DISUSUN OLEH :
1. RENI SUSANTI
2. SISKA FITRIANA
3. SITI MUTIA RAJUNA
4. SULY RAHMAWATI
5. TITIK LESTARI BUDIWATI
PURWOKERTO
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan jiwa, yang mencerminkan kedewasaan dan
kepribadian, kondisi tersebut memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,
emosional, secara optimal dari seseorang, dan perkembangan ini berjalan selaras
dengan orang lain.
Gangguan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sangat
penting untuk diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai
kemampuan untuk menilai realitas yang buruk. Gejala dan tanda yang ditunjukkan
oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir,
gangguan kesadaran, gangguan emosi, kemampuan berpikir, serta tingkahlaku aneh.
Pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia mempunyai rata-rata
lama hari rawat yang tinggi yaitu 54 hari, dan yang paling lama dirawat adalah pasien
dengan diagnose skizoferenia.
Ketika penderita gangguan jiwa melakukan rawat jalan atau inap di rumah
sakit jiwa, keluarga harus tetap memberikan perhatian dan dukungan sesuai dengan
petunjuk tim medis rumah sakit. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh penderita
gangguan jiwa dalam memotivasi mereka selama perawatan dan pengobatan. Jenis-
jenis dukungan keluarga seperti dukungan pengharapan, dukungan nyata, dukungan
informasi dan dukungan emosional. Tetapi kenyataannya, belum banyak keluarga
memiliki kepedulian tentang ini. Banyak keluarga yang menyerahkan sepenuhnya
penyembuhan penderita kepada petuhas kesehatan. Banyak pasien gangguan jiwa
justru diterlantarkan keluarganya. Keluarga telah melupakan mereka. Banyak yang
tidak mengurusnya lagi saat dimasukkan di rumah sakit jiwa. Padahal, jika keluarga
mereka rajin mengunjungi dan memberikan dukungan bagi pasien gangguan jiwa, ini
merupakan salah satu terapi yang jitu untuk kesembuhan mereka. Namun jika
keluarga mereka tidak peduli, tingkat kesembuhan pasien makin lama karena pasien
merasa tidak diperhatikan lagi oleh keluarganya.
Berdasarkan hal tersebut, Mahasiswa STIKes Harapan Bangsa Purwokerto
akan memberikan penyuluhan mengenai kesehatan jiwa kepada keluarga pasien
dengan gangguan jiwa dengan harapan adanya peningkatan pengetahuan mengenai
kesehatan jiwa itu sendiri sehingga berdampak pada kesembuhan pasien kedepannya.
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya jawab
F. Pengorganisasian
1. Penyuluh : Reni Susanti
2. Moderator : Siti Mutia Rajuna
3. Fasilitator : Suly Rahmawati, Titik Lestari B.
4. Observer : Siska Fitriana
G. Setting Tempat
Keterangan :
B
A
A : Moderator
B : Penyuluh
C : Audiens (Pasien dan
D D Keluarga)
C
D : Fasilitator
E : Observer
E
H. Kegiatan Belajar Mengajar
No Kegiatan Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
Menyimpulkan Memperhatikan
4. Penutup 5 menit
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
I. Media
- Leaflet
- JPEG
J. Evaluasi
Bentuk evaluasi : lisan
1. Apa pengetian sehat jiwa dan gangguan jiwa?
2. Apa saja ciri dari sehat jiwa dan gangguan jiwa?
3. Dampak Kurangnya Peran Keluarga Merawat Pasien Gangguan Jiwa
4. Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah
K. Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna; Panjaitan; Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Ed.2. Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.
MATERI GANGGUAN JIWA
A. Pengertian
Sehat jiwa adalah suatu kondisi yang memungkin perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu
berjalan selaras dengan orang lain.
Gangguan jiwa adalah suatu perubahan dalam pikiran perilaku dan suasana
perasaan yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan fungsi psikososial.
Gangguan jiwa berat (psikotik) adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan
ketidakmampuan dalam menilai kenyataan / realitas.
