Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Keganasan pada organ reproduksi“


”wanita
Kista ovarium

: DISUSUN OLEH
NAMA : TIO YUDHISTIRA
NIM: 201903061

PROGRAM STUDI
D3 KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“Keganasan pada organ reproduksi
”wanita

: Topik        .1
Keganasan pada organ reproduksi wanita

: Sub Topik        .2
Kista Ovarium

: Sasaran        .3
Wanita Usia Subur (25 – 35) di wilayah Perkotaan

: Tempat        .4
DI RS MARDI WALUYO KOTA BLITAR

: Hari/Tanggal        .5
Selasa,29 juni 2021

: Waktu        .6
07.50-08.30

Tujuan        .7
a.    Tujuan Umum : Memberikan informasi mengenai kista ovarium
: b.    Tujuan Khusus
      Peserta dapat memahami pengertian kista ovarium
      Peserta dapat mengetahui tentang angka kejadian kista ovarium di Indonesia
      Peserta dapat memahami tentang tanda gejala kista ovarium
      Peserta dapat memahami proses terjadinya kista ovarium
      Peserta dapat memahami faktor resiko kista ovarium
      Peserta dapat memahami cara pencegahan atau deteki dini kista ovarium
      Peserta dapat memahami penanganan kista ovarium

Materi (Terlampir)        .8
a.    Pengertian kista ovarium
b.    Angka kejadian kista ovarium di Indonesia
c.    Tanda gejala kista ovarium
d.   Proses terjadinya kista ovarium
e.    Faktor resiko kista ovarium
f.     Pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
g.    Penanganan kista ovarium

Metode        .9
a.    Ceramah
b.    Diskusi
: Media    .10
a.    Leaflet
b.    Poster
c.    Materi dalam Power Point

Metode Evaluasi    .11

a.     Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian kista ovarium


b.    Peserta dapat mengetahui angak kejadian kista ovarium
c.     Peserta dapat menyebutkan tentang tanda gejala kista ovarium
d.    Peserta dapat menjelaskan tentang proses terjadinya kista ovarium
e.     Peserta dapat menyebutkan tentang faktor resiko kista ovarium
h.     Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
i.      Peserta dapat mengetahui Penanganan kista ovarium

Kegiatan Penyuluhan    .12
Kegiatan Peserta Kegiatan Penyuluhan Waktu .No
: Pembukaan
Menjawab salam     .1 Memberikan salam     .1
Memperhatikan     .2 Memperkenalkan diri     .2
Memperhatikan     .3 Menjelaskan tujuan penyuluhan     .3
menit  5 .1
Menyebutkan materi yang akan      .4
Memperhatikan     .4 diberikan
Membagikan leaflet     .5
Menerima dan membaca     .5
: Pelaksanaan
Memperhatikan     .1 Pengertian kista ovarium      .1
Angka kejadian kista ovarium di       .2
Memperhatikan     .2 Indonesia
Tanda gejala kista ovarium      .3
Memperhatikan     .3 Proses terjadinya kista ovarium      .4
Faktor resiko kista ovarium      .5
Memperhatikan     .4 Pencegahan atau skrining kista       .6
ovarium
Penanganan kista ovarium      .7 menit 25 .2
Memperhatikan     .5 Memberikan kesempatan kepada       .8
peserta untuk bertanya dan
Memperhatikan     .6 menjawab pertanyaan peserta

Memperhatikan     .7

Bertanya dan mendengarkan      .8


jawaban
: Evaluasi menit 10 .3
Menjelaskan tentang     .1 Meminta peserta menjelaskan     .1
pengertian kista ovarium tentang pengertian kista ovarium
Meminta peserta menyebutkan     .2
Menyebutkan tentang tanda     .2 tentang tanda gejala kista ovarium
gejala kista ovarium Meminta peserta  menjelaskan     .3
proses terjadinya kista ovarium
Menjelaskan tentang proses     .3 Meminta peserta     .4
terjadinya kista ovarium menyebutkan faktor resiko kista
ovarium
Menyebutkan tentang     .4 Meminta peserta menyebutkan    .5
faktor resiko kista ovarium cara pencegahan atau deteksi dini
kista ovarium
Menyebutkan tentang cara     .5 Meminta peserta menyebutkan     .6
pencegahan atau deteksi dini penanganan kista ovarium

Menyebutkan     .6
tentang penanganan kista
ovarium

: Penutup
Memperhatikan    .1 Mengucapkan terima kasih atas     .1
menit 2 .4
perhatian yang diberikan
Membalas salam    .2 Mengucapkan salam penutup    .2
Lampiran

MATERI

A.      Pengertian Kista Ovarium
Kista merupakan penyakit yang halus, rumit dan unik, karena keberadaannya mirip
dengan kehamilan, di mana semua wanita mempunyai resiko akan hadirnya penyakit ini.
Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri yang ukurannya normalnya sebesar
biji kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan telur yang masih muda atau folikel yang
setiap bulannya akan membesar dan satu diantaranya membesar sangat cepat sehingga
menjadi telur yang matang. Pada saat masa subur telur yang matang ini keluar dari indung
telur dan bergerak kerahim melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi,
Folikel akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang
sesuai siklus haid pada seorang wanita. Namun, jika terjadi gangguan pada proses siklus ini,
.maka kista pun akan terjadi (Chyntia, 2010)

