KEPERAWATAN MATERNITAS II
KELOMPOK 14
Natasya Putri Damayanti 2010711002
Nina Cahya Fitriyani 2010711067
Dosen Pengampu :
Desmawati, M.Kep., Sp.Kep.Mat., Ph.D
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan remaja mengetahui dan memahami
tentang gangguan menstruasi dan menopause
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan remaja mengetahui, memahami dan
mampu menjelaskan terkait:
1) Definisi menstruasi dan menopause
2) Gangguan menstruasi
3) Cara mencegah nyeri saat menstruasi
4) Cara menjaga kebersihan saat menstruasi
5) Kesiapan memasuki fase menopause
3. Materi
1) Definisi menstruasi dan menopause
2) Siklus menstruasi normal
3) Fase dalam menstruasi dan menopause
4) Gangguan menstruasi
5) Cara mencegah nyeri saat menstruasi
6) Cara menjaga kebersihan saat menstruasi
7) Kesiapan memasuki fase menopause
4. Media
Leaflet
5. Metode
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
6. Kegiatan
*lampiran
MATERI GANGGUAN MENSTRUASI DAN MENOPAUSE
Menstruasi merupakan keluarnya darah pada uterus yang mengalirbdari rahum dan keluar dari
vagina sebagai siklus bulanan yang dialami wanita. Siklus ini terjadi secara normal dan baguab
dari proses organ reproduksi wanita untuk mempersiapkan kehamilan. Persiapan ini ditandai
dengan penebalan dindinh rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi
kehamilan, endometrium akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina. Durasi siklus
menstruasi terjadi rata - rata setiap 28 hari dengan durasi sekitar 4 - 6 hari. Menstruasi dapat
disebut dengan haid atau terkadang datang bulan.
Ketika siklus menstruasi berakhir secara alami makanwanita tersebut mengalami menopause.
Menopause biasanya terjadi pada wanita memasuki usia 45-55 tahun. Wanita yang telah
menopause mengalami banyak perubahan, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis,
hingga hasrat seksual. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap bahkan tiba - tiba. Wanita yang
sudah menopause tidak bisa hamil lagi.
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ditandai dengan luruhnya dinding rahim yang berisi pembuluh darah dan cairan
lendir. Proses ini dimulai sejak hari pertama menstruasi dan berlangsung selama 4–6 hari.
2. Fase folikular
Pada fase folikular, ovarium akan membentuk folikel yang berisi sel telur yang belum matang.
Folikel dan sel telur ini akan tumbuh dan merangsang penebalan di dinding rahim.
Fase folikular umumnya berlangsung selama 11–27 hari, tergantung siklus pada masing-masing
wanita.
3. Fase ovulasi
Fase ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur yang sudah matang. Sel telur ini siap
dibuahi oleh sperma di saluran indung telur. Namun, jika tidak dibuahi oleh sperma, sel telur
akan melebur dalam 24 jam setelah terjadinya fase ovulasi.
4. Fase luteal
Fase luteal ditandai dengan berubahnya sel telur menjadi korpus luteum. Jaringan ini akan
melepaskan hormon yang mempertebal dinding rahim. Namun, jika tidak dibuahi oleh sperma,
korpus luteum akan menyusut dan kembali diserap. Akhirnya lapisan rahim akan luruh selama
menstruasi.
Gangguan menstruasi yang terjadi hanya sesekali biasanya tergolong normal. Namun, apabila
gangguan tersebut sering terjadi maka segera berkonsultasi dan periksa ke dokter untuk
mendapatkan penanganannyang sesuai. Gangguan menstruasi yang terjadi, yaitu :
1. Amenorea
Amenorea dibagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea primer adalah
kondisi di mana seorang wanita sama sekali belum mengalami haid hingga 16 tahun. Sedangkan
menorea sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita usia subur yang tidak sedang hamil,
tetapi pernah menstruasi sebelumnya, berhenti mendapatkan menstruasi selama 3 bulan atau
lebih.
Amenorea disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan otak yang mengatur hormon menstruasi
atau masalah pada indung telur atau rahim. Sedangkan penyebab amenorea sekunder seperti
kehamilan, menyusui, menopause, penurunan berat badan yang berlebihan dan lain - lain.
2. Dismenorea
Dismenorea adalah kondisi di mana wanita mengalami nyeri saat menstruasi, umumnya pada
hari pertama dan kedua haid. Gejalanya berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terus
berlangsung dan terkadang menyebar hingga ke punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut
juga bisa disertai sakit kepala, mual, dan muntah.
Dismenorea bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat hari pertama haid.
Setelah beberapa hari, hormon ini akan berkurang kadarnya dan membuat nyeri haid ikut
mereda. Nyeri haid jenis ini biasanya akan mulai berkurang seiring bertambahnya usia atau
setelah melahirkan.
3. Menorrhagia
Menorrhagia adalah gangguan menstruasi berupa keluarnya darah menstruasi secara berlebihan
atau dalam jumlah terlampau banyak, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Hal ini
termasuk durasi haid yang berlangsung lebih dari menstruasi normal, yakni lebih dari 5–7 hari.
4. Oligomenorea
Oligomenorea adalah kondisi ketika seorang wanita jarang sekali mengalami menstruasi, yakni
jika siklus menstruasinya lebih dari 35–90 hari atau mendapat haid kurang dari 8–9 kali dalam
kurun waktu setahun.
Oligomenorea sering dialami remaja yang baru memasuki pubertas dan wanita yang memasuki
masa menopause. Gangguan menstruasi ini merupakan dampak dari aktivitas hormon yang
sedang tidak stabil di masa-masa tersebut.
Namun, jika gejala PMS yang dirasakan cukup berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari,
maka kondisi ini disebut PMDD. Selain nyeri haid yang disertai sakit kepala, gejala PMDD bisa
berupa gelisah, susah tidur, makan berlebihan, sulit konsentrasi, depresi, merasa lemas dan tidak
berenergi, hingga muncul ide atau keinginan untuk bunuh diri.