Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN KISTA OVARIUM

Oleh:
Kelompok 2
Aji Syabanul Arifin
Elsa Risky Andari
Rachmatul Hasanah
Nestia Risminda

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-IV KEPERAWATAN LAWANG
Oktober 2016

LEMBAR PENGESAHAN
Paket Penyuluhan Penatalaksanaan Kista Ovarium telah disetujui dan disahkan pada :
Hari

Tanggal

Mengetahui,

Mengetahui,

Pembimbing Klinik

Pembimbing Institusi

.................................

...................................

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )


Penatalaksanaan Kista Ovarium
Hari / Tanggal : Sabtu, 8 Oktober 2016
Waktu
: 10.00 WIB
Pokok Bahasan
: Kista Ovarium
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Kista Ovarium
Sasaran
: Pasien Poli Obgyn RSUD Bangil dan keluarga
Penyuluh
:
Tempat
: Poli Obgyn RSUD BANGIL
I. Metode terkait
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan mengetahui tentang kista ovarium.
III.

Tujuan Instruksional Khusus


a. Peserta mengetahui tentang pengertian kista ovarium
b. Peserta mengetahui tentang etiologi kista ovarium.
c. Peserta mengetahui tentang faktor resiko kista ovarium.
d. Peserta mengetahui tentang tanda dan gejala kista ovarium.
e. Peserta mengetahui tentang diagnosis kista ovarium.
f. Peserta mengetahui tentang komplikasi diagnosis kista ovarium.
g. Peserta mengetahui tentang pencegahan kista ovarium.
h. Peserta mengetahui tentang penatalaksanaan kista ovarium.

IV.

Media dan Alat Peraga


1.
Leaflet

V.

Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu
Kegiatan Fasilitator
1.

3 menit

Pembukaan:
1) Memberi salam.
2) Perkenalan dan kontrak waktu.
3) Menyampaikan tujuan penyuluhan.
4) Menyampaikan ruang lingkup materi yang
akan disampaikan dan metode yang akan
digunakan.
5) Memotivasi peserta dengan menekankan
pentingnya materi ini untuk dipahami.

Kegiatan Peserta
Peserta menperhatikan
penjelasan
yang
disampaikan
oleh
fasilitator dan aktif
mengemukakan
pendapat.

2.

VI.

15 menit

3.

10 menit

4.

2 menit

Pelaksanaan:
1) Menggali pengetahuan ibu tentang kista
ovarium.
2) Menjelaskan tentang pengertian kista
ovarium.
3) Menyebutkan penyebab kista ovarium.
4) Menyebutkan tanda dan gejala kista
ovarium.
5) Menjelaskan tentang pencegahan kista
ovarium.
6) Menjelaskan yang harus dilakukan/
penatalaksanaan kista ovarium.
7) Menjelaskan tentang komplikasi kista
ovarium.

Peserta
memperhatikan
penjelasan
diberikan
fasilitator.

yang
oleh

Evaluasi:
1) Peserta
aktif
Menanyakan kembali kepada peserta tentang
bertanya,
materi yang telah diberikan, dan reinforcement
menjawab,
dan
kepada ibu yang dapat menjawab pertanyaan.
mengemukakan
pendapat.
2) Peserta menjawab
dan
menanggapi
pertanyaan
fasilitator.
Terminasi:
Peserta mendengarkan
1) Mengucapkan terima kasih atas peran serta dan menjawab salam.
peserta.
2) Mengucapkan salam penutup.
3) Membagikan leaflet.

Evaluasi
Metode :
1. Tanya jawab
2. Mengajukan pertanyaan lisan
Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 5 orang.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu pasien poli obgyn RSUD
Bangil
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan selama
penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
3) Peserta mengajukan pertanyaan dan fasilitator menjawab pertanyaan dengan benar.
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat menyebutkan pengertian, penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala,
penatalaksanaan, serta pencegahan kista ovarium.
2) Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan minimal 5 pasien.
d. Antisipasi Masalah

1) Bila peserta tidak aktif dalam kegiatan (tidak ada pertanyaan), fasilitator dapat
menstimulasi dengan car berdialog dengan pemberi materi dalam membahas apa yang
sedang diberikan.
2) Pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab oleh kelompok penyaji hendaknya
dilakukan konfirmasi dengan anggota pengorganisasian lainnya.