B.       Angak Kejadian Kista Ovarium


Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di
Indonesia mencapai  37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50
tahun, dan jarang sekali pada masa pubertas. (Hanifa W, 2007). Sedangkan menurut data
dari Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya menunjukkan bahwa angka kejadian kista
ovarium pada bulan Januari -  Maret 2011, sebanyak  (15,1%) dengan kelompok umur 17- 45
tahun. Dan pada bulan April -  Juni 2011, penderita kista ovarium sebanyak 32 orang (39,5%)
dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 81 orang dengan kelompok umur
17- 45 tahun sebanyak 11 orang, usia > 45 tahun sebanyak 21orang. Berdasarkan informasi
yang telah diuraikan diatas dapat diketahui bahwa angka kejadian kista ovarium di rumah
.sakit surabaya internasional cenderung meningkat sebesar 24,4%

C.      Tanda Gejala Kista Ovarium


        Perut terasa penuh, berat, dan kembung

        Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

        Haid tidak teratur

        Nyeri panggul yang menetap atau kambuh yang dapat menyebar kepunggung bawah dan
paha

        Nyeri senggama

        Mual dan ingin muntah

        Pengerasan payudara mirip pada saat hamil

        Nyeri tekan perut bagian bawah yang akut. (Moore, 2001)

D.      Proses Terjadinya Kista Ovarium


Seorang wanita yang sehat biasanya memiliki sepasang ovarium di kanan dan kiri
rahim. Setiap ovarium menghasilkan satu telur setiap bulannya dan telur itu terbungkus
dalam kantong yang bernama folikel. Setiap bulan folikel  tersebut membesar dan satu di
antaranya membesar sangat cepat dan menjadi telur yang matang. Pada peristiwa pembuahan,
telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim melalui saluran telur.
Apabila sel telur yang matang ini tidak dibuahi, folikel akan mengecil dan menghilang dalam
waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada seorang wanita. Jikalau
.ada gangguan proses siklus ini maka akan terjadi apa yang disebutkista
Ketika folikel tidak berhasil pecah untuk mengeluarkan telur di dalamnya, cairan di
dalamnya akan membentuk kista kecil yang tidak lebih besar dari 4 cm. Kista varium ini
disebut kista fungsional yang lumrah terbentuk pada salah satu ovarium wanita. Setelah
beberapa waktu, kista ini akan menyusut dan hilang dengan sendirinya. Sebenarnya kista
dapat hilang dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus justru menimbulkan masalah
kesehatan seperti haid tidak lancar, pendarahan, kista pecah, tidak bisa hamil, batang ovarium
.terlilit, dan juga kanker endometrium
E.       Faktor Resiko Kista Ovarium
Riwayat kista ovarium sebelumnya      .1
Siklus menstruasi tidak teratur      .2
Haid pertama lebih awal, menopause lebih lambat      .3
Tidak pernah hamil atau sulit hamil      .4
Hipotiroidisme atau ketidakseimbangan hormon      .5
Wanita dengan keluarga pernah kanker ovarium      .6
Wanita yang pernah menderita kanker payudara atau usus besar      .7

F.       Pencegahan atau Deteksi Dini Kista Ovarium


Tidak ada upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini.
Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga
pengobatan yang dilakukan memberi hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal.
:Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi
pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium       .1
lainnya
pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran       .2
darah
pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)       .3
.,pemeriksaan CT-Scan/MRI bila dianggap perlu (Chyntia, 2010)       .4

G.      Penanganan Kista Ovarium


Menurut Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa dapat dipakai prinsip bahwa kista
ovarium ganas  memerlukan operasi dan kista jinak tidak. Jika menghadapi kista yang  tidak
memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk
nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista jinak
sehingga tidak membahayakan. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa
.minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal
Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara  
mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu pengamatan dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa
kemungkinan besar kista itu bersifat ganas, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan
operatif. Tindakan operasi kista ovarium ganas ialah pengangkatan kista dengan
mengadakan sayatan pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan tetapi jika kistanya
besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan
pengangkatan tuba. Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui
apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium yang
diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakan ada keganasan atau tidak. Jika
keadaan  meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang
dibekukan (frozen section) untuk mendapatkan kepastian apkah kista ganas atau tidak. Jika
terdapat keganasan, operasi yang tepat adalah histerktomi dan pengangkatan kedua tuba.
Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista
yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dilakukan operasi dengan pengambilan
.kistanya saja
Daftar Pustaka

Chyntia, E. 2010. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta: Maximus


.Moore, J.G (2001). Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates
.Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
.Hanifa W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Anda mungkin juga menyukai