Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENORHARGIA

PADA REMAJA

Pokok Bahasan : Dismenore Pada Remaja Putri


Hari/tanggal : Kamis, 14 Maret 2024
Jam : 08.00 WIB
Tempat : UPTD Puskesmas Sukaraja
Sasaran : Nn.G
Penyuluh : Tintin Tania Indriasari

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan edukasi pada remaja agar dapat beradaptasi dan melakukan
pengelolaan diri saat menghadapi menstruasi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien dapat:
a. Memahami proses terjadinya Dismenore secara umum
b. Mengetahui cara mengatasi Dismenore secara mandiri
2. Pokok Bahasan
Menorhargia Pada Remaja
3. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian Menorhargia
b. Patofisiologi Menorhargia
c. Klasifikasi Menorhargia
d. Upaya mengatasi Menorhargia Terlampir
4. Media
APK
5. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
6. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Waktu
Penyuluh Klien
1 Pembukaan
1) Memberi salam. 1) Menjawab salam
2) Menyampaikan topik 2) Mendengarkan
3 Menit penyuluhan.
3) Menjelaskan tujuan 3) Mendengarkan
penyuluhan.
4) Melakukan kontrak waktu. 4) Mendengarkan
2 Penyajian Materi
1) Mengkaji pengetahuan awal dan 1) Menjawab
22 Menit pengalaman pasien tentang topik
yang akan disampaikan. 2) Mendengarkan
2) Menyampaikan materi
3 Evaluasi
1)Memberikan kesempatan 1) Bertanya
kepada peserta penyuluhan
untuk bertanya. 2) Menjawab
2)Menanyakan kembali pada
5 Menit
peserta penyuluhan tentang
materi yang disampaikan. 1) Mendengarkan
Penutup 2) Menjawab salam
1) Menyimpulkan Materi
2) Memberi Salam
7. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur : Rencana kegiatan dan penyaji materi penyuluhan
dipersiapkan dari sebelum kegiatan.
b. Evaluasi Proses
a. Peralatan dan tempat tersedia.
b. Peserta bersedia.
c. Waktu sesuai dengan rencana.
c. Evaluasi Hasil
a. Mampu menjelaskan materi Menorhargia pada remaja
b. Peserta mampu menjawab pertanyaan.
MATERI KIE PADA REMAJA MENONRHARGIA

Menoraghia

1. Pengertian

Menoragia adalah kondisi ketika terjadi perdarahan haid dalam jumlah yang

banyak dan / atau durasi yang lebih panjang daripada interval haid yang normal.

Secara klinis menoraghia di definisikan dengan total jumlah darah haid

lebih dari 80 ml per siklus dan durasi haid lebih lama dari 7 hari. Sulit

menentukan jumlah darah haid secara tepat. Oleh karena itu, bisa disebutkan

bahwa bila ganti pembalut 2 - 5 kali per hari menunjukkan jumlah darah haid

normal. Menoragia adalah gangguan menstruasi, wanita biasa ganti pembalut

lebih dari 6 ka.li perhari. WHO melaporkan 18 juta perempuan usia 30 - 55 tahun

mengalarni haid yang berlebih dan dari jumlah tersebut 10% termasuk dalam

kategori menoraghia.

Menorrhagia merupakan kondisi perdarahan pada siklus menstruasi teratur,

yang durasinya memanjang lebih dari 7 hari atau volume perdarahan memberat

dengan darah haid lebih dari 80 ml selama satu siklus. Sebenarnya saat ini istilah

menorrhagia mulai ditinggalkan dan telah digantikan dengan istilah perdarahan

uterus abnormal.

2. Tanda dan Gejala Menorraghia

Menurut Purwoastuti and Walyani (2015), tanda dan gejala menorrhagia

adalah :

a. Waktu menstruasi melebihi 8 hari.

b. Aliran menstruasi yang terus menerus selama beberapa jam.


c. Membutuhkan pembalut yang lebih banyak/extra.

d. Membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam

e. Waktu menstruasi tidak teratur

f. Perdarahan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan timbul

ketidaknyamanan.

3. Penyebab

Penyebab menoragia terletak pada kondisi dalarn uterus. Hernostasis di

endometrium pada siklus haid berhubungan erat dengan platelet dan fibrin.

Forrnasi trobin akan mernbentuk plugs dan selanjumya diikuti vasokonstriksi

sehingga terjadi hemostasis. Pada penyakit yang berhubungan dengan darah

tertentu misalnya penyakit trombositopenia terjadi defisiensi komponen tersebut

sehingga menyebabkan terjadi menoragia. Gangguan anatomi juga akan

menyebabkan terjadi menoragia, termasuk di antaranya adalah mioma uteri, polip

dan hiperplasia endometriurn. Mioma yang terletak pada dinding uterus akan

mengganggu kontraktilitas otot rahim, permukaan endometrium meniadi lebih

luas dan akan menyebabkan pernbesaran pernbu1uh darah serta berisiko

mengalami nekrosis. Proses patologis ini akan menghambat hemotcasis norrnal.

(Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan 2016)

Etiologi dari menorrhagia terbagi menjadi 9 kategori yang disingkat menjadi

PALM –COEIN. Etiologi tersebut adalah polip, adenomiosis, leiomyoma,

keganasan dan hiperplasia (Malignancy and hyperplasia) koagulopati, disfungsi

ovarium, disfungsi endometrium, serta iatrogenik dan not yet classifield.

The International Federation of Gynekology and Obstetrics dan The

American Conggress of Obstetricians-Gynecologis (FIGO) mengklasifikasikan


penyebab menorhagia menjadi singkatan PALM-COEIN. Kelompok PALM

merupakan kelompok kelainan struktur dan dapat dinilai melalui pemeriksaan

pencitraan atau histopatologi melalui biopsi. Sedangkan kelompok COEIN adalah

kelompok kelainan nonstruktural yang tidak dapat dinilai melalui pemeriksaan

pencitraan atau histopatologi.

PALM-COEIN merupakan singkatan dari:

a. Polyp atau polip endometrium

b. Adenomiosis

c. Leiomyoma

d. Malignancy and hyperplasia atau keganasan dan hiperplasia, seperti kanker

endometrium

e. Coagulopathy atau koagulopati, seperti penyakit von Willebrand

f. Ovulatory dysfunction atau disfungsi ovulasi yang dapat disebabkan oleh

hipotiroid, hipertiroid, prolactin secreting tumors, sindrom ovarium polikistik

g. Endometrial atau penyebab endometrium seperti gangguan perkembangan

pembuluh darah endometrium

h. Iatrogenic seperti penggunaan pil kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim i. Not

yet classified

4. Patofisiologi

Beberapa teori patofisiologi menorrhagia menduga terjadinya menorrhagia

berkaitan dengan haemostatic plug yang menyebabkan peningkatan jumlah darah

dan lama menstruasi. Segala keadaan yang dapat menyebabkan gangguan

perdarahan dan pembekuan juga dapat menyebabkan terjadinya menorrhagia,

misalnya penggunaan obat antikoagulan seperti warfarin atau penyakit seperti


penyakit von Willebrand. Istilah menorrhagia mulai ditinggalkan dan telah

digantikan dengan istilah perdarahan uterus abnormal atau PUA. Siklus

menstruasi diregulasi oleh hormon. Luteinizing Hormon (LH) dan Follicle

Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis,

mencetuskan ovulasi dan menstimulasi ovarium untuk memproduksi estrogen dan

progesterone. Estrogen dan progesterone akan menstimulasi uterus dan kelenjar

payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya pembuahan (Sinaga et

al, 2017)

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan menorrhagia bertujuan untuk mengatasi etiologi yang

mendasari, mencegah episode perdarahan uterus akut, mencegah atau mengobati

anemia, serta meningkatkan kualitas hidup. Jika etiologi primer diketahui dan

kondisi yang mendasari ini diatasi, penatalaksanaan menorrhagia akan lebih

efektif. Kondisi yang mendasari dapat berupa lesi struktural, seperti fibroid atau

polip submukosa; gangguan endokrin, seperti sindrom ovarium polikistik; infeksi,

seperti endometritis kronis; ataupun gangguan perdarahan.

Edukasi pasien menorrhagia bahwa sebagian besar perdarahan akan berhenti

walaupun tidak segera. Sampaikan pula secara gamblang kondisi pasien, termasuk

apakah pasien mengalami kanker atau etiologi mengancam nyawa ataukah tidak.

