Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPATUHAN MINUM OBAT

Hari/Tanggal : Selasa ,11 April 2017


Waktu : Pukul 08:00 – 08.30 WIB
Tempat : Poli Klinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
Topik : Kepatuhan Minum Obat
Sasaran : Klien Dan Keluarga
Penyuluh : Mahasiwa Profesi Ners STIKES Mitra Lampung 2017

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan klien dan
keluarga mampu memahami tentang pemberian obat.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan /pendidikan kesehatan/pembelajaran
selama 20 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan obat
b. Menyebutkan kepatuhan minum obat
c. Menyembutkan manfaat kepatuhan minum obat
d. Obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa
e. Penyebutkan akibat ketidak patuhan minum obat
f. Menyebutkan tanda-tanda kekambuhan
g. Menyebutkan penatalaksanaan kepatuhan minum obat

B. Peserta
Klien dan Keluarga dengan gangguan jiwa di Poli Klinik Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Lampung
C. Materi
1. Pengertian kepatuhan minum obat
2. Manfaat Obat
3. Obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa
4. Akibat dari ketidak patuhan minum obat
5. Tanda-tanda kekambuhan
6. Penatalaksaan kepatuhan
7. Peran keluarga

D. Metode
Diskusi, ceramah, dan tanya jawab

E. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Laptop
4. Sound system

F. Pengorganisasian
1. Pembawa acara : Yuyun Putri Antika
2. Narasumber : Ulfiana Pangestika, Defri Sandi, Kadafi Abdul
Rohim
3. Penyaji : Serli Safitri
4. Observer : Fika Susanti dan Ana Utari
5. Fasilitator : Vinsensius Susilo Utoyo, Tri Madona Saputra,
Putu Kristianto
G. Setting Tempat

1 2 3

4 8

5 7
9

6 10

Keterangan :
1. Moderator 6. Fasilitator
2. Penyaji 7. Peserta
3. Narasumber 8. Ketua Pelaksana
4. Observer 9. Pembimbing Akademik
5. Penanggung jawab 10. Pembimbing Lahan
H. Uraian Kegiatan

No NAMA ALOKASI KEGIATAN KEGIATAN


KEGIATAN WAKTU PENYULUHAN PESERTA
PENYULUHAN

1. Pendahuluan 10 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam


2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan topik 3. Menyimak
penyuluhan
4. Menyampaikan tujuan 4. Memperhatikan
penyuluhan
5. Menjelaskan waktu 5. Memperhatikan
pelaksanaan
2. Pelaksanaan 40 enit 1. Menjelaskan materi 1. Memperhatikan
/Kegiatan ini Penjelasan yang
diberikan
2. Bertanya tentang
2. Memberikan materi yang belum
kesempatan untuk dipaham
bertanya

3.Menjawab pertanyaan 3. Menjawab

peserta penyuluhan pertanyaan yang


diberikan pengajar
3. Penutup 10 menit 1. Menyimpulkan 1. Memperhatikan
hasil
penyuluhan
2. Salam penutup 2. Menjawab salam
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan media, media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap
dan dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu :
a. Power Point
b. Leaflet

2. Evaluasi Proses
a) Diaharapkan proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan
peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b) Diaharapkan peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c) Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
d) Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang tersedia
dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama
kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
a) Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang
akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan
diberikan :
1. Menyebutkan obat
2. Menyebutkan kepatuhan minum obat
3. Menyembutkan manfaat kepatuhan minum obat
4. Obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa
5. Penyebutkan akibat ketidak patuhan minum obat
6. Menyebutkan tanda-tanda kekambuhan
7. Menyebutkan penatalaksanaan kepatuhan minum obat
b) Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga tentang kepatuhan
minum obat

J. Sumber

Herdman, T.H (2012), NANDA International Nursing Diagnoses Definition &


Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

Keliat, Budi A. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta

:EGC

NANDA Internasional (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC

Sadock, B.J & Sadock, V.A. (2010). Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri
Klinis. (edisi 2). Jakarta: EGC

Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC

Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.


Wahyuni, D. (2009)
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Obat
Adalah suatu bahan atau panduan bahan-bahan yang di gunakan untuk
mencegah, mengurangi, menghilangkan danmenyembuhkan gejala dan
penyakit

B. Kepatuhan Minum Obat


Kepatuhan minum obat adalah perilaku pasien yang menaati ketentuan dan
keteraturan dalam penggunaan obat sesuai dengan petunjuk medis yang
diberikan oleh tenaga kesehatan, Hal ini merupakan syarat utama

C. Manfaat Pemberian Obat


1. Membantu klien menjadi lebih tenang sehingga dapat beristirahat
2. Membantu klien dalam mengendalikan emosi
3. Membantu mengendalikan perilaku klien
4. membantu klien dalam berinteraksi dengan orang lain
5. Membantu proses pikir (konsentrasi)

D. Obat-Obatan Yang Sering Digunakan Untuk Pasien Gangguan Jiwa


1. Anti Psikotik
Fungsi obat: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,mengurangi
insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusidan
gangguan proses berpikir.
Obat yang termasuk anti-psikotik
a. chlorpromazine (promagtil,largagtil)
b. haloperidol(haldol2mg,5mg)
c. trifluoperazine (stelasin 2mg 5mg)
d. perphenazine
e. fluphenazine
f. thioridazine(meleril)
g. pimozide
h. clozapine(clozaril)
i. sulpirideh
j. risperidone(Persidal)
k. Quetiapine
l. olanzapine

