Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DISMENOREA

OLEH:
MUTIARA MAULI
(2115401110007)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
BANJARMASIN
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISMENOREA

Pokok Pembahasan : Dismenorea

Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Pada Kehamilan

Sasaran : Ibu Hamil

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juni 2022

Tempat : Aula Chalik Dahlan Kampus 1 UMBJM

Pukul : 08.00 WIB s/d selesai

Penyuluh : Mutiara Mauli

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan ini diharapkan peserta mampu
memahami tentang dismenorea dan penanganan Dismenorea yang benar
2. Tujuan Khusus
a. Peserta dapat mengetahui pengertian Dismenorea
b. Peserta dapat mengetahui klasifikasi Dismenorea
c. Peserta dapat mengetaui derajat Dismenorea
d. Peserta dapat mengetaui faktor-faktor penyebab dismenorea primer
e. Peserta dapat mengetaui kebutuhan Zat Gizi Pada Remaja
f. Peserta dapat meningkatkan pengetahuan, kemauan dalam penanganan
Dismenorea dengan benar
B. Materi (Terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi:
1. Pengertian Dismenorea
2. Klasifikasi Dismenorea
3. Derajat Dismenorea
4. Faktor-faktor penyebab dismenorea primer
5. Kebutuhan Zat Gizi Pada Remaja
6. Penanganan Dismenorea
C. Media
1. Leaflet
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Setting Tempat
Menyesuaikan
F. Pengorganisasian
1. Moderator
2. Penyuluh
3. Fasilitator
4. Observer
G. Pembagian Tugas
1. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan acara dari
awal sampai akhir
2. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
3. Fasilitator : Memotivasi peserta untuk bertanya
4. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
H. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab


(3-5 menit) 2. Memperkenalkan diri salam
3. Menggali 2. Mendengarkan
pengetahuan peserta dan
tentang Dismenorea memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 3. Menjawab
penyuluhan pertanyaan
5. Membuat kontrak 4. Mendengarkan
waktu dan
memperhatikan
5. Menyetujui
kontrak waktu

2. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan


(5-10 menit) Dismenorea dan
2. Memberikan memperhatikan
kesempatan untuk penjelasan
bertanya penyuluh
3. Menjawab pertanyaan 2. Aktif bertanya
peserta 3. Mendengarkan

3. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan


(3-5 menit) yang disampaikan dan
penyuluh mengenai memperhatikan
Dismenorea 2. Menjawab
2. Mengevaluasi peserta pertanyaan yang
atas penjelasan yang diberikan
disampaikan dan 3. Mendengarkan
penyuluh dan
menanyakan kembali memperhatikan
mengenai materi 4. Menjawab
penyuluhan salam
3. Memberikan kajian
nilai keislaman
4. Menutup pertemuan
dan memberi salam
penutup

