Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN SETRES
Dosen pengampu : Ns. Nila Marwiyah, S.Kep. M.Kep

Disusun oleh :

1. Diyan Siti Nurhasanah (1021032008)


2. Amelia Agnes Ambarwati (1021032001)
3. Elia Indriana (1021032010)
4. Yulia Sari (1021032049)
5. Herdi Ardiansyah (1021032013)
6. Imas Larasati (1021032018)
7. Wihda Firdayanti (1021032043)
8. Jumri (1021032023)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN

2021-2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Setress

Sub Topik : Manajemen Setress

Sasaran : Keluarga Ny. B

Hari/Tanggal : Kamis, 16 Juni 2022

Waktu : 20 menit

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. B

Pelaksana : Kelompok 5 Keperawatan Maternitas

I. Latar Belakang
Stress biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak. Terjadinya stress
dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor. Bentu stresor ini dapat dari
lingkungan, kondisi dirinya serta pikiran. Dalam pengertian stress itu sendiri juga dapat
dikatakan sebagai stimulus, dimana penyebab stres dianggap suatu hal yang biasa. Stres juga
dikatakan sebagai respons, artinyadapat merespon pa yang terjadi, juga disebut sebagai
transaksi yaknihubungan antara stressor. Dianggap negatif karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan.
II.Tujuan
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan sasaran dapat mengerti dan mampu memahami
tentang manajemen setres.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, sasaran dapat :
1. Mengetahui pengertian setres
2. Mengetahui penyebab setres selama kehamilan
3. Mengetahui tanda dan gejala setres
4. Mengetahui resiko stres dalam mempengaruhi kesehatan ibu hamil
5. Mengetahui cara mengurangi tingkat stres selama masa kehamilan
6. Mengetahui tentang manajemen setres
C. Materi
1. Pengertian setres
2. Penyebab setres selama kehamilan
3. Tanda dan gejala setres
4. Resiko stres dalam mempengaruhi kesehatan ibu hamil
5. Cara mengurangi tingkat stres selama masa kehamilan
6. Manajemen setres
D. Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan kepada klien dan keluarga Ny. B
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
2. Poster
G. Pelaksanaan
Tahap
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan

1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 menit


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan,
3. Menyampaikan maksud dan memperhatikan
tujuan penyuluhan 3. Menjawab pertanyaan
4. Mengkaji pengetahuan
peserta tentang manajemen
setres
2 Isi Menjelaskan materi : 1. Menyimak, 10
mendengarkan dan menit
1. Pengertian setres
memperhatikan
2. Penyebab setres selama
kehamilan
3. Tanda dan gejala setres
4. Resiko stres dalam
mempengaruhi kesehatan ibu
hamil
5. Cara mengurangi tingkat stres
selama masa kehamilan
6. Manajemen setres

3 Penutup 1. Penyaji memberikan 1. Peserta mengajukan 5 Menit


kesempatan peserta untuk pertanyaan.
bertanya. 2. Menyimak
2. Menjawab pertanyaan dari 3. Mendengarkan dan
peserta. memperhatikan.
3. Melakukan evaluasi dengan 4. Menjawab pertanyaan.
memberikan beberapa 5. Menyimak
pertanyaan kepada peserta. 6. Mejawab salam
4. Menyimpulkan hasil dari
penyuluhan.
5. Menutup sesi acara dengan
mengucapkan salam.
H. Setting Tempat

Keterangan:
= Pemateri

= Keluarga Ny. B

I. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 2 hari sebelum penkes
c. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes
d. SAP sudah siap 2 hari sebelum penkes
e. Semua peserta hadir dalam kegiatan
f. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
2. Evaluasi Proses
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Klien dan keluarga klien mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan
c. Klien dan keluarga klien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan pemateri
d. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan Of Action)
e. Keluarga klien dan klien aktif bertanya atau memberikan pendapat
f. Media dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri
c. Peserta ikut aktif dalam proses diskusi
d. Jumlah peserta 6 orang
J. Daftar Pustaka
Potter & Perry. 2005. Buku Ajaran Fundamental: Konsep, Proses, dan Praktik. Ed 4, vol 2.
Jakarta: EGC
LAMPIRAN MATERI
MANAJEMEN STRES