MATERI PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN KISTA OVARIUM
1. Pengertian
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui.
Bentuknya kistik, berisi cairan kental, udara, nanah ataupun bahan-bahan lain.
Kista adalah kantong abnormal yang berisi cairan encer jernih, cairan kental, kuning, bisa
berupa cairan darah berwarna coklat, dan bahkan kadangkala berisi rambut. Bila cairan
dalam kantong kista bertambah maka kistapun akan membesar sehingga dinding kista
menipis dan mudah pecah.
Ovarium merupakan salah satu organ reproduksi wanita yang terletak di kedua sisi uterus
dalam rongga pelvis dengan ukuran 1,5x2 cm. Organ ini berfungsi dalam proses
pematangan ovum dan produksi hormon reproduksi (estrogen dan progesteron).
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampai menopause, juga selama masa
kehamilan. Kista ovarium secara fungsional merupakan jenis kista ovarium yang paling
banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan
dengan siklus menstruasi yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan
akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap
dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan
akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista korpus
luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang
sendiri dalam waktu 6-8 minggu. Kista ovarium adalah kista yang permukaannya rata,
halus dan biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar
2. Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan-bahan yang
bersifat karsinogen berupa zat kimia, polutan, hormonal dan lain-lain. Beberapa literatur
menyebutkan bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur
(folikel) untuk berovulasi.

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu
terbentuk kista di dalam ovarium.
3. Faktor Risiko
Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah wanita yang biasanya
memiliki:
a. Riwayat kista ovarium terdahulu
b. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen).
c. Siklus haid tidak teratur
d. Faktor genetik/keturunan
e. Riwayat kanker kolon/usus besar
f. Gangguan hormonal
g. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
h. Diet tinggi lemak
i. Merokok
j. Minum alkohol
k. Pengguna bedak talk perineal
l. Penderita hipotiroid
4. Tanda dan Gejala
Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih kecil. Kista
yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin membesar,
sedangkan

pada

kista

yang

ganas

kadangkala

memberikan

keluhan

sebagai

hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat
dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain
seperti endometriosis,

radang

panggul,

kehamilan ektopik (di

luar

rahim)

atau

kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejalanya antara lain: perut terasa

penuh, berat dan kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air
kecil), haid tidak teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat
menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau
pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil. Kadang-kadang kista dapat memutar
pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut
bagian bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera.
5. Diagnosis
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di
rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,
konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor
tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor.
Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor
itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih
penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu
diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik
akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah
peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat
digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan
diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
6. Komplikasi
a. Perdarahan intra tumor
Perdarahan dalam kista biasanya terjadi sedikit demi sedikit, sehingga berangsur-angsur
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik yang minimal.
Namun jika perdarahan terjadi secara masif, akan terjadi distensi cepat dari kista yang
menimbulkan nyeri perut mendadak.
b. Putaran tangkai
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter >5 cm akan tetapi
belum terlalu besar sehingga terbatas gerakkannya. Kehamilan dapat mempermudah
terjadinya torsi karena pada kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak
tumor, dan karena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak pada rongga
perut.

Putaran tangkai juga dapat menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun jarang bersifat
total. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadi pembendungan darah dalam tumor
dengan akibat pembesaran tumor dan terjadi perdarahan dalam tumor. Jika putaran
tangkai terjadi terus, maka dapat terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor yang dapat
menimbulkan robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan
sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang
dapat melepaskan diri dan menjadi tumor parasit.
c. Infeksi pada tumor
Hal ini terjadi jika di sekitar tumor ada sumber patogen. Kista dermoid cenderung
mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, trauma (seperti jatuh), pukulan pada perut, dan lebih sering
pada saat persetubuhan. Jika terjadi robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul
secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga
peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus-menerus disertai tanda abdomen akut.
Robekan

dinding

pada

kistadenoma

musinosum

dapat

menimbulkan

suatu

pseudomiksoma peritonii.
e. Perubahan keganasan
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma ovarii
serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid. Sehingga setelah sel-sel
tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya keganasan. Adanya metastasis dapat memperkuat
diagnosis keganasan.
7. Pencegahan
Meski belum diketahui penyebab munculnya kista, tumor ini dapat dihindari dengan
penerapan pola hidup yang sehat dan berkualitas, antara lain:
a. Makan-makanan yang bergizi, menghindari makanan yang mengandung bahan
karsinogenik dan makanan tinggi lemak.
b. Olahraga secara teratur
c. Tidak merokok
d. Tidak minum minuman yang mengandung alkohol
e. Deteksi dini apabila muncul keluhan yang serupa dengan tanda dan gejala kista
ovarium.

8. Penatalaksanaan
Pemilihan penatalaksanaan kistoma ovarium tergantung pada usia penderita, paritas,
status kehamilan, ukuran tumor kistik, dan derajat keluhan. Tidak semua kistoma ovarium
memerlukan terapi pembedahan. Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan
operasi dan tumor non-neoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak
memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm
diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus
luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama
waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat
dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan
tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
biasanya disertai dengan pengangkatan tuba ( Salphyngo-ooforektomi). Jika terdapat
keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi
bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan
dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggung jawabkan untuk
mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

DAFTAR HADIR PENYULUHAN


PENATALAKSANAAN KISTA OVARIUM
DI POLI OBGYN RSUD BANGIL
Sabtu, 8 Oktober 2016
No
.

Nama

Alamat

Tanda Tangan

Anda mungkin juga menyukai