B. Penyebab
Gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor berikut :
1. Suasana rumah yang tidak harmonis, seperti : tidak PD, sering bertengkar, salah
pengertian, kurang bahagia
2. Pengalaman masa kanak-kanak yang bersifat traumatik
3. Faktor keturunan
4. Perubahan/kerusakan dalam otak, seperti : infeksi, luka, perdarahan, tumor, gg
peredaran darah, keracunan, pemakaian alkohol jangka panjang, kekurangan
vitamin, epilapsi dan keracunan
Faktor lain :
Individu yang tidak mendapat kesempatan dan fasilitas anggota masyarakat yang
dihargai, kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan, ketidakamanan, persaingan yang
berat dan diskriminasi sosial
C. Ciri-Ciri Sehat Jiwan dan Gangguan Jiwa
1. Sehat jiwa
a. Merasa senang terhadap dirinya serta:
Mampu menghadapi situasi
Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
Puas dengan kehidupannya sehari-hari
Mempunyai harga diri yang wajar
Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula
merendahkan
b. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta:
Mampu mencintai orang lain.
Mempunyai hubungan pribadi yang tetap.
Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda.
Merasa bagian dari suatu kelompok
Tidak "mengakali" orang lain
c. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
Menetapkan tujuan hidup yang realistis
Mampu menerima tanggungjawab
Mampu merancang masa depan
Dapat menerima ide dan pengalaman baru
Puas dengan pekerjaannya
2. Gangguan jiwa
a. Secara fisik
Makan dan minum kurang atau berlebihan
Tidur kurang atau terganggu
Penampilan diri kurang atau tidak rapi
Perawatan diri kurang (badan bau, kuku panjang dan kotor, rambut dan
kulit kotor)
Keberanian kurang atau berlebihan
b. Secara emosi
Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
Merasa malu, bersalah
Ketakutan
Gelisah
Mudah panik, tiba-tiba marah tanpa sebab
Menyerang
Bicara sendiri, tertawa sendiri
Memandang satu arah, duduk terpaku
Malas, tidak ada inisiatif
Komunikasi kacau
Bermusuhan dan curiga
Merasa rendah diri, tidak berdaya dan hina
c. Secara social
Duduk menyendiri, melamun
Tunduk
Menghindar dari orang lain
Tergantung pada orang lain
Tidak peduli lingkungan
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma
D. Alasan Utama Pentingnya Keluarga Merawat Pasien Gangguan Jiwa
1. Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan pasien
2. Keluarga (dianggap) paling mengetahui kondisi pasien
3. Gangguan jiwa yang timbul pada pasien mungkin disebabkan adanya cara asuh
yang kurang sesuai bagi pasien
4. Pasien yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali kedalam
masyarakat; khususnya dalam lingkungan keluarga
5. Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai pemenuhan
kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.
6. Gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup lama, sehingga
pengertian dan kerjasama keluarga sangat penting artinya dalam pengobatan
E. Peran Keluarga Merawat Pasien Gangguan Jiwa
1. Mengajarkan klien untuk bersosialisasi dan mengenal dengan dunia luar
2. Mengajarkan klien untuk bisa aktif melakukan ADL
3. Mempercepat proses penyembuhan melalui dinamika kelompok
4. Memperbaiki hubungan interpersonal klien dengan setiap anggota keluarga
5. Menurunkan angka kekambuhan
6. Memberikan perhatian dan rasa kasih sayang dan penghargaan sosial kepada
penderita
7. Mengawasi kepatuhan penderita dalam minum obat
8. Bantu penderita untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan
9. Beri kegiatan yang positif untuk mengisi waktu penderita dirumah
10. Jangan biarkan penderita menyendiri, libatkan dalam kegiatan sehari-hari
11. Memberikan pujian jika penderita melakukan hal yang positif
12. Jangan mengkritik penderita jika penderita melakukan kesalahan
13. Menjauhkan penderita dari pengalaman atau keadaan yang menyebabkan
penderita merasa tidak berdaya dan tidak berarti
F. Dampak Kurangnya Peran Keluarga Merawat Pasien Gangguan Jiwa
1. Memperburuk hubungan intrapersonal klien
2. Memperlambat Proses Penyembuhan
3. Menaikkan Angka Kekambuhan
4. Kurang Tanggap Terhadap gangguan kesehatan jiwa
G. Penatalaksaan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah
1. Memberikan klien tindakan dan kegiatan yang positif. Misal: membantu orang
tua bekerja
2. Memberikan perhatian dan penghargaan terhadap setiap kegiatan positif yang
dilakukan pasien.
3. Berbicara dengan baik, tidak membentak, dan tanpa pemaksaan ketika menyuruh
pasien.
4. Selalu jujur dengan pasien.
5. Mendampingi pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
6. Menganjurkan dan memastikan klien meminum obat yang diberikan dokter
selama di rumah.
7. Mengajak klien untuk kontrol secara rutin
8. Libatkan keluarga dalam aktivitas atau kegiatan sehari-hari dan pengambilan
keputusan