A. Pengertian Stres
Stres adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari,disebabkan
oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, 1998). Stresdiawali dengan
adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yangdimiliki individu,
semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi pula tingkatstres yang dialami
individu dan akan merasa terancam. Stres merupakan responadaptif yang dipengaruhi
oleh karakteristik individual dan atau proses psikologis,yaitu akibat situasi atau
kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik danatau psikologis terhadap
seseorang (Ivancevich & Matteson, 1980 dalam Kreitner& Kinicki, 2004).
B. Penyebab Stres Selama Kehamilan
Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir
nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik. Stres ini di bagi menjadi 2 :
 Stres Internal : Faktor psikologis yang mempengaruhi dalam kehamilan dapat
berasal dari dalam diri ibu hamil (internal). Faktor psikologis yang mempengaruhi
ibu hamil sendiri ialah latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan
hormonal yang terjadi selama kehamilan. Ibu hamil memiliki kepribadian
immature atau kurang matang biasanya dijumpai pada calon ibu dengan usia ibu
yang masih sangat muda, introvet atau tidak mau berbagi dengan orang lain.
 Stres Eksternal : berasal dari orang lain, sikap penerimaan atau penolakan orang
lain terhadap individu. Penyebab lain dari stres dapat berasal dari eksternal
dimana terjadinya keretakan dalam rumah tangga, pengangguran atau adanya
kematian anggota keluarga.
Stres yang terjadi pada ibu hamil juga berasal dari support keluarga. Ibu
merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan
apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan
baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga
kehamilan dianggap suatu krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh
stres dan kecemasan. Dukungan keluarga memegang peranan yang besar dalam
menentukan status kesehatan ibu, karena selama hamil ibu mengalami perubahan
fisik atau psikologis sehingga membuat emosi ibu hamil labil.

Subtstance Abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan zat atau bahan yang
beresiko secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya, dapat memberikan
pengaruh juga secara psikologis. Pengaruh psikologis tersebut dalam bentuk
ketergantungan, kecanduan dan penyalahgunaan. Gejala- gejala gangguan psikologis
akibat substance abuse antara lain : ganggguan dalam sosialisasi, gelisah, sifat lekas
marah, halusinasi, euphoria atau ketagihan dan over dosis, paranoid, stres.
Partner abuse merupakan kekerasan atau penyiksaan yang dilakukan oleh
pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan. Kekerasan
terebut dapat berupa kekerasan emosional,seksual atau fisik, kekerasan seperti
pemukulan, penyiksaan dibebani kerja berat. Kekerasan psikologis seperti tidak di
perhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang pasti, istri menanggung
beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk seperti mabuk,judi dan pemarah.
Kekerasan terhadap wanita dapat terjadi pada semua kebudayaan, pendidikan, ras,
agama dan latar belakang sosial ekonomi. Kekerasan terhadap wanita merupakan
suatu bentuk kejantanan laki-laki terhadap wanita. Seseorang wanita bagaikan sebuah
benda, harta yang harus tunduk pada peraturan rumah tangga dan patut mendapat
kekerasan .
C. Tanda dan Gejala Stres
1. Stres ringan
Stesor yang dihadapi bisa berlangsung beberapa menit atau jam. Contohnya
adalah dimarahi dosen, kemacetan. Stesor ini dapat menimbulkan gejala antara
lain kesulitan bernafas, bibir kering, lemah, keringat berlebihan ketika
temperature tidakk panas, takut tanpa ada alasan yang jelas, merasa lega jika
situasi berakhir (Psychology Foundation of Australia, 2010).
2. Stres sedang
Stres yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Contohnya adalah
perselisishan yang tidak dapat diselesaikan dengan seseorang. Stesor ini dapat
menimbulkan gejala yaitu mudah merasa letih, mudah marah, sulit beristirahat,
mudah tersinggung, gelisah (Psychology Foundation of Australia, 2010).
3. Stres berat
Situasi kronis yang terjadi dalam beberapa minggu, seperti perselisihan dengan
dosen atau teman secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang dan
kesulitan finansial. Stesor ini dapat menimulkan gejala yaitu, merasa tidak kuat
lagi untuk melakukan kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat akansegala
hal, merasa tidak dihargai, merasa tidak ada hal yang bisa diharapkandimasa
depan (Psycology Foundation of Auustralia, 2010).
D. Resiko Stres dalam Mempengaruhi Kesehatan Ibu Hamil
Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik saja, tetapi
juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu seorang calon ibu harus
mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini dikarenakan adanya
perubahan hormon selama hamil yang bisa mempengaruhi emosi dan mental ibu. Bila
kondisi ini tidak didukung dengan lingkungan dan keluarga yang harmonis maka ibu
akan mengalami stres, terutama pada calon ibu yang masih bekerja di kantor saat
hamil.
Stres yang dialami ibu sewaktu hamil tentu akan dapat mempengaruhi janin yang
ada dalam andungan. Ada banyak hal yang sering dikhawatirkan para ibu pada masa
kehamilannya, rasa khawatir yang berlebih inilah yang membuat stres tak dapat
dihindari. Berikut ini adalah beberapa resiko stres yang dapat mempengaruhi
kesehatan ibu hamil dan anak dalam kandungan.
1. Meningkatkan Resiko Alergi Pada Janin
Sebuah penelitian mengungkapakan bahwasanya stres yang dialami ibu
ketika hamil akan mampu meningkatkan resiko alergi pada bayi kelak. Hal ini
terjadi, disebabkan saat stres, janin akan menyerap hormon kortisol yang
diproduksi oleh ibu sewaktu mengalami stres. Dan bayi dengan tingkat kadar
hormon kortisol yang tinggi akan memiliki resiko lebih besar mengidap alergi
dibandingkan bayi dengan kadar hormon kortisol yang rendah.
2. Meningkatkan Resiko Abortus (Keguguran)
Stres yang menimpa ibu hamil tentunya akan beresiko lebih bahaya
terhadap kesehatan janin yang ada dalam kandungannya. Pada kondisi terparah
hal ini dapat menyebabkan ibu kehilangan janinnya atau keguguran. Hal ini