2. Anti Depresi
Fungsi oba t : Mengurangi gejala depresi, penenang
Efek samping: yaitu meliputi mulut kering, penglihatan kabur, susah
buang air besar.
Macam –macam obat anti depresan :
a. Amitriptyline(trilin}
b. Imipramine
c. Clomipramine
d. Fluoxentine(Kalcetin)
e. Srtraline(Fridep)
f. Amoxapine
g. Moclobenide
h. Citalopram
i. Duloxetine
j. Venlafaxine
k. Maprotiline
l. Fluvoxamine
m. Mirtazapine
n. Paroxetine
o. Tianeptine
p. Mianserine

3. Anti Maniak
Manfaat obat : Mengurangi hiperaktivitas, Tidak menimbulkan efek sulit
tidur, Mengontrol pola tidur dan perasaan mudah tersinggung
Mcam-macam obat :
a. Lithium carbonate
b. Carbazepine
c. Haloperidol

4. Anti Cemas
Obat ini memberi kasiat menghilangkan rasa cemas melalui penguatan
inhibitor GABA (gama acid amino biturat).
Sehingga obat ini akan memberi terapi pada kasus- kasus:
Gangguan cemas umum :
a. Cemas karena stress
b. Gangguan tidur
c. Phobia
d. Cemas karena PTS
e. Cemas dengan kondisi medik
f. Cemas karena tindakan medis
g. Gangguan kejang
h. Histeria

Macam -macam obatnya :


a. Diazepam(Valium,Valisanbe,Validex)
b. Chlordiazepoxide(Cetabrium)
c. Alprazolam(Atarax,Xanax)
d. Clobazam
e. lorazepam (Ativan)
f. buspirone
g. hidroxyzine
h. Bromazepam
i. Anti insomnia
j. Anti panik
E. Akibat Ketidak Patuhan Minum Obat
1. Bertambah parahnya penyakit yang diderita
2. Penyakit menjadi kronis dan susah disembuhkan
3. Berkurangnya efektivitas obat yang dikonsumsi
4. Penyakit yang diderita sering kambuh kembali sehingga harus
rawat inap ulang
5. Terjadi overdosis (untuk penggunaan yang berlebihan)

F. Tanda-Tanda Kekambuhan
1. Ada penawaran minum obat (menolak minum obat)
2. Sulit tidur dan mondar-mandir
3. Malas berbicara dengan orang lain
4. Banyak menyendiri dan melamun
5. Malas melakukan aktifitas harian
6. Malas perawatan diri
7. Malas cemas dan khawatir yang berlebihan
8. Cepat marah dan mudah tersinggung
9. Keluyuran/pergi tanpa tujuan
10. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan
11. Merusak alat-alat rumah tangga
12. Memukul atau melukai orang lain
13. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)
14. Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri
15. Mengancam orang lain
16. Teriak-teriak
17. Bicara dan tertawa sendiri

G. Penatalaksaan
a. Prinsip Lima benar Pemberian Obat
1. BenarPasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan
identitas ditempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung
kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon
secara verbal, respon non verbaldapat dipakai, misalnya pasien
mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat
gangguan mental atau kesadaran, harus dicari caraidentifikasi yang lain
seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayiharus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2. BenarObat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
namadagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa namageneriknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya ataukandungan obat. Sebelum memberi
obat kepada pasien, label pada botol ataukemasannya harus diperiksa
tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil
dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat
yangdiminta, ketiga saat dikembalikan ke rakobat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinyatidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.Jika pasien meragukan obatnya,
perawat harus memeriksanya lagi. Saatmemberi obat perawat harus
ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantumengingat nama obat
dan kerjanya

3. BenarDosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawatharus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker sebelumdilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan
dosisnya perawat harusmemeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik
ampul maupun tablet memiliki dosisyang berbeda tiap ampul atau
tabletnya.
4. BenarCara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor
yangmenentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan
umum pasien,kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan
fisik obat, serta tempat kerjayang diinginkan. Obat dapat diberikan
peroral, sublingual, parenteral,topikal,rektal,inhalasi.

a. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai,karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga
diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti
tablet ISDN.
b. Parenteral kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus,
atau tidak melaluisaluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus)
c. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoriayang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax
supp), hemoroid(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid
supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obatdalam bentuk oral, namun sayangnya
tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafasmemiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
demikian bergun

5. BenarWaktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika
obat harusdiminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, harus diberisatu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak bolehdiberikan bersama susu karena
susu dapat mengikat sebagian besar obat itusebelum dapat diserap.
Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari
iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

b. Peran Keluarga Untuk Mengtasi Kekambuhan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam
merawat pasien di rumah antara lain :

1. Memberikan kegiatan / kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari –


hari
2. Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam
melakukan suatu kegiatan, misalnya : makan bersama, bekerja bersama,
bepergian dan lain-lain.
3. Meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jika klien mulai
menyendiri atau berbicara sendiri
4. Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat,
misalnya : pengajian, kerja bakti dan lain-lain.
5. Berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk ketrampilan sosial
yang dapat dilakukan pasien
6. Mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep
dokter
7. Jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus
dan empati.. Hindari tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi
pasien.
8. Kontrol suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat memancing
terjadinya marah
9. Mengenali tanda – tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan
10. Segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang
menyimpang atau obat habis.
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

OLEH :

1. Ana Utari
2. Ulfiana Pangestika
3. Serli Safitri
4. Defri Sandi
5. Putu Kristianto
6. Fika Susanti
7. Tri Madona Saputra
8. Yuyun Putri Antika
9. Vinsensius Susilo Utoyo
10. Kadafi Abdul Rohim

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES MITRA LAMPUNG
TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai