Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STOP PASUNG

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang Stop Pasung


Sasaran : Pengunjung Poliklinik Rumah Sakit DR. Ernaldi Bahar
Palembang
Hari/Tanggal : Selasa, 12 November 2019
Waktu : 08.00 WIB – 09.00 WIB
Tempat : Poliklinik Rumah Sakit DR. Ernaldi Bahar Palembang
Narasumber : Kelompok III

A. TIU ( Tujuan Intruksional Umum)


Setelah diberikan penyuluhan tentang “Stop Pemasungan” diharapkan sasaran
dapat mengetahui dan memahami tentang stop pemasungan.

B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus)


Setelah diberikan penyuluhan sasaran diharapkan mampu :
1. Memahami dan menjelaskan pengertian pemasungan
2. Memahami dan menjelaskan penyebab pemasungan
3. Memahami dan menjelaskan hukum pemasaungan
4. Memahami dan menjelaskan dampak pemasungan
5. Memahami dan menjelaskan pembebasan pemasungan

C. Materi (Terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Definisi pasung
2. Etiologi pasung
3. Tindakan pemasungan
4. Hukum pemasungan
5. Dampak pemasungan
6. Pembebasan pemasungan

1
D. Media
1. Flipchart
2. Leaflet

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Setting Tempat

Keterangan:
Moderator Fasilitator

Pemateri Peserta

Pembimbing Observer

G. Pengorganisasian
1. Moderator : Mufli Pratama
2. Pemateri : Erike Septa Prautami dan Tiara Imelda
3. Fasilator : Dian Apriani dan Suyanti
4. Observer : Berlau Andayu dan Anisa Widayana

2
H. Pembagian Tugas
a) Moderator
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3. Menjelaskan tujuan dan topik
4. Menjelaskan kontrak waktu
5. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
6. Mengarahkan alur diskusi
7. Memimpin jalannya diskusi
8. Menutup acara.

b) Pemateri
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan.

c) Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.

d) Fasilitator
1. Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
2. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.

e) Dokumentasi
1. Mendokumentasikan kegiatan

I. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta


1. Pembukaan:
1. Salam pembuka Memperhatikan
5 menit 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan kontrak waktu
2. Pelaksanaan
Menjelaskan mengenai isi
materi : 1. Mendengarkan
20 menit 1. Definisi pasung 2. Memperhatikan.
2. Etiologi pasung
3. Tindakan pemasungan
4. Hukum pemasungan

3
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
5. Dampak pemasungan
6. Pembebasan pemasungan

3. Penutup:
1. Meminta peserta untuk
memberikan pertanyaan 1. Memberikan
atas penjelasan yang tidak pertanyaan
dipahami 2. Memperhatikan
20 menit 2. Menjawab pertanyaan yang 3. Berpartisipasi
diajukan 4. Menjawab
3. Menyimpulkan diskusi pertanyaan
4. Melakukan evaluasi 5. Menjawab salam
5. Mengucapkan salam.

J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaran penyuluhan dilaksanakan di ruangan Poli Jiwa
c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
a) Peserta mengetahui tentang stop pasung

4
MATERI PENYULUHAN STOP PASUNG

A. Definisi
Pasung merupakan tindakan pengekangan, pembatasan ativitas secara
fisik, menggunakan berbagai jenis alat seperti rantai, belenggu, tali, balok
kayu, kurungan, diasingkan. Tindakan pasung dilakukan oleh 14,3%
keluarga di Indonesia yang salah satu anggota keluarga mengalami gangguan
jiwa (Kemenkes, 2013).
Menurut Bekti (2014) menyatakan bahwa pasung merupakan suatu
tindakan memasang sebuah balok kayu pada tangan dan/ atau kaki
seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan pada suatu tempat tersendiri
didalam rumah ataupun di hutan. Keluarga dengan klien gangguan jiwa yang
dipasung seringkali merasakan beban yang berkaitan dengan perawatan
klien. Alasan keluarga melakukan pemasungan adalah mencegah perilaku
kekerasan, mencegah risiko bunuh diri, mencegah klien meninggalkan
rumah dan ketidakmampuan keluarga merawat klien dengan gangguan jiwa.