berbeda jika dibandingkan dengan ibu dngan tingkat stresor yang lebih rendah
dan memiliki sistem pengendalian stres yang lebih baik ketika menghadapi
sumber stres pada ibu hamil.
3. Membuat Sistem Kekebalan Bayi Berkurang
Sebagaimana diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Jurnal Brain, Behavior anda Immunity, bahwa ibu hamil yang sering mengalami
tegang, panik, dan cemas yang berlebihan akan dapat melemahkan sistem
kekebalan bayi ketika bayi berusia 6 bulan.
4. Terganggunya Kesehatan Ibu
Jika seorang ibu mengalami stres baik itu ringan ataupun berat, seorang
ibu akan kehilangan nafsu makan, hal ini dapat menyebabkan seorang ibu
kekurangan nutrisi dan timbulah berbagai macam gangguan yang mempengaruhi
kesehatan seorang ibu, seperti diare, pusing, lemas, lesu dan berbagai gangguan
metabolisme lainnya.
E. Cara Mengurangi Tingkat Stres Selama Masa Kehamilan
Seorang wanita biasanya lebih cepat bereaksi dengan setiap kondisi daripada
seorang pria. Begitu juga ketika seorang wanita sedang hamil dan tidak dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan maka bisa membuatnya mudah stres. Ada
beberapa hal dan cara yang dapat mengurangi tingkat stres selama kehamilan, yaitu:
1. Dukungan Suami
Dukungan suami kepada istri sangat penting dan diperlukan dalam
membantu melewati masa kehamilan. Dengan menumbuhkan rasa percaya diri
kepada istri dapat membuat mentalnya menjadi lebih kuat. Selain itu, membantu
istri dalam menyiapkan kebutuhan calon bayi akan menumbukan rasa aman dan
nyaman pada sang istri. Dan dengan begitu, yang awalnya sang istri takut,
cemas, dan stres akan mulai menghilang menjadi kebahagiaan.
2. Menghindari Pekerjaan yang Beresiko
Pada saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri, jumlah wanita yang
memiliki pekerjaan cukup banyak. Tetapi pada saat kehamilan, sebuah pekerjaan
menjadi masalah yang cukup dilema sehingga membuat sebahagian wanita stres
dalam memikirkannya. Stres bisa melemahkan kondisi fisik dan mengganggu
perkembangan janin. Jika dihadapi oleh masalah dilema seperti ini, maka tidak
ada salahnya meminta dipindahkan kebagian yang tidak beresiko bagi
perkembangan janin atau bahkan meminta cuti dalam jangka waktu yang lama.
Tetapi jika dua hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, maka wanita hamil harus
tegas dalam memutuskan pekerjaan yang diambil atau kesehatan bayi.
Dari banyaknya pekerjaan, ada beberapa pekerjaan yang mungkin harus
dihidari oleh wanita yang sedang hamil misalnya ahli di laboatorium, bertani,
polisi lalu-lintas, juru masak, dan pekerjaan yang memerlukan waktu yang lama
ketika duduk berjam-jam di depan layar komputer. Selain itu, jangan pernah
menganggap remeh pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan rumah tangga dan
pekerjaan yang lain sama melelahkan dan menguras tenaga dan pikiran.
3. Melakukan Yoga
Selain mengurangi dan menghilangi stres, yoga dapat mengurangi rasa
sakit punggung dan memelihara kesehatan baik untuk sang ibu atau calon bayi.
Berlatih yoga juga dapat memberi dampak positif yaitu mempermudah dan
mempercepat proses kelahiran yang akan mendatang.
Posisi - posisi berikut ini dapat membantu menyesuaikan diri dengan
perubahan yang ada, yaitu:
 Posisi Mudah
Duduk tegak, luruskan punggung hingga menyangga dengan baik.
Letakkan kedua tangan di lutut.
 Membungkuk ke depan
Regangkan tubuh membungkuk ke depan mulai dari panggul, cobalah
untuk memegang jempol kaki atau lutut. Luruskan tulang punggung dan
kaki. Rendahkan kepala. Tahan selama 30 detik. Luruskan kembali tubuh.
Ulangi 2 kali.
 Meregangkan punggung
Telungkuplah dengan posisi kaki rapat, siku terlipat, kening menempel
pada lantai. Perlahan angkatlah tubuh ke arah belakang, tahan bagian perut
agar tetap menempel di lantai, punggung melengkung dan dada condong
ke luar. Tahan selama 10 detik, lalu turunkan tubuh kembali. Ulangi
sebanyak 3 kali.
 Posisi kaki
Berlututlah, jatuhkan pantat ke lantai bagian kaki kiri. Tekuklah kaki
kanan dan silangkan ke arah bagian luar lutut kaki kiri. Tegakkan
punggung, tangan terpaut di lutut.