Apabila pasien mengalami kegagalan terhadap suatu terapi, yakinkan bahwa

terdapat pilihan terapi lain Selain edukasi terkait penanganan menorrhagia itu

sendiri, pasien perlu diedukasi mengenai manajemen penyakit yang mendasari,

seperti hipotiroid, hipertiroid, atau penyakit von Willebrand. Anjurkan pasien

untuk berobat secara rutin ke dokter spesialis yang menangani kondisi tersebut.
6. Komplikasi

Komplikasi menorrhagia pada wanita yang banyak kehilangan darah selama

siklus menstruasi adalah anemia defisiensi besi. Diagnosis dari menorrhagia

ditegakkan jika pasien mengalami periode menstruasi pada siklus yang teratur

tetapi dengan aliran yang berlebihan yang dapat berlangsung selama lebih dari 7

hari. Menorrhagia dapat menyebabkan perdarahan menstruasi lebih dari 80 ml

dalam setiap siklus. Istilah menorrhagia telah digantikan dengan istilah

perdarahan uterus abnormal.

a. Anemia

Anemia stadium lanjut menyebabkan nafas pendek, detak jantung cepat, nyeri

kepala, telinga berdenging dan ketidak seimbangan mental. Anemia yang tidak

mendapatkan tindakan medis dalam jangka panjang mengarah ke masalah

jantung.

b. Infertilitas

Banyak kondisi terkait ketidak normalan menstruasi, termasuk perdarahan hebat,

ketidak normalan ovulasi, endrometriotis adalah mayoritas yang mempunyai

kontribusi pada infertilitas pada wanita.

c. Nyeri hebat

Perdarahan berlebihan pada saat menstruasi seringkali disertai disminorhoe (kram

& nyeri pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi.

Menorrhagia merupakan kondisi perdarahan pada siklus menstruasi teratur,

yang durasinya memanjang lebih dari 7 hari atau volume perdarahan memberat
dengan darah haid lebih dari 80 ml selama satu siklus. Sebenarnya saat ini istilah

menorrhagia mulai ditinggalkan dan telah digantikan dengan istilah perdarahan

uterus abnormal Untuk mendiagnosis menorrhagia, perlu ditanyakan riwayat

menstruasi dan kemungkinan faktor yang mendasari, misalnya gangguan

perdarahan atau konsumsi obat tertentu. Keluhan tambahan dapat berupa

penurunan berat badan, nyeri, discharge, dan gejala anemia Produksi hormon

estrogen dan progesteron meningkat dan menurun secara tidak teratur, siklus

menstruasi berubah, kadang memanjang atau memendek sekitar 40-85 % pada

semua wanita rentang mengalami gejala dengan usia klimakterium, baik fisik

maupun psikis (Margiyati & Marni, 2013).

7. Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya menorrhagia antara lain:

a. Konsumsi alkohol

b. Riwayat abortus 3 kali atau lebih

c. Riwayat fibroid pada uterus

d. Riwayat infeksi menular seksual, seperti gonorrhea dan klamidia

e. Penggunaan alat kontrasepsi seperti intrauterine device

f. Kondisi medis: obesitas, hipertensi, dan diabetes mellitus

Pada pubertas, faktor risiko menorrhagia termasuk perdarahan disfungsional

uterus anovulasi, penyakit ovarium polikistik (PCOS), hipotiroidisme,

thrombocytopenic purpura (ITP), dan penyakit von Willebrand. Prognosis

menorrhagia dengan episode yang jarang biasanya tidak menyebabkan risiko

signifikan bagi kesehatan wanita secara umum. Kasus dengan kehilangan darah
melebihi 80 ml dan berulang, berisiko mengalami komplikasi seperti anemia

defisiensi besi.

Ramuan Kayu Manis untuk Memperlancar Haid

Orang Indonesia pasti sudah tak asing lagi dengan rempah bernama kayu
manis. Rempah yang satu ini memang memiliki berbagai manfaat, termasuk untuk
haid. Penasaran ingin membuat ramuan kayu manis? Yuk, intip cara membuat
ramuan kayu manis untuk memperlancar haid di artikel ini!

Manfaat ramuan kayu manis untuk kesehatan

Sebelum membahas tentang cara membuat ramuan kayu manis untuk


memperlancar haid, kamu perlu mengetahui dahulu manfaatnya. Berikut
penjelasannya:

1. Sebagai antiinflamasi

Kayu manis adalah sumber antioksidan yang baik sehingga dapat mengurangi
peradangan dalam tubuh yang membuat kamu lebih sehat dan dapat mencegah
penyakit.
2. Mengendalikan kadar gula darah

Kayu manis telah terbukti dapat mengendalikan kadar gula darah yang bermanfaat
bagi penderita diabetes dan orang-orang yang berisiko terhadap diabetes. Selain
itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kayu manis memperlambat
pemecahan karbohidrat setelah makan.

3. Membantu melancarkan pencernaan

Kayu manis dan rempah-rempah lain seperti lada dan jahe dapat meningkatkan
pertumbuhan bakteri yang ditemukan dalam prebiotik yang baik untuk membantu
pencernaan.

4. Menurunkan tekanan darah

Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi kayu manis dapat menurunkan


tekanan darah. Tekanan darah yang rendah penting untuk mencegah serangan
jantung dan stroke.

5. Baik untuk kesehatan jantung

Penelitian terbaru telah menghubungkan kayu manis dengan penurunan tekanan


darah, kolesterol, dan gula darah yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

6. Menjaga kesehatan otak

Selain kelima manfaat di atas, mengonsumsi kayu manis dapat mendukung fungsi
kognitif dan memori.

7. Memiliki sifat antikanker

Kayu manis memiliki sifat antimikroba, antioksidan, dan antikanker. Studi


menunjukkan ekstrak kayu manis dapat membantu menghentikan penyebaran sel
kanker.

Namun, perlu kamu ingat kalau kanker merupakan kondisi yang serius. Walau
kayu manis dapat membantu, tetapi kamu harus berkonsultasi dengan dokter
sebelum mengonsumsinya.
MATERI KIE PADA REMAJA
DISMENORE

Pengertian
Dismenore merupakan nyeri kejang otot di perut bagian bawah dan menyebar
ke sisi dalam paha atau bagian bawah pinggang selama haid akibat kontraksi
rahim
Klasifikasi Dismenore
a. Dismenore Primer : nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi
Ciri-ciri : Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak haid pertama
(menarche), Rasa nyeri timbul di awal haid, Datangnya nyeri: hilang-
timbul, menusuk-nusuk dan pada umumnya di perut bagian bawah, kadang
menyebar ke sekitarnya (pinggang, paha depan)
b. Dismenore Sekunder : nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan
ginekologi, misalnya endometriosis, fibroids, adenomyosis (infeksi).
Derajat Dismenore
a. Dismenore Ringan : Dismenore yang berlangsung beberapa saat dan dapat
mengganggu aktivitas
b. Dismenore Sedang : Dismenore yang penderitanya memerlukan obat
penghilang rasa nyeri tanpa meninggalkan aktivitasnya
c. Dismenore Berat : Dismenore yang membutuhkan istirahat beberapa hari
dan dapat disertai sakit kepala, diare dan rasa tertekan
Tanda dan Gejala
a. nyeri pada perut bagian bawah dan tungkai.
b. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang dan timbul atau sebagai nyeri
tumpul yang terus menerus ada
c. Nyeri yang menyebar ke arah punggung, kaki dan pinggang kehilangan
nafsu makan, lemas pusing, depresi iritabilitas gugup dan mengantuk.
d. mual, muntah, diare, demam, dan nyeri kepala (Maryati, D, 2019)
Faktor Penyebab
a. Faktor Psikis : Seorang Wanita remaja yang emosinya tidak stabil dan
lebih mudah mengalami Dismenore
b. Faktor Pengetahuan : Remaja yang memiliki informasi kurang tentang
Dismenore menganggap bahwa keadaan itu sebagai permasalahan yang
dapat menyulitkan mereka
c. Faktor Endokrin : Nyeri yang dirasakan timbul akibat adanya Hormon
Prostaglandin yang membuat otot uterus (rahim) berkontraksi.
Penanganan
a. Farmakologi
b. Non Farmakologi : Abdominal streching
Abdominal Stretching
Salah satu penanganan komplementer yang dapat diberikan untuk
penanganan Dismenore yaitu dengan abdominal stretching. Abdominal
Streching Exercise merupakan suatu latihan peregangan otot terutama pada
perut yang dilakukan selama 10 menit.
Manfaat Abdominal Stretching
Manfaat melakukan latihan stretching yaitu
a) Dapat mengatasi keluhan menstruasi
b) Mengurangi kadar kolestrol dan lemak dengan cara pembakaran
aktifitas latihan dan senam
c) Melatih otot jantung untuk bekerja secara maksimal sehingga dapat
memenuhi seluruh kebutuhan pompa darah oleh tubuh
d) Membantu kita dalam memperbaiki hormon endorphin sehingga
menurunkan rasa stress
e) Mencetak sistem kekebalan tubuh sehingga mencegah infeksi virus.
f) Menjamin pasokan energi yang terus menerus sepanjang hari dan
membuat tidur malam lebih baik terhindar dari insomnia
Tekhnik Abdominal Streching
Adapun langkah-langkah latihan abdominal stretching adalah
a) Cat Stretch
Posisi awal: tangan dan lutut di lantai. Pungggung dilengkungkan,
perut digerakkan ke arah lantai senyaman mungkin. Tegakkan dagu
dan mata melihat lantai. Tahan selama 10 detik sambil dihitung
dengan bersuara, lalu relaks.

Gambar 2.1 Cat Stretch Step I

Kemudian punggung digerakkan ke arah lantai senyaman mungkin.


Tegakan dagu dan mata melihat lantai. Tahan selama 10 detik sambil
dihitung dengan bersuara, lalu relaks
Gambar 2.2 Cat Stretch Step 2
Duduk diatas tumit, rentangkan lengan ke depan sejauh mungkin.
Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara, lalu relaks.
Latihan ini dilakukan sebanyak 3 kali

Gambar 2.3 Cat Stretch Step 3

b) Lower Trunk Rotation


Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki di lantai,
kedua lengan dibentangkan keluar. Putar perlahan lutut ke kanan
sedekat mungkin dengan lantai. Pertahankan bahu tetap di lantai.
Tahan selama 20 detik.

Gambar 2.4 Lower Trunk Rotation Step 1


Putar perlahan kembali lutut ke kiri sedekat mungkin dengan
lantai. Pertahankan bahu tetap di lantai. Tahan selama 20 detik
sambil dihitung dengan bersuara, kemudian kembali ke posisi
awal. Latihan dilakukan sebanyak 3 kali

Gambar 2.5 Lower Trunk Rotation Step 2


c) Buttock/Hip Stretch
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk. Letakkan bagian luar
pergelangan kaki kanan pada paha kiri diatas lutut. Pegang bagian
belakang paha dan tarik ke arah dada senyaman mungkin. Tahan
selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara, kemudian kembali
ke posisi awal dan relaks. dilakukan sebanyak 3 kali.

Gambar 2.6 Buttock/Hip Stretch


d) Abdominal Stretching: Curl Up
Posisi awal berbaring terlentang, lutu di tekut, kaki di lantai, tangan di
bawah kepala. Lengkungkan punggung dari lantai dan dorong ke arah
langit-langit. Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara.

Gambar 2.7 Curl Up Step 1

Gambar 2.8 Curl Up Step 2


e) Lower Abdominal Stretching
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan
dibentangkan sebagian keluar. Letakkan bola antara tumit dan
bokong. Ratakan punggung bawah ke lantai dengan mengencangkan
otot-otot perut dan bokong.
Gambar 2.9 Lower Abdominal Strengthening Step 1

Perlahan tarik kedua lutut ke arah dada sambil menarik tumit


dan bola, kencangkan otot bokong. Jangan melengkung punggung.
Latihan dilakukan sebanyak 15 kali.

Gambar 2.10 Lower Abdominal Strengthening Step 2


f) The Bridge Position
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki dan siku di
lantai, lengan dibentangkan sebagian keluar.
a) Ratakan punggung di lantai dengan mengencangkan otot-otot perut
dan bokong.
b) Angkat pinggul dan punggung bawah untuk membentuk garis lurus
dari lutut ke dada. Tahan selama 20 detik sambil dihitung bersuara,
kemudian perlahan kembali ke posisi awal dan relaks

Gambar 2.11 The Bridge Position


DAFTAR PUSTAKA

Sutrisni dkk. 2022. Pengaruh Pemberian Latihan Abdominal Stretching Terhadap


Penurunan Dismenorea Pada Mahasiswa Kebidanan. Jurnal Bidan Pintar ,
Vol 3 No 1 April 2022 ISSN : 2721-3536 e – ISSN : 2721-3544 DOI
Linda Puspita & Tuti Anjarwati. 2019. Pengaruh Abdominal Stretching Terhadap
Intensitas Nyeri Haid Pada Siswi SMK Pelita Gedongtataan Kabupaten
Pesawaran. Jurnal Press Vol 9, No 2, Agustus 2019 p : 215-222
Wiqodatul Ummah & Woro Tri Utami. 2023 Abdominal Stretching Exercise
Berpengaruh Terhadap Intensitas Dysmenorrhea Pada Remaja Putri jurnal
ilmu Kesehatan vol 11 No 3 tahun 2023 hal 587-596 ISSN 2527-8487
Wahyu Handayani & Priharyanti Wulandari 2020 PENERAPAN ABDOMINAL
STRETCHING EXERCISE TERHADAP INTENSITAS DISMENORE
PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI DESA SUGIHAN
KAB.SEMARANG ISSN 2086-8510.
Sherkia Ichtiarsi Prakasiwi 2020. Efektivitas langkah-langkah peregangan
(stretching) untuk menurunkan nyeri dismenore di wilayah Sleman
Yogyakarta Jurnal Kebidanan – Vol 9, No 1 (2020), 1-6 ISSN 2301-8372
(print); ISSN 2549-7081 (online) DOI: 10.26714/jk.9.1.2020.1-6.
Nur Partiwi1 Saleha & Musliha Mustary 2021. Efektivitas Senam Dismenore
Dan Abdominal Stretching Exercise Terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada
Remaja Dismenore Primer Jurnal Berita Kesehatan : jurnal Kesehatan vol
XIV No 1 ( juni 2021 ) ISSN 2356-1068
Novita Mansoben,Maylar Gurning, Irtan H Sikowai 2021 Pengaruh Abdominal
Stretching Exercise terhadap Penurunan Dismenore pada Remaja Putri Vol.
3, No. 3, Desember 2021, pp 201-209
https://doi.org/10.36590/jika.v3i3.201
http:ojs.yapenas21maros.ac.id/index.php/jika jika@yapenas21maros.ac.id,
p-ISSN: 2337-9847, e-ISSN: 2686-2883 Penerbit: LPPM Akademi
Keperawatan Yapenas 21 Maros.
Nidya Carissa Wahyuni dkk 2022. Pengaruh Abdominal Stretching Exercise
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid (Dismenore) Pada Mahasisiwi
FK UMI Angkatan 2018. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa
Kedokteran Vol.2 No.5 (Mei, 2022): E-ISSN: 2808-9146.
Arfilanuri Aulia Saichfa dan Tutik Rahayuningsih. 2021. Manajemen Nyeri:
Senam Dysmenorrhea Dan Abdominal Stretching Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Pada Remaja Menstruasi Di Desa Telukan. IJMS –
Indonesian Journal On Medical Science – Volume 8 No. 2 – Juli 2021
Murtiningsih. 2019. The Effect of Abdominal Stretching Exercise on
Dysmenorrhea in Adolescent Girls. JMCRH: Vol. 2 Issue 3 J) 2018,
Volume 7, Number 2: 356-360 P-ISSN.2089-1180, E-ISSN.2302-2914
Elvira, D. Sindrom Pra-Menstruasi, Normalkah?. Jakarta: Balai Penerbit FKUI ;
2010
Era Novalyza dkk. 2020. Pengaruh Terapi Abdominal Stretching Terhadap
Dysmenorrhea Di Asrama Putri Stikes Kendedes Malang. Kendedes
Midwifery Jurnal Vol 2 No 6
Fitriana, W. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Pada
Mahasiswi Di Akademi Kebidanan Meuligo Meulaboh. (Skripsi); 2013.
Hlm 29-32 ( tersedia dalam http://simtakp.uui.ac.id
Hamimatus Zainiyah dkk. 2019. Streching Exercise untuk menurunkan
Dismenorea Primer. Jurnal Pemberdayaan & Pengabdian Masyarakat.
Volume 1 Nomor 1 APRIL 2019 Hal 7-13
Indriasari, D. 100% Sembuh Tanpa Dokter A-Z Deteksi, Obati, dan Cegah
Penyakit Cetakan ke-2. Jakarta: Pustaka Gramatama ; 2010
Manuaba, I. A. C. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC; 2009
Maryati, D. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum. Yogyakarta:
Nuha Medika ; 2009
Ningsih, Ratna. Efektivitas Paket Pereda terhadap Intensitas Nyeri pada Remaja
dengan Disnenore di SMAN Kecamatan Curup. Tesis. Universitas
Indonesia ; 2011
Nugroho. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta:
Agro Media Pustaka ; 2010
Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirowiharjo ; 2008

Anda mungkin juga menyukai