tanpa tahun) Role of the Family. Diakses di :
www.amiquebec.org/RoleoftheFamily.htm . Diakses pada : 10 Januari
2018
Santoso, B.A. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi. Jakarta:
Selemba Medika
Lampiran