ANSIETAS (KECEMASAN)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan jiwa
Disusun Oleh:
Kelompok 2
David Makmur Santosa 221FK04010
Fazry Rachmatulloh 221FK04067
Agriana Ridha Nur Laili 221FK04006
Dila Novita 221FK04014
Kiki Eka Fitriyani 221FK04025
Siti Novita 221FK04037
Tanti Rosdiana 221FK04050
Dinar Eka Putri N 221FK04065
Novianti Nurfitri 221FK04079
Tia Sri Nurwahyuni 221FK04090
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, klien dan keluarga mampu
memahami dan mengetahui cara mengatasi kecemasan
B. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian kecemasan
2. Menguraikan tingkatan kecemasan.
3. Menguraikan tanda dan gejala cemas.
4. Menguraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress.
5. Mempraktikkan cara mengatasi kecemasan
6. Melakukan perawatan pasien di rumah
C. Materi
1. Pengertian Kecemasan
2. Tingkat Kecemasan
3. Tanda dan gejala kecemasan
4. Mekanisme koping kecemasan
5. Cara mengatasi kecemasan
6. Cara melakukan perawatan pasien dirumah
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. PPT
3. Pre test – post test
G. Pengorganisasian
1. Moderator : Agriana Ridha N L
2. Pemateri : Kiki Eka F dan Dila Novita
3. Notulen dan operator : Siti Novita
4. Logistik : David Makmur dan Tia Sri Nur Wahyuni
5. Konsumsi : Dinar Eka P N dan Novianti
6. Dokumentasi : Fazry R
7. Observer : Tanti Rosdiana
8. Fasilitator : Dinar, David, Tia, Novianti
I. Evaluasi
1. Prosedur : Diberikan diawal dan akhir pendidikan kesehatan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : lisan dan pilihan ganda
4. Jumlah soal :5
5. Jenis soal : pilihan ganda
6. Butir soal /pertanyaan :
1) Apakah kecemasan merupakan kekhawatiran yang berlebih?
a. Ya b. Tidak
2) Muka ceria merupakan tanda-tanda kecemasan?
a. Ya b. Tidak
3) Apakah sulit tidur bukan gejala kecemasan?
a. Ya b. Tidak
4) Teknik relaksasi nafas dalam merupakan cara untuk mengatasi kecemasan?
a. Ya b. Tidak
5) Apakah percaya diri yang tinggi dapat menghindari kecemasan?
a. Ya b. Tidak
H. Sumber
Erlita, Dkk. (2019). Buku petunjuk praktikum keperawatan. Jakarta: UKI.
Fitriani, R. dwi & Damayanti, Mukhripah.(2017). Modul keeperawatan jiwa 1.
Kalimantan timur: ECG.
Imelisa, rahma. Dkk.(2021). Keperawatan kesehatan jiwa psikososial. Tasikmalaya:
Edu publisher.
Safari, triantoro.(2021). Psikologi abnormal; dasar-dasar, teori, dan aplikasinya.
Yogyakarta:UAD PRESS.
NANDA. 2010. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011. Jakarta: EGC.
Rizki Kurniadi. 2012. Penyuluhan Kesehatan Peran Keluarga Dalam Penanganan
Pasien Gangguan Jiwa.
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/penyuluhan-kesehatan-
peran-keluarga.html
I. Lampiran
1. Materi Penyuluhan Ansietas
Materi Pendidikan Kesehatan
A. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas dan samar yang disertai dengan
perasaan tidak pasti, tidak berdaya, isolasi, dan tidak aman (Rahmi, dkk, 2021).
Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (SDKI, 2017). Ansietas dapat
disimpulkan sebagai ketakutan atau perasaan yang tidak jelas dan ditandai dengan
perasaan gelisah, tidak berdaya dan tidak aman.
Ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan
perasaanketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas (RTA), kepribadian masih tetap utuh
(tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (NANDA, 2010).
B. Tingkat Kecemasan
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami,
dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau
(Rahmi, 2021) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan,
sedang, berat dan panik.
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik : ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil
dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, suara
berubah ; bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat,
dan sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif: lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif,
fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian
masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri
goyah, tidak sabar dan gembira
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons
dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan
tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang, mengertakan gigi, mondar-
mandir, berteriak, dan meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif : lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-pecah,
sulit berpikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan
informasi, hanya memerhatikan ancaman, preokupasi dengan pikiran sendiri,
egosentris
c. Respons emosional : sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak
adekuat. menarik diri, penyangkalan dan ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot sangat berat, agitasi
motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian
menurun, tidak dapat tidur, hormon stress dan neurotransmiter berkurang,
wajah menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif : persepsi sangat sempit. pikiran tidak logis, terganggu,
kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran
sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi,
waham, ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya,
lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan
hasil yang buruk, kaget, takut, lelah