I. Evaluasi Lisan
1. Apa pengertian dari Dismenorea?
2. Sebutkan klasifikasi Dismenorea?
DISMENOREA

A. Pengertian Dismenorea
Dismenorea berasal dari Bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti sulit atau
menyakitkan atau tidak normal. “Meno” berarti bulan dan “rrhea” yang berarti aliran.
Dismenorea dalah rasa sakit atau nyeri pada bagian bawah perut yang terjadi saat
wanita mengalami siklus menstruasi (Ratnawati, 2017). Biasanya nyeri yang
dirasakan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan
menghilang. Dismenorea juga sering disertai dengan pegal-pegal, lemas, mual, diare
dan kadang sampai muntah (Nugroho dan Indra, 2014).
B. Klasifikasi Dismenorea
1. Dismenorea primer
Dismenorea primer yaitu nyeri saat menstruasi yang dialami perempuan usia
subur dan tidak berhubungan dengan kelainan organ reproduksi. Dismenorea
primer memiliki ciri-ciri yaitu rasa nyeri yang timbul sejak 1-2 hari menstruasi
dating dan keluhan sakitnya agar berkurang setelah wanita bersangkutan menikah
dan hamil. Penyebabnya berkaitan dengan pelepasan sel-sel telur (ovulasi) dari
ovarium sehingga dianggap berhubungan dengan gangguan keseimbangan
hormone (Devi, 2012).
2. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder biasanya baru muncul, jika ada penyakit atau kelainan
organ reproduksi yang menetap seperti infeksi rahim, kista, polip, atau tumor,
serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di
sekitarnya (Kusmiran, 2013).
C. Derajat Dismenorea
Dismenorea dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan derajatnya (Ratnawati, 2017)
yaitu:
1. Derajat I
Nyeri perut bagian bawah yang dialami saat menstruasi dan berlangsung
hanya beberapa saat, nyeri masih dapat ditahan dan penderita masih bisa
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
2. Derajat II
Rasa nyeri yang timbul pada perut bagian bawah saat menstruasi yang dialami
cukup mengganggu, sehingga penderita memerlukan obat penghilang rasa nyeri
seperti paracetamol, ibuprofen atau lainnya. Penderita akan merasa baikan jika
sudah meminum obat dan bisa kembali melakukan pekerjaannya.
3. Derajat III
Penderita mengalami rasa nyeri saat menstruasi pada bagian bawah perut yang
luar biasa, tidak kuat untuk beraktivitas hingga membuatnya butuh waktu untuk
beristirahat beberapa hari.
D. Faktor-faktor penyebab dismenorea primer
Penyebab adanya dismenorea pada remaja putri meliputi:
1. Usia menarche
Menarche adalah suatu keadaan ketika seorang wanita mengalami menstruasi
yang pertama kali. Pada remaja putri menarche yang lebih awal dari usia normal
menjadi salah satu factor terjadinya dismenorea primer. Menarche pada usia lebih
awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal, sehingga
belum siap mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher
rahim, maka akan timbul rasa sakit saat menstruasi (Widjanarko, 2006 dalam
Kristianingsih, 2014).
2. Status gizi
Status gizi merupakan salah satu factor resiko terjadinya dismenorea primer,
seseorang yang memiliki status gizi overweight berisiko untuk terkena
dismenorea karena semakin banyak lemak semakin banyak pula prostaglandin
yang dibentuk, peningkatan prostaglandin dalam sirkulasi darah diduga sebagai
penyebab dismenorea (Arisman, 2009).
3. Aktivitas olahraga
Aktivitas olahraga memiliki banyak manfaat bagi tubuh, salah satunya adalah
untuk meringankan nyeri haid (dismenorea) pada wanita. Latihan olahraga
mampu meningkatkan produksi endorphin (penghilang rasa sakit alami tubuh),
dapat meningkatkan kadar serotonin. Membiasakan olahraga ringan dan aktivitas
fisik secara teratur pada saat sebelum dan selama haid dapat membuat aliran
darah pada otot sekitar rahim menjadi lancer, sehingga rasa nyeri dapat teratasi
atau berkurang (Safitri, Rahman, dan Hasanah, 2015).
4. Stres
Seseorang dengan keadaan stress, akan memproduksi hormone kortisol dan
prostaglandin yang berlebihan pada tubuhnya. Hormone ini dapat menyebabkan
peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan sehingga mengakibatkan rasa
nyeri saat menstruasi. Selain itu hormone adrenalin juga meningkat dan
menyebabkan otot tubuh menjadi tegang termasuk otot rahim dan menjadikan
nyeri saat menstruasi (Sari dan Nurdin, 2015).
E. Kebutuhan Zat Gizi Pada Remaja
Kebutuhan gizi pada remaja relative besar sehingga perlu mendapat perhatian
karena pada masa remaja adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan,
berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan dan bertambahnya aktivitas fisik.
Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi, protein, kalsium,
besi dan seng (Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I, 2010).
F. Penanganan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri perut sewaktu
menstruasi yaitu:
1. Kompres dengan botol panas (hangat) pada bagian yang terasa kram/sakit (biasa
di perut bawah atau pinggang).
2. Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri.
3. Mengkonsumsi minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi seperi susu.
4. Mengkonsumsi teh herbal seperti mint atau chamomile untuk mengurangi
spasmodic, ramuan jahe juga merupakan salah satu pilihan terbaik. Tambahkan
secangkir air panas pada satu sendok the jahe segar yang sudah diparut, kemudian
larutkan selama 10 menit dan minum saat diperlukan.
5. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
6. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung kebawah. Hal tersebut dapat
membantu relaksasi
7. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi, ulangi hal tersebut
sampai merasa rileks atau merasa cukup.
8. Menggunakan obat-obatan menghilang nyeri, namun obat yang digunakan harus
berdasarkan pengawasan dokter.
9. Relaksasi dan Yoga
10. Pemijatan
11. Aromaterapi
12. Olahraga

Anda mungkin juga menyukai