Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

A. Topik Penyuluhan : KISTA OVARIUM


B. Hari/ Tanggal Penyuluhan : Jumat, 29 Juni 2018
C. Tempat Penyuluhan : Ruang Lontara 4 Bawah Depan ( GSR ) kamar 5
D. Lama Penyuluhan : 30 Menit
E. Sasaran : Keluarga & Pasien di Ruang Lontara 4 Bawah depan
F. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
G. Media : Leaflet

I. TUJUAN UMUM : setelah mendapat penyuluhan, klien memahami tentang kista


ovarium
II. TUJUAN KHUSUS : Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu dapat :
a. Mengetahui pengertian tentang Kista Ovarium
b. Mengetahui dan memahami tentang penyebab terjadinya Kista Ovarium
c. Mengetahui gejala-gejala yang timbul pada Kista Ovarium
d. Mengetahui beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan pada penderita Kista
Ovarium
e. Mengetahui pengobatan yang diberikan pada penderita Kista Ovarium
f. Mengetahui dan mengerti tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada Kista
Ovarium
III. PENGORGANISASIAN
Leader : Selvriaty Jumentris., S.Kep
Penyuluh : Rusmely., S.Kep
Fasilitator : Yohanis Oksel Abung., S.Kep
Sudarni., S.Kep
IV. Pelaksanaan dan Kontrak Waktu Penyuluhan

Kegiatan
No Acara Waktu Tahapan Media
Penyuluhan Peserta

Mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan judul materi serta
Menjawab salam
tujuan yang akan dicapai oleh
1 Ceramah 5 menit Pembukaan Memperhatikan dan Liflet
peserta penyuluhan dan
mendengarkan
melakukan kontrak waktu.
Menggali pengetahuan peserta
penyuluhan.

Menjelaskan pada peserta


tentang:
Memperhatikan dan
Penyajian Pengertian Kista Ovarium
2 Ceramah 15 menit mendengarkan Liflet
materi Penyebab Kista Ovarium
penyaji materi
Tanda dan Gejala Kista Ovarium
Pengobatan Kista Ovarium

Memberikan reinforcement
positif kepada peserta atas Bertanya tentang
Tanya
kemampuan bertanya hal-hal yang belum
3 jawab dan 5 menit Evaluasi Leaflet
Menjawab pertanyaan peserta dimengerti
Diskusi
Memberikan pertanyaan tentang
materi yang telah disampaikan

Menyimpulkan hasil penyuluhan


Mengucapkan terima kasih atas
4 Ceramah 5 menit Penutup peran serta peserta yang telah Leaflet
berpartisipasi
Menutup acara penyuluhan

V. MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Kista Ovarium
Kista merupakan penyakit yang halus, rumit dan unik, karena keberadaannya
mirip dengan kehamilan, di mana semua wanita mempunyai resiko akan hadirnya
penyakit ini. Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri yang
ukurannya normalnya sebesar biji kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan
telur yang masih muda atau folikel yang setiap bulannya akan membesar dan satu
diantaranya membesar sangat cepat sehingga menjadi telur yang matang. Pada saat
masa subur telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak kerahim
melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, Folikel akan
mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai
siklus haid pada seorang wanita. Namun, jika terjadi gangguan pada proses siklus
ini, maka kista pun akan terjadi (Chyntia, 2010).

B. Tanda Gejala Kista Ovarium


1. Perut terasa penuh, berat, dan kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuh yang dapat menyebar kepunggung
bawah dan paha
5. Nyeri senggama
6. Mual dan ingin muntah
7. Pengerasan payudara mirip pada saat hamil
8. Nyeri tekan perut bagian bawah yang akut. (Moore, 2010)
Gejala yang timbul

Pada stadium awal


Menstruasi tidak teratur
Jika sudah menekan rektum atau kandung kemih terjadi konstipasi dan sering
berkemih.
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit perut.
Timbul atau terasa ada benjolan diperut
Mual dan muntah
Darah mensyruasi yang banyak
Pada Stadium Lanjut
Penyebaran kelemak perut serta organ didalam rongga perut.
Perut membuncit, kembung, mual gangguan nafsu makan.
Gangguan buang ar besar dan kecil
Sesak napas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