 Memutar
Letakkan tangan kanan ke belakang, pegang pergelangan kaki kanan
dengan tangan kiri. Palingkan kepala ke kanan. Ulangi ke arah kiri.
 Memutar tulang belakang
Setelah membungkuk ke depan dan ke belakang, tulang belakang perlu
diputar untuk menjaga kelenturannya. Cobalah memutar tubuh seperti di
atas, mulai dari posisi duduk, hingga posisi berlutut.
 Relaksasi terakhir
Berbaring terlentang dan tutup mata. Gulingkan kepala dari satu sisi ke sisi
lainnya, lalu kembalilah ke posisi tengah. Tarik napas dalam-dalam.
Rentangkan tangan, dengan telapak ke atas. Kendorkan rahang dan wajah.
Diamlah selama 10 menit. (Elizabeth, 2006)
4. Mengikuti Senam Hamil
Kelas kelahiran adalah suatu program pelatihan untuk menghadapi
kelahiran di bawah bimbingan dokter kandungan atau bidan yang sudah
berpengalaman. Tujuan mengikuti kelas ini adalah mempersiapkan diri ibu hamil
secara fisik dan mental. Sering kali ibu hamil mengalami ketakutan akan rasa
nyeri pada saat melahirkan sehingga menyebabkan stres. Melahirkan memang
nyeri, tetapi ditambah dengan rasa takut dan stres justru memperburuk keadaan.
Dengan mengikuti kelas kelahiran, maka ibu hamil dapat mematahkan hubungan
antara rasa nyeri-takut. Disana juga ibu hamil juga dapat bertemu dengan ibu-ibu
yang lain dengan kondisi yang sama sehingga bisa saling bertukar informasi dan
memberi dukungan
F. Manajemen Stres
Seorang wanita biasanya lebih cepat bereaksi dengan setiap kondisidaripada
seorang pria. Begitu juga ketika seorang wanita sedang hamil dantidak dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan maka bisa membuatnyamudah stres. Ada
beberapa hal dan cara yang dapat mengurangi tingkat stresselama kehamilan yaitu
dukungan suami, menghindari pekerjaan yang beresiko, melakukan yoga, mengikuti
senam hamil dan melakukan manajemen stres dengan beberapa pendekatan yaitu
fisik, emosi, pikiran, spiritual, dan lingkungan (Yuniar Mahsye, 2020).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat stress pada ibu hamil yaitu
salah satunya dengan pemberian konseling, konseling sangat diperlukan untuk
mengurangi kecemasan dengan meminta ibu-ibu untuk tinggal di rumah, mencuci
tangan, memakai masker, makan makanan bergizi, memeriksakan kehamilannya,
melakukan senam ibu hamil di rumah, dan mencari pertolongan saat menghadapi
keadaan darurat (Yanuar Masye. 2020).
Selain konseling terdapat beberapa terapi non farmakologis yang dapat digunakan
oleh ibu hamil untuk mengurangi kecemasan, mengingat minimnya dampak yang
dapat diakibatkan dari terapi non farmakologi ini dibandingkan dengan terapi
farmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian obat anti ansietas,
namun pemberian obat ini dapat menyebabkan risiko tinggi ketergantungan obat,
BBLR, bayi lahir prematur sehingga 29 lebih dianjurkan. Bisa juga dengan
menggunakan terapi non farmakologis diantaranya:
1. Tetap menjalin interaksi dan komunikasi dengan orang-orang terdekat.
Melakukan komunikasi berkala dengan keluarga, teman, dan sahabat
menggunakan perangkat elektronik yang ada.
2. Mencari dan mengakses informasi dengan lebih bijak.
3. Menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) pada diri sendiri, keluarga, dan
orang sekitar.
4. Menghubungi tenaga professional, mencari bantuan tenaga professional seperti
bantuan layanan psikologis untuk mengurangi ketakutan, kekhawatiran hingga
kecemasan yang dialami bukanlah suatu hal yang memalukan. Layanan-layanan
psikologis atau profesional yang terpercaya dapat membantu, seperti rumah sakit
atau biro-biro layanan psikologi (Yanuar Mahsye, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Musradinur. 2016. Stres dan Cara Mengatasinya dalam Perspektif Psikologi. Jurnal edukasi vol
2 No 2 Juli 2016. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Hani, U., Kusbandiyah, J., Yulifah, R., Marjati. 2011. Asuhan Kebidanan pada Proses
Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Herdiyani. 2013. Pengertian stres. http://dedeh89-psikologi.blogspot.in/2013/04/pengertian-
stress.html?m=1. (Di akses pada 16 Juni 2022, pukul 15.45 WIB).

Anda mungkin juga menyukai