B. Etiologi
Adapun faktor-faktor adanya pemasungan pada klien gangguan jiwa yaitu
(Bekti, 2014) :
1. Ketidaktahuan pihak keluarga, rasa malu pihak keluarga, penyakit yang
tidak kunjnng untuk mengamankan lingkungan merupakan penyebab
keluarga melakukan pemasungan.
2. Perawatan kasus psikiatri dikatakan mahal karena gangguannya bersifat
jangka panjang. Biaya berobat yang harus ditanggung pasien tidak hanya
meliputi biaya yang langsung berkaitan dengan pelayanan medik seperti
harga obat, jasa konsultasu tetapi juga biaya spesifik lainnya seperti
biaya transportasi ke rumah sakit dan biaya akomodasi lainnya.
3. Mencegah klien melakukan tindak kekerasan yang dianggap
membahayakan terhadap dirinya atau orang lain.
4. Mencegah klien meninggalkan rumah dan mengganggu orang lain.
5. Mencegah klien menyakiti diri seperti bunuh diri.

5
6. Ketidaktahuan serta ketidakmampuan keluarga menangani klien apabila
sedang kambuh.
7. Faktor kemiskinan dan rendahnya pendidikan keluarga merupakan salah
satu penyebab pasien gangguan jiwa berat hidup terpasung.

C. Tindakan pemasungan
1. Tindakan pengekangan
2. Pembatasan ativitas secara fisik, menggunakan berbagai jenis alat seperti
rantai, belenggu, tali, balok kayu, kurungan, diasingkan.

D. Hukum Pemasungan
Sesuai dengan Undang-undang No.23 Tahun 1966 tentang kesehatan
jiwa menyatakan bahwa pasien gangguan jiwa yang terlantar harus
mendapatkan perawatan dan pengobatan pada suatu tempat perawatan. Pada
7 Oktober 2010 Kemenkes RI mengeluarkan menuju indonesia bebas
pasung.
Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 mengenai Kesehatan jiwa, BAB IX
Ketentuan Pidana Pasal 86 “Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan
Pemasungan, penelantaran, kekerasan, dan/atau menyuruh orang lain untuk
melakukan pemasungan, penelantaran, dan/atau kekerasan ODMK atau
ODGJ atau tindakan lainnya yang melanggar hak asasi ODMK atau ODGJ,
DIPIDANA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

E. Dampak Pasung
1. Pemasungan menyebabkan terbatasnya pemenuhan kebutuhan dasar
hidup yang layak, termasuk kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan
(Halida, dkk, 2016).
2. Pasien yang dipasung dalam waktu lama akan mengalami atriopi otot,
tidak bisa berjalan, mengalami cedera hingga pasien harus diterapi jika
pasien tersebut dilepaskan dari pasung (Puteh, dkk, 2016).

6
3. Penderita mengalami trauma, dendam dengan keluarga, merasa dibuang,
rendah diri, dan putus asa, muncul depresi dan gejala niat bunuh diri
(Lestari, dkk, 2014).

F. Bebas Pasung
Dalam penelitian Yusuf (2017) kasus pemasungan dibebaskan oleh :
1. Pegawai tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas yaitu : perawat, bidan
2. Kebijakan pemerintah sesuai dengan Undang-undang No.23 Tahun 1966
3. Dukungan keluarga, kelurga merupakan sumber bantuan praktis bagi
pasien dalam pemenuhan kebutuhannya

G. Terapi
Terapi yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan jiwa :
1. Dirawat sampai sembuh di Rumah Sakit Jiwa, kemudian dilanjutkan
dengan rawat jalan.
2. Untuk menghilangkan praktek pasung, perlu adanya kesadaran dari
keluarga yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan penderita dengan
cara memberikan obat yang teratur, merawat klien, berkomunikasi baik
dengan klien, memberikan perasaan dicintai, memberikan motivasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bekti Suharto.2014. Budaya Pasung dan Dampak Yuridis Sosiologis (Studi


Tentang Upaya Pelepasan Pasing dan Pencegahan Tindakan Pemasungan
di Kabupaten Wonogiri). Indonesian Jurnal on Medical Science Volume 1
No 2 Juli 2014

Halida.2016.Pengalaman Keluarga dalam Pemenuhan Kebutuhan Perawatan


pada Orang degan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan Pasung di Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember.e-Jurnal Pustaka Kesehatan 4(1) Januari

Kemenkes RI.2013.Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013).Jakarta : Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

Lestari.2014.Stigma dan Penanganan Penderita Gangguan Jiwa Berat yang


dipasung. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan

Yusuf.2017.Fenomenan Pasung dan Dukungan Keluarga terhadap Pasien


Gangguan Jiwa Pasca Pasung. JKP Volume 5 Nomor 3 Desembar 2017

Anda mungkin juga menyukai