C. Proses Terjadinya Kista Ovarium


Seorang wanita yang sehat biasanya memiliki sepasang ovarium di kanan dan
kiri rahim. Setiap ovarium menghasilkan satu telur setiap bulannya dan telur itu
terbungkus dalam kantong yang bernama folikel. Setiap bulanfolikel tersebut
membesar dan satu di antaranya membesar sangat cepat dan menjadi telur yang
matang. Pada peristiwa pembuahan, telur yang matang ini keluar dari indung telur
dan bergerak ke rahim melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini tidak
dibuahi, folikel akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan
terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Jikalau ada gangguan proses
siklus ini maka akan terjadi apa yang disebutkista. Ketika folikel tidak berhasil
pecah untuk mengeluarkan telur di dalamnya, cairan di dalamnya akan membentuk
kista kecil yang tidak lebih besar dari 4 cm. Kista varium ini disebut kista fungsional
yang lumrah terbentuk pada salah satu ovarium wanita. Setelah beberapa waktu,
kista ini akan menyusut dan hilang dengan sendirinya. Sebenarnya kista dapat hilang
dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus justru menimbulkan masalah
kesehatan seperti haid tidak lancar, pendarahan, kista pecah, tidak bisa hamil, batang
ovarium terlilit, dan juga kanker endometrium.

D. Faktor Resiko Kista Ovarium


1. Riwayat kista ovarium sebelumnya
2. Siklus menstruasi tidak teratur
3. Haid pertama lebih awal, menopause lebih lambat
4. Tidak pernah hamil atau sulit hamil
5. Hipotiroidisme atau ketidakseimbangan hormon
6. Wanita dengan keluarga pernah kanker ovarium
7. Wanita yang pernah menderita kanker payudara atau usus besar

E. Pencegahan atau Deteksi Dini Kista Ovarium


Tidak ada upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini.
Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga
pengobatan yang dilakukan memberi hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal.
Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang
meliputi:
1. Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran
ovarium lainnya
2. pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk
mendeteksi aliran darah
3. pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
4. pemeriksaan CT-Scan/MRI bila dianggap perlu (Chyntia, 2010),.

F. Penanganan Kista Ovarium


Menurut Prawirohardjo (2010), menyatakan bahwa dapat dipakai prinsip
bahwa kista ovarium ganas memerlukan operasi dan kista jinak tidak. Jika
menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang
besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm,
kemungkinan besar kista tersebut adalah kista jinak sehingga tidak membahayakan.
Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat
ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal.Oleh sebab itu, dalam hal ini
perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan
ginekologik berulang. Jika selama waktu pengamatan dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan
besar kista itu bersifat ganas, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.
Tindakan operasi kista ovarium ganas ialah pengangkatan kista dengan
mengadakan sayatan pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan tetapi jika
kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya
disertai dengan pengangkatan tuba. Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa
untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi
kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakan ada
keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan
pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) untuk mendapatkan
kepastian apkah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat
adalah histerktomi dan pengangkatan kedua tuba. Akan tetapi, wanita muda yang
masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya
kista sel granulosa), dapat dilakukan operasi dengan pengambilan kistanya saja.
MATERI KISTA OVARIUM
1. Pengertian
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering
ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, udara, nanah ataupun bahan-bahan lain.
Kista adalah kantong abnormal yang berisi cairan encer jernih, cairan kental,
kuning, bisa berupa cairan darah berwarna coklat, dan bahkan kadangkala berisi rambut.
Bila cairan dalam kantong kista bertambah maka kistapun akan membesar sehingga
dinding kista menipis dan mudah pecah (Nusratuddin, 2009).
Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang dalam ovarium
(indung telur) wanita. Kebanyakan kista tidak berbahaya. Namun, beberapa dapat
menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit
serius, seperti: terlilitnya batang ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker
endometrium (CancerHelp, 2012). Ovarium merupakan salah satu organ reproduksi
wanita yang terletak di kedua sisi uterus dalam rongga pelvis dengan ukuran 1,5x2 cm.
Organ ini berfungsi dalam proses pematangan ovum dan produksi hormon reproduksi
(estrogen dan progesteron). Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi
cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista indung
telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampai menopause, juga selama
masa kehamilan. Kista ovarium secara fungsional merupakan jenis kista ovarium yang
paling banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi
bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap
bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya
siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler
dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista
korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat
menghilang sendiri dalam waktu 6-8 minggu. Kista ovarium adalah kista yang
permukaannya rata, halus dan biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi
besar (Joedosepoetro, 2010).

2. Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan-bahan
yang bersifat karsinogen berupa zat kimia, polutan, hormonal dan lain-lain. Beberapa
literatur menyebutkan bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya
sel telur (folikel) untuk berovulasi.
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu
terbentuk kista di dalam ovarium.

3. Faktor Risiko
Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah wanita yang biasanya
memiliki (CancerHelp, 2012):
a. Riwayat kista ovarium terdahulu
b. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen).
c. Siklus haid tidak teratur
d. Faktor genetik/keturunan
e. Riwayat kanker kolon/usus besar
f. Gangguan hormonal
g. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
h. Diet tinggi lemak
i. Merokok
j. Minum alkohol
k. Pengguna bedak talk perineal
l. Penderita hipotiroid

4. Tanda dan Gejala


Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih
kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin
membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan sebagai
hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar (Sarjadi, 2009). Pemastian penyakit
tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim)
atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau
perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejalanya antara
lain: perut terasa penuh, berat dan kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih
(sulit buang air kecil), haid tidak teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan
yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin
muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil. Kadang-kadang kista
dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan
nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan
segera (Moore, 2010).

5. Diagnosis
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan
atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,
permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis
tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari
tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan
tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung
kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium
bisa menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang
sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites,
akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya
dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium,
maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor
nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala
ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak
dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi
besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.

6. Komplikasi
a. Perdarahan intra tumor
Perdarahan dalam kista biasanya terjadi sedikit demi sedikit, sehingga
berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala
klinik yang minimal. Namun jika perdarahan terjadi secara masif, akan terjadi
distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
b. Putaran tangkai
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter >5
cm akan tetapi belum terlalu besar sehingga terbatas gerakkannya. Kehamilan
dapat mempermudah terjadinya torsi karena pada kehamilan uterus yang
membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah persalinan dapat
terjadi perubahan mendadak pada rongga perut. Putaran tangkai juga dapat
menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun jarang bersifat total. Karena vena
lebih mudah tertekan, terjadi pembendungan darah dalam tumor dengan akibat
pembesaran tumor dan terjadi perdarahan dalam tumor. Jika putaran tangkai
terjadi terus, maka dapat terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor yang dapat
menimbulkan robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau
peradangan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan, tumor dapat melekat
pada omentum, yang dapat melepaskan diri dan menjadi tumor parasit.

c. Infeksi pada tumor


Hal ini terjadi jika di sekitar tumor ada sumber patogen. Kista dermoid
cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.

d. Robek dinding kista


Terjadi pada torsi tangkai, trauma (seperti jatuh), pukulan pada perut,
dan lebih sering pada saat persetubuhan. Jika terjadi robekan pada kista disertai
hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung
terus ke dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus-menerus
disertai tanda abdomen akut. Robekan dinding pada kistadenoma musinosum
dapat menimbulkan suatu pseudomiksoma peritonii.
e. Perubahan keganasan
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti
kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid.
Sehingga setelah sel-sel tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan
pemeriksaan mikroskopis untuk mengetahui kemungkinan terjadinya keganasan.
Adanya metastasis dapat memperkuat diagnosis keganasan.

7. Pencegahan
Meski belum diketahui penyebab munculnya kista, tumor ini dapat dihindari dengan
penerapan pola hidup yang sehat dan berkualitas, antara lain:
a. Makan-makanan yang bergizi, menghindari makanan yang mengandung bahan
karsinogenik dan makanan tinggi lemak.
b. Olahraga secara teratur
c. Tidak merokok
d. Tidak minum minuman yang mengandung alcohol
e. Deteksi dini apabila muncul keluhan yang serupa dengan tanda dan gejala kista
ovarium.

8. Penatalaksanaan
Pemilihan penatalaksanaan kistoma ovarium tergantung pada usia penderita,
paritas, status kehamilan, ukuran tumor kistik, dan derajat keluhan. Tidak semua
kistoma ovarium memerlukan terapi pembedahan. Prinsip bahwa tumor ovarium
neoplastik memerlukan operasi dan tumor non-neoplastik tidak, jika menghadapi
tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang
besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah
kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami
pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk
menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan
tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan
operatif.Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba .

DAFTAR PUSTAKA
Chyntia, E. 2010. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta: Maximus

Moore, J.G (2010). Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Hanifa W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Anda mungkin juga menyukai