Disusun Oleh :
Alfi Safira (P17331173020)
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kista ovarium cukup populer di telinga wanita khususnya jika ini
menyangkut kesehatan reproduksi, karena kista ovarium banyak jenisnya dan tidak
selalu berbahaya. Namun kista tetap perlu diwaspadai karena tanda dan
gejalanyaseringkali tidak disadari dan baru terdeteksi saat seseorang memeriksakan
dirinya ataukonsultasi kepada dokter. Apabila kista tersebut sudah menjadi ganas,
maka akanmenjadi kanker ovarium.
Kanker ovarium ini merupakan salah satu penyebabkematian terbanyak dari
semua kanker ginekologi.Melihat kondisi tersebut, sebagai bidan sebaiknya bertugas
untuk memberikanasuhan kebidanan dengan masalah kista ovarium. Meskipun bukan
untuk menangani penyakit kandungan, tetapi bidan dapat melakukan beberapa hal
untuk membantumeringankan keadaan psikologis ibu dengan kondisi penyakitnya.
Misalnya bidanmelakukan dukungan mental dan psikologis untuk mengurangi rasa
cemas yangdialami ibu. Hal ini bisa menenangkan ibu dan ibu bisa menerima keadaan
yangdialami dirinya. Selain itu, seorang bidan juga dapat melakukan konseling
terhadapwanita yang terkena penyakit gangguan reproduksi khususnya kista ovarium
Misalnya dengan memberikan penjelasan mengenai apa yang yang dimaksud
dengankista ovarium dan bagaimana penanganannya. Hal ini dilakukan agar klien
dapatmemahami dan kooperatif dengan semua tindakan yang akan diberikan. Untuk
itu, bidan sangatlah berperan penting dalam menangani masalahkesehatan reproduksi
dan membuat laporan asuhan kebidanannya terhadap masalahkesehatan reproduksi
yaitu pada wanita kista ovarium
1.1 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu memahami pengertian kista ovarium
- Mahasiswa mampu memahami etiologi kista ovarium
- Mahasiswa mampu memahami faktor yang mempengaruhi kista ovarium
- Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala kista ovarium
1.2 Metodologi Penulisan
a. Studi Kepustakaan berdasarkan teori dan buku yang mendukung.
b. Anamnesa dan pemeriksaan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dari klien.
1.3 Sistematika Penulisan
a. Pendahuluan
1) Latar Belakang
2) Tujuan Penulisan
3) Metodologi Penulisan
4) Sistematika Penulisan
b. Tinjauan Pustaka
1) Pengertian Kista Ovarium
2) Etiologi Kista Ovarium
3) Faktor yang Mempengaruhi Kista Ovarium
c. Asuhan Kebidanan Teori
S : Subjektif
O : Objektif
A : Assassement (Penilaian)
P : Plan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
a. Kista Ovarium adalah suatu kantong yang berisi cairan yang terdapat pada
ovarium (Winkjosastro, 1999).
b. Kista ovarium merupakan bagian dari tumor ovarium. Tumor ovarium ini bisa
bersifat neo plasma dan non neoplasma. Kista ovarium sendiri bagian dari tumor
neoplasma yang jinak (Sarwono, 1982).
c. Kista ovarium adalah kista yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non-
neoplastik yang berasal dari corpus luteum. (Sastrawinata S, 2002).
d. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005).
2.2 Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab terjadinya kista ovarium belum sepenuhnya di
mengerti, tetapi beberapa teori menyebabkan adanya gangguan dalam
pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium –
hipotalamus.
Beberapa dari literature menyatakan bahwa penyebab terbentuknya kista pada
ovarium adalah gagalnya sel telur ( folikel ) untuk berovulasi. Folikel tersebut
gagal mengalami pematangan dan gagal dalam melepaskan sel telur, karena itu
terbentuk kista di dalam ovarium. Tetapi ada penyebab yang mendorong
tumbuhnya kista antara lain :
1. Gaya hidup yang tidak sehat seperti makanan tinggi lemak, konsumsi
makanan mengandung : zat-zat sintetik, merokok, kurang olah raga,konsumsi
alkohol.
2. Polusi udara
3. Stres
4. Virus
5. Faktor genetik
6. Gagalnya sel telur berovulasi.
2.3 Sifat
Beberapa sifat dari kista adalah sebagai berikut :
a. Kista fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal-normal saja.Sesuai
siklus menstruasi, di ovarium timbul volikel dan folikelnya berkembang, dan
gambarnya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat
di deteksi menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi
ksta yang bersifat fisiologis tidak perlu di operasi, kerena tidak berbahaya dan
tidak mentebabkan keganasan, tetepi perlu di amati apakah kista tersebut
mengalami pembesaran atau tidak.
b. Kista Patologis ( kanker ovarium )
Kista ovarium bersifat ganas di sebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Pada
yang patologis, pambesaran biasa terjadi relative cepat yang kadang tidak
disadari si penderita, kista tersebut sering muncul tampa gejala seperti penykit
umumnya. Itu sebabnya diaknosa awalnya agak sulit dilakukan. Kista ganas
yang mengarah ke kenker biasanya bersekat – sekat dan dinding sel tebal dan
tidak teratur . Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan semisolid dan dapat
bersifat ganas . (Nugroho T, 2012).
2.4 Klasifikasi
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Kista non neoplasma
Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan
progresterone diantaranya adalah :
1) Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang
di dalam korteks.
2) Kista fungsional
Kista folikel
Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun. Kista
ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi.
Setiap bulan sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai kematian
ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada massa ini
tampaknya sebagai kista – kista kicil. Tidak jarang ruangan folikel disini
dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar,
yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis.Biasanya besarnya tidak
melibihi sebuah jeruk, kista jenis ini tidak memberikan gejala yang
karakteristik, bahkan kadang – kadang tidak menunjukan gejala
apapun.Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat
memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai.
Diagnose dapat ditentukan dengan palpasi tumor tersebut dan biasanya
tidak memerlukan terapi. (Wiknjosastro H. 2007)
Kista Korpus Luteum
Terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi yang
panjang, nyeri abdomen bawah pelvis. Jika ruptur perdarahan
intraperitorial, terapinya adalah operasi ooverektomi.
Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat
pada mola hidatidosa. ditemui pada kehamilan mola, terjadi pada 50 %
dari semua kehamilan dibentuk sebagai hasil lamanya stimulasi ovarium,
berlebihnya HCG. Tindakanya adalah mengangkat mola. Biasanya
bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya
stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine (HCG).
(Lowdermik,dkk. 2005)
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium. Biasanya kedua ovarium membesar
dan bersifat polykisti, permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan
berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunika
yang tebal dan fibrotic. Dibawahnya tampak folikel dalam bermacam-
macam stadium, tetapi tidak di temukan corpus leteum. Secara klinis
memberikan gejala yang disebut stain – leventhal syndrome dan kelainan
ini merupakan penyakit herediter yang autosomaldominant
(Wiknjosastro H. 2007).
b. Kista neoplasma (Winjosastro.et.all 1999)
1) Kistoma ovarii simpleks
Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel
kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista. Kista ini bertangkai dan
dapat menyebabkan torsi (putaran tingkai). Tindakannya adalah
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium. (Winkjosastro, 1999).
2) Kistodenoma ovarii musinoum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang
pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain. Menurut
Mayer, ia mungkin berasal dari suatu teroma dimana dalam
pertumbuhannya satu elemen menghalangkan elemen –elemen lain.
Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan
germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal
yang sama dengan tumor Brenner. Penangan terdiri atas pengangkatan
tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak
tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya di lakukan
pengangkatan ovariam beserta tuba (salpingo – ooforektomi).
( Prawirohardjo S, 2008)
3) Kistodenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium). Pada
umumnya kista ini tidak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum.Permukaan tumor
biasanya licin, kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler
meskipun lazimnya berongga satu. Terapi pada umumnya samaseperti
pada kistadenoma musinosum. Hanya berhubung dengan lebih
besarnya kemungkinan keganasan, perlu di lakukan pemeriksaan yang
teliti terhadap tumor yang dikeluarkan.Bahkan kadang-kadang perlu di
periksa sediaan yang di bekukan pada saat operasi untuk menentukan
tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
4) Kista Endrometreid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan
endometroid. Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada
dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan
endometrium. Kista ini di temukan oleh sartesson dalam tahun 1969,
tidak ada hubunganya dengan endometriosis ovarii.