: (P17210203086)
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1) Ceramah
2) Demonstrasi
3) Tanya Jawab
E. Deskripsi Penyuluh
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Fasilitator : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan
3. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan
4. Observer : Mengamati proses jalannya penyuluhan.
Mengevaluasi jalannya penyuluhan
F. Media
1) Leaflet (Terlampir)
2) Pamflet (Terlampir)
G. Kegiatan
H. Evaluasi
1. Diharapkan peserta penyuluhan dapat menyebutkan pengertian kecemasan
2. Diharapkan peserta penyuluhan dapat menyebutkan tingkat kecemasan
3. Diharapkan peserta penyuluhan dapat menyebutkan tanda dan gejala
kecemasan
4. Diharapkan peserta penyuluhan dapat menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
5. Diharapkan peserta penyuluhan dapat mengetahui cara mengurangi cemas
a.Prosedur : pre test dan post test
b.Jenis test : lisan
c.Butir soal : 5 soal
d. Pertanyaan :
1.Jelaskan pengertian kecemasan ?
2. Sebutkan tingkat kecemasan dan jelaskan?
3. Sebutkan tanda dan gejala dalam kecemasan ?
4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi?
5. Bagaimana cara mengurangi cemas?
Lampiran Materi
A. Pengertian kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan didukung oleh situasi
(Videbeck, 2008). Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar
dialam dan terkait dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan
perasaan isolasi, keterasingan an ketidakamanan juga hadir (Stuart, 2006)
Ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan
perasaanketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas (RTA), kepribadian masih tetap
utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality),
perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (NANDA,
2010).
B. Tingkat Kecemasan
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang
dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang
dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut
Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik: ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau
sedikit gelisah, penuh perhatian dan rajin.
b. Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri,
perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal,
mempertimbangkan informasi, tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional : perilaku otomatis, sedikit tidak sadar, aktivitas
menyendiri, terstimulasi dan senang
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan
tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang, mengertakan gigi,
mondarmandir, berteriak, dan meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif : lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-pecah,
sulit berpikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan
informasi, hanya memerhatikan ancaman, preokupasi dengan pikiran sendiri,
egosentris
c. Respons emosional : sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak
adekuat. menarik diri, penyangkalan dan ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut
Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot sangat berat, agitasi
motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun, tidak
dapat tidur, hormon stress dan neurotransmiter berkurang, wajah menyeringai, mulut
ternganga
c. Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya, lepas
kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan hasil yang buruk,
kaget, takut, lelah
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap menyehatkan.
Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga menyarankan agar kita
banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif
sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa
membantu mengurangi rasa cemas.
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan rasa sesak di
dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan kecemasan yang ada dalam
benak Anda, seperti "Saya cemas karena...", "Saya nggak yakin kalau harus...', atau
"Saya takut ketika..."
5. Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena itu,
usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu
tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan
berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.
6. Dengar musik.
Mawaddah, N., Mujiadi, M., & Rahmi, S. A. (2020). Penerapan Model komunikasi
